Anda di halaman 1dari 13

FARMAKODINAMIK

Here is where your presentation begins


Kelompok 3
Qorri Hartanto : 1914201031
Nur Amelianti : 1914201026
Yeni Susanti : 1914201004
Nadila Aini : 1914201023
Wulan Permata Sari : 1914201045
Sari Intan : 1914201038
Mita Angkana Putri Nasution : 1914201021
Necy Wahyuni : 1914201024
Rizky Yola Nofita : 1914201037
Wiwin Putri Handayani : 1914201044
Indah Anggina Marito Nst : 1914201018
Riska Syofia Delmi : 1914201036
Putri Utami Wulandari Rangkuti : 1914201030
Yuli Marnis Tapokabkab : 1914201046
Pramita Dewi : 1914201029
FARMAKOLOGI

Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari semua aspek


tentang obat terutama tentang respon tubuh terhadap obat yang
meliputi aspek Farmasetika, Farmakokinetika,
Farmakodinamika. Dalam Farmakologi ada beberapa ilmu
yang terkait didalamnya meliputi Farmakodinamika,
Farmakokinetika, Farmakoterapi, Farmakognosi, Toksikologi
dan Farmasetik. Namun dalam dunia keperawatan hanya
beberapa yang terkait didalamnya yang perlu diketahui yaitu
Farmakodinamik, Farmakokinetik dan Farmakoterapi
Farmakodinamik ialah sub disiplin farmakologi
yang mempelajari efek biokimiawi dan fisiologi obat,
serta mekanisme kerja obat dalam tubuh disebut juga
dengan aksi atau efek obat. Efek Obat merupakan
reaksi Fisiologis atau biokimia tubuh karena obat,
misalnya suhu turun, tekanan darah turun, kadar gula
darah turun.
Kerja obat dapat dibagi menjadi onset (mulai
kerja) merupakan waktu yang diperlukan oleh obat
untuk menimbulkan efek terapi atau efek
penyembuhan atau waktu yang diperlukan obat untuk
mencapai maksimum terap. Peak (puncak), duration
(lama kerja) merupakan lamanya obat menimbulkan
efek terapi, dan waktu paruh. Mekanisme kerja obat
dipengaruhi oleh reseptor, enzim, danhormon.
Kebanyakan obat pada tubuh bekerja melalui salah satu dari
proses interaksi obat dengan reseptor, interaksi obat dengan
enzim, dan kerja obat non spesifik. Interaksi obat dengan
reseptor terjadi ketika obat berinteraksi dengan bagian dari sel,
ribosom, atau tempat lain yang sering disebut sebagai reseptor.
Reseptor sendiri bisa berupa protein, asam nukleat, enzim,
karbohidrat, atau lemak. Semakin banyak reseptor yang diduduki
atau bereaksi, maka efeknya akan meningkat.
Golongan Obat Psikotropika

Golongan obat psikotropika ditandai dengan logo yang sama dengan


golongan obat keras. Perbedaannya adalah obat psikotropika dapat
menimbulkan efek adiksi atau ketergantungan dan dapat mempengaruhi
perilaku penggunanya. Dengan kata lain efek samping yang
ditimbulkannya lebih berat dan lebih berbahaya dibandingkan obat keras,
maka perlu dibawah pengawasan tenaga medis. Obat-obat ini sering
disalahgunakan oleh orang-orang yang ingin mendapatkan kesenangan
sesaat.
Interaksi obat dengan enzim dapat terjadi jika obat atau zat
kimia berinteraksi dengan enzim pada tubuh. Obat ini bisa dengan
cara mengikat (membatasi produksi) atau memperbanyak produksi
dari enzim itu sendiri. Contohnya obat kolinergik. Obat kolinergik
bekerja dengan cara mengikat enzim asetilkolin esterase. Enzim ini
sendiri bekerja dengan cara mendegradasi asetilkolin menjadi asetil
dan kolin. Jadi ketika asetilkolin esterase dihambat, maka
asetilkolin tidak akan dipecah menjadi asetil dan kolin.
Maksud dari kerja non spesifik adalah obat tersebut
bekerja dengan cara tanpa mengikat reseptor. Contoh dari
obat-obatan ini adalah Nabikarbonat yang merubah cairan pH
tubuh, alkohol yang mendenaturasi protein, dan norit yang
mengikat toksin, zat racun, atau bakteri. Obat yang berikatan
dengan reseptor disebut agonis. Kalau ada obat yang tidak
sepenuhnya mengikat reseptor dinamakan dengan agonis
parsial, karena yang diikat hanya sebagian (parsial).
Selain menimbulkan efek farmakologis, ketika reseptor
diduduki suatu senyawa kimia juga bisa tidak menimbulkan
efek farmakologis. zat tersebut diberinama antagonis. Jika
nantinya obat antagonis dan agonis diberikan secara
bersamaan dan obat antagonis memiliki ikatan yang lebi kuat
maka dapat menghalangi efek agonis.
Peran Kolaborasi Perawat dalam Pelaksanaan Farmakologi

Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat – obatan yang aman


. Perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat
dan mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas
atau dosis yang diberikan di luar batas yang direkomendasikan . Secara
hukum perawat bertanggung jawab jika mereka memberikan obat yang
diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan
kontraindikasi bagi status kesehatan klien .
Sekali obat telah diberikan , perawat bertanggung jawab pada efek
obat yang diduga bakal terjadi. Buku-buku referensi obat seperti , Daftar
Obat Indonesia ( DOI ) , Physicians‘ Desk Reference (PDR), dan sumber
daya manusia , seperti ahli farmasi , harus dimanfaatkan perawat jika
merasa tidak jelas mengenai reaksi terapeutik yang diharapkan ,
kontraindikasi , dosis , efek samping yang mungkin terjadi , atau reaksi
yang merugikan dari pengobatan ( Kee and Hayes, 1996 ).
Pemberian obat menjadi salah satu tugas kolaboratif
perawat yang paling penting, karena :
Patients cured
1. Perawat merupakan mata rantai terakhir dalam proses
pemberian obat kepada pasien.
2. Perawat bertanggung jawab bahwa obat sudah
diberikan dan memastikan bahwa obat itu benar
diminum oleh pasien.
3. Perawat yang paling tahu tentang kebutuhan dan
respon pasien terhadap pengobatan. Misalnya :
pasien yang sukar menelan, muntah atau tidak dapat
minum obat tertentu.
4. Perawat hampir 24 jam waktunya disediakan untuk
memenuhi kebutuhan pasien.
Prinsip-Prinsip Pemberian Obat

1. Benar Klien
2. Benar Obat
3. Benar Dosis Obat
4. Benar Waktu Pemberian
5. Benar Cara Pemberian
6. Benar Dokumentasi
7. Benar Pendidikan Kesehatan Perihal Medikasi
Klien
8. Benar Hak Klien untuk Menolak
9. Benar Pengkajian
10. Benar Evaluasi
11. Benar Reaksi terhadap Makanan
12. Benar Reaksi dengan Obat Lain
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam
pengelolaan farmakologi

 Keadaan pasien/identifikasi pasien


Usia : Bayi, Anak-anak , Dewasa Dan Lansia
Reaksi : Bagaimana Reaksi pasein setelah minum obat.
 Pola kebiasaan : Kebiasaan pasien pada waktu minum obat, misalnya
dengan memakai air minum, pisang dan lain-lain.
 Persepsi pasien tentang obat : khasiat obat, sugesti terhadap obat.
 Keadaan obat / identifikasi obat
 Dosis obat sesuai umur pasien
 Bentuk obat apakah padat , cair suspensi
 Pengunaan obat : oral, sub-lingual, ditelan atau dikunyah.
 Efek samping obat (side effect)
 Etiket
 Obat luar atau obat dalam (obat dalam diberi etiket putih, obat luar
diberi ektiket biru).
 Tanggal/bulan/tahun kadaluarsa obat.
 Jenis obat (sedative, antihistamine, antibiotic, deuresis dll.
 Keadaan pasien
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai