Anda di halaman 1dari 38

Peradaban Islam&

Karakteristiknya
A.MUJIB EL-SHIRAZY
Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Rasul-Nya untuk diajarkan kepada
manusia. Ia dibawa secara estafet dari satu generasi ke generasi berikutnya, dimulai dari nabi
Adam sampai nabi Muhammad Saw. Para Rasul yang mengajarkan Islam itu laksana matarantai
yang saling bersambung dalam kesatuan tugas ketuhanan. Mereka diutus kepada ummat manusia,
selain untuk menyampaikan pesan-pesan ilahiah dalam rangka membimbing umat manusia dari
seluruh dimensi kehidupan, menjadikan manusia pribadi yang unggul dan mulia.
Tujuan dari Islam adalah mewujudkan kemaslahatan manusia dan mencegahnya dari segala
marabahaya yang membawa pada kehancuran dunia dan akhirat.
Ketika ajaran Islam telah merasuk dalam lubuk batin manusia dan menjadi jiwa atas seluruh
aktivitas kreatif, maka lahir darinya Peradaban Islam.
Hadharah artinya kemajuan, adapun tsaqafah, kecerdasan. Keduanya mengarah pada hakikat
yang sama, bila disatukan kedua bahasa itu bisa dimaknai segala bentuk kemajuan yang terbit
dari kecerdasan manusia. Semua itu tampil dalam wujud keindahan (adab). Itulah peradaban.
Peradaban Islam adalah Peradaban yang menampilkan keindahan akhlak, peradaban yang
menghasilkan serangkaian kemajuan fisik dan non fisik yang membawa manusia dalam keadaan
hidup makmur sejahtera, keadaan manusia yang beruntung dan bahagia di dunia dan akhirat.
Dalam visi Islam kemajuan tidak semata pada soal material tapi moral, nilai. Tidak semata
kemakmuran di dunia, tapi kesejahteraan dan keselamatan dunia dan akhirat.
Dalam Islam, Peradaban sebagai bentuk kemajuan yang dicapai manusia harus berakar pada
iman yang kokoh, prilaku yang tunduk pada syariah (aturan) Allah, dimana ujungnya
menampilkan pancaran ihsan, “adab”, keindahan dari seluruh dimensi kehidupan manusia.
Islam memantik kreativitas manusia untuk mencapai kemajuan dari seluruh dimensi kehidupan.
Pada ranah ilmu pengetahuan, Peradaban Islam memposisikan ilmu pada kedudukan yang
tinggi, al-Qur’an maupun sunah menekankan akan keistimewaan ilmu. Dorongan membaca
sebagai pintu menapak jalan ilmu dibahas pertamakali dalam ayat ayat yang turun. Kedudukan
istimewa manusia di bumi, yang dinyatakan secara jelas dalam al-Qur’an, terletak pada
kelebihannya dalam ilmu pengetahuan. Dalam hadits ditekankan kewajiban mencari ilmu.
Barangsiapa yang menempuh jalan mencari ilmu, ia akan dipermudah jalan menuju surga.
Islam memberikan sumbangan nyata dalam kemajuan berbagai macam bidang, seperti ilmu
kedokteran, arsitektur, kimia, fisika, geografi (As Sirjani, 2009 : 8-11)
Pada aspek hukum dan tata pemerintahan, Islam hadir mengganti sistem sosial yang bertindak sewenang wenang.
Menegakkan sistem sosial yang adil, yang mencakup hukum Islam, Islam menegakkan aturan memperlakukan hukuman
dalam upaya menjaga yang baik dan menjaga masyarakat dari cengkraman kebatilan. (Abd Rozak, 2008 : 95)
Dalam Islam rakyat memiliki hak mengontrol penguasa. Dan penguasa merupakan pelayan yang menjaga kepentingan
rakyat. Untuk pertamakalinya dipertontonkan rakyat bisa mengaudit penguasa (kasus baju umar yng dipertanyakan karena
kain semestinya tidak cukup), untuk peretamaklilnya seorang ayah dari bangsa yang kalah perang mengaduhkan penguasa
yang menenang kepada khalifah periahal perlakuan semena mena terhadap putranya. Lalu khalifah mengatakan, “sejak
kapan engkau memeperbudak manusia padahal ibu ibu mereka melahirkan dalam kondisi merdeka”
Di masa keemasan Islam, Para raja menjunjung tinggi keadilan, dimana semua orang diberlakukan setara didepan hukum
bahkan kepada non muslim yang menjadi kaum minoritas. Kita mendapati bagaimana khalifah mutsahim menyambut
jeriatan perempuan Zapetra yang dianiaya, kita melihat Salahuddin al Ayyubi menugaskan tentaranya mencari annak
seorang ibu non muslim yang hilang dalam suasana perang. Ketika didapati sang anak di pasar budak. Salahauddin
menebuskan dan mengembalikan kepada ibunya
Raja dan Pemimpin masa itu, dikenal sebagai pemimpin yang amanah. Pemimpin-pemimpin yang kukuh menjalankan
hukum Allah. Pemimpin yang yang meletakkan kepentingan rakyatnya di atas kepentingan pribadi. Pemimpin yang tulus
membaktikan hidupnya untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi rakyatnya.
