Anda di halaman 1dari 35

KONSEP

PEMBERIAN OBAT

Nurlaila, M.Kep
“Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam)
buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu
yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut
lebah itu ke luar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran
Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.".”

—(QS. An-Nahl: 69)


"Dan apabila aku sakit, Dialah
Yang menyembuhkan aku."

—(QS. Asy-Syu'ara: 80)


A subtance administered for the diagnosis,cure,
treatment, or relief of a symptom or to
prevention of disease (kozier, erb, berman &
synder,2010)

MEDICATION
UU No 38 Tahun 2014 : Keperawatan

Pasal 30, Ayat 1, point j:


Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi
Asuhan Keperawatan di bidang upaya
kesehatan perorangan, Perawat berwenang:
melakukan penatalaksanaan pemberian obat
kepada Klien sesuai dengan resep tenaga
medis atau obat bebas dan obat bebas terbatas.
UU No 38 Tahun 2014 : Keperawatan

Pasal 35:
● Dalam keadaan darurat untuk memberikan pertolongan pertama, Perawat
dapat melakukan tindakan medis dan pemberian obat sesuai dengan
kompetensinya.
● Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk
menyelamatkan nyawa Klien dan mencegah kecacatan lebih lanjut.
● (3) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan keadaan
yang mengancam nyawa atau kecacatan Klien.
UU No 38 Tahun 2014 : Keperawatan

Pasal 35:
● Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
oleh Perawat sesuai dengan hasil evaluasi berdasarkan
keilmuannya.
● Ketentuan lebih lanjut mengenai keadaan darurat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
NAMA OBAT

● The chemical name


○ Nama yg berasal dr susunan zat kimianya : Asam asetilsalisilat : aspirin
● The generic name
○ Nama pertama dari pabrik yang sudah mendapat lisensi dan belum diterima secara resmi :
Aspirin
● The official name
○ Nama dibawah suatu lisensi publikasi yang resmi: The united states pharmacopenia
● The trade / brand name
○ Nama yang keluar sesuai dengan perusahaan /pabrik
STANDAR OBAT

● Purity - kemurnian
● Potency- konsentrasi
● Bioavailability- kemampuan obat untuk melarut, diabsorbsi dan
diangkut dalam tubuh
● Efficiacy- efektif, kemanjuran
● Safety - aman
Kerja obat
Obat yang waktu paruhnya 8 jam:
● Awalnya : 100%
● Setelah 8 jam : 50%
● Setelah 16 jam: 25%
● Setelah 24 Jam : 12,5%
● Setelah 32 jam: 6,25%
EFEK OBAT

● The terapheutic effect


○ Efek yang diharapkan
● Side Effect:
○ Secondary effect: tidak disengaja
○ Unintended: bisa diramalkan
○ Harmless of or potentially: kemungkinan bahaya
○ contoh : codein konstipasi
EFEK OBAT
● Drug Toxicity
○ Result from overdose
○ contoh : morphine sulfaterespiratory depression

● Allergic Reactions
○ Unpredictable response
○ An immunology reaction
○ Mild to severe ( skin rash to rhinitis)  Shock Anafilaksis (acute shortness of
breath, hypotension)
● Drug Tolerance
○ an increase in dosage maybe needed to cause a therapeutic effect
Aksi Terapeutik Obat
● Paliatif : meredakan gejala penyakit, tetapi tidak memberikan efek
terhadap penyakit itu sendiri.
○ Contoh: aspirin dan morphin sulfat untuk nyeri.
● Kurative : menyembuhkan penyakit atau kondisi yang mengganggu.
○ Contoh penisilin untuk infeksi
● Suportif : mendukung fungsi tubuh hingga pengobatan lain atau respon
tubuh dapat mengambil alih.
○ Norephinephrin bitartat untuk tekanan darah rendah
Aksi Terapeutik Obat

● Substitutif : menggantikan cairan atau zat tubuh yang hilang


○ Contoh: insulin untuk DM
● Kemoterapi : menghancurkan sel-sel organ
○ Contoh: busulfan untuk leukemia
● Restorasi : mengembalikan kesehatan tubuh.
○ Suplemen vitamin, mineral.
JALUR PEMBERIAN OBAT

● ORAL
○ Obat masuk memalui mulut
○ Keuntungan: aman, praktis, ekonomis
○ Kerugian: efek lambat, tidak bermanfaat untuk pasien sering muntah,
diare, tidak sadar, tidak kooperatif, obat iritatif dan rasa tidak enak
penggunaan terbatas
● SUBLINGUAL
○ Obat ditaruh dibawah lidah.
○ Efek lebih cepat karena pembuluh darah bawah lidah merupakan pusat
sakit.
JALUR PEMBERIAN OBAT

● INHALASI

○ Penggunaannya dengan cara disemprot (ke hidung dan mulut).

○ Absorbsi lebih cepat dan homogen

○ Perlu alat, sering mengiritasi epitel paru.


