Anda di halaman 1dari 23

PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN INTERIM, PELAPORAN

EMITEN BEPROSES IPO, LAPORAN YANG HARUS DISIAPKAN


UNTUK IPO DAN RIGHT ISSUES

Anggota Kelompok 2:

Arnawan Hendy Prabawa NIM. 1910247694


Seri Wastuti NIM. 1910247695
Hilman Faluthy NIM. 1910247701
Basse Upi Rika NIM. 1910247703

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS RIAU


PROGRAM STUDI PASCASARJANA S2 ILMU AKUNTANS1
PEKANBARU
PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN INTERIM, PELAPORAN EMITEN
BEPROSES IPO, LAPORAN YANG HARUS DISIAPKAN UNTUK IPO DAN RIGHT
ISSUES
A. Pendahuluan
Dengan semakin dinamisnya perubahaan keadaan ekonomi dan bisnis, para pemangku
kepentingan (stakeholder), khususnya para pelaku di pasar modal memerlukan informasi keuangan
yang semutakhir mungkin. Sehubungan dengan itu disamping dengan laporan keuangan tahunan,
entitas diminta dan untuk entitas yang terdaftar di bursa efek diwajibkan untuk menyusun laporan
keuangan interim.
Umumnya, laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan bisnis adalah tahun fiskal penuh.
Beberapa perusahaan mengeluarkan laporan keuangan untuk periode akuntansi interim sebagai bagian
dari tahun fiskal. Laporan keuangan interim dikembangkan berdasarkan pandangan yang menganggap
laporan keuangan interim sebagai bagian integral dengan periode tahunan. Pada dasarnya, laporan
keuangan interim menyediakan informasi mengenai kondisi perusahaan kurang dari satu tahun.
Laporan tersebut biasanya diterbitkan setiap tiga bulan dan biasanya berisi informasi kumulatif dari
awal tahun sampai dibuatnya laporan tersebut.
Pengungkapan informasi segmen sebagaimana diatur dalam Statement of Financial Accounting
Standards (SFAS) Nomor 14 tentang Financial Reporting for Segments of Business Enterprise tidak
berlaku untuk pelaporan interim, kecuali jika laporan interim tersebut berupa laporan keuangan yang
dimaksudkan untuk menyajikan posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan posisi keuangan sesuai
dengan Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum (PABU) atau Generally Accepted Accounting
Principles (GAAP).
Sebuah perusahaan yang akan go public dimana perusahaan tersebut melakukan initial public
offering (IPO) sahamnya melalui perusahaan sekuritas yang menjadi penjamin emisi dan melalui
agen-agen penjual yang ditunjuk. IPO adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten
untuk menjual efek kepada masyarakat (publik) melalui pasar modal.Investor bisa melakukan
pembelian dengan memesan melalui penjamin emisi ataupun agen penjual.
B. Laporan Keuangan Interim

1. Pengertian Laporan Keuangan Interim


Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang disajikan untuk satu periode interim.
Yang dimaksud dengan periode interim adalah suatu periode keuangan yang lebih pendek daripada
periode satu tahun buku penuh. Laporan keuangan interim dapat disusun secara bulanan, triwulanan
atau periode lain yang kurang dari setahun dan mencakupi seluruh komponen laporan keuangan sesuai
standar akuntansi keuangan.
2. PSAK yang mengatur Laporan Keuangan Interim
PSAK 3 mengatur mengenai standar penyusunan laporan keuangan interim untuk entitas yang
diwajibkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, misalnya pasar modal dan
bursa efek. Sedangkan untuk jenis usaha tertentu, seringkali diatur cara penyusunan dan pelaporan
laporan interim tersendiri oleh regulator dibidang usaha tertentu, misalnya perbankan yang harus
tunduk pada peraturan yang ditentukan oleh Bank Indonesia selaku bank sentral di Indonesia.
Ruang Lingkup
1) Tidak mengatur entitas mana yang disyaratkan untuk menerbitkan Laporan Keuangan Interim
tetapi dari pihak pemerintah, regulator pasar modal, dan bursa efek mensyaratkan entitas yang
efek ekuitasnya/utang diperdagangkan di bursa efek untuk menerbitkan Laporan Keuangan
Interim.
2) Laporan keuangan baik tahunan maupun interim dievaluasi kepatuhannya terhadap SAK.
Isi Laporan Keuangan Interim
Penyaijian Laporan Keuangan menetapkan laporan keuangan lengkap (PSAK 1) meliputi:
 laporan posisi keuangan pada akhir periode;
 laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode;
 laporan perubahan ekuitas selama periode;
 laporan arus kas selama periode;
 catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi signifikan dan informasi
penjelasan lain; dan
 intormasi komparatif mengenai periode terdekat sebelumnya sebagaimana ditentukan dalam
PSAK I paragraf 38 dan 38A; dan
 laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika entitas menerapkan
suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos
laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya
sesuai dengan PSAK 1 paragraf 40A-40D.
Komponen Minimum Laporan Keuangan Interim
Laporan keuangan interim minimum mencakup komponen berikut:

 laporan posisi keuangan ringkas;


 laporan laba rugi dan penghasilan komprehensiflain ringkas baik digabung maupun dipisah;
 laporan perubahan ekuitas ringkas;
 laporan arus kas ringkas; dan
 catatan penjelasan tertentu.
Peristiwa Dan Transaksi Signifikan

 Entitas mencakup dalam laporan keuangan interim penjelasan tentang peristiwa dan transaksi
yang signifikan untuk memahami perubahan posisi keuangan dan kinerja entitas sejak akhir
periode pelaporan tahunan terakhir. Informasi yang diungkapkan terkait dengan peristiwa dan
transaksi tersebut memutakhirkan informasi relevan yang disajikan dalam laporan keuangan
tahunan terkini.
 Pengguna laporan keuangan interim entitas akan memiliki akses terhadap laporan keuangan
tahunan terkini entitas. Oleh karena itu, tidak diperlukan catatan atas laporan keuangan
interim yang memberikan pemutakhiran yang tidak signifikan terhadap informasi yang telah
dilaporkan dalam catatan atas laporan keuangan dalam laporan keuangan tahunan terkini.
 Berikut adalah daftar peristiwa dan transaksi yang perlu diungkapkan jika signifikan: daftar
ini tidak terbatas pada.
(a) penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto dan pembalikan penurunan
tersebut;
(b) pengakuan rugi penurunan nilai atas aset keuangan, aset tetap, aset takberwujud, atau
aset lain, dan pembalikan rugi penurunan nilai tersebut;
(c) pembalikan provisi biaya restrukturisasi;
(d) akuisisi dan pelepasan aset tetap;
(e) komitmen pembelian aset tetap;
(f) penyelesaian litigasi;
(g) koreksi kesalahan periode sebelumnya;
(h) perubahan keadaan bisnis atau ekonomik yang mempengaruhi nilai wajar dari
keuangan dan liabilitas keuangan entitas, baik aset atau liabilitas diakui
(i) setiap wanprestasi atau pelanggaran perjanjian pinjaman yang belum diatasi pada atau
transaksi pihak berelasi;
(k) pengalihan antar tingkat hirarki nilai wajar yang digunakan dalam mengukur nilai
wajar instrumen keuangan;
(l) perubahan klasifikasi aset keuangan akibat perubahan dalam tujuan atau Penggunaan
(m) perubahan liabilitas kontinjensi atau aset kontinjensi.

