PEMBERIAN OBAT
Nurlaila, M.Kep
“Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam)
buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu
yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut
lebah itu ke luar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran
Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.".”
MEDICATION
UU No 38 Tahun 2014 : Keperawatan
Pasal 35:
● Dalam keadaan darurat untuk memberikan pertolongan pertama, Perawat
dapat melakukan tindakan medis dan pemberian obat sesuai dengan
kompetensinya.
● Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk
menyelamatkan nyawa Klien dan mencegah kecacatan lebih lanjut.
● (3) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan keadaan
yang mengancam nyawa atau kecacatan Klien.
UU No 38 Tahun 2014 : Keperawatan
Pasal 35:
● Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
oleh Perawat sesuai dengan hasil evaluasi berdasarkan
keilmuannya.
● Ketentuan lebih lanjut mengenai keadaan darurat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
NAMA OBAT
● Purity - kemurnian
● Potency- konsentrasi
● Bioavailability- kemampuan obat untuk melarut, diabsorbsi dan
diangkut dalam tubuh
● Efficiacy- efektif, kemanjuran
● Safety - aman
Kerja obat
Obat yang waktu paruhnya 8 jam:
● Awalnya : 100%
● Setelah 8 jam : 50%
● Setelah 16 jam: 25%
● Setelah 24 Jam : 12,5%
● Setelah 32 jam: 6,25%
EFEK OBAT
● Allergic Reactions
○ Unpredictable response
○ An immunology reaction
○ Mild to severe ( skin rash to rhinitis) Shock Anafilaksis (acute shortness of
breath, hypotension)
● Drug Tolerance
○ an increase in dosage maybe needed to cause a therapeutic effect
Aksi Terapeutik Obat
● Paliatif : meredakan gejala penyakit, tetapi tidak memberikan efek
terhadap penyakit itu sendiri.
○ Contoh: aspirin dan morphin sulfat untuk nyeri.
● Kurative : menyembuhkan penyakit atau kondisi yang mengganggu.
○ Contoh penisilin untuk infeksi
● Suportif : mendukung fungsi tubuh hingga pengobatan lain atau respon
tubuh dapat mengambil alih.
○ Norephinephrin bitartat untuk tekanan darah rendah
Aksi Terapeutik Obat
● ORAL
○ Obat masuk memalui mulut
○ Keuntungan: aman, praktis, ekonomis
○ Kerugian: efek lambat, tidak bermanfaat untuk pasien sering muntah,
diare, tidak sadar, tidak kooperatif, obat iritatif dan rasa tidak enak
penggunaan terbatas
● SUBLINGUAL
○ Obat ditaruh dibawah lidah.
○ Efek lebih cepat karena pembuluh darah bawah lidah merupakan pusat
sakit.
JALUR PEMBERIAN OBAT
● INHALASI
● PARENTAL
○ Obat dimasukan kedalam tubuh selain melalui saluran cerna.
○ Melalui pembuluh darah
○ Keuntungan: pasien tidak sadar, sering muntah, diare, tidak kooperatif, cepat, dosis ekonomis,
menghindari kerusakan obat di saluran cerna dan hati.
JALUR PEMBERIAN OBAT
● TOPIKAL/LOKAL
○ Obat yang sifatnya lokal. Misal tetes mata, tetes telinga dan salep
FARMAKOKINETIK
Absorbsi:
● Sebagian besar obat oral di absorbsi di usus halus melalui kerja
permukaan vili mukosa yang luas.
● Absorpsi obat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu aliran
darah,rasa nyeri, stres, kelaparan, makanan dan pH.
● Rasa nyeri, stres, dan makanan yang padat, pedas, dan berlemak
dapat memperlambat masa pengosongan lambung, sehingga obat
lebih lama berada di dalam lambung.
FARMAKOKINETIK
Distribusi:
● Distribusi obat dipengaruhi oleh aliran darah, afinitas (kekuatan
penggabungan) terhadap jaringan, dan efek pengikatan dengan
protein.Ketika obat didistribusi di dalam plasma, kebanyakan
berikatan dengan protein terutama albumin) dalam derajat
(persentase) yang berbeda-beda.
