Anda di halaman 1dari 21

Pertemuan 3:

Penyajian Laporan Keuangan

Prodi PPAk
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Sumber PPT: IAI &
Dwi Martani FE UI
MATA UANG FUNGSIONAL DAN PENYAJIAN

01 PERTIMBANGAN
02
a. Paling mempengaruhi harga
jual barang dan jasa ;dan
b. dari negara yang kekuatan
Paling mempengaruhi biaya tenaga
persaingan dan peraturannya
kerja, bahan baku, dan biaya lain
sebagian besar menentukan
dari pengadaan barang atau jasa
harga jual barang dan jasa
Your Text Here
entitas
PERUSAHAAN DENGAN TRANSAKSI VALUTA ASING

Pengakuan awal: dicatat dalam dalam mata uang fungsional. Jumlah valuta asing dihitung ke
dalam mata uang fungsional dengan kurs spot antara mata uang fungsional dengan valuta asing
pada tanggal terjadinya transaksi.

Pada akhir setiap periode pelaporan:

1.Pos moneter valuta asing dijabarkan menggunakan kurs penutup;


2.Pos non moneter yang diukur dalam biaya historis dalam valuta asing dijabarkan menggunakan kurs
historis tanggal transaksi;
3.Pos non moneter yang diukur dalam nilai wajar dalam valuta asing dijabarkan menggunakan kurs
pada tanggal ketika nilai wajar diukur; dan
4.Selisih kurs yang timbul pada penyelesaian pos moneter atau pada proses penjabaran pos moneter pada
kurs yang berbeda dari kurs pada saat pos moneter tersebut diukur dijabarkan, pada pengakuan awal
selama periode, atau pada periode laporan keuangan sebelumnya, diakui dalam laba rugi pada periode
saat terjadinya.
PENGUNGKAPAN PIHAK-PIHAK BERELASI (1)

Diatur dalam PSAK 7: Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi.

Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan
laporan keuangannya (entitas pelapor), yaitu:
1.Orang atau anggota keluarga dekatnya mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang
tersebut:
a.memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;
b.memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau
c.merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor
PENGUNGKAPAN PIHAK-PIHAK BERELASI (2)
Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut.
a.Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama
b.Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain
c.Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama;
d.Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitasasosiasi dari
entitas ketiga;
e.Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salahsatu entitas
pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.
f.Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a);
g.Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau merupakan
personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas); atau
h.Entitas, atau anggota dari kelompok di mana entitas merupakan bagian dari kelompok tersebut,
menyediakan jasa personil manajemen kunci kepada entitas pelapor atau kepalaentitas induk dari entitas
pelapor.
PENGUNGKAPAN PIHAK-PIHAK BERELASI (3)

• sifat dari hubungan dengan pihak- pihak yang mempunyai


hubungan istimewa;
• informasi mengenai transaksi dan saldo, termasuk komitmen,
yang diperlukan untuk memahami potensi dampak hubungan
tersebut dalam laporan keuangan
APA SAJA YANG DIUNGKAPKAN?
01 informasi mengenai transaksi dan
02
Sifat dari hubungan dengan
pihak- pihak yang saldo, termasuk komitmen, yang
mempunyai hubungan diperlukan untuk memahami
istimewa potensi dampak hubungan tersebut
dalam laporan keuangan

03 SEKURANG-KURANGNYA MELIPUTI

beban yang diakui selama periode


penyisihan dalam hal piutang ragu-ragu atau
nilai jumlah
piutang ragu- penghapusan piutang dari pihak-
transaksi saldo
ragu pihak yang mempunyai hubungan
istimewa
APA SAJA YANG DIUNGKAPKAN?

Selain itu, entitas juga mengungkapkan kompensasi anggota manajemen


kunci secara total dan untuk masing-masing kategori berikut:

1.imbalan kerja jangka pendek;

2.imbalan pasca-kerja;

3.imbalan kerja jangka panjang lainnya;

4.imbalan pemutusan hubungan kerja; dan

5.pembayaran berbasis saham,


LABA PER SAHAM

Rasio yang membagi nilai laba tahun berjalan dengan


rata-rata tertimbang dari jumlah saham beredar.