 SAK memberikan panduan mengenai persyaratan pengungkapan untuk pos-pos yang


tercantum dalam paragraf 15B. Ketika suatu peristiwa atau transaksi adalah signifikan untuk
pemahaman atas perubahan posisi keuangan atau kinerja suatu entitas sejak periode pelaporan
tahunan terakhir, laporan keuangan interim harus memberikan penjelasan dan pemutakhiran
informasi relevan yang termasuk dalam laporan keuangan dari periode pelaporan tahunan
terakhir.
Pengungkapan Lain
Sebagai tambahan atas pengungkapan peristiwa dan transaksi yang signifikan sesuai dengan
paragraf 15-15C, entitas mengikutsertakan informasi berikut, dalam catatan atas laporan
keuangan interim, jika tidak diungkapkan di bagian mana pun dalam laporan keuangan interim.
Informasi tersebut umumnya dilaporkan secara kumulatif dari awal tahun buku sampai
tanggal pelaporan:
a) Pernyataan bahwa kebijakan akuntansi dan metode perhitungan yang sama digunakan
dalam laporan keuangan interim sebagaimana digunakan dalam laporan keuangan
tahunan terkini atau, jika kebijakan atau metode tersebut telah diubah, penjelasan
tentang sifat dan dampak perubahan tersebut;
b) penjelasan tentang sifat musiman dan siklusan operasi interim;
c) sifat dan jumlah pos-pos yang mempengaruhi aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan neto,
atau arus kas yang tidak biasa dikarenakan sifat, ukuran atau keterjadiannya;
d) sifat dan jumlah perubahan dalam estimasi jumlah yang dilaporkan pada periode-
periode interim sebelumnya dalam tahun buku berjalan atau perubahan estimasi jumlah
yang dilaporkan pada tahun-tahun buku sebelumnya;
e) Penerbitan, pembelian kembali, dan pembayaran kembali efek utang dan efek ekuitas;
f) dividen yang dibayarkan (gabungan atau per saham) secara terpisah untuk saham biasa
dan saham lain;
g) informasi segmen berikut (pengungkapan informasi segmen disyaratkan dalam laporan
keuangan interim hanya jika PSAK 5: Segmen Operasi mensyaratkan entitas untuk
mengungkapkan informasi segmen dalam laporan keuangan tahunannya):
i. pendapatan dari pelanggan eksternal jika termasuk dalam pengukuran laba rugi
segmen yang ditelaah oleh pengambil keputusan operasional atau yang
disediakan secara reguler kepada pengambil keputusan operasional;
ii. pendapatan antar segmen jika termasuk dalam pengukuran laba rugi segmen
yang direviu oleh organ pengambil keputusan atau yang disediakan secara
reguler kepada pengambil keputusan operasional;
iii. pengukuran laba rugi segmen;
iv. pengukuran total aset dan liabilitas untuk segmen tertentu yang dilaporkan jika
jumlah tersebut disediakan secara reguler kepada pengambil keputusan
operasional dan juga jika jumlah tersebut mengalami perubahan material atas
jumlah yang diungkapkan dalam laporan keuangan tahunan terakhir untuk
segmen yang dilaporkan tersebut;
v. deskripsi atas perbedaan dengan laporan keuangan tahunan terakhir dalam
basis segmentasi ataupun basis pengukuran laba rugi segmen;
vi. rekonsiliasi jumlah laba rugi segmen dilaporkan terhadap laba rugi entilas
sebelum beban pajak (penghasilan pajak) dan operasi yang dihentikan. Akan
tetapi, jika entitas mengalokasikan pos seperti beban pajak (penghasilan pajak)
pada segmen dilaporkan, maka entitas diperbolehkan merekonsiliasi jumlah
laba rugi segmen tersebut terhadap laba rugi setelah pos-pos tersebut
dialokasikan. Pos-pos rekonsiliasi yang material diidentifikasi secara terpisah
dan dideskripsikan dalam rekonsiliasi tersebut;
h) peristiwa setelah akhir periode interim yang belum tercermin dalam laporan
keuangan untuk periode interim tersebut;
i) dampak perubahan komposisi entitas selama periode interim termasuk kombinasi
bisnis, perolehan atau hilangnya pengendalian atas entitas anak dan investasi jangka
panjang, restrukturisasi, dan operasi yang dihentikan. Dalam hal kombinasi bisnis,
entitas mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh PSAK 22: Kombinasi
Bisnis;
j) untuk instrumen keuangan, pengungkapan tentang nilai wajar yang disyaratkan oleh
PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar paragraf 91-93(h), 94-96, 98 dan 99 dan PSAK
60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan paragraf 25, 26 dan 28-30.
k) untuk entitas yang menjadi, atau berhenti menjadi, entitas investasi, sebagaimana
didefinisikan dalam PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian, maka
pengungkapannya diatur dalam PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam
Entitas Lain paragraf 9B.
Pengungkapan Kepatuhan Terhadap SAK

Jika laporan keuangan interim mernatuhi Pernyataan ini, maka fakta tersebut diungkapkan. Laporan
keuangan interim tidak dapat dinyatakan mematuhi SAK kecuali laporan keuangan mematuhi seluruh
persyaratan SAK.
Periode Laporan Keuangan Interim yang Disyaratkan untuk Disajikan

Laporan keuangan interim mencakup laporan keuangan (ringkas atau lengkap) untuk periode-periode
sebagai berikut:
(a) laporan posisi keuangan per akhir periode interim berjalan dan laporan posisi keuangan
komparatif per akhir tahun buku terdekat sebelumnya.
(b) laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain untuk periode interim berjalan dan
secara kumulatif untuk tahun buku berjalan sampai tanggal interim, dengan laporan
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain komparatif untuk periode interim yang
dapat dibandingkan (periode berjalan dan awal tahun buku sampai tanggal pelaporan)
dari tahun buku terdekat sebelumnya. Sebagaimana diizinkan oleh PSAK I: Penyajian
Laporan Keuangan, laporan interim dapat menyajikan untuk setiap periode laporan
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain baik digabung maupun dipisah.
(c) laporan perubahan ekuitas secara kumulatifuntuk tahun buku berjalan sampai dengan
tanggal interim, dengan laporan perubahan ekuitas komparatif untuk periode awal
tahun buku sampai tanggal pelaporan interim dari tahun buku terdekat sebelumnya.
(d) laporan arus kas secara kumulatif untuk tahun buku berjalan sampai dengan interim,
dengan laporan arus kas komparatif untuk periode awai tahun buku tanggal pelaporan
interim dari tahun buku terdekat sebelumnya.

Untuk entitas yang bisnisnya bersifat sangat musiman, informasi keuangan untuk dua belas bulan
sampai dengan akhir periode interim dan informasi komparatif untuk periode dua belas bulan
sebelumnya dapat digunakan. sejalan dengan hal tersebut, yang bisnisnya bersifat musiman
dianjurkan untuk mempertimbangkan pelaporan inform asi tersebut sebagai tambahan informasi yang
disyaratkan dalam paragraf terdekat sebelumnya.
Materialitas

Dalam memutuskan bagaimana mengakui, mengukur, mengklasifikasi, atau mengungkapkan suatu


pos untuk tujuan pelaporan keuangan interim, maka materialitas dinilai terkait dengan data keuangan
periode interim. Dalam menilai materialitas, harus dipahami bahwa ketergantungan pengukuran
interim pada estimasi akan lebih tinggi dibandingkan pengukuran data keuangan tahunan.
PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan dan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi
Akuntansi, dan Kesalahan mendefinisikan bahwa suatu pos adalah material jika kelalaian untuk
mencantumkan atau kesalahan dalam mencatatnya dapat mempengaruhi keputusan ekonomik
pengguna laporan keuangan. PSAK 1 mensyaratkan pengungkapan terpisah pos-pos yang material,
termasuk sebagai contoh operasi yang dihentikan, serta PSAK 25 mensyaratkan pengungkapan atas
perubahan estimasi akuntansi, kesalahan, dan perubahan kebijakan akuntansi. Kedua PSAK tersebut
tidak memberikan panduan kuantitatif atas materialitas.
Meskipun pertimbangan selalu diperlukan dalam menilai materialitas, dalam Pernyataan ini,
keputusan pengakuan dan pengungkapan didasarkan pada data untuk periode interim itu sendiri
dengan alasan pemahaman atas angka-angka interim. Dengan demikian, sebagai contoh, pos yang
tidak biasa, perubahan kebijakan akuntansi atau estimasi akuntansi, dan kesalahan diakui dan
diungkapkan atas dasar materialitas yang terkait dengan data periode interim untuk menghindari
penyesatan kesimpulan yang mungkin diakibatkan karena tidak diungkapkan. Tujuan sampingannya
adalah untuk meyakinkan bahwa laporan keuangan interim mencakup seluruh informasi yang relevan
untuk memahami posisi dan kinerja keuangan entitas selama periode interim.

3. Konsep Laporan Keuangan Interim


Konsep laporan keuangan interim yaitu bagian integral atau tak terpisahkan dari laporan tahunan,
berarti prinsip, metode pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan laporan keuangan
interim haruslah sesuai dan berkisnambungan dengan laporan keungan tahunan.
Dalam PSAK 3 laporan interim menerapkan dua prinsip dasar
1) Prinsip “kebijakan akuntansi yang sama”, dimana suatu perusahan diwajibkan untuk
menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dalam laporan keuangan interimnya sebagaimana
diterapkan untuk laporan keuangan tahunannya.
2) Prinsip “year to date” (Laporan interim harus mencakup periode awal sejak awal tahun buku
sampai dengan periode interim terakhir yang dilporkan) dimana frekuensi pelaporan yang
dilakukan suatu perusahaan tidak boleh mempengaruhi pengukuran hasil tahunan.
Pelaporan dan Pengungkapan
Unsur yang sama antara pelaporan keuangan interim dengan pelaporan keuangan tahunan adalah:
a) Dasar pengakuan pendapatan.
b) Kebijakan akuntansi dasar pelaporan pada periode interim, kecuali jika ada perubahan
dalam standar akuntansi.
c) Penyajian penggolongan aktiva sebagai aktiva lancar dan tidak lancar, dan kewajiban
sebagai jangka pendek dan jangka panjang.
Biaya dan Beban Laporan Keuangan Interim
Beban yang dapat dihubungkan dengan pendapatan ditentukan atas dasar yang sama dengan dasar
yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tahunan kecuali untuk persediaan:
• Perusahaan yang dalam periode interim menggunakan estimasi laba kotor mengungkapkan hal
tersebut dalam laporan keuangan interim.
• Perusahaan yang melakukan penilaian persediaan berdasarkan Biaya standar tidak perlu
melaporkan penyimpangan atau selisih dengan biaya actual yang terjadi, jika selisih biaya tersebut
tidak material atau diharapkan bisa diselesaikan pada akhir tahun. Pengaruh dari penyimpangan
yang tidak direncanakan dan tidak diperkirakan harus dilaporkan pada akhir periode interim
dengan prosedur yang sama seperti yang digunakan pada akhir tahun.
• Kerugian yang disebabkan penurunan harga pasar dan pemulihan harga tidak boleh ditangguhkan
untuk dibebankan ke periode di luar periode penurunan harga tersebut.
Biaya dan beban lain-lain
• Untuk periode pelaporan interim, biaya dan beban lain-lain termasuk Biaya produksi dibebankan
atas dasar yang sama seperti periode tahunan.
Pendapatan dan Beban Musiman Laporan Keuangan Interim
Laporan keuangan interim memberi gambaran pendapatan dan beban periode interim tersebut.
Laporan keuangan interim tertentu diperbandingkan dengan periode sebelumnya memberi manfaat
yang lebih besar bagi para pemakai laporan dalam contoh kondisi-kondisi sebagai berikut:
• Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan interim periode
sebelumnya, untuk mengetahui kecenderungan (trend) posisi keuangan dan kinerja.
• Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan interim yang sama dalam periode
akuntansi yang lalu, untuk mengetahui kecenderungan berulang (cyclical) musiman dari
kegiatan usaha
• Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan kumulatif dari awal
tahun buku sampai dengan tanggal laporan keuangan interim untuk mengetahui kontribusi
atau pengaruh periode interim yang dilaporkan pada periode berjalan.
• Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan tahun buku yang lalu,
untuk mendapat gambaran pengaruh dan kinerja interim tersebut terhadap posisi keuangan,
kinerja dan arus kas periode akuntansi yang lalu.
Penyisihan Pajak Penghasilan Laporan Keuangan Interim
Pada akhir tiap periode interim, perusahaan harus membuat taksiran pajak penghasilan untuk
dibebankan pada periode interim. Perhitungan pajak penghasilan periode interim harus sesuai dengan
kebijakan akuntansi tentang pajak penghasilan yang dianut pada akhir tahun.
Pos dan Transaksi Luar Biasa Laporan Keuangan Interim
• Penghapusan segmen usaha, penggabungan usaha, pos luar biasa,dan kejadian yang tidak
biasa dan tidak sering terjadi harus dibebankan pada periode interim saat terjadinya dan tidak
boleh dibebankan pada periode lain.
• Pos luar biasa harus diungkapkan secara terpisah dan dimasukkan dalam laporan laba rugi
periode interim saat pos luar biasa terjadi. Dalam menentukan materialitas, pos luar biasa
harus dihubungkan langsung dengan estimasi pendapatan tahunan.
• Peristiwa atau kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi dan berpengaruh material
terhadap hasil operasi tetapi tidak dapat dikelompokkan dalam pos luar biasa juga harus
dilaporkan dan diungkapkan secara terpisah dalam laporan laba rugi periode interim.
• Kewajiban kontinjen dan ketidakpastian lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi
kewajaran penyajian data keuangan pada tanggal neraca harus diungkapkan dalam laporan
keuangan interim dengan cara yang sama seperti dalam laporan keuangan tahunan.
Pengungkapan tersebut harus diulang dalam laporan keuangan interim berikutnya dan dalam
laporan keuangan tahunan sampai kewajiban kontinjen itu terselesaikan.
Perubahan Akuntansi Laporan Keuangan Interim
• Perubahan akuntansi dalam periode interim yang memerlukan penyesuaian harus dilaporkan
dalam periode interim saat perubahan itu terjadi dengan cara yang sama seperti yang
dilaporkan dalam laporan keuangan tahunan
• Perusahaan berkewajiban mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan bila
mengetahui akan ada perubahan akuntansi dalam periode laporan keuangan interim
berikutnya.
• Laporan keuangan interim harus menunjukkan perubahan akuntansi;
a) yang terjadi pada periode interim yang dilaporkan,
b) yang terjadi pada periode interim sebelumnya dalam tahun buku yang sama,bila
berpengaruh material pada periode interim yang dilaporkan.
• Bila dimungkinkan, perusahaan sebaiknya melakukan perubahan akuntansi dalam periode
interim pertama dari suatu tahun buku. Perubahan akuntansi yang dilakukan setelah periode
interim pertama dalam satu tahun buku cenderung mengaburkan hasil usaha dan menyulitkan
pengungkapan informasi keuangan.
• Dalam menentukan materialitas pelaporan pengaruh kumulatif dari perubahan akuntansi atau
koreksi kesalahan, jumlah yang ada harus dihubungkan dengan estimasi pendapatan setahun
penuh dan kecenderungan laba pada periode interim berikutnya dalam tahun buku yang sama.
Perubahan yang material bila dikaitkan dengan suatu periode interim tetapi tidak material bila
dikaitkan dengan estimasi pendapatan setahun penuh atau dengan kecenderungan laba harus
diungkapkan secara tersendiri dalam periode interim tersebut.
Penyajian Laporan Keuangan Interim
• Laporan keuangan interim meliputi neraca, laporan laba rugi dan saldo laba interim, laporan
arus kas dan catatan ataslaporan keuangan. Laporan keuangan interim harus disajikan secara
komparatif dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Perhitungan laba-rugi interim harus
mencakup periode sejak awal tahun buku sampai dengan periode interim terakhir yang
dilaporkan (year-to date).
• Laporan keuangan interim harus menggolongkan aktiva sebagai kelompok lancar dan tidak
lancar, dan kewajiban sebagai kelompok jangka pendek dan jangka panjang sesuai laporan
keuangan tahunan. Khusus untuk perusahaan tertentu seperti bank dan asuransi yang
mempunyai metode khusus dalam penggolongan aktiva, maka penggolongan aktiva harus
dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

PSAK 3 mengatur periode perbandingan untuk laporan keuangan interim

Laporan Keuangan Periode Berjalan Periode Komparatif


Laporan Posisi Keuangan Pada akhir periode interim Per akhir tahun buku
berjalan sebelumnya
Laporan Laba Rugi Periode interim berjalan dan Periode interim yang sama
Komprehensif kumulatif untuk tahun buku untuk tahun buku sebelumnya
berjalan sampai tanggal interim dan kumulatif sampai tanggal
interim untuk tahun buku
sebelumnya
Laporan perubahan Ekuitas Kumulatif untuk tahun buku Kumulatif sampai tanggal
berjalan sampai tanggal interim interim untuk tahun buku
sebelumnya
Laporan Arus Kas Kumulatif untuk tahun buku Kumulatif sampai tanggal
berjalan sampai tanggal interim interim untuk tahun buku
sebelumnya

Langkah Penyajian Laporan Keuangan Interim:


• Apabila perusahaan melaporkan ringkasan informasi keuangan pada tanggal laporan
keuangan interim, data berikut merupakan data minimum yang harus dilaporkan:
1. pendapatan atau penjualan kotor, beban, estimasi pajak penghasilan, pos luar biasa
(termasuk pengaruh terhadap pajak penghasilan yang terkait), pengaruh kumulatif
perubahan akuntansi, perubahan akuntansi dan laba bersih
2. data laba bersih per saham untuk setiap periode interim yang disajikan;
3. pendapatan dan beban musiman;
4. perubahan yang penting dalam taksiran pajak penghasilan;
5. pelepasan suatu segmen usaha, pos luar biasa, transaksi tidak biasa dan tidak sering
terjadi;
6. kewajiban kontinjen;
7. perubahan akuntansi; dan
8. perubahan yang material pada unsur laporan arus kas
• Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus diterapkan secara retrospektif dengan melaporkan
jumlah setiap penyesuaian yang terjadi yang berhubungan dengan periode sebelumnya
sebagai suatu penyesuaian pada saldo laba awal periode (retained earnings), kecuali jika
jumlah tersebut tidak dapat ditentukan secara wajar. Informasi komparatif harus dinyatakan
kembali, kecuali jika untuk melaksanakannya dianggap tidak praktis. Pengaruh perubahan
akuntansi terhadap hasil keuangan untuk periode interim pada periode interim berikutnya
harus diungkapkan.
• Laporan keuangan interim terakhir, misalnya triwulan keempat tidak perlu disusun karena
pada dasarnya laporan keuangan tersebut dapat digantikan dengan laporan keuangan tahunan.
Dalam hal laporan keuangan interim triwulan keempat hendak diterbitkan, maka
penerbitannya dilakukan bersamaan dengan penerbitan laporan keuangan tahunan. Di
samping itu, isi dari laporan keuangan interim triwulan keempat harus merupakan selisih dari
laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan interim sebelumnya tahun yang
bersangkutan
Pengungkapan Ringkasan Data Keuangan Interim
Apabila perusahaan melaporkan ringkasan informasi keuangan pada tanggal laporan keuangan
interim, data berikut merupakan data minimum yang harus dilaporkan:
• pendapatan atau penjualan kotor, beban, estimasi pajak penghasilan, pos luar biasa (termasuk
pengaruh terhadap pajak penghasilan yang terkait), pengaruh kumulatif perubahan akuntansi,
perubahan akuntansi dan laba bersih;
• data laba bersih per saham untuk setiap periode interim yang disajikan;
• pendapatan dan beban musiman;
• perubahan yang penting dalam taksiran pajak penghasilan;
• pelepasan suatu segmen usaha, pos luar biasa, transaksi tidak biasa dan tidak sering terjadi;
• kewajiban kontinjen;
• perubahan akuntansi; dan
• perubahan yang material pada unsur laporan arus kas.

