5. Riwayat obat
Sedang dalam pengobatan OAT Kategori 2 Bulan ke 3.
Menandakan bahwa pasien memiliki riwayat tuberkulosis. OAT kategori 2 diberikan
untuk pasien terdiagnosis TB yang pernah mendapat terapi OAT sebelumnya dan sudah terbukti
bukan TB-RO yaitu pada kasus pasien kambuh, pasien gagal pengobatan dengan paduan OAT
kategori 1 sebelumnya, dan pasien lost to follow up. Pengobatan bulan ketiga juga menunjukkan
bahwa pengobatan pasien adalah pengobatan lanjutan. Riwayat tuberkulosis ini dapat
menimbulkan komplikasi dan kemungkinan menjadi penyebab dari keluhan pasien saat ini.
Pernah dilakukan WSD di dada kanan dan kembali bisa bernapas seperti semula.
WSD adalah Sistem drainase yang digunakan untuk memulihkan tekanan udara ke paru-paru,
mengembang kembali paru-paru yang kolaps, serta mengeluarkan darah dan cairan lainnya.
Indikasi penggunaan WSD adalah pneumothorax, hematothorax, efusi pleura, dan pascaoperasi
(torakotomi).
6. Hipotesis
Pneumothorax
Sesak, Riwayat pernah dilakukan WSD, Riwayat TB
Efusi pleura
Sesak, riwayat pernah dilakukan WSD
Emboli paru
Sesak napas
Asma
Sesak napas sejak beberapa jam yang lalu (serangan asma).
Infark miokard
Sesak
7. Pemeriksaan fisik
KU = Kesadaran kompos mentis, tampak sesak
Menandakan bahwa pasien mengalami sesak napas namun kesadaran masih terjaga.
Nadi = 125x/menit (Takikardi)
Mengalami peningkatan, menandakan adanya gangguan perfusi ke jaringan.
Suhu = 36,8 oC (Demam)
Suhu normal, menunjukkan keluhan pasien bukan disebabkan oleh infeksi
TD = 147/79 (isolated systolic hypertension)
Tekanan darah sistolik meningkat kemungkinan karena faktor usia sehingga arteri kehilangan
sebagian elastisitas alaminya dan kurang mampu menampung aliran darah. Selain itu dapat juga
disebabkan karena diabetes dan hipertiroid. Tekanan darah - terutama tekanan darah sistolik -
secara alami cenderung meningkat seiring bertambahnya usia. Karena itu, mungkin tidak ada
penyebab yang dapat diidentifikasi untuk tekanan darah tinggi.
5RR = 30x/menit (Hiperventilasi)
Meningkat, bisa karena kurang perfusi oksigen ke jaringan-jaringan
Leher = Trakea bergeser ke sisi kanan (tracheal deviation)
Deviasi trakea paling sering disebabkan oleh cedera atau kondisi yang menyebabkan
penumpukan tekanan di rongga dada atau leher. Bukaan atau tusukan di dinding dada, paru-
paru, atau bagian lain dari rongga pleura dapat menyebabkan udara hanya bergerak ke satu
arah ke dalam.
Pneumotoraks adalah penyebab deviasi trakea yang paling sering dilaporkan akibat
penumpukan tekanan.
Thorax
- Inspeksi = Dada sebelah kiri tertinggal
Kemungkinan terjadi collapse pada paru, bisa saja terjadi massa, cairan, atau udara yang
menekan dada kiri
- Palpasi = Vocal Fremitus Kiri < Kanan
Kemungkinan ada kebocoran rongga pleura sehingga cairan dan udara berpindah ke tekanan
yang lebih rendah
- Perkusi = Hipersonor
Hipersonor menunjukkan adanya peningkatan thoracic gas, dapat terjadi pada
penumothorax dan emfisema
- Auskultasi = Vesikuler kiri < kanan, Ronkhi kiri < kanan, Wheezing kiri < kanan
Kemungkinan terjadi pembesaran rongga thorax akibat banyak udara seperti hiperinflasi atau
pneumothorax.
Jantung dbn
Ekstremitas dbn
Abdomen dbn
Memberikan pasien terapi oksigen dengan kanul hidung sebanyak 4 L/menit.
Untuk mengatasi keluhan sesaknya
8. Pemeriksaan penunjang
a. Analisa gas darah
pH 7,37 dbn (7,35-7,45)
pO2 70 (80-100)
mencerminkan jumlah gas oksigen yang terlarut dalam darah. Ini terutama mengukur
keefektifan paru-paru dalam menarik oksigen ke aliran darah dari atmosfer. Penurunan
PaO2 dapat disebabkan oleh rasio ventilasi-perfusi dan menunjukkan adanya kolaps
serta gangguan difusi
HCO3 24mEq (22-28)
BE +2
Tatalaksana
Pemasangan chest tube dengan anestesi lokal menggunakan Teknik standard melalui intercostal
ke 5 linea midaxila.
Setelah pemasangan chestube terdengar desis-an udara dan terlihat undulasi pada selang
penyambung. Undulasi adalah pergerakan cairan di tabung WSD yang mengikuti pola
pernapasan pasien
Selanjutnya dilakukan rongent dada dan hasil menunjukkan corakan bronkovaskular dan pleural
line menghilang, tampak di lapangan atas paru terlihat fibrosis dan kalsifikasi.
Membaik setelah pengeluaran udara , lapang atas paru menunjukkan perbaikan jaringan paru
pada tuberkulosis
9.
Adipratiwi, G. (2015). PENGARUH CHEST THERAPY TERHADAP DERAJAT SESAK
NAFAS PADA PENDERITA EFUSI PLEURA PASCA PEMASANGAN WATER SEALED
DRAINAGE (WSD) DI RS PARU PROVINSI JAWA BARAT NASKAH PUBLIKASI.
[online] . Available at: https://core.ac.uk/download/pdf/148606153.pdf
[Accessed 23 Mar. 2021].
Zisis, C., Tsirgogianni, K., Lazaridis, G., Lampaki, S., Baka, S., Mpoukovinas, I.,
Karavasilis, V., Kioumis, I., Pitsiou, G., Katsikogiannis, N., Tsakiridis, K., Rapti, A.,
Trakada, G., Karapantzos, I., Karapantzou, C., Zissimopoulos, A., Zarogoulidis, K. and
Zarogoulidis, P. (2015). Chest drainage systems in use. Annals of translational
medicine, [online] 3(3), p.43. Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4356865/.