Di wilayah ekonomi, Islam mendorong manusia untuk berkreasi, bekerja, meletakkan gambar
yang jelas tentang konsep kepemilikan. (Mahsanah, 2016 : 21) saat yang sama mengarahkan
manusia untuk peduli terhadap nasib sesama. Islam mendorong manusia melakukan pekerjaan
yang baik (Al Mulk : 15), Islam melarang pekerjaan yang dianggap buruk, seperti pekerjaan yang
berbau sex, rentenir, memproduksi minum-minuman keras. Islam mengakui hak pribadi,
menetapkan hak hak Allah dan hak hak masyarakat dalam harta. Diantara hak tersebut adalah
hak fakir dalam harta orang kaya. (as Samara’i, 2008 : 48). Islam melarang praktik riba dan
bersikap tegas terhadapnya.
Pada aspek kesehatan, Islam mengajarkan manusia untuk menjaga kesehatan tubuh sebagai karunia Allah.
Mendorong manusia menjalani kehidupan yang bersih dan sehat.
Para raja memberhatikan kesejahteraan rakyatnya, Rumah sakit dibuka 24 jam,digratiskan untuk orang miskin dimana
biayanya ditanggung sistem wakaf. al Adhadhi, khalifah dinasti Buwaihi mewakafkan bangunan rumah sakit di kota
Bahgdad. Raja Qalawun mewakafkan hartanya untuk memenuhi kebutuhan tahunan rumah sakit. (as Sirjani, 2011 :
658)
Rumah sakit melayani seluruh masyarakat tanpa memandang ras, warna kulit ataupun agama. Rumah sakit tidak
hanya berfungsi sebagai tempat pengobatan, tapi juga tempat pengembangan keilmuan juga tempat perkuliahan,
dimana di dalam rumah sakit disediakan tempat khusus untuk digunakan kuliah para mahasisa kedokteran. Raja
menugaskan doktor untuk menyelengtarakan rumah sakit berjalan demi menjangkau desa desa terpencil Pada
wilayah seni, Islam melihat keindahan sebagai manifestasi dari sifat jamaliyah Allah, Islam mengarahkan manusia
untuk melihat setiap keindahan sebagai suguhan dari Tuhan yang maha indah, keindahan yang semestinya
menyadarkan manusia akan keberadaan Tuhannya. Dan menerima keindahan sebagai bagian dari fitrah kemanusiaan.
Seni dalam Islam merupakan ekspresi jiwa yang terhadap keindahan yang semestinya diarahkan pada pentauhidan
Allah.
Karakterstik Peradaban Islam
Tauhid
Peradaban Islam adalah peradaban yang didasarkan pada prinsip tauhid dimana peradaban ini
menyerukan bahwa Tuhan itu satu dan tidak memiliki sekutu, hanya Dia yang di sembah, hanya
Dia yang dituju, “Iyyaka na’budu wa iyyaka nastain”. Seluruh karakter peradaban Islam
bermuara pada prinsip ini.
Universal
Ajaran Islam cocok untuk setiap karakter manusia pada tiap tiap bangsa. Tergambar dari
karakteristik 4 sahabat yang beragam, Islam Cocok untuk karakter abu bakar, umar, utsman dan
Ali.
Akhlaqiah
Dalam Islam akhlak merupakan basis dari seluruh aktivitas manusia dengan Tuhan, alam dan
sesama. akhlak selalu menjadi horizon yang melingkupi setiap aktivitas manusia, tidak terpisah
dengan ekonomi, ilmu pengetahuan, politik dan budaya.
Tujuan Rasulullah di utus adalah untuk menyempurnakan budi pekerti mulia dalam jiwa umatnya
dan seluruh manusia. (as Sirjani, 2011 : 64)
Islam menganggap akhlak sebagai buah manis yang berkecambah dari ruang keimanan dan
penuh keikhlasan. Sumber akhlak adalah hadirnya keyakinan bahwa manusia senantiasa diawasi
oleh Allah.
Insaniah
Ajaran Islam sesuai dengan sifat kemanusiaan dan baik untuk manusia. Karakter insāniyah atau menjunjung
tinggi nilai kemanusiaan adalah menjaga fitrah, memuliakan dan menjunjung hak asasi manusia. Ibadah kita
dibuat mudah, kita tidak diminta berhenti makan satu minggu misalnya.
Peradaban ini tidak mengenal diskrimansi sosial. Dalam ibadah kita melihat legalisasi peradaban kita pada aspek
kemanusiaan. Dalam shalat tak ada tempat istimewa untuk raja, kulit hitam dan kulit putih satu dalam shaf,
dalam puasa semua merasakan lapar yang sama. Dalam ibadah haji semua mengenakan pakaian yang sama.
Suatu ketika terjadi perundingan antara kaum muslimin dan Muqauqis, dikirimkan 10 orang muslim untuk
berunding diantaranya, Ubadah bin Shamit, lelaki berkulit hitam. Muqaiqis sempat merasa jijik. Lalu amun
mengatakan yang orang ini adalah orang yang terbaik dinatara kami, yang paling utama pendapat dan ilmunya.
Kami hanya mengikuti kata-katanya.
Sulaiman bin Abdul Malik pernah memanggul putranya ikut berdesak desakan mendengar ulama Mekkah, Atha
bin Abi Rabah (kulit hitam, yang lumpuh tangannya)
Tasamuh, Toleransi
Perbedaanmerupakan fitrah dari kemanusiaan. Dan setiap muslim berkewajiban memelihara kerukunan dalam perbedaan. Dalam
sejarah, umat Islam hidup berdampingan menaungi orang-orang non muslim baik dari agama Yahudi, maupun Nasrani atau yang
lainnya. Mereka yang tunduk dalam pemerintahan Islam mendapatkan jaminan keamanan. Mereka disebut ahlu dzimmah.
Rasulullah merintis toleransi dalam piagam madinah, dimana orang yahudi dianggap satu bagian masyarakat madinah yang
kebebasan beragamanya dilindungi. Pada masa dinasti Abbasiah, banyak orang Yahudi yang ikut berkontribusi pada sektor
peradaban Islam. Sebut diantaranya Ibnu Usal (kristen) merupakan dokter muawiyyah, anastasius menjadi pejabat di mesir masa
khalifah marwan, Jurjais bin Bakhtisyu, seorang kristen Nestor, dokter istana masa Khalifah Mansur, anaknya menjadi kepala rumah
skit masa harun ar rasyid, Hunain bin Ishak, kepala baitul hikmah. Salmuwaih bin banan, seorang nasranai adalah dokter al-
mu’tashim
Abu aziz bin Umar salah satu tawanan perang badar pernah mengatakan, “aku termasuk salah satu orang yang tertawan. Jika tiba
waktu makan siang dan malam. Kaum muslimin memberikan roti. Sedang mereka makan kurma”
Ketika penyerahan kota suci, Umar mengatakan pemberian perlindungan bagi jiwa penduduk kota suci. Melerang kaum muslimin
mendirikan masjid di gereja.
Suatu hari Umar melihat orangtua renta meminta sadaqah. Umar bertanya Siapa orangtua itu. ia adalah orang yahudi. Umar
berkata, “kami tidak adil padamu wahai bapak. Kami ambil jizyah darimu waktu muda. Lalu kami sia-siakan engkau semasa renta”
Wasathiyah hakikatnya berada di tengah-tengah di antara dua kutub bertentangan. Tidak boleh
ada kecenderungan masuk atau condong ke sisi yang lain, karena bisa mengakibatkan
terganggunya keseimbangan kehidupan. Tujuan keseimbangan tersebut adalah untuk menjaga
harmoni di antara fitrah kemanusiaan
Dalam karakter ini ada ruang keseimbangan yang harus dijaga antara akal dan wahyu, materi
dan roh, hak dan kewajiban, individu dan komunal, nash dan ijtihad, dunia dan akhirat, jiwa dan
raga dan antara idealitas dengan realitas.
Takamul
Tidak semua Peradaban yang dihasilkan di dunia Islam adalah hasil murni kreasi umat Islam sendiri. Pada
kenyataannya produk-produk peradaban senantiasa bersinggungan dengan peradaban lain. Selama kurang
lebih empat abad umat Islam memimpin peradaban dunia. Dan masa keemasan terdapat pada masa
Abbasiah, di masa itu para raja tidak segan memerintahkan orang-orang Kristen untuk menerjemahkan
khasanah pengetahuan Yunani kuno untuk kemudian dipelajari pemikir muslim.