C. Pelaporan Emiten Berproses IPO


1. Pengertian Initial Public Offering (IPO)
Penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) merupakan salah satu tahapan
terpenting dalam proses perusahaan untuk menuju pasar modal atau go public. IPO merupakan Pasar
Perdana bagi suatu perusahaan untuk menawarkan efeknya (saham, obligasi, dan surat-surat berharga
lainnya) kepada publik. Bagi suatu perusahaan (Emiten) IPO secara financial merupakan saran untuk
memproleh modal untuk pengembangan bisnis perusahaan dan sarana lainnya sebagai parameter
bahwa perusahaan tersebut telah menjalankan keterbukaan dalam pengelolaan perusahaan perusahaan
yang dampaknya dapat memperoleh citra perusahaan.
Pengaturan IPO sendiri diatur dalam Undang-Undang No. 25 tahun 2007 mengenai
Penanaman Modal yang ditetapkan pada tanggal 26 April 2007 (Sebagai pengganti Undang-Undang
No. 8 tahun 1985 tentang Pasar Modal) dan Keputusan Menteri Keuangan serta peraturan-peraturan
yang di keluarkan oleh BAPEPAM dan Bursa Efek. Keutungan dalam melakukan IPO antara lain
adalah signifikan akses untuk mendapatkan modal investasi yang lebih besar; kredibilitas sebagai
hasil dari dukungan dan sponsor dari sebuah perusahaan investasi perbankan; beberapa harga saham
yang mendukung setelah perusahaan private terdaftar secara publik; serta cakupan analisis dan
laporan penelitian membantu masyarakat tetap dapat mendapatkan informasi.
Sementara kerugian dari Penawaran Umum Perdana antara lain mencakup kesuksesan IPO
yang bergantung pada bankir investasi dan kondisi pasar; IPO membutuhkan biaya yang lebih besar
dari penawaran umum langsung dan seringkali juga lebih besar dari penggabungan reverse, tidak
termasuk biaya komisi; serta signifikan persyaratan dari manajemen untuk mengadakan rapat,
panggilan konferensi dan roadshow.

2. Proses IPO (Penawaran Umum Perdana)


Dalam proses IPO (Proses Emisi), Emiten harus menempuj serangkaian tahap yang cukup
panjang. Secara garis bedar peruses IPO dapat dibagi menjadi 3 tahapan yaitu: sebelum emisi, selama
emisi dan sesudah emisi
a) Sebelum Emisi
a. Persiapan emisi efek
Sebelum emisi, rencana manajemen perusahaan mencari dana melalui go public mesti
dibawa ke rapat umum pemegang saham (RUPS) atau rapat umum pemegang saham luar biasa
(RUPS-LB) untuk dimintakan persetujuan. Setelah persetujuan diperoleh, emiten kemudian harus
mencari dan menunjuk pihak-pihak tertentu untuk menjamin emisi dan membantu menyiapkan
kelengkapan dokumen emisi. Pihak-pihak yang terlibat tersebut meliputi perusahaan efek, profesi
penunjang dan lembaga penunjang. Perusahaan efek dapat pula berfungsi sebagai penjamin
pelaksana emisi, penjamin emisi, sekaligus agen penjual. Profesi penunjang yang diperlukan
mencakup:
1. Akuntan publik (Auditor Independen) untuk melakukan audit atas laporan keuangan 2 tahun
terakhir.
2. Notaris untuk melakukan perubahan atas Anggaran Dasar, membuat akta-akta perjanjian
dalam rangka penawaran umum dan Juga notulen-notulen rapat.
3. Konsultan hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum.
4. Lembaga-lembaga penunjang yang berperan antara lain.
5. Wali amanat sebagai wali dari kepentingan investor (untuk emisi obligasi).
6. Penanggung (Guarator).
7. Biro Administrasi efek.
8. Kustodian untuk tempat penitipan harta.
Persiapan dokumen emisi sendiri teridiri dari surat pengantar pernyataan terdaftar; prospektus
lengkap, iklan, brosur, edaran; dokumen lain yang diwajibkan; rencana jadwal emisi; konsep surat
efek; laporan keuangan; rencana penggunaan dana yang dirinci per tahun; proyeksi jika dicantumkan
dalam prospektus; legal audit; legal opinion; Riwayat hidup komisaris dan direksi; perjanjian
penjamin emisi; perjanjian agen penjualan; perjanjian penanggungan (untuk emisi obligasi);
perjanjian perwaliamanatan (untuk emisi obligasi); perjanjian dengan bursa efek; kontrak pengelolaan
saham; kesanggupan emiten untuk menyerahkan semua laporan yang diwajibkan perundang-
undangan pasar modal, dan informasi lainnya yang bukan bagian dari pernyataan pendaftaran yang
diminta BAPEPAM.
b. Pendaftaran Pernyataan Emisi
Setelah semua dokumen yang diperlukan untuk emisi telah lengkap, emiten mengadakan kontrak
pendahuluan dengan bursa efek dan menandatangani perjanjian- perjanjian emisi.Khusus penawaran
obligasi atau efek hutang lainnya emiten harus mendapatkan terlebih dahulu peringkat dari lembaga
pemeringkat efek.Barulah kemudian emiten bersama penjamin emisi menyampaikan pernyataan
pendaftaran beserta dokumendokumen kepada Bapepam, sekaligus melakukan ekspose terbatas di
Bapepam. Di Bapepam semua dokumen emisi yang telah diterima diperiksa kelengkapannya dan juga
dievaluasi, baik dari segi kelengkapannya, kecukupan, kejelasan informasi, keterbukaan, maupun
aspek hukum, akuntansi, keuangan dan manajemen. Dalam waktu maksimum 45 hari kerja jika
Bapepam tidak menyampaikan komentar, permintaan perubahan/tambahan informasi maka
pernyataan pendaftaran emiten dianggap efektif

b) Selama Emisi
a. Selama masa penawaran efek
Pada tahap ini, emiten melakukan aktivitas penawaran efek pada pasar perdana yang sering
disebut IPO (Initial Public Offering), melaksanakan penjualan saham perdana, sampai mencatat efek
yang di lepas ke publik ke Bursa Efek sehingga Investor dapat memperjualbelikan efek yang
dimilikinya. Selama masa periode emisi dibedakan menjadi periode pasar perdana dan pasar sekunder

b. Penawaran umum efek


Periode pasar perdana, mencakup periode mulai dari efek ditawarkan kepada pemodal oleh
sindikasi penjamin emisi melalui para agen penjual yang ditunjuk, penjatahan oleh sindikasi penjamin
emisi dan emiten, hingga penyerahan efek kepada investor. Jadi sesudah Bapepam menyatakan
pernyataan pendaftaran efektif, emiten mulai menyediakan prospectus lengkap untuk publik dan calon
pembeli dan memuat prospectus ringkas tersebut dalam sebuah surat kabar harian atau lebih yang
berbahasa Indonesia dan tersebar secara nasional. Pemasangan prospectus ringkas tersebut dilakukan
tiga hari kerja sebelum masa penawaran umum agar calon pembeli dapat mempelajari terlebih dahulu
penawaran emiten. Pada masa penawaran umum, calon investor yang tertarik dapat mulai mengajukan
pesanan kepada penjamin emisi melalui agen penjualan yang ditunjuknya.Masa ini berlangsung tiga
hari kerja dan selesai 60 hari setelah efektifnya pernyataan pendaftaran.Berakhirnya masa penawaran
disusul dengan penjatahan efek. Penjatahan efek adalah pengalokasian efek para investor sesuai
dengan jumlah yang tersedia.Jika kemudian ternyata jumlah permintaan efek selama masa penawaran
umum melebihi jumlah efek yang ditawarkan, diadakan penjatahan khusus oleh manajer penjatahan.
Masa penjatahan berjalan hingga 6 hari kerja setelah berakhirnya masa penawaran. Efek yang sudah
dialokasikan kemudian diserahkan kepada investor dalam bentuk surat saham kolektif. Dimana
sertifikat tersebut sudah harus tersedia paling lambat 3 hari kerja sebelum pencatatan.

