Anda di halaman 1dari 10

PAJAK

SEFRYANA SARI 2120203860102046


Pajak
Pajak adalah sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas
Negara yang di sebabkan suatu keadaan, kejadian,dan perbuatan yang memeberikan
kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman menurut peraturan yang di tetapakan
pemerintah, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari Negara secara langsung untuk
memelihara kesejahtraan secara umum
Secara umum pajak berarti:
1. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan
pelaksanaannya.
2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat di tunjukan antara kontraprestasi individual oleh
pemerintah.
3. Pajak di pungut oleh Negara, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
4. Pajak di peruntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dalam
pemasukannya masih terdapat surplus, di gunakan untuk membiayai.
03/31/2023
Fungsi Pajak
a. Fungsi anggaran (budgetair)
Fungsi ini terletak pada sector fublik, yaitu mengumpulkan uang pajak sebanyak-
banyaknya, sesuai dengan undang-undang yang berlaku untuk membiayai pengeluaran
Negara.
b. Fungsi Mengatur (regulered)
Fungsi mengatur berarti pajak di jadikan alat bagi pemerintah untuk mencapai tujuan
tertentu, baik dalam bidang ekonomi moneter, social, kultural, maupun dalam bidang
politik.
1) Fungsi Stabilitas
2) Fungsi Redistribusi Pendapatan
3) Fungsi Demokrasi

03/31/2023
Syarat Pemungutan Pajak

1.Pemungutan Pajak harus adil

2.Pemungutan Pajak harus berdasarkan Undang-Undang

3. Tidak menganggu perekonomian

4. Pemungutan Pajak harus efesien

5. Sistem pemungutan pajak harus sederhana


Jenis Pajak

a. Berdasarkan golongannya, pajak di kelompokan atas dua golongan yaitu:


1) Pajak Langsung
Pajak yang harus di pikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat di bebankan atau tidak dapat di limpahkan kepada orang lain.
2) Pajak Tidak Langsung
Pajak tidak langsung merupakan pajak yang proses pembayarannya dapat dibebankan kepada pihak lain. Jadi, Wajib Pajak memiliki wewenang untuk
menyerahkan pembayaran pajak dengan diwakilkan oleh pihak yang lain.
3) Pajak yang pada akhirnya dapat di bebankan atau dapat di limpahkan kepada orang lain.

b. Berdasarkan sifatnya, pajak dikelompokkan atas:


1) Pajak Subjektif
Pajak berpangkal atau berada pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh: Pajak Penghasilan (PPn).
2) Pajak Objektif
Pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak.

c. Berdasarkan lembaga pemungutannya:


1) Pajak Pusat
Pajak yang di pungut oleh pemerintah pusat dan di gunakan untuk membiayai rumah tangga Negara. Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Atas
Penjualan Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan Dan Beamatrai.
2) Pajak Daerah
Pajak yang di pungut oleh pemerintah daerah dan di gunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
a) Pajak provinsi,
b) Pajak kabupaten/kota.
Adapun Pajak Penghasilan (PPh) menjadi salah satu jenis pajak yang memegang porsi terbesar dalam sumber penerimaan negara.
Pajak atas penghasilan ini dikenakan terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi atau Badan dan tak dapat diwakilkan.
Lorem ipsum dolor sit amet,
consectetur adipiscing elit, sed do
Adapun delapan jenis pajak perusahaan berikut: (UUD Pasal Pajak Penghasilan)
eiusmod tempor incididunt ut
a) Pajak Penghasilan Pasal 15
PPh Pasal 15labore
adalahetpajak
dolore magna
umum aliqua.
dimiliki oleh setiap perusahaan ataupun pengusaha yang berhubungan dengan Norma Perhitungan Khusus.

b) Pajak Penghasilan Pasal 21


PPh Pasal 21 adalah pajak yang harus dibayarkan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi atas segala penghasilan yang diterima dari pekerjaan, jasa atau kegiatan dengan
nama dan dalam bentuk apapun.

c) Pajak Penghasilan Pasal 22


PPH Pasal 22 adalah pajak penghasilan yang menyasar Wajib Pajak Badan, baik milik pemerintah maupun swasta.

d) Pajak Penghasilan Pasal 23


PPh Pasal 23 adalah pajak yang dikenakan pada penghasilan atas penyerahan jasa, hadiah, royalti, dan lainnya selain yang telah di potong oleh PPh Pasal 21.

e) Pajak Penghasilan Pasal 25


PPH Pasal 25 adalah angsuran pajak yang berasal dari jumlah PPh terutang menurut SPT tahunan.

f) Pajak Penghasilan Pasal 26


PPh Pasal 26 dikenakan atas penghasilan yang bersumber dari Indonesia, yang mana diterima oleh wajib pajak luar negeri.