Berkenaan dengan ilmu pengetahuan, kita melihat berkembangnya ilmu kalam hakikatnya ada pengaruh
tradisi filsafat Yunani, begitu juga ilmu ushul fikih, ilmu pemerintahan.
Kita mendapati bagaimana Ibnu al-Muqaffa mengislamkan karya-karya literer Sasani dan mengungkap kembali
ke dalam bahasa arab yang tinggi adalah contoh hubungan unik peradaban Islam dengan sebelumnya. Kita
menemukan Imam Al-Ghazali dengan karyanya Nasihat Mulk mengambil contoh butir butir nasehat
pengalaman kuno raja raja Persia. Lalu Ibnu Rusyd dalam karyanya di bidang filsafat politik hahkikatnya adalah
hasil bacaan Ibnu Rusyd pada filsafat Plato. Pada soal tata kelola pemerintahan, dinasti Umayyah banyak
mengadopsi sistem administrasi birokratik Bizantium. Adapun dinasti Abbasiah meminjam sistem Persia.
Rahasia terbesar di balik keunggulan Peradaban Islam adalah adanya ikatan erat manusia
dengan kitabullah dan sunah rasulnya. Dalam keduanya terdapat undang undang syariat yang
mendalam, menjamin tegaknya peradaban yang seimbang, menakjubkan dalam setiap lini
kehidupan. Dengan kata lain, sifat yang melekat dalam Peradaban Islam adalah ia menuntut
akidah yang kuat pada pemeluknya, sehingga membuatnya konsisten dengan hukum-hukum
Syariat yang menjadi pedoman hidupnya. Prinsip utama peradaban Islam adalah focus menggali
dan mengambangkan potensi-potensi yang ada dalam agama. Berkenaan dengan sains,
peradaban Islam menyerap khasanah dari bangsa manapun selama tidak bertentangan dengan
ajaran Islam, untuk memperkaya khasanah peradaban.
Kemajuan Ilmu Pengetahuan dalam
Peradaban Islam
Bangsa arab sebelum Islam, tidak pernah membayangkan diri mereka menjadi pemimpin
peradaban dunia, tidak ada dalil logika yang bisa memberi penjelasan yang memuaskan tentang
keunggulan dan kemajuan bangsa arab, “Waktu itu”, kata Ben Nabi, “Jazirah arab tidak lebih dari
masyarakat badui yang hidup di gurun pasir. Waktu yang mereka miliki lewat begitu saja tidak
bermanfaat. Karena itu tiga unsur penting peradaban : manusia, tanah dan waktu seolah
tergenang tidak mengalir. Tidak memainkan peran apapun dalam pentas sejarah. Sampai ketika
Jibril mendatangi Rasulullah di gua hira, mewartakan pesan ilahi untuk menuntun umat manusia
Mengikuti petunjuk-petunjuk ilahiah ini masyarakat arab dengan cepat bertransformasi menjadi
bangsa adidaya. Di sini bisa dikatakan bahwa peradaban Islam nan agung itu sesungguhnya lahir
dari Rahim Iqra.
Sejak kehadiran Islam di dunia arab yang di dakwahkan Rasulullah SAW, (610 M-632), berlanjut ke
masa khulafaurasyidin (632-661), lalu dinasti Umayyah Damaskus (661-750), kemudian Abbasiah
(750-1258) dan Umayyah Andalusia (711-1492.”granada jatuh”) , Islam terus menyebar bak
cendawan memenuhi penjuru dunia
Di benua Asia, Islam telah masuk ke seluruh semenanjung Arabia, termasuk di dalamnya (Saudi-
Arabia, Yaman, Hadramaut, Bahrain, Qatar dan Kuwait, kecuali Oman), Islam telah masuk ke daerah
Yordania, Syiria, Turki, Iraq, Iran, Armenia, Georgia, Azerbaijan, Tajikistan, Uzbeikistan,
Afghanistan, Pakistan bahkan sampai Kasmir. Di benua Afrika, Islam memasuki Mesir, Lybia,
Tunisia, Aljazair, Maroko.
Dan Di benua Eropa, 711 Islam menyebar ke Spanyol, Portugal, Seluruh Propinsi Selatan dari Paris di
bawah garis Sens-Dijon-Chalon-Poiter
Sekitar 100 tahun kemudian peradaban Islam mengalami masa keemasan, yaitu ketika dinasti
Abbasiah bertahta di sebelah timur dan dinasti Umayyah bertahta di sebelah barat.
Bagaimana kita memahami fenomena yang
menakjubkan ini?