c. Pencatatan efek di bursa


Periode pasar sekunder yaitu periode pencatatan efek di bursa sampai perdagangan sekunder
dimulai. Bapepam mensyaratkan bahwa pencatatan harus dilaksanakan selambat-lambatnya 90 hari
sesudah dimulainya masa penawaran umum atau 30 hari sesudah ditutupnya masa penawaran umum
tersebut, tergantung mana yang lebih dahulu.
Persyaratan pencatatan saham :
1. Laporan keuangan diaudit akuntan terdaftar di Bapepam dengan pendapat Wajar Tanpa
Kualifikasi (WTK) untuk tahun buku terakhir.
2. Minimal jumlah saham yang dicatatkan sebanyak 1 juta saham
3. Jumlah pemegang saham minimal 200 pemodal
4. Emiten wajib mencatatkan seluruh sahamnya yang telah ditempatkan dan distor penuh
sepanjang tidak bertentangan dengan kepemilikan asing (maksimal 49% dari jumlah saham
yang tercatat di bursa)

c) sesudah Emisi
Pelaporan emisi efek
Sesudah efek diperdagangkan di pasar sekunder, emiten diwajibkan memberikan pelaporan
kepada BEI dan BAPEPAM. Pelaporan kepada kedua Institusi ini terdiri dari tiga jenis, yaitu:
1. Laporan rutin yaitu berupa laporan keuangan tahunan, laporan keuangan tengah tahunan atau
laporan triwulanan (laporan keuangan interim). Laporan rutin kepada BAPEPAM tidak hanya
meliputi laporan keuangan saja tetapi juga mencakup beberapa laporan lainnya, seperti
laporan penggunaan dana hasil emisi.
2. Laporan berkala yaitu laporan mengenai terjadinya setiap kejadian penting dan relevan.
3. Laporan lainnya, yaitu mencakup laporan mengenai perubahan anggaran dasar, rencana
RUPS/RUPSLB, perubahan susunan direksi dan komisaris, dan mengenai penyimpangan
proyeksi yang dipublikasikan lebih dari 10%.
Seluruh laporan yang disampaikan emiten kepada bursa akan dipublikasikan kepada para investor
melalui pengumuman di lantai bursa maupun melalui papan informasi. Dengan demikian investor,
terutama investor publik, sebagai pihak yang tidak memiliki akses langsung kepada emiten, dapat
mengetahui perkembangan performa emiten sehingga dapat mengambil tindakan yang
menguntungkan bagi kegiatan investasinya.

4. Peraturan Nomor VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan


Peraturan ini menyatakan bahwa:
a) Peraturan ini menetapkan bentuk, isi, dan persyaratan dalam penyajian laporan keuangan
yang harus disampaikan oleh Emiten atau Perusahaan Publik, baik untuk keperluan penyajian
kepada masyarakat maupun untuk disampaikan kepada Badan Pengawas Pasar Modal
(Bapepam).
b) Peraturan ini merupakan pedoman penyajian laporan keuangan bagi industri secara umum.
Hal-hal mengenai bentuk, isi dan persyaratan dalam penyajian laporan keuangan yang tidak
diatur dalam peraturan ini, harus mengikuti Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan praktik akuntansi lainnya yang
lazim berlaku di Pasar Modal.
c) Laporan keuangan dalam ketentuan ini adalah sesuai dengan pengertian laporan keuangan
yang termuat dalam PSAK yang diterbitkan oleh IAI, yaitu meliputi Neraca, Laporan Laba
Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
d) Seluruh data yang disajikan dalam laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam huruf c di
atas terbuka dan tersedia untuk publik.
Khususnya:
a. Manajemen Emiten atau Perusahaan Publik bertanggung jawab atas penyusunan dan
penyajian laporan keuangan.
b. Laporan keuangan harus dibuat dalam bahasa Indonesia. Jika laporan keuangan juga
dibuat selain dalam bahasa Indonesia, maka laporan keuangan dimaksud harus
memuat informasi yang sama.
c. Mata uang pelaporan yang digunakan oleh perusahaan di Indonesia adalah mata uang
rupiah. Perusahaan dapat menggunakan mata uang selain rupiah sebagai mata uang
pelaporan hanya apabila mata uang tersebut memenuhi kriteria mata uang fungsional.
Dan Laporan keuangan konsolidasi disajikan dalam mata uang fungsional setelah
mempertimbangkan indikator mata uang fungsional terhadap induk perusahaan dan
tiap anak perusahaan.
d. Tahun buku perusahaan mencakup periode satu tahun. Apabila, dalam keadaan luar
biasa, tahun buku perusahaan berubah dan laporan keuangan disajikan untuk periode
yang lebih panjang atau pendek dari periode satu tahun, maka sebagai tambahan
terhadap periode cakupan laporan keuangan, perusahaan harus mengungkapkan:
1) alasan penggunaan tahun buku yang lebih panjang atau pendek dari periode satu
tahun; dan
2) fakta bahwa jumlah komparatif dalam laporan laba rugi, laporan perubahan
ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan tidak dapat
diperbandingkan.
e. Untuk tujuan konsolidasi, tanggal pelaporan keuangan anak perusahaan pada
dasarnya harus sama dengan tanggal pelaporan keuangan perusahaan induk. Apabila
tanggal pelaporan tersebut berbeda maka laporan keuangan anak perusahaan dengan
tanggal pelaporan yang berbeda tersebut dapat digunakan untuk tujuan konsolidasi
sepanjang:
1) Perbedaan tanggal pelaporan tersebut tidak lebih dari 3 (tiga) bulan; dan
2) Peristiwa atau transaksi material yang terjadi di antara tanggal pelaporan tersebut
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi.
f. Pos aktiva dan kewajiban, dan pos penghasilan dan beban tidak boleh saling hapus,
kecuali diperkenankan oleh PSAK.
g. Konsistensi Penyajian
1) Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus
konsisten, kecuali :
a) Terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi perusahaan atau
perubahan penyajian akan menghasilkan penyajian yang lebih tepat atas suatu
transaksi atau peristiwa; atau
b) Perubahan penyajian yang diperkenankan oleh PSAK.
2) Apabila penyajian atau klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan diubah maka
penyajian periode sebelumnya direklasifikasi untuk memastikan daya banding. Sifat,
jumlah, serta alasan reklasifikasi harus diungkapkan. Apabila reklasifikasi tersebut
tidak praktis dilakukan, maka alasan dan sifat perubahan seandainya dilakukan
reklasifikasi harus diungkapkan.
h. Materialitas dan Agregasi
1) “Material” adalah istilah yang digunakan untuk mengemukakan sesuatu yang
dianggap wajar untuk diketahui oleh pengguna laporan keuangan dan Bapepam.
Kecuali ditentukan secara khusus, pengertian material adalah 5% dari jumlah
seluruh aktiva untuk akunakun aktiva, 5% dari jumlah seluruh kewajiban untuk
akun-akun kewajiban, 5% dari jumlah seluruh ekuitas untuk akun-akun ekuitas,
10% dari pendapatan untuk akun-akun laba rugi, dan 10% dari laba sebelum
pajak untuk pengaruh suatu peristiwa atau transaksi seperti perubahan estimasi
akuntansi.
2) Akun-akun yang material disajikan terpisah dalam laporan keuangan. Untuk
akun-akun yang nilainya tidak material, tetapi merupakan komponen utama
laporan keuangan, harus disajikan tersendiri. Sedangkan untuk akun-akun yang
nilainya tidak material, dan tidak merupakan komponen utama, dapat
digabungkan dalam pos tersendiri, namun harus dijelaskan sifat dari unsur
utamanya dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
3) Akun yang berbeda tetapi mempunyai sifat atau fungsi yang sama dapat
digabungkan dalam satu pos jika saldo masing-masing akun tidak material.
Contoh pos hasil penggabungan antara lain Biaya Dibayar di Muka, Pendapatan
Diterima di Muka dan lain sebagainya. Jika penggabungan beberapa akun di atas
mengakibatkan jumlah keseluruhan menjadi material, maka unsur yang
jumlahnya terbesar agar disajikan tersendiri
i. Laporan keuangan konsolidasi menggabungkan seluruh perusahaan yang
dikendalikan oleh induk perusahaan. Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan
menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi, peristiwa dan keadaan
yang sama atau sejenis. Apabila tidak mungkin digunakan kebijakan akuntansi yang
sama dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi, maka harus diungkapkan
penggunaan kebijakan akuntansi yang berbeda tersebut dan proporsi unsur yang
terkait dengan kebijakan akuntansi tersebut terhadap unsur sejenis dalam laporan
keuangan konsolidasi.
j. Perubahan Akuntansi dan Kesalahan Mendasar harus diperlakukan sebagai berikut :
1) Perubahan estimasi akuntansi
Suatu estimasi direvisi jika ada perubahan kondisi yang mendasari estimasi
tersebut,vatau karena adanya informasi baru, bertambahnya pengalaman atau
perkembanganvlebih lanjut. Dampak perubahan ini harus diperlakukan secara
prospektif.
2) Perubahan Kebijakan Akuntansi
Perubahan kebijakan akuntansi dilakukan hanya jika penerapan suatu kebijakan
akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan perundangan atau standar
akuntansi keuangan yang berlaku, atau jika diperkirakan bahwa perubahan tersebut
akan menghasilkan penyajian kejadian atau transaksi yang lebih sesuai dalam laporan
keuangan suatu perusahaan.
3) Kesalahan Mendasar
Kesalahan mendasar mungkin timbul dari kesalahan perhitungan matematis,
kesalahan dalam penerapan kebijakan akuntansi, kesalahan interpretasi fakta dan
kecurangan atau kelalaian.
Dampak perubahan kebijakan akuntansi atau koreksi atas kesalahan mendasar harus
diperlakukan secara retrospektif dengan melakukan penyajian kembali (restatement)
untuk periode yang telah disajikan sebelumnya dan melaporkan dampaknya terhadap
masa sebelum periode sajian sebagai suatu penyesuaian pada saldo laba awal periode.
Pengecualian dilakukan apabila dianggap tidak praktis atau secara khusus diatur lain
dalam ketentuan masa transisi penerapan standar akuntansi keuangan baru.

5. Peraturan Bapepam LK Mengenai Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau


Perusahaan Publik dan Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten atau
Perusahaan Publik (Peraturan X.K.2 dan X.K. 6)

1. Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik (peraturan X.K.2)
a) Emiten atau perusahaan publik yang telah tercatat di Bursa wajib menyampaikan
laporan keuangan berkala, yang dimaksud Laporan Keuangan Berkala adalah laporan
keuangan tahunan dan laporan keuangan tengah tahunan Emiten atau Perusahaan
Publik
b) Emiten atau Perusahaan Publik yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif
wajib menyampaikan Laporan Keuangan Berkala kepada Bapepam dan LK paling
sedikit 2 (dua) eksemplar, satu diantaranya dalam bentuk asli, dan disertai dengan
laporan dalam salinan elektronik (soft copy).
c) Laporan Keuangan Berkala tersebut merupakan laporan keuangan lengkap yang
terdiri dari:
• laporan posisi keuangan (neraca);
• laporan laba rugi komprehensif;
• laporan perubahan ekuitas;
• laporan arus kas;
• laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif, jika Emiten atau
Perusahaan Publik menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif,
membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau mereklasifikasi pos-
pos dalam laporan keuangannya; dan
• catatan atas laporan keuangan.
d) Bagi Emiten atau Perusahaan Publik yang Efeknya tercatat di Bursa Efek di
Indonesia dan Bursa Efek di negara lain, maka Laporan Keuangan Berkala yang
disampaikan kepada Bapepam dan LK wajib memuat informasi yang sama dengan
Laporan Keuangan Berkala yang disampaikan kepada otoritas pasar modal di negara
lain tersebut, dan paling sedikit memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Bapepam dan LK yang terkait dengan penyajian dan pengungkapan laporan
keuangan.

2. Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik (Peraturan No. X.K.6)
a. Setiap Emiten atau Perusahaan Publik yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi
efektif wajib menyampaikan laporan tahunan kepada Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan selambat-lambatnya 4 (empat) bulan setelah tahun buku
berakhir, sebanyak 4 (empat) eksemplar dan sekurang-kurangnya 1 (satu) eksemplar
dalam bentuk asli. Laporan tahunan dalam bentuk asli dimaksud adalah laporan
tahunan yang wajib ditandatangani secara langsung oleh direksi dan komisaris.
b. Dalam hal laporan tahunan telah tersedia bagi pemegang saham sebelum jangka
waktu 4 (empat) bulan sejak tahun buku berakhir, maka laporan tahunan dimaksud
wajib disampaikan kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
pada saat yang bersamaan dengan tersedianya laporan tahunan bagi pemegang saham.
c. Laporan tahunan wajib tersedia bagi para pemegang saham pada saat panggilan Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan.
d. Dalam hal Emiten hanya menerbitkan Efek Bersifat Utang, maka kewajiban
penyampaian laporan tahunan berlaku sampai dengan Emiten telah menyelesaikan
seluruh kewajiban yang terkait dengan Efek Bersifat Utang yang diterbitkannya.
e. Dalam hal Emiten atau Perusahaan Publik menyampaikan laporan tahunan kepada
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan sebelum menyampaikan
laporan keuangan tahunan, maka Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud
dikecualikan dari kewajiban menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, sepanjang laporan tahunan
dimaksud:
1) disampaikan sebanyak 6 (enam) eksemplar; dan
2) sekurang-kurangnya 1 (satu) eksemplar laporan tahunan yang memuat laporan
keuangan tahunan dalam bentuk asli.
Dalam hal penyampaian laporan tahunan dimaksud melewati batas waktu penyampaian laporan
keuangan tahunan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 tentang Kewajiban
Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, maka hal tersebut diperhitungkan sebagai keterlambatan
penyampaian laporan keuangan tahunan.
6. Peraturan Bapepam LK mengenai keterbukaan informasi yang harus segera diumumkan
kepada publik (Peraturan Nomor X.K.1)
1. Setiap Perusahaan Publik atau Emiten yang Pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif,
harus menyampaikan kepada Bapepam dan mengumumkan kepada masyarakat secepat
mungkin, paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah keputusan atau terjadinya suatu
peristiwa, informasi atau fakta material yang mungkin dapat mempengaruhi nilai Efek
perusahaan atau keputusan investasi pemodal.
2. Informasi atau Fakta Material yang diperkirakan dapat mempengaruhi harga Efek atau
keputusan investasi pemodal, antara lain hal-hal sebagai berikut:
a) Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha, atau pembentukan usaha
patungan;
b) Pemecahan saham atau pembagian dividen saham;
c) Pendapatan dari dividen yang luar biasa sifatnya;
d) Perolehan atau kehilangan kontrak penting;
e) Produk atau penemuan baru yang berarti;
f) Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen;
g) Pengumuman pembelian kembali atau pembayaran Efek yang bersifat utang;
h) Penjualan tambahan efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang material
jumlahnya;
i) Pembelian, atau kerugian penjualan aktiva yang material;
j) Perselisihan tenaga kerja yang relatif penting;
k) Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan, dan atau direktur dan komisaris
perusahaan;
l) Pengajuan tawaran untuk pembelian Efek perusahaan lain;
m) Penggantian Akuntan yang mengaudit perusahaan;
n) Penggantian Wali Amanat;
o) Perubahan tahun fiskal perusahaan;

