UPAYA MEMENEJ (MENGELOLA) KONFLIK BERTUJUAN

UNTUK MEMBATASI DAN MENGHINDARI KEKERASAN

DENGAN MENDORONG PERUBAHAN PERILAKU YANG
POSITIF BAGI PIHAK – PIHAK YANG TERLIBAT.
 PUSAT TUJUAN STRATEGI
PERHATIAN INTERVENSI INTERVENSI
INDIVIDU
1. IDENTIFIKASI ORIENTASI BUDAYA KLIEN, 1. MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PERSONAL, 1. PELATIHAN
MISALNYA : BAHASA, AGAMA, SUKU DAN SOSIAL DAN VOKASIONAL. 2. BIMBINGAN TEKNIS
DAERAH ASAL. 2. MENINGKATKAN PENGETAHUAN MENGENAI 3. PENDIDIKAN
2. EVALUASI PENTINGNYA VARIASI KELOMPOK SUMBER DAYA. 4. SOSIALISASI
ANTAR ETNIS YANG MEMPENGARUHI ORIENTASI 3. MEMPERKUAT JARINGAN PENDUKUNG SOSIAL 5. PENYEMBUHAN
BUDAYA. YANG BARU 6. KONSELING
3. PERTIMBANGKAN KEANGGOTAAN DAN STATUS
SOSIAL SEBAGAI FAKTOR ANTARA (MEDIATING
FAKTOR)
4. PILIH SLUSI PEMECAHAN MASALAH PERSONAL
YANG SESUAI DENGAN KESEPAKATAN.

KELUARGA, LEMBAGA SOSIAL DAN KELOMPOK

1. IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KELUARGA, 1. MENDUKUNG PEMAHAMAN DAN PENERIMAAN 1. REEDUKASI DAN PENJELASAN NILAI – NILAI
LEMBAGA – LEMBAGA SOSIAL DAN KELOMPOK PERBEDAAN ANTARPIHAK. 2. MENGEMBANGKAN KESADARAN DAN
LAINNYA. 2. MENINGKATKAN INTEGRASI SOSIAL KELOMPOK. SENSITIFITAS BUDAYA.
2. PERKIRAKAN KEPEKAAN / RESPOSIBILITAS 3. MENINGKATKAN KESADARAN DAN INDENTITAS 3. MERANCANG PROYEK ATAU PROGRAM
KELOMPOK YANG ANGOTA – ANGGOTANYA SOSIAL. KERJASAMA ANTARPIHAK.
MUNGKIN MEMILIKI ORIENTASI YANG BERBEDA. 4. MENGATASI DAN MENGHINDARI SUBORDINASI 4. PEMBERDAYAAN DAN PELATIHAN KEMANDIRIAN,
3. EVALUASI KEPENTINGAN VARIASI – VARIASI 5. MEMBANGUN BASIS –BASIS KEKUATAN BARU. KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN.
KELOMPOK DALAM KELUARGA, LEMBAGA – 5. PENGORGANISASIAN PROSES POLITIK.
LEMBAGA SOSIAL DAN KELOMPOK LAINNYA.
4. PERTIMBANGKAN KEANGGOTAAN DAN STATUS
SOSIAL KELOMPOK SEBAGAI FAKTOR ANTARA.

MASYARAKAT LOKAL DAN NASIONAL

1. PEMAHAMAN BATAS – BATAS KELUARGA 1. MENINGKATKAN KESAMAAN DAN KESEMPATAN. 1. ADVOKASI DAN BANTUAN HUKUM.
DENGAN KOMUNITAS YANG LEBIH LUAS 2. MEMFASILITASI PERUBAHAN KEBIJAKAN. 2. PERBAIKAN DAN PENINGKATAN SALURAN –
DALAM PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN 3. MEMPERBAIKI PROSEDUR DAN SALURAN POLITIK.
INTERVENSI. PENDISTRIBUSIAN PELAYANAN PUBLIK. 3. MENGEMBANGKAN PROYEK – PROYEK
2. FASILITASI KEPEKAAN MASYARAKAT PERCONTOHAN DAN PENELITIAN TINDAKAN
TERHADAP KEBUTUHAN, KEBUDAYAAN DAN ( ACTION RESEARCH)
NILAI – NILAI SOSIAL.
3. MENYADARI KEBIJAKAN LOKAL DAN
NASIONAL YANG MEMPENGARUHI INTEGRASI
SOSIAL DAN KELOMPOK,
 MENINGKATNYA KEKERASAN

KONFLIK KONFLIK KONFLIK

MENINGKATNYA RUANG LINGKUP

LATEN DIPERMUKAAN TERBUKA

PENCEGAHAN
KONFLIK
PENYELESAIAN
KONFLIK

PENGELOLAAN
KONFLIK
RESOLUSI
KONFLIK
TRANSFORMASI
KONFLIK
PENCEGAHAN : bertujuan mencegah pecahnya konflik menjadi
kekerasan.
PENYELESAIAN : bertujuan mengakhiri perilaku kekerasan dengan
mencapai persetujuan damai.
PENGELOLAAN : bertujuan untuk membatasi dan menghindari kekerasan
di masa depan dengan menawarkan perubahan-perubahan perilaku
yang lebih positif di antara pihak-pihak yang terlibat.
RESOLUSI : menangani penyebab konflik dan mencari cara untuk
membangun hubungan baru yang damai dan lebih langgeng di antara
para pihak-pihak yang saling bermusuhan
TRANSFORMASI : menangani sumber-sumber konflik yang lebih luas,
meliputi aspek sosial, budaya, ekonomi dan politik, untuk
mentranformasikan energi negatif (dari perang, konflik, dll) menjadi
energi yang lebih positif untuk perubahan sosial, budaya, ekonomi dan
politik.
ADALAH TINDAKAN MENGHIMPUN DAN MENGANALISIS INFORMASI YANG
BERSUMBER DARI DAERAH –DAERAH YANG SEDANG DILANDA KRISIS
DENGAN TUJUAN UNTUK :
1.MENGANTISIPASI PENINGKATAN ATAU ESKALASI KONFLIK YANG KERAS .
2.MENGEMBANGKAN RESPON YANG TEPAT TERHADAP KRISIS TERSEBUT.
3.MENYAJIKAN PILIHAN – PILIHAN TINDAKAN KEPADA PIHAK – PIHAK YANG
BERKEPENTINGAN (DI TINGKAT DAERAH, NASIONAL, ATAU BILA PERLU
TINGKAT INTERNASIONAL ) DENGAN TUJUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
DAN TINDAKAN PENCEGAHAN.
 ADA BANYAK PIHAK YANG DAPAT DILIBATKAN DALAM USAHA
PENCEGAHAN KONFLIK, SEPERTI :
 PEMERINTAH DAERAH
 LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM)
 TOKOH MASYARAKAT
 TOKOH AGAMA
 POLISI
 APARAT PENEGAK HUKUM
WAKIL DARI BERBAGAI KELOMPOK MASYARAKAT YANG BERANEKA
RAGAM LATAR BELAKANG AGAMA, ETNIS, SUKU, GENDER, DAN KELOMPOK
UMURNYA.
DALAM KEGIATAN PENCEGAHAN KONFLIK, BERLAKU PRINSIP : SEMAKIN
BANYAK YANG TERLIBAT, SEMAKIN BAIK. PLISI DAPAT MENJADI KATALIS
ATAU PEMANGKU PENCEGAHAN KONFLIK.
GAMBARAN INTERVENSI KONFLIK YANG BISA DILAKUKAN OLEH POLISI