Nilai LPS tersebut akan memiliki potensi terdilusi


apabila perusahaan memiliki efek yang berpotensi
saham seperti opsi, waran, obligasi konversi, dIl

Perusahaan harus menyajikan LPS Dasar dan LPS


Dilusian pada laporan laba rugi untuk seluruh periode
yang disajikan
LPS Dasar & Dilusian
APA SAJA YANG DIUNGKAPKAN?

Jumlah laba (rugi) yang dipakai sebagai pembilang dalam


perhitungan LPS dasar dan dilusian, dan rekonsiliasinya
dengan laba (rugi) untuk periode yang bersangkutan, dan

Jumlah rata-rata tertimbang saham beredar yang


dipakai sebagai penyebut dalam penghitungan
LPS Dasar dan Dilusian, dan rekonsiliasi
penyebut- penyebut satu dengan yang lain.
PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN

Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang terjadi antara akhir
PSA
periode pelaporan dan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit, baik K8
peristiwa yang menguntungkan maupun tidak

1 Peristiwa yang memberikan bukti atas adanya kondisi


pada akhir periode pelaporan (peristiwa penyesuai setelah
periode pelaporan); dan
JENIS
2 Peristiwa yang mengindikasikan timbulnya kondisi setelah
perode periode pelaporan pelaporan (peristiwa non
penyesuai setelah periode pelaporan).
Contoh Peristiwa Penyesuai Setelah Periode Pelaporan
1. Penyelesaian kasus pengadilan setelah periode pelaporan yang memutuskan bahwa entitas
memiliki kewajiban kini pada akhir periode pelaporan. Entitas menyesuaikan provisi yang terkait
dengan kasus pengadilan tersebut sesuai dengan PSAK 57: Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan
Aset Kontinjensi, atau mengakui provisi baru. Entitas tidak hanya mengungkapkan liabilitas
kontinjensi akibat dari keputusan pengadilan yang memberikan bukti tambahan untuk
dipertimbangkan sesuai dengan PSAK 57 paragraf 16.

2. Penerimaan informasi setelah periode pelaporan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai
aset pada akhir periode pelaporan, atau perlunya penyesuaian atas jumlah yang sebelumnya telah
diakui sebagai rugi penurunan nilai aset. Sebagai contoh: Kebangkrutan pelanggan yang terjadi
setelah periode pelaporan biasanya mengkonfirmasikan bahwa pada akhir periode pela poran
telah terjadi kerugian atas piutang dagang dan bahwa entitas perlu menyesuaikan jumlah tercatat
piutang usaha tersebut; dan Penjualan persediaan setelah periode pelaporan mungkin
memberikan bukti tentang nilai realisasi neto pada akhir periode pelaporan.
Contoh Peristiwa Non Penyesuai Setelah Periode Pelaporan

Penurunan nilai wajar investasi di antara akhir periode pelaporan dan tanggal laporan keuangan
diotorisasi untuk terbit. Penurunan nilai wajar tersebut normalnya tidak terkait dengan kondisi investasi
tersebut pada akhir periode pelaporan, namun mencerminkan keadaan yang timbul setelahnya. Oleh
karena itu, entitas tidak menyesuaikan jumlah pengakuan investasi tersebut dalam laporan
keuangannya. Serupa dengan hal tersebut, entitas tidak perlu memutakhirkan pengungkapan jumlah
investasi tersebut pada akhir periode pelaporan, meskipun entitas mungkin membutuhkan
pengungkapan tambahan sesuai dengan PSAK 8 paragraf 21.

