Anda di halaman 1dari 26

OVERVIE

W CASE
-1910211098-
01
ANAMNESIS
Anak laki-lakinya berusia 3 tahun
KU : kurus dibandingkan dengan teman –
teman seusianya sejak 6 bulan yang lalu

 Kurus dapat disebabkan karena rendahnya


asupan kalori, manifestasi suatu penyakit,
maupun faktor genetik.
RPS
Tidak didapatkan keluhan demam, batuk, pilek, diare, muntah.
 Keluhan bukan disebabkan karena infeksi, gangguan sistem respirasi, maupun sistem pencernaan.

Anak kadang merasa lemas


 Lemas dapat disebabkan karenya kurangnya ATP, dapat disebabkan karena kurangnya asupan
makanan atau distribusi oksigen yang rendah.
RPD
Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya
 Bukan disebabkan karena kekambuhan penyakit

Setelah berhenti minum ASI, pasien diberikan susu kental manis tetapi sering mengalami diare dan oleh
dokter puskesmas disarankan untuk mengganti susunya menjadi susu formula, namun karena tidak
memiliki dana pasien tidak diberikan susu.
 Susu yang terlalu kental dapat membuat usus bayi susah mencerna, sehingga sebelum susu dicerna oleh
usus akan dikeluarkan kembali melalui anus yang mengakibatkan bayi mengalami diare sehingga kental
dan memiliki kandungan gula tinggi. Susu ini tidak baik bagianak karena membuat usus susah mencerna,
sehingga sebelum susu dicerna oleh usus akan dikeluarkan kembali melalui anus yang mengakibatkan
bayi mengalami diare.
 Tidak diberikan susu menyebabkan pasien kemungkinan mengalami malnutrisi.
RPO
Imunisasi yang didapat tidak diketahui pasti karena ibu kehilangan buku KIA. Ibu hanya ingat terakhir
imunisasi di Posyandu saat pasien usia 9 bulan.

 Anak yang tidak diimunisasi memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena komplikasi yang dapat
menyebabkan kecacatan atau kematian karena tidak memiliki sistem pertahanan khusus terhadap
penyakit tertentu.
RPK
Tidak ada anggota keluarga yang menderita Tuberkulosis
 Bukan disebabkan karena infeksi tuberkulosis.
RIW. KELAHIRAN
Menurut ibunya pasien lahir normal, cukup bulan, ditolong oleh bidan, berat badan lahir 3000
gram, panjang 48 cm, lingkar kepala 34 cm.
 Normal :
● Berat badan: 2500 – 4000 gram
● Penjang lahir : 48 – 52 cm
● Lingkar kepala : 33 – 35 cm
 Lahir cukup bulan dengan berat badan, panjang lahir, dan lingkar kepala normal menunjukkan
bahwa keluhan bukan disebabkan karena kelainan kongenital
RIW. TUMBUH KEMBANG
Pasien saat sudah bisa berlari, loncat, naik turun tangga, bicara dimengerti.
Perkembangan sejak lahir seperti tengkurap, duduk, dan berjalan dicapai sesuai usia seperti
kakak-kakak pasien.
Normal sesuai usia.
RPSosEk
Sehari–hari pasien makan hanya 2 kali sehari tiap makan hanya kirakira 5 sendok dengan sayur
dan lauk pauk seadanya.
 Untuk anak balita berusia 1-5 tahun, jadwal makan yaitu tiga kali makan utama dan dua atau tiga
kali makan selingan. Hal ini harus diperhatikan karena usia anak berada dalam masa tumbuh
kembang. Kurangnya asupan dapat menyebabkan pasien mengalami malnutrisi.

Tidak ada di lingkungan yang menderita Tuberkulosis.


 Kemungkinan bukan disebabkan karena tuberkulosis.
Anak kelima dari 5 bersaudara, Orang tua bekerja sebagai buruh bangunan.
 Faktor ekonomi kemungkinan menjadi faktor resiko kurangnya nutrisi.

Sering main tanpa menggunakan alas kaki


 Faktor resiko terjadinya infeksi parasit.

Pasien hanya mendapat ASI selama 4 bulan karena ASI ibunya sedikit sekali dan sudah berhenti,
mulai di berikan makan padat berupa nasi pisang sejak umur 4 bulan.
 Kurangnya pemberian ASI menimbulkan kurangnya cakupan nutrisi yang mengakibatkan
malnutrisi pada anak dan lemahnya sistem imun sehingga anak mudah sakit.
HIPOTESIS
Malnutrisi ec infeksi parasit
(+) Kurus dan sering bermain tanpa alas kaki

Kwarshiorkor
(+) Status ekonomi rendah, tidak mengonsumsi susu, ASI kurang, kondisi keluhan kronik, makan
hanya sedikit menyebabkan asupan nutrisi kurang

Marasmus
(+) Status ekonomi rendah, tidak mengonsumsi susu, ASI nya kurang, kondisi keluhan kronik, makan
hanya sedikit menyebabkan asupan nutrisi kurang
02
PEMERIKSAA
N FISIK
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : kompos mentis, mudah ditenangkan
 Kesadaran normal, sadar sepenuhnya

BB : 9,5 kg
TB : 85 cm
BB/U : Z score < -3SD
 Gizi buruk
TB/U : Z score = -3SD
 Stunted atau pendek
BB/TB : -3SD < Z score < -2SD
 kurus
Kepala : rambut jarang, distribusi merata dan tidak mudah dicabut
Mata : konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik
Kurangnya perfusi oksigen ke jaringan
Thoraks :
jantung/ paru : dalam batas nomal
Abdomen :
Inspeksi : simetris
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : supel, hepar/limpa tidak teraba
Perkusi : timpani pada seluruh lapang abdomen
Ekstremitas : kuku tampak panjang dan kotor, tidak tampak adanya edem dan tidak
tampak baggy pants pada bokong
 Kuku yang panjang dan kotor akan menjadi tempat berbagai kotoran yang
mengandung berbagai bahan dan berbagai organisme diantaranya bakteri dan telur
cacing yang dapat tertelan ketika makan.
 (-) Baggy pants : kulit pantat turun berkeriput seperti celana kedodoran  jaringan
kulit longgar akibat kurangnya asupan nutrisi, misalnya lemak  khas pada marasmus
03
PEMERIKSAA
N
PENUNJANG
Hb : 10 gr/dL
 Heme yang berikatan dengan globin turun, dapat disebabkan karena kekurangan Fe dalam tubuh
Ht : 30 %
 Persentase sel darah merah dalam darah menurun
MCV : 63
 Volume rata – rata eritrosit yang mengalami penurunan menandakan adanya masalah dalam
eritropoiesis, yang dapat disebabkan karena kekurangan Fe
MCH : 23
 Jumlah Hb dalam 1 eritrosit menurun
MCHC : 28
Leukosit : 6000 cell/mm3
Hitung jenis : Basofil 0/ eosinophil 10/ neutrophil 50/ limfosit 35/ monosit 5
 Eosinofil dapat meningkat pada keadaan infeksi parasit dan reaksi alergi
Serum iron : 30 Ug/dL
 Jumlah Fe dalam darah menurun

TIBC : 300 Ug/dL

Sat transferrin : 10% (Rasio SI dan TIBC)


 Menurun karena SI turun

Feritin : 25 ug/L
 Cadangan besi dalam tubuh semakin sedikit karena sudah banyak yang terpakai, sementara
tubuh kekurangan Fe
Gula darah sewaktu: 70 mg/dl (N : 100-200 mg/dL)
 Dapat disebaban karena aktivitas berlebihan, kurang asupan gula, atau penggunaan insulin/obat
anti diabetes dengan dosis yang tidak tepat

Gambaran darah tepi:ditemukan eritrosit hipokromik, anisositosis


 Abnormalitas bentuk sel darah akibat ketidaksempurnaan dalam proses eritropoiesis karena
kekurangan Fe
 Anemia defisiensi besi
Feces : Ditemukan telur cacing dengan dinding tebal dan terdiri dari 3 lapisan
 Menunjukkan telur Ascaris lumbricoides fertil (telur mengandung embrio)
04
DIAGNOSIS
ELIMINASI HIPOTESIS
Kwarshiorkor
(-) Tidak ada tanda klinis penderita kwashiorkor seperti edema, gejala gastrointestinal,
rambut mudah dicabut, hiperpigmentasi, hepatomegali.

Marasmus
(-) Pada pasien tidak ada tanda klinis penderita marasmus seperti balita cengeng, baggy
pants, iga gambang
DIAGNOSIS : MALNUTRISI DAN ANEMIA
DEFISIENSI BESI EC INFEKSI PARASIT
Diperkuat :
● Anamnesis : kurus, lemas, dan riwayat sosial-ekonomi pasien
● Pemeriksaan fisik : kategori status gizi (gizi buruk, pendek, dan kurus), manifestasi anemia
(konjungtiva anemis)
● Pemeriksaan penunjang : hasil lab darah anemia defisiensi besi dan ditemukan telur Ascaris
lumbricoides
REFERENSI

• Buku Saku Pemantauan Status Gizi


• Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory
• Infodatin Situasi dan Analisis Imunisasi Kemenkes
• Sari Pediatri Vol. 8 No.2

Anda mungkin juga menyukai