g) Pajak Penghasilan Pasal 29


PPh Pasal 29 adalah pajak yang berlaku bagi Wajib Pajak Orang Pribadi dan/atau Badan. Pajak ini muncul sebagai akibat PPh terutang dalam SPT tahunan

h) PPh Pasal 4 ayat (2)


PPh jenis ini adalah pajak atas penghasilan yang bersifat final serta tidak dapat dikreditkan dengan pajak penghasilan terutang.
Pajak dalam Ekonomi Islam
Di dalam Al-Qur’an, Ulil Amri (Pemerintah) hanya diperintahkan untuk memungut pajak dari
para kaum non-muslim yang kafir. Itupun tidak disebutkan dengan nama dharibah di Al-Qur’an
melainkan kharaj dan jizyah. Kedua pajak ini dipungut dari kaum kafir dengan tujuan berbeda.
Kharaj merupakan pajak yang dikenakan kepada kaum kafir atas tanah dan jizyah dikenakan
sebagai denda atas keamanan dan perlindungan yang didapatkan karena hidup di negara Islam.
Namun yang terjadi sekarang ini adalah Pemerintah (Ulil Amri) mewajibkan pajak bukan hanya
kepada umat non-muslim, tetapi kaum muslimin juga telah diwajibkan membayar pajak, padahal
umat Muslim juga telah memiliki kewajiban zakat sebelumnya. Namun Berbagai pengeluaran yang
tidak tercukupi oleh Baitul Maal adalah menjadi kewajiban kaum Muslimin. Jika berbagai
kebutuhan dan pengeluaran itu tidak dibiayai, maka akan timbul kemudharatan atas kaum muslimin
Maka jika kondisi tersebut, negara mewajibkan kaum muslimin untuk membayar pajak, hanya
untuk menutupi berbagai kebutuhan dan pos-pos pengeluaran yang diwajibkan, tanpa berlebih.

03/31/2023
Pajak pada masa Rasulullah SAW

Adapun Macam-macam pajak yang ada pada zaman Rasulullah Saw. adalah sebagai berikut:
a. Jizyah
Jizyah adalah pajak yang dibayarkan orang non muslim khususnya ahli kitab untuk jaminan perlidungan jiwa, harta atau kekayaan,
bebas dari nilai-nilai dan tidak wajib militer.

b. Kharaj
Kharaj adalah pajak tanah yang dipungut dari non muslim ketika khaibar ditaklukan, tanahnya diambil alih oleh orang muslim dan
pemilik lamanya menawarkan untuk mengolah tanah tersebut sebagi pengganti sewa tanah dan bersedia memberikan setengah hasil
produksi kepada negara.

c. Ushr
Ushr adalah (pajak cukai sepersepuluh) yang dikenakan kepada para pedagang non muslim karena pedagang muslim harus
membayar pajak yang sama atas tanah mereka.

d. Nawaib
Nawaib adalah pajak yang jumlahnya cukup besar yang dibebankan pada kaum
muslimin yang kaya dalam rangka menutupi pengeluaran negara selama masa darurat dan ini pernah terjadi pada masa perang Tabuk.

e. Khums
Khums adalah pajak proporsional yang jumlahnya tidak konstan, hal ini menyebabkan kestabilan harga dan menurunkan Inflasi
dalam kondisi kelebihan permintaan atas penawaran.
Pajak pada masa Khulafaurrasyidin

a. Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq RA


Pada masa kekhalifaan Abu Bakar, terkait perekonomian Abu Bakar lebih berfokus pada masalah cukai dan masalah orang yang
menolak membayar zakat kepada negara.

b. Khalifah Umar Bin Khattab RA


Pada masa Umar pendapatan negara meningkat tajam, pendapatan yang diterima di Baitul maal terdiri dari :
1) Pendapatan yang diperoleh zakat dan ushr yang dikenakan terhadap kaum muslimin.
2) Pendapat yang diperoleh dari khums dan shodaqah.
3)Pendapatan yang diperoleh dari kharaj, jizya, ushr dan sewa tetap tahunan tanah yang diberikan.

c. Khalifah Usman bin Affan RA


Kebijakan perpajakan yang dilakukan Usman adalah dengan membuat perubahan administrasi dan mengganti gubernur Mesir, Busra,
Assawad dan lain-lain. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pemasukan negara dalam rangka pembiayan pertanahan dan kelautan,
untuk peningkatan dana pensiun dan pembangunan di wilayah taklukan baru.

d. Khalifah Ali bin Abi Thalib RA


Salah satu gagasan peraturan bidang ekonomi semasa beliau menjabat yaitu, mengutamakan kesetaraan dan mengalokasikan harta
negara teruntuk masyarakat, dan yang paling penting Ali RA memastikan pajak untuk yang mempunyai kebun dan memperbolehkan
pemungutan zakat terhadap hasil dari kebun tersebut seperti syuran.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai