Anda di halaman 1dari 7

OVERVIEW CASE

1. Identitas pasien : Tn. F, 61 tahun


2. Keluhan utama :
 Sesak napas sejak beberapa jam yang lalu
Sesak napas merupakan sensasi tidak nyaman dalam bernapas yang dapat disebabkan karena
adanya gangguan pada sistem respirasi, kardiovaskular, neuromuskuler, psikogenik, penyakit
sistemik, atau kombinasi dari semuanya.
3. Riwayat penyakit sekarang
 Sesak napas dirasakan pasien sejak 3 jam yang lalu dan terasa semakin lama semakin
berat menunjukkan sesak napas yang dialami pasien bersifat progresif.
 Tidak disertai batuk, pilek, dan demam menandakan bahwa keluhan yang dialami pasien
bukan disebabkan oleh infeksi.
4. Riwayat penyakit dahulu
 Enam bulan yang lalu pernah menderita sesak napas seperti ini.
Hal ini menunjukkan bahwa pasien mengalami kekambuhan dari keluhan yang ia rasakan
enam bulan yang lalu.
 Dokter di RS melakukan WSD di dada kanan dan dia kembali bisa bernapas seperti biasa
WSD adalah Sistem drainase yang digunakan untuk memulihkan tekanan udara ke paru-paru,
mengembang kembali paru-paru yang kolaps, serta mengeluarkan darah dan cairan lainnya.
Indikasi penggunaan WSD adalah pneumothorax, hematothorax, efusi pleura, dan pascaoperasi
(torakotomi).
 Riwayat trauma disangkal.
Menunjukkan bahwa keluhan pada pasien bukan disebabkan oleh trauma.

5. Riwayat obat
 Sedang dalam pengobatan OAT Kategori 2 Bulan ke 3.
Menandakan bahwa pasien memiliki riwayat tuberkulosis. OAT kategori 2 diberikan
untuk pasien terdiagnosis TB yang pernah mendapat terapi OAT sebelumnya dan sudah terbukti
bukan TB-RO yaitu pada kasus pasien kambuh, pasien gagal pengobatan dengan paduan OAT
kategori 1 sebelumnya, dan pasien lost to follow up. Pengobatan bulan ketiga juga menunjukkan
bahwa pengobatan pasien adalah pengobatan lanjutan. Riwayat tuberkulosis ini dapat
menimbulkan komplikasi dan kemungkinan menjadi penyebab dari keluhan pasien saat ini.
 Pernah dilakukan WSD di dada kanan dan kembali bisa bernapas seperti semula.
WSD adalah Sistem drainase yang digunakan untuk memulihkan tekanan udara ke paru-paru,
mengembang kembali paru-paru yang kolaps, serta mengeluarkan darah dan cairan lainnya.
Indikasi penggunaan WSD adalah pneumothorax, hematothorax, efusi pleura, dan pascaoperasi
(torakotomi).
6. Hipotesis
 Pneumothorax
Sesak, Riwayat pernah dilakukan WSD, Riwayat TB
 Efusi pleura
Sesak, riwayat pernah dilakukan WSD
 Emboli paru
Sesak napas
 Asma
Sesak napas sejak beberapa jam yang lalu (serangan asma).
 Infark miokard
Sesak
7. Pemeriksaan fisik
 KU = Kesadaran kompos mentis, tampak sesak
Menandakan bahwa pasien mengalami sesak napas namun kesadaran masih terjaga.
 Nadi = 125x/menit (Takikardi)
Mengalami peningkatan, menandakan adanya gangguan perfusi ke jaringan.
 Suhu = 36,8 oC (Demam)
Suhu normal, menunjukkan keluhan pasien bukan disebabkan oleh infeksi
 TD = 147/79 (isolated systolic hypertension)
Tekanan darah sistolik meningkat kemungkinan karena faktor usia sehingga arteri kehilangan
sebagian elastisitas alaminya dan kurang mampu menampung aliran darah. Selain itu dapat juga
disebabkan karena diabetes dan hipertiroid. Tekanan darah - terutama tekanan darah sistolik -
secara alami cenderung meningkat seiring bertambahnya usia. Karena itu, mungkin tidak ada
penyebab yang dapat diidentifikasi untuk tekanan darah tinggi.
 5RR = 30x/menit (Hiperventilasi)
Meningkat, bisa karena kurang perfusi oksigen ke jaringan-jaringan
 Leher = Trakea bergeser ke sisi kanan (tracheal deviation)
Deviasi trakea paling sering disebabkan oleh cedera atau kondisi yang menyebabkan
penumpukan tekanan di rongga dada atau leher. Bukaan atau tusukan di dinding dada, paru-
paru, atau bagian lain dari rongga pleura dapat menyebabkan udara hanya bergerak ke satu
arah ke dalam.
Pneumotoraks adalah penyebab deviasi trakea yang paling sering dilaporkan akibat
penumpukan tekanan.
 Thorax
- Inspeksi = Dada sebelah kiri tertinggal
Kemungkinan terjadi collapse pada paru, bisa saja terjadi massa, cairan, atau udara yang
menekan dada kiri
- Palpasi = Vocal Fremitus Kiri < Kanan
Kemungkinan ada kebocoran rongga pleura sehingga cairan dan udara berpindah ke tekanan
yang lebih rendah
- Perkusi = Hipersonor
Hipersonor menunjukkan adanya peningkatan thoracic gas, dapat terjadi pada
penumothorax dan emfisema
- Auskultasi = Vesikuler kiri < kanan, Ronkhi kiri < kanan, Wheezing kiri < kanan
Kemungkinan terjadi pembesaran rongga thorax akibat banyak udara seperti hiperinflasi atau
pneumothorax.
 Jantung dbn
 Ekstremitas dbn
 Abdomen dbn
 Memberikan pasien terapi oksigen dengan kanul hidung sebanyak 4 L/menit.
Untuk mengatasi keluhan sesaknya
8. Pemeriksaan penunjang
a. Analisa gas darah
 pH 7,37 dbn (7,35-7,45)

 pCO2 40 dbn (35-45)

 pO2 70 (80-100)
mencerminkan jumlah gas oksigen yang terlarut dalam darah. Ini terutama mengukur
keefektifan paru-paru dalam menarik oksigen ke aliran darah dari atmosfer. Penurunan
PaO2 dapat disebabkan oleh rasio ventilasi-perfusi dan menunjukkan adanya kolaps
serta gangguan difusi
 HCO3 24mEq (22-28)

 BE +2

 saturasi O2 90% (95-100)


hipoksemia, dapat disebabkan oleh gangguan keseimbangan asam basa maupun
penyakit seperti PPOK dan pneumothorax.
b. Rontgent
 trakea dan mediastinum bergeser ke sisi kanan dan terlihat gambaran avaskular dan
pleural line pada lapangan paru kiri.
- Udara yang terjebak didalam rongga pleura menyebabkan tekanan intrapleura meningkat,
akibatnya terjadi kolaps pada paru-paru dan menggeser mediastinum serta trakea ke arah
kontralateral dari paru-paru yang kolaps. Sedangkan gambaran avaskular menunjukkan paru
yang mengalami pneumothorax dengan paru yang kolaps memberikan gambaran radiolusen.
Pelural line menunjukkan garis yang memisahkan bagian paru yang collapse dengan yang
mengalami pneumothorax

Diagnosis : Pneumothorax sinistra spontan sekunder


(+)Sesak, Riwayat pernah dilakukan WSD, Riwayat TB, Pergeseran Trakea, Perkusi
Hipersonor, Vocal Fremitus Kanan > Kiri, Auskultasi, Auskultasi vesikuler kiri< kanan,
Rhonki kiri < kanan, Wheezing kiri< kanan
Pneumotoraks spontan adalah keadaan terdapatnya udara atau gas dalam rongga pleura yang
dapat menyebabkan paru kolaps baik total maupun sebagian tanpa didahului adanya trauma
sebelumnya. Pneumotoraks spontan dibagi menjadi primer dan sekunder berdasarkan adanya
penyakit paru yang mendasari, pneumotoraks spontan primer jika tidak terdapat latar belakang
penyakit paru yang mendasari dan disebut pneumotoraks spontan sekunder bila terdapat latar
belakang penyakit paru yang mendasari. 

Tatalaksana
 Pemasangan chest tube dengan anestesi lokal menggunakan Teknik standard melalui intercostal
ke 5 linea midaxila.
Setelah pemasangan chestube terdengar desis-an udara dan terlihat undulasi pada selang
penyambung. Undulasi adalah pergerakan cairan di tabung WSD yang mengikuti pola
pernapasan pasien
 Selanjutnya dilakukan rongent dada dan hasil menunjukkan corakan bronkovaskular dan pleural
line menghilang, tampak di lapangan atas paru terlihat fibrosis dan kalsifikasi.
Membaik setelah pengeluaran udara , lapang atas paru menunjukkan perbaikan jaringan paru
pada tuberkulosis

9.
Adipratiwi, G. (2015). PENGARUH CHEST THERAPY TERHADAP DERAJAT SESAK
NAFAS PADA PENDERITA EFUSI PLEURA PASCA PEMASANGAN WATER SEALED
DRAINAGE (WSD) DI RS PARU PROVINSI JAWA BARAT NASKAH PUBLIKASI.
[online] . Available at: https://core.ac.uk/download/pdf/148606153.pdf
[Accessed 23 Mar. 2021].

Deepa Rawat, Hajira Basit and Sandeep Sharma (2019). Dyspnea. [online]


Nih.gov. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499965/.

glowm.com. (n.d.). ABG (Arterial Blood Gas). [online] Available at:


https://glowm.com/resources/glowm/cd/pages/resources/Lab/ABG.htm [Accessed
23 Mar. 2021].

Healthline. (2018). High Systolic Blood Pressure: Causes and Treatments. [online]


Available at: https://www.healthline.com/health/heart-disease/high-systolic-blood-
pressure#causes.

Physiopedia. (n.d.). Pneumothorax. [online] Available at: https://www.physio-


pedia.com/Pneumothorax.

Punarbawa, W.A. and Suarjaya, P.P. (n.d.). IDENTIFIKASI AWAL DAN BANTUAN HIDUP
DASAR PADA PNEUMOTORAKS. [online] Available at:
file:///C:/Users/HP/Downloads/5340-1-8474-1-10-20130501.pdf [Accessed 23 Mar.
2021].


Zisis, C., Tsirgogianni, K., Lazaridis, G., Lampaki, S., Baka, S., Mpoukovinas, I.,
Karavasilis, V., Kioumis, I., Pitsiou, G., Katsikogiannis, N., Tsakiridis, K., Rapti, A.,
Trakada, G., Karapantzos, I., Karapantzou, C., Zissimopoulos, A., Zarogoulidis, K. and
Zarogoulidis, P. (2015). Chest drainage systems in use. Annals of translational
medicine, [online] 3(3), p.43. Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4356865/.

Anda mungkin juga menyukai