MUTU (INM)
INDIKATOR
NASIONAL MUTU
(INM)
RUMAH SAKIT
Materi PROFIL INDIKATOR INM ini disadur dari kegiatan:
SOSIALISASI INDIKATOR NASIONAL MUTU RS
OlehKELOMPOK SUBSTANSI MUTU DAN AKREDITASI YANKES RUJUKAN
DIREKTORAT MUTU DAN AKREDITASI YANKES KEMENTERIAN KESEHATAN
RI (8-9 November 2021)
DASAR HUKUM
PP 47/2021 tentang Penyelenggaraan Permenkes 80/2020 tentang Komite
Bidang Perumahsakitan Mutu RS
Pasal 62 : RS harus memberikan laporan Pasal 10 ayat (2) : Komite Mutu
pemenuhan indikator nasional mutu memiliki fungsi a.l pengumpulan
pelayanan kesehatan dan insiden data, analisis capaian, validasi dan
keselamatan pasien kepada Kemenkes. pelaporan data indikator prioritas dan
indikator mutu nasional RS
Tepat
Efisien Efektif Aman Adil Integrasi
(efficient) (effective) (safe) Waktu (equitable) (Integreted)
2. Menyediakan pelayanan 4. Menyediakan pelayanan (timely) 6. Menyediakan pelayanan
yang berbasis bukti kepada yang sesuai dengan yang seragam tanpa
masyarakat preferensi, kebutuhan dan membedakan jenis kelamin,
nilai-nilai individu suku, etnis, tempat tinggal,
agama, sosial, ekonomi
PEMILIH INDIKATOR NASIONAL MUTU
AN
“Peningkatan mutu
dan keselamatan pasien
merupakan proses kegiatan
yang berkesinambungan
(never ending process)”
PENGUKU
RAN
EVALUASI
INDIKATOR NASIONAL MUTU
Tolok ukur yang digunakan untuk menilai
tingkat keberhasilan mutu pelayanan
di fasilitas pelayanan kesehatan
kepentingan transparansi
Untuk menilai apakah upaya
publik
yang telah dilakukan dapat
meningkatkan keluaran
pelayanan kesehatan;
Untuk pembelajaran
menggunakan praktik terbaik
yang diperoleh melalui
proses kaji banding
Memberikan umpan balik
kepada fasyankes
PROFIL INDIKATOR
Judul Judul singkat yang spesifik mengenai indikator apa yang akan diukur
Dasar Pemikiran Dasar pemilihan indikator yang dapat berasal dari :
1. Ketentuan/peraturan
2. Data
3. Literatur
4. Analisis situasi
Dimensi Mutu Prinsip atau tujuan prioritas dalam memberikan pelayanan, meliputi efektif
(effective), keselamatan pasien (safe), berorientasi kepada pasien (people-
centred), tepat-waktu (timely), efisien (efficient), adil (equitable) dan terintegrasi
(integrated). Setiap indikator mengandung 1-3 dimensi mutu
Tujuan Suatu hasil yang ingin dicapai dengan melakukan pengukuran indikator.
Definisi Operasional Batasan pengertian yang dijadikan pedoman dalam melakukan pengukuran
indikator untuk menghindari kerancuan.
Tipe Indikator Input : untuk menilai apakah fasilitas pelayanan kesehatan memiliki
kemampuan sumber daya yang cukup untuk memberikan pelayanan
Proses : untuk menilai apa yang dikerjakan staf fasilitas pelayanan kesehatan
dan bagaimana pelaksanaan pekerjaannya
Output : untuk menilai hasil dari proses yang dilaksanakan
Outcome: untuk menilai dampak layanan yang diberikan terhadap pengguna
layanan
PROFIL INDIKATOR
Satuan Pengukuran Standar atau dasar ukuran yang digunakan , Antara lain: jumlah, persentase, dan
satuan waktu.
Numerator (Pembilang) Jumlah subjek atau kondisi yang ingin diukur dalam populasi atau sampel yang
memiliki karakteristik tertentu
Denumerator (Penyebut) Semua peluang yang ingin diukur dalam populasi atau sampel.
