HEMATOLOGI : TALASEMIA
Disusun oleh :
Faizal Akbar Ramadhan
Rizky Oktaviani
Lola Vitaloka
Eko Mardiansyah
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIK BINA HUSADA
PALEMBANG 2022/2023
THALASEMIA
DEFINISI Etiologi
Thalasemia merupakan suatu Ketidakseimbangan dalam rantai
sindrom kelainan darah yang protein globin alfa dan beta, yang
diwariskan (inherited) dan diperlukan dalam pembentukan
merupakan kelompok penyakit hemoglobin, disebabkan oleh
hemoglobinopati, yaitu kelainan sebuah gen cacat yang diturunkan.
yang disebabkan oleh gangguan Untuk menderita penyakit ini,
sintesis hemoglobin akibat mutasi seseorang harus memiliki 2 gen
di dalam atau dekat gen globin. dari kedua orang tuanya. Jika
Penyakit genetic ini diakibatkan hanya 1 gen yang diturunkan,
oleh ketidakmampuan sumsum maka orang tersebut hanya
tulang membentuk protein yang menjadi pembawa tetapi tidak
dibutuhkan untuk memproduksi menunjukkan gejala-gejala dari
hemoglobin penyakit ini.
ANATOMI FISIOLOGI B. Tahap pembentukan Hb
Tahap pembentukan Hb dimulai dalam
eritroblast dan terus berlangsung
sampai tingkat normoblast dan
retikulosit. Dari penyelidikan dengan
isotop diketahui bahwa bagian hem dari
hemoglobin terutama disintesis dari
asam asetat dan glisin. Sebagian besar
sintesis ini terjadi didalam mitokondria
2. Diagnosa Keperawatan
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan posisi tubuh yang menghambat
ekspansi paru (D.0005).
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen (D.0056).
c. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan pernurunan kosentrasi
hemoglobin (D.0009).
d. Resiko gangguan integritas kulit/jaringan dibuktikan dengan perubahan sirkulasi
(D.0139).
Intervensi Keperawatan
A. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan B. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan
penurunan energy dan posisi tubuh yang kosentrasi hemoglobin (D.0009)
menghambat ekspansi paru (D.0005).
• Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
perfusi perifer meningkat (L.02011).
• Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan • Kriteria hasil :
diharapkan pola nafas klien membaik (L.01004). a) Warna Kulit pucat menurun
b) Pengisian kapiler membaik
• Kriteria Hasil : c) Akral membaik
– Frekuensi nafas membaik d) Turgor kulit membaik
– Fungsi paru dalam batas normal • Intervensi (I.02079):
– Tanda- tanda vital dalam batas normal Observasi:
• Periksa sirkulasi perifer (Mis. Nadi perifer, edema, pengisian
kapiler, warna, suhu, anklebrachial index)
• Intervensi (I.01014) : • Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada
Observasi: ekstremitas
– Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas • Observasi adanya keterlambatan respon verbal, kebingungan
– Monitor pola napas (Seperti bradipnea, takipnea, atau gelisah)
hiperventilasi, Kussmaul, Cheyne-Stokes, Biot, ataksik) Terapeutik:
• Lakukan pencegahan infeksi
– Palpasi kesimterisan ekspansi paru
• Hindari pemakaian benda-benda yang berlebihan suhunya
– Auskultasi bunyi napas
(Terlalu panas atau dingin)
– Monitor saturasi oksigen
Edukasi:
Terapeutik: • Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari kulit
- Posisikan semi fowler atau fowler terbakar
• Anjurkan perawatan kulit yang tepat (Mis. Melembabkan kulit
- Berikan oksigen jika perlu kering pada kaki)
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
D. Resiko gangguan integritas kulit/jaringan dibuktikan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
dengan perubahan sirkulasi (D.0139).
(D.0056).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir
dari rangkaian proses keperawatan yang berguna
apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang
telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain.
Penutup
Kesimpulan