● Perawat harus memeriksa kadar protein plasma dan albumin
plasma, karena penurunan protein atau albumin menurunkan
pengikatan sehingga memungkinkan lebih banyak obat bebas
dalam sirkulasi
● Tergantung dari obat yang diberikan.
FARMAKOKINETIK
Metabolisme:
● Hati merupakan tempat utama untuk metabolisme.
● Kebanyakan obat diinaktifkan oleh enzim-enzim hati dan kemudian
diubah atau ditransformasikan oleh enzim-enzim hati menjadi
metabolit inaktif atau zat yang larut dalam air untuk diekskresikan.
● Penyakit-penyakit hati, seperti sirosis , hepatitis, mempengaruhi
metabolisme obat.
FARMAKOKINETIK
Ekskresi:
● Rute utama dari eliminasi obat adalah melalui ginjal, rute-rute lain
meliputi empedu, feses, paru-paru, saliva, keringat, dan air susu
ibu.
● Obat bebas, yang tidak berikatan, yang larut dalam air, dan obat-
obat yang tidak diubah, difiltrasi oleh ginjal.
● Obat-obat yang berikatan dengan protein tidak dapat difiltrasi oleh
ginjal.
● Sekali obat dilepaskanikatannya dengan protein, maka obat
menjadi bebas dan akhirnya akan diekskresikan melalui urin.
PENGKAJIAN
Right
Right Right Right Right Right Docu
drug patient dose route time mentat
ion
INTERVENSI KEPERAWATAN
Observasi:
● Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi dan kontraindikasi obat
● Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
● Periksa tanggal kadaluarsa obat
● Monitor tanda vital dan nilai lab
● Monitor efek terapeutik obat
● Monitor efek samping, tokisistas dan interaksi obat
INTERVENSI KEPERAWATAN
Terapeutik:
● Perhatikan prosedur pemberian obat yang aman dan akurat
● Hindari interupsi saat memeprsiapkan, memverifikasi atau
mengelola obat
● Lakukan prinsip 6 benar
● Perhatikan jadwal pemberian obat
● Buang obat tidak terpakai
● Fasilitasi minum obat
● Dokumentasikan pemberian obat dan respon pengobatan
Edukasi:
● Jelaskan jenis obat, alasan, tindakan yang diharapkan dan efek
samping obat
Evaluasi
● Al-Worafi, Yaser Mohammed. 2020. “Drug Safety in Indonesia.” In Drug Safety in Developing
Countries, Elsevier, 279–85.
● Budiharjo, Vidia Sabrina. 2017. “Faktor Perawat Terhadap Kejadian Medication Administration
Record Di Instalasi Rawat Inap.” Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia 5(1): 1–9.
● Carter, Eileen J. et al. 2018. “Exploring the Nurses’ Role in Antibiotic Stewardship: A Multisite
Qualitative Study of Nurses and Infection Preventionists.” American Journal of Infection Control
46(5): 492–97.
● Depkes RI. 2006. “Pedoman Penggunaan Obat Bebas Dan Bebas Terbatas.” Pedoman Penggunaan
Obat Bebas dan Bebas Terbatas: 9–36.
REFERENSI
● Indonesia, Government of. 2014. “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014
Tentang Keperawatan [Law of the Republic of Indonesia Number 38 Year 2014 on Nursing Act].”
● Lestari, Siti. 2016. Farmakologi Dalam Keperawatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
● De Oliveira, Júlian Katrin Albuquerque et al. 2018. “Patient Safety in Nursing Care during
Medication Administration.” Revista Latino-Americana de Enfermagem 26.
● Prihartono, Indira- Puspita, and Adik Wibowo. 2020. “Assessment of Medication Administration
Error Reporting among Hospital Nurses in Indonesia.” Journal of Patient Safety & Quality
Improvement 0(Md): 13–23.