● REKTAL

○ Cara penggunaannya melalui dubur atau anus

○ Tujuan: mempercepat kerja obat serta sifatnya lokal dan sistemik


JALUR PEMBERIAN OBAT
● PERVAGINAN
○ Obat dimasukan ke vagina
○ Misal untuk keputihan atau jamur

● PARENTAL
○ Obat dimasukan kedalam tubuh selain melalui saluran cerna.
○ Melalui pembuluh darah
○ Keuntungan: pasien tidak sadar, sering muntah, diare, tidak kooperatif, cepat, dosis ekonomis,
menghindari kerusakan obat di saluran cerna dan hati.
JALUR PEMBERIAN OBAT

● TOPIKAL/LOKAL

○ Obat yang sifatnya lokal. Misal tetes mata, tetes telinga dan salep
FARMAKOKINETIK

Absorbsi:
● Sebagian besar obat oral di absorbsi di usus halus melalui kerja
permukaan vili mukosa yang luas.
● Absorpsi obat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu aliran
darah,rasa nyeri, stres, kelaparan, makanan dan pH.
● Rasa nyeri, stres, dan makanan yang padat, pedas, dan berlemak
dapat memperlambat masa pengosongan lambung, sehingga obat
lebih lama berada di dalam lambung.
FARMAKOKINETIK
Distribusi:
● Distribusi obat dipengaruhi oleh aliran darah, afinitas (kekuatan
penggabungan) terhadap jaringan, dan efek pengikatan dengan
protein.Ketika obat didistribusi di dalam plasma, kebanyakan
berikatan dengan protein terutama albumin) dalam derajat
(persentase) yang berbeda-beda.
● Perawat harus memeriksa kadar protein plasma dan albumin
plasma, karena penurunan protein atau albumin menurunkan
pengikatan sehingga memungkinkan lebih banyak obat bebas
dalam sirkulasi
● Tergantung dari obat yang diberikan.
FARMAKOKINETIK
Metabolisme:
● Hati merupakan tempat utama untuk metabolisme.
● Kebanyakan obat diinaktifkan oleh enzim-enzim hati dan kemudian
diubah atau ditransformasikan oleh enzim-enzim hati menjadi
metabolit inaktif atau zat yang larut dalam air untuk diekskresikan.
● Penyakit-penyakit hati, seperti sirosis , hepatitis, mempengaruhi
metabolisme obat.
FARMAKOKINETIK
Ekskresi:
● Rute utama dari eliminasi obat adalah melalui ginjal, rute-rute lain
meliputi empedu, feses, paru-paru, saliva, keringat, dan air susu
ibu.
● Obat bebas, yang tidak berikatan, yang larut dalam air, dan obat-
obat yang tidak diubah, difiltrasi oleh ginjal.
● Obat-obat yang berikatan dengan protein tidak dapat difiltrasi oleh
ginjal.
● Sekali obat dilepaskanikatannya dengan protein, maka obat
menjadi bebas dan akhirnya akan diekskresikan melalui urin.
PENGKAJIAN

Obat dalam Kaji tanda toksisitas MARS


bentuk cair obat jika memebrikan
(sirup) diabsorbsi dua obat yang Kaji efek samping
lebih cepat berikatan tinggi obat dan riwayat
daripada bentuk dnegan protein alergi obat pasien
padat
PENGKAJIAN
● Dosis, rute, frekuensi, dokter yang meresepkan, jika ada
● Pengetahuan klien mengenai obat dan efek sampingnya
● Harapan dan persepsi klien tentang efektivitas obat
● Kepatuhan klien terhadap aturan dan alasan ketidakpatuhan
● Alergi dan reaksi terhadap obat
● Obat yang dibeli sendiri
Drug Administration

Right
Right Right Right Right Right Docu
drug patient dose route time mentat
ion
INTERVENSI KEPERAWATAN

Observasi:
● Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi dan kontraindikasi obat
● Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
● Periksa tanggal kadaluarsa obat
● Monitor tanda vital dan nilai lab
● Monitor efek terapeutik obat
● Monitor efek samping, tokisistas dan interaksi obat
INTERVENSI KEPERAWATAN
Terapeutik:
● Perhatikan prosedur pemberian obat yang aman dan akurat
● Hindari interupsi saat memeprsiapkan, memverifikasi atau
mengelola obat
● Lakukan prinsip 6 benar
● Perhatikan jadwal pemberian obat
● Buang obat tidak terpakai
● Fasilitasi minum obat
● Dokumentasikan pemberian obat dan respon pengobatan
Edukasi:
● Jelaskan jenis obat, alasan, tindakan yang diharapkan dan efek
samping obat
Evaluasi

respon klien thd cara kerja dan


pengobatan efek samping obat
02:
ABOUT THE
METHODOLOGY
You could enter a subtitle here if you
need it
REFERENSI

● Al-Worafi, Yaser Mohammed. 2020. “Drug Safety in Indonesia.” In Drug Safety in Developing
Countries, Elsevier, 279–85.
● Budiharjo, Vidia Sabrina. 2017. “Faktor Perawat Terhadap Kejadian Medication Administration
Record Di Instalasi Rawat Inap.” Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia 5(1): 1–9.
● Carter, Eileen J. et al. 2018. “Exploring the Nurses’ Role in Antibiotic Stewardship: A Multisite
Qualitative Study of Nurses and Infection Preventionists.” American Journal of Infection Control
46(5): 492–97.
● Depkes RI. 2006. “Pedoman Penggunaan Obat Bebas Dan Bebas Terbatas.” Pedoman Penggunaan
Obat Bebas dan Bebas Terbatas: 9–36.
REFERENSI

● Indonesia, Government of. 2014. “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014
Tentang Keperawatan [Law of the Republic of Indonesia Number 38 Year 2014 on Nursing Act].”
● Lestari, Siti. 2016. Farmakologi Dalam Keperawatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
● De Oliveira, Júlian Katrin Albuquerque et al. 2018. “Patient Safety in Nursing Care during
Medication Administration.” Revista Latino-Americana de Enfermagem 26.
● Prihartono, Indira- Puspita, and Adik Wibowo. 2020. “Assessment of Medication Administration
Error Reporting among Hospital Nurses in Indonesia.” Journal of Patient Safety & Quality
Improvement 0(Md): 13–23.

Anda mungkin juga menyukai