Peradaban adalah kemajuan yang dihasilkan oleh kecerdasan dan kebudayaan manusia. Hanya
manusia yang memiliki peradaban, karena sifat manusia yang selalu ingin maju dan terus
mengembangkan kemajuannya.
Berkenaan dengan ini ibnu Khaldun menyebut bahwa substansi peradaban yang terpenting.
Lebih lanjut Ibnu Khaldun berpandangan bahwa Tanda wujudnya peradaban adalah
berkembangnya ilmu pengetahuan seperti fisika, kimia, geometri, aritmetik, astronomi, optic,
kedokteran dsb. Bahkan maju mundurnya suatu peradaban tergantung atau berkaitan dengan
maju mundurnya ilmu pengetahuan.
Sementara itu, ilmu pengetahuan tidak mungkin hidup tanpa adanya komunitas yang aktif
mengembangkannya. Karena itu suatu peradaban atau suatu umran harus dimulai dari suatu
“Komunitas kecil” . Peradaban digerakkan dari sejumlah kecil orang yang memikirkan,
membangun kekuatan dalam sistem nilai nilai budaya dan kemudian menggerakkannya ke dalam
tindakan kebudayaan masyarakat, bagai arus gelombang yang secara terus menerus secara
teratur bergerak untuk menyerap, merembes, dan mewarnai pola pikir, pola tindak atau pola
sikap kelompok masyarakat
Ketika komunitas itu membesar maka akan lahir umran besar. Komunitas itu biasanya muncul di
perkotaan atau bahkan membentuk suatu kota. Dari kota itulah akan terbentuk masyarakat yang
memiliki berbagai kegiatan kehidupan yang daripadanya timbul suatu sistem kemasyarakat dan
akhirnya lahirlah suatu Negara. Kota Madinah, kota Cordova, kota Baghdad, kota Samara, kota
Cairo dan lain-lain adalah sedikit contoh dari kota yang berasal dari komunitas yang kemudian
melahirkan Negara
Kembali pada kemajuan Peradaban Islam,
rahasia terbesarnya adalah Penghormatan
kepada ilmu
Islam menempatkan kedudukan ilmu begitu tinggi, mencari ilmu merupakan
kewajiban bagi kaum muslimin dan muslimat bahkan dalam situasi perang, harus
ada disisakan sekelompok kecil kaum epistemik yang menjaga ilmu.
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya
mereka itu dapat menjaga dirinya”. (At Taubah : 122)
Masa-masa itu, sahabat begitu serius dalam menjaga ilmu, saudara saling
bergantian, abu hurairah memimin para sufi, Rasulullah sukses dalam mengkader
sahabat.
Kepercayaan umat Islam tentang posisi al-Qur’an sebagai pedoman hidup manusia, mengerakkan
seluruh intelektual muslim pada masa-masa awal mengarahkan perhatian kepada al-Qur’an. Pada
periode awal aktivitas keilmuan masyarakat muslim terkonsentrasi pada upaya memahami al-
Qur’an.Sedaya upaya mereka memahami petunjuk-petunjuk Allah dan menyiapkan seperangkat
alat untuk menuju kesana Masa bani Ummayah, sekolah bahasa arab badiah, dikembangkan
Sampai kemudian masa daulah Umayyah, terjadi kontak pemikir Islam dengan pemikir lain. Titik
perhatian keilmuan mulai merambah pada ilmu-ilmu aqli, seperti kimia, kedokteran, filsafat,
matematika. Masa itu, terjadi penyerapan pemikiran Yunani, Persia dan India, Kendatipun
cendekiawan muslim sangat tajub pada filsafat yunani, mereka tidak semata mata meniru, tetapi
memodifikasinya sehingga sejalan dengan semangat Islam, tidak seperti para pemikir Yunani yang
“memabukkan diri dengan berspekulasi” para pemikir muslim tidak berhenti pada spekulasi
filosofis, tapi mengembangkannya ke dalam penyelidikan empiris. (Mustafa (ed), 2007: 68)
Apreasiasi Penguasa Terhadap Ilmu
Pengetahuan
Kesungguhan umat Islam dalam gerakan pengembangan ilmu pengetahuan didukung penuh para khalifah, Khalifah
memastikan kesejahteraan para ilmuan, selain gaji yang tinggi mereka menyediakan berbagai macam fasilitas untuk para
ilmuan, para raja memberikan hadiah yang melimpah kepada ilmuan yang berhasil menelurkan karya-karya fundamental.