Peristiwa nonpenyesuai setelah periode pelaporan yang berdampak material jika tidak
diungkapkan akan mempengaruhi pengambilan keputusan pengguna laporan keuangan. Entitas
mengungkapkan informasi berikut untuk setiap kelompok peristiwa tersebut.
1. Sifat peristiwa
2. Estimasi atas dampak keuangan, atau pernyataan bahwa estimasi tersebut tidak dapat dibuat
Contoh Peristiwa Non Penyesuai
1. Kombinasi bisnis signifikan setelah periode pelaporan (PSAK 22: Kombinasi Bisnis mensyaratkan
pengungkapan tertentu atas kasus tersebut) atau pelepasan entitas anak yang signifikan.

2. Pengumuman untuk menghentikan suatu operasi.

3. Pembelian aset yang signifikan, pengklasifikasian aset sebagai aset dimiliki untuk dijual sesuai dengan
PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan, pelepasan aset
lain, atau pengambilalihan aset yang signifikan oleh pemerintah.

4. Kerusakan pabrik produksi yang signifikan akibat kebakaran setelah periode pelaporan.

5. Pengumuman atau dimulainya pelaksanaan restrukturisasi yang signifikan (lihat PSAK 57: Provisi,
Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi).

6. Transaksi saham biasa dan transaksi saham biasa potensial yang signifikan setelah periode pelaporan
(PSAK 56: Laba Per Saham mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan penjelasan transaksi tersebut,
selain transaksi yang melibatkan kapitalisasi saham, atau penerbitan saham bonus, pemecahan saham,
atau sebaliknya yang disyaratkan untuk disesuaikan sesuai dengan PSAK 56).
Contoh Peristiwa Non Penyesuai
7. Perubahan besar tidak normal setelah periode pelaporan atas harga aset atau kurs valuta asing.

8. Perubahan tarif pajak atau peraturan perpajakan yang diberlakukan atau diumumkan setelah
periode pelaporan dan memiliki pengaruh signifikan pada aset dan liabilitas pajak kini dan
tangguhan (lihat PSAK 46: Pajak Penghasilan).

9. Pemberian komitmen atau memiliki liabilitas kontinjensi yang signifikan, misalnya menerbitkan
jaminan yang signifikan.

10. Dimulainya proses tuntutan hukum yang signifikan yang semata-mata timbul karena peristiwa yang
terjadi setelah periode pelaporan.
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN INTERIM

Mengatur mengenai pelaporan keuangan untuk Laporan Keuangan Interim. PSA


Berdasarkan PSAK 3, Laporan keuangan interim dapat disajikan dalam bentuk K3
Laporan Keuangan Lengkap atau Laporan Keuangan Ringkas.

1 Laporan posisi keuangan ringkas


Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
2 ringkas baik digabung maupun dipisah

MENCAKUP 3 Laporan perubahan ekuitas ringkas

4 Laporan arus kas ringkas

5 Catatan penjelasan tertentu.


PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN INTERIM

 Jika entitas menerbitkan laporan keuangan lengkap dalam laporan keuangan interimnya, maka
format dan isi laporan keuangan interim tersebut sesuai dengan persyaratan PSAK 1: Penyajian
Laporan Keuangan.

 Entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dalam laporan keuangan interim sebagaimana
yang diterapkan dalam laporan keuangan tahunan, kecuali untuk perubahan kebijakan akuntansi
yang dilakukan setelah tanggal laporan keuangan tahunan terkini yang akan tercermin dalam
laporan keuangan tahunan berikutnya. Namun, frekuensi pelaporan entitas (tahunan, semesteran,
atau kuartalan) tidak mempengaruhi pengukuran hasil tahunannya, Untuk mencapai tujuan
tersebut, pengukuran untuk tujuan pelaporan interim dibuat atas dasar awal tahun buku sampai
tanggal pelaporan.
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

Laporan keuangan yang lengkap terdiri atas laporan posisi


keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan
PSA
arus kas, laporan sumber dan penggunaan dana zakat, laporan K 101
sumber dan penggunaan dana kebajikan, catatan atas laporan
keuangan.

Anda mungkin juga menyukai