Target Pencapaian Sasaran yang telah ditetapkan untuk dicapai
Kriteria Kriteria inklusi: karakteristik subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan
Kriteria eksklusi: batasan yang mengakibatkan subjek tidak dapat diikutkan dalam
pengukuran
Periode Analisis dan Kurun waktu yang ditetapkan untuk melakukan analisis dan melaporkan data,
Pelaporan Data contohnya setiap bulan, setiap triwulan
Penanggung Jawab Petugas yang bertangggung jawab untuk mengkoordinir upaya pencapaian
target yang ditetapkan
13 INDIKATOR NASIONAL
MUTU (INM) RUMAH SAKIT
1 • Kepatuhan Kebersihan Tangan • Kepatuhan Kebersihan Tangan
1
Jumlah pasien yang diputuskan tindakan seksio sesarea emergensi kategori I (satu)
Numerator yang mendapatkan tindakan seksio sesarea emergensi ≤ 30 menit
emergensi kategori I
5. Waktu Tunggu Rawat Jalan
Pasien medical check up, pasien poli gigi, pasien yang mendaftar online
Eksklusi atau anjungan mandiri datang lebih dari 60 menit dari waktu yang sudah
ditentukan, pasien yang ada tindakan sebelumnya
Jumlah pasien yang waktu jadwal operasinya tertunda lebih dari 1 jam
Numerator
Pasien yang baru masuk rawat inap pada hari tersebut atau pasien
Eksklusi konsul
• Obat yang diresepkan di luar FORNAS tetapi dibutuhkan pasien dan telah
Eksklusi mendapatkan persetujuan komite medik dan direktur.
• Bila dalam resep terdapat obat di luar FORNAS karena stok obat nasional
berdasarkan e-katalog habis/kosong.
Numerator Jumlah pelayanan oleh PPA yang sesuai dengan clinical pathway
Jumlah seluruh pelayanan oleh PPA pada clinical pathway yang diobservasi
Denumerator
Jumlah pasien rawat inap berisiko tinggi jatuh yang mendapatkan ketiga upaya
Numerator pencegahan risiko jatuh
Denumerator Jumlah pasien rawat inap berisiko tinggi jatuh yang diobservasi
mutufasyankes.kemkes.go.id/simar
KODE
REGISTRASI RS
1234
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
1. TUJUAN
a. Meningkatkan kepatuhan pengukuran INM mutufasyankes.kemkes.go.id/simar
b. Meningkatkan pencapaian target INM
continuous quality improvement
2. PELAKSANA
a. Menteri
b. Gubernur
c. Bupati/Walikota
Dapat melibatkan asosiasi dan/atau organisasi
profesi
KODE
3. UPAYA BINWAS PROV/
a. Advokasi dan sosialisasi KAB/KOTA
b. Bimbingan teknis 1234
c. Monitoring dan evaluasi
PJ INM dan Person In Charge
No Kode PIC Indikator
1. KKT Komite PPI Kepatuhan Kebersihan Tangan
4. WTOSE Ka.IGD Ponek/Ka. Inst IBS Waktu Tanggap Operasi Seksio Sesarea Emergensi
7. KWV Ka. Inst RI/Bid. Pelayanan Medik Kepatuhan Waktu Visite Dokter
8. PHKL Ka. Inst. Laboratorium/Bid. Penunjang Medik Pelaporan Hasil Kritis Laboratorium
10. KTCP Bid. Pelayanan Medik/K.Medik/K.Keperawatan/K.Nakes Lain Keapatuhan Terhadap Alur Klinis (clinical pathway)
11. KUPRC Bid. Keperawatan/K.Mutu (Sub.Keselamatan Pasien) Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Pasien Jatuh
12. KWTK Bagian Humas/Unit Pengaduan/Penanganan Komplain Kecepatan Waktu Tanggap Komplain
SK Direktur….
Penutup
1. INM merupakan tolok ukur untuk menilai keberhasilan
mutu pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan.
2. RS harus melakukan pengukuran dan pelaporan INM
3. Kemenkes dan dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota
berperan dalam pembinaan dan pengawasan pelaporan
INM