Khalifah Abu Bakar, Jam’ul Qur’an
Khalifah Umar bin Khatab menyediakan 15 dinar, satu dinar 4,25 gram emas untuk pengajar
Khalifah Utsman bin Affan, Rasm Utsmani
Khalifah Ali memikirkan tanda baca dan kaidah bahasa arab
Khalifah masa dinasti Umayyah Damaskus, mensosialisasikan gerakan pembudayaan bahasa arab
Khalifah Umar bin Abdul Azis, menginisiasi gerakan penulisan hadits
Al-Aziz (996) membeli buku sejarah At Thabari dengan harga 100 dinar
Raja Hakam II, Andalusia menghadiahkan 1000 dinar kepada Abu Faraj yang merampungkan kitab
Aghani
Salahuddin al Ayyubi menggaji 40 dinar kepada Syekh al-Habusan. (I dinar =4,2 gram emas. 40 dinar
= sekitar 160 juta.)
Mahmud Ghaznawi mendanai al Biruni penelitian ke India, membayar mahal syair syair al Firdausi,
tiap bait dengan sekeping emas
Muhammad Tughluq India membeli al-Shifa karya Ibnu Sina dengan harga 200.000 misqal emas
Nashiruddin at Thusi dipercaya Hulagu khan, sebagai astronom dan diberi untukmya observatorium
di Maragha
Al Makmun menghadiahkan perpustakaan untuk al Kindi yang diberi nama Kindiyah
Nizamul Mulk, mendirikan sekolah Nidzamiah di Baghdad dan Naisabur
Sultan Kayqubad Konya mendirikan madrasah untuk ayahnya Jalaluddin Rumi
Sultan Ghiyat al Din mendirikan Madrasah untuk Imam ar Razi
Sultan Ulugh Beg mendirikan observatorium di samarkand
Pangeran dinasti samaniyah membuka lebar lebar perpustakaan kerajaan untuk Ibnu Sina
mengakses perpustakan raja.
Sultan az Zahir Barquq mewakafkan rumah untuk digunakan anak anak yatim belajar al-Qur’an
Sayf Daulah mengundang Al-Farabi keistana.
Dimasa dinasti Abbasiah, ibu kota Bahgdad menjadi pusat intelektual muslim. Sekolah akademi muncul
di pelosok pelosok negeri, perpustakaan umum didirikan dan terbuka untuk siapapun (Azra, 1998 : 51),
para ulama difasilitasi untuk berkarya.
Ketika Harun Ar Rasyid berkuasa, ia menarik ke istananya orang-orang pandai dan ahli bahasa dari segala
bangsa. Harun ar Rasyid menggagaskan pendirian baitul hikmah, sebuah rumah ilmu pengetahuan berisi
ribuan manuskrip. Selain sebagai perpustakaan, baitul hikmah juga berfungsi sebagai tempat
berkumpunya para ilmuan melakukan penelitian dan menyelenggarkan pengajaran.
Khalifah al Makmun penerus Harun ar Rasyid melanjutkan gagasan besar orangtuanya dalam
pengembangan ilmu, melakukan proyek pengumpulan manusrip dan penerjamah besar besaran. khalifah
mengirim utusan menghadap kepada raja Roma yang berkuasa kala itu, Leo Armenia. Tujuannya tidak
lain untuk mendapatkan karya karya ilmiah dari Yunani yang selanjutnya diterjemahkan ke dalam bahasa
arab (Ahyar, 2012 : 161). Khalifah al Ma’mun meraih kemenangan atas kaisar Romawi Timur, Michael III,
ia tidak menuntut ganti kerugian perang kecuali penyerahan manuskrip kuno (Garaudy, 1982: 114). Al-
Makmun juga mendirikan sekolah penerjemahan
Seperti halnya terjadi di Bahgdad, di belahan barat dunia islam juga menjadi pusat
pertumbuhan ilmu pengetahuan, di Andalusia, Universitas Granada, Universitas Sevila,
Universitas Cordoba menjadi tujuan orang-orang eropa dalam mencari ilmu.
Kota kordoba di abad ke 10 jauh lebih beradaban dari peradaabn eropa manapun. Jumlah
buku yang dimiliki lebih banyak dari gabungan seluruh perpustakaan di eropa.
Al-Hakam II, dinasti Umayyah Andalusia membangun perpustakaan di Kordoba, terdiri dari
400.000 buku, di samping membangun banyak sekali sekolah-sekolah. Khalifah ini, dikenal
sebagai pecinta ilmu matematika, astronomi dan kedokteran. Pada masanya, Al-Hakam
telah memerintahkan para intelektual juga para pejabat untuk berkeliling ke seluruh penjuru
negeri Islam demi mendapatkan manuskrip-manuskrip dan mengkopinya.
Pengembangan ilmu di dunia islam masa itu semakin marak, setelah kaum muslimin
mendapatkan ilmu cara memproduksi kertas dari Cina.
Tradisi keilmuan di dunia islam tidak semata memungut dan melestarikan konten intelektual
peradaban yunani dan romawi, mereka bersikap kritis dan aktif dalam menafsirkan kahasanah
keilmuan, memberi kontribusi penting dalam pengembangan intelektual
Lahirlah intelektual-intelektual jenius di berbagai macam bidang yang memberikan sumbangan
berharga bagi kemajuan keilmuan dunia. Islam berkontribusi begitu banyak terhadap peradaban
Di bidang astronomi, Umar Khayyam menemukan Kalender Surya Jalali Kalender ini lebih akurat dari
yang kalender yang dibuat Gregoreus yang dipakai sampai sekarang di dunia international, Gregoreus
membuat perbedaan satu hari dalam 330 tahun, sedangkan Umar Khayam dalam 5000 tahun. (Harun
Nasution, 1993: 29).
Al Battani (w. 929 M) mengoreksi dan memperbaiki sistem Ptolemeus, mengamati mengkaji
pergerakan matahari dan rembulan, membuat kalkulasi baru, mendesains katalog bintang,
merancang pembuatan pelbagai instumen observasi, termasuk desains jam matahari (sundial) dan
perangkat ukur yang dipasang di dinding (murual quadrant) (Syamsuddin Arif, 2016: 87).
Di bidang fisika, al Biruni (w. 1038) mendahului Newton dalam menemukan hukum gravitasi.
Di bidang kimia, Jabir Ibnu Hayyan (w. 815) ahli kristalisasi, sublimasi, distilisasi, kalsinasi, serta
berhasil membuat berbagai jenis asam . Ia adalah orang pertama yang menggunakan metode ilmiah
dalam kegiatan penelitiannya.
Di Bidang Kedokteran, Abu Zakaria al Razi (w. 925) orang pertama yang mendeskripsikan campak,
cacar klinis serta mengisyaratkan penulrannya melalui infeksi. Beliau orang yang menggunakan unsur
binatang untuk menjahit luka dan menggunakan mercuri dalam salep (Mahasnah, 2016 : 208).
Ibnu Sina mengarang kitab Qanun at Thib. (Baiquni, 1996 :123) diterjemahkan dalam bahasa latin
pada kita kira abad ke 12 dan dijadikan buku daras selama lima abad di berbagai perguruan tinggi di
Eropa, seperti Oxford. Paris dan Budapest.
Di bidang Matematika Al Kharizmi (w. 850) menjadi pelopor dalam ilmu hitung, dengan karyanya al
Jabbar wal Muqabbalah
Di bidang Dirgantara Ibnu Firnas (887 M) tercatat sebagai orang pertama yang melakuan
pengujian mesin terbang, apa yang dilakukan Ibnu Firnas 500 tahun mendahului Roger Bacon
(w.1292) dan 700 tahun mendahului Leonardo da Vinci (w.1519). Di Bidang Sejarah, Ibnu
Khaldun (w.1406) menulis sejarah yang mengkaitkan perkembangannya dengan keadaan
geografis dan cuaca setempat serta kekuatan moral dan spiritual bangsa bersangkutan. Dalam
karyanya kitab al Ibar yang terkenal dengan muqadimahnya. Kitab ini menjadi peletak dasar ilmu
fisafat social dan sosiologi.
Di masa keemasan, baghdad maupun andalusia tidak hanya mashur di bidang tehnologi tapi
juga maju dibidang sosial, ekonomi, seni dan budaya.
Kota bahgdad yang letak geografisnya terhubung dengan benua asia, eropa dan afrika
membuatnya menjadi kota metropolis dengan penduduk multi etnis dari berbagai latar agama,
seperti, Islam kristen Yahudi. Para pemimpin muslim masa itu sangat menghargai toleransi.
Para khalifah kesempatan kepada siapapun untuk ikut berkontribusi dalam membangun
peradaban, termasuk kepada non muslim banyak dari sarjana non muslim yang berkompetensi
mendudduki posisi prestisius di pemerintahan. Sebut diantaranya hunian bin ishak yang
dipercaya al makmun sebagai kepala sekolah penerjemah
Baghdad menjadi titik pusat perdagangan dunia, sungai tigris menjadi pusat bongkar muat kapal
laut. Sumber arab paling awal telah menyinggung hubungan maritim bangsa arab, Persia, India dan
Cina. Di sepanjang pelabuhan ditambatkan kapal kapal dari penjuru dunia. Barang barang dagang
digelar, seperti porselin, sutera, dan parfum dari cina, rempah rempah pewarna dari India, dan
Melayu, batu mulia, kain dan budak dari Turki, madu, minyak bulu binantang dari Skandinavia,
gading, bubuk emas dan budak hitam dari Afrika Timur. (Hitti, 2005).
Terdapat jalur sutra yang menghubungkan Baghdad dengan Negara Negara lain, melalui
Samarkand, Turkistan, menuju Cina, di sebelah Barat, para pedagang Islam telah mencapai Maroko
dan Spanyol. para pedagang membawa kurma, gula, kapas dan kain wol, juga peralatan dari baja
dan gelas. Mereka mengimpor kapur barus, sutra dari Asia jauh. Perdagangan begitu sibuk dan
ramai di berbagai wilayah, para saudagar banyak memberikan pengaruh pada perniagaan di
Andalusia. Kegiatan ekspor impor terjadi dalam skala besar ikut menyumbang pemasukan Negara.
Dimasa abbasiah, Pemerintah memperhatikan urusan perindustrian, Khalifah Mu’tashim telah
membangun sejumlah pabrik kertas di berbagai kota. Khalifah al-Mansur membangun pasar al
Kurk sebagai pusat industri dan perdagangan. Industri kerajinan tangan menjamur di pelosok
negeri, di Basrah terkenal dengan industri sabun, di Kufah industri sutra, damaskus industry kain
sutra, Khazakastan industri sulam, Khurasan, industry wol, Mesir textile, Syam keramik. Di kota
Baghdad berdiri sekian banyak industry, Baghdad terkenal dengan hasil kerajinan orang-orang
Persia. Kualitas kerajinan mereka terkenal sangat tinggi dan indah.
Sementara itu, di andalusia, umat islam mempelopori irigasi untuk berbagai keperluan,
termasuk pertanian, mengembangkan arsitektur bangunan. Orang islam pula yang dikenal
sebagai pelopor merancang kota modern, kota metropolis. Kota cordoba merupakan kota
terbaik masa itu, memiliki 21 kota satelit, dengan 3000 masjid dan puluhan perpusatakaan. Di
malam hari jalanan terang benderang, saat yang sama kota paris , london belum mengenal
lampu. Di tangan kaum muslimin, tanah pertanian dikelola dengan baik, mengsailkan padi,
anggur, tebu, kapas, jeruk manis,
Di masa keemasan Islam, Para raja menjunjung tinggi keadilan, dimana semua orang
diberlakukan setara didepan hukum bahkan kepada non muslim yang menjadi kaum minoritas.
Kita mendapati bagaimana khalifah mutsahim menyambut jeriatan perempuan zapetra yang
dianiaya, kita melihar salahuddin al ayyubi menugaskan tentaranya mencari annak seorang ibu
non muslim yang hilang dalam suasana perang. Ketika didaati sang anak dipasar budak.
Salahauddin memnebskan dan mengembalikan kepada ibunya
Raja dan Pemimpin masa itu, dikenal sebagai pemimpin yang amanah. Pemimpin-pemimpin
yang kukuh menjalankan hukum Allah. Pemimpin yang yang meletakkan kepentingan rakyatnya
di atas kepentingan pribadi. Pemimpin yang tulus membaktikan hidupnya untuk memberikan
pelayanan yang terbaik bagi rakyatnya.
Para raja memberhatikan kesejahteraan rakyatnya, Rumah sakit dibuka 24 jam,digratiskan untuk
orang miskin dimana biayanya ditanggung sistem wakaf. al Adhadhi, khalifah dinasti Buwaihi
mewakafkan bangunan rumah sakit di kota Bahgdad. Raja Qalawun mewakafkan hartanya untuk
memenuhi kebutuhan tahunan rumah sakit. (as Sirjani, 2011 : 658)
Rumah sakit melayani seluruh masyarakat tanpa memandang ras, warna kulit ataupun agama.
Rumah sakit tidak hanya berfungsi sebagai tempat pengobatan, tapi juga tempat pengembangan
keilmuan juga tempat perkuliahan, dimana di dalam rumah sakit disediakan tempat khusus untuk
digunakan kuliah para mahasisa kedokteran. Raja menugaskan doktor untuk menyelengtarakan
rumah sakit berjalan demi menjangkau desa desa terpencil.
Orang miskin dan anak yatim mendapat perhatian besar dari para penguasa. Gubernur
Nuruddin Mahmud misalnya mendirikan bangunan wakaf untuk panti asuhan juga tempat
tinggal bagi orang-orang miskin di kota Halab. Sultan az Zahir Barquq mewakafkan rumah untuk
digunakan anak anak yatim belajar al-Qur’an

Anda mungkin juga menyukai