D. Laporan Yang Harus Disiapkan Untuk Right Issues


Right Issues adalah efek yang memberikan hak kepada pemegang saham lama untuk membeli saham
baru yang akan dikeluarkan oleh emiten pada proporsi dan harga tertentu. Hak dalam right adalah
preemptive right yaitu suatu hak untuk menjaga proporsi kepemilikan saham bagi pemegang saham
lama disuatu perusahaan dengan pengeluaran saham baru, right issues muncul ketika penawaran
kedua.
Bapepam LK menerbitkan lima peraturan untuk right issues yaitu peraturan nomor IX.D.1-
IXD5
1) Peraturan Bapepam LK No. IX.D.1
Dalam peraturan ini dijelaskan pengertian Right Issues (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu) yaitu
hak yang melekat pada saham yang memungkinkan para pemegang saham yang ada untuk membeli
Efek baru, termasuk saham, Efek yang dapat dikonversikan menjadi saham dan waran, sebelum
ditawarkan kepada Pihak lain. Hak tersebut wajib dapat dialihkan. Selain itu pengertian Waran yaitu
Efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegang Efek untuk
memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga tertentu untuk jangka waktu 6 (enam) bulan atau
lebih sejak diterbitkannya Waran tersebut
Apabila suatu perusahaan yang telah melakukan Penawaran Umum saham atau Perusahaan Publik
bermaksud untuk menambah modal sahamnya, termasuk melalui penerbitan Waran atau Efek
konversi, maka setiap pemegang saham wajib diberi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atas Efek
baru dimaksud sebanding dengan persentase pemilikan mereka.
Jika perusahaan tersebut mempunyai lebih dari satu jenis saham, dan jika jumlah saham dalam setiap
jenis ditambah secara proporsional, maka para pemegang saham yang ada wajib mempunyai Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanding dengan persentase pemilikan mereka dalam masing-
masing jenis saham.
Jika perusahaan tersebut mempunyai lebih dari satu jenis saham tetapi penambahan hanya terjadi pada
satu jenis saham saja, atau jumlah penambahan dari setiap jenis saham tidak sebanding, atau jika
Penawaran Umum terdiri dari Efek yang dapat ditukar dengan saham, maka semua pemegang saham
wajib mempunyai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanding dengan persentase pemilikan dalam
perusahaan. Penawaran Umum dimaksud wajib disetujui oleh pemegang saham yang mewakili
sebagian besar saham dalam setiap jenis saham.
Dalam yang menerbitkan Waran, maka jumlah Waran yang diterbitkan dan Waran yang telah beredar
tidak melebihi 35% (tiga puluh lima perseratus) dari jumlah saham yang telah ditempatkan dan disetor
penuh pada saat Pernyataan Pendaftaran disampaikan. Dalam hal ini perusahaan tersebut jika
bermaksud untuk menambah modal sahamnya melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau
melalui Penawaran Umum Waran atau Efek konversi wajib mengadakan Rapat Umum Pemegang
Saham untuk mempertimbangkan dan menyetujui rencana penawaran dimaksud dan menyediakan
Prospektus bagi pemegang saham, selambat-lambatnya 28 (dua puluh delapan) hari sebelum Rapat
Umum Pemegang Saham dilaksanakan. Setiap perubahan atau penambahan informasi mengenai Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu wajib tersedia bagi pemegang saham paling lambat pada saat Rapat
Umum Pemegang Saham dilaksanakan.
Untuk dapat melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham dalam rangka Penawaran Umum dengan
Hak Memesan Efek, perusahaan atau emiten wajib mengajukan Pernyataan Pendaftaran dan
dokumen pendukungnya kepada Bapepam dalam bentuk serta mencakup informasi yang ditetapkan
untuk Penawaran Umum dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
Persyaratan untuk memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu ini tidak berlaku jika perusahaan
mengeluarkan saham sebagai hasil kapitalisasi dari laba yang ditahan dan atau modal disetor lainnya
seperti dividen saham atau saham bonus.
2) Peraturan Bapepam LK No. IX.D.2
Peraturan ini berisi pedoman mengenai bentuk dan isi pernyataan pendaftaran dalam rangka
penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (Right Issues)
Dokumen-dokumen yang harus disiapkan untuk Right Issues sekurang-kurangnya terdiri dari
a. surat pengantar Pernyataan Pendaftaran;
b. Prospektus; dan
c. dokumen lain yang diperlukan sebagai bagian dari Pernyataan Pendaftaran dalam rangka
penerbitan hak memesan saham terlebih dahulu.
Dokumen lain tersebut terdiri dari

 Rencana jadwal Penawaran Umum Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu;


 Perjanjian yang menetapkan pembelian Efek yang tidak dipesan melalui penawaran Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu (jika ada);
 Perjanjian perwaliamanatan (jika ada);
 Perjanjian penanggungan (jika ada);
 Informasi penggunaan dana dari hasil Penawaran Umum sebelumnya;
 Laporan Keuangan
 Laporan Akuntan berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan;
 Menyajikan laporan keuangan untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terakhir terdiri dari:
1) neraca;
2) laporan laba rugi;
3) laporan perubahan Ekuitas;
4) laporan arus kas;
5) catatan atas laporan keuangan; dan
6) laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan jika dipersyaratkan, seperti laporan komitmen dan kontinjensi untuk
Emiten atau Perusahaan Publik yang bergerak dalam bidang perbankan
Dalam hal efektifnya Pernyataan Pendaftaran melebihi 180 (seratus delapan puluh) hari dari laporan
keuangan terakhir, maka laporan keuangan tahunan terakhir harus dilengkapi dengan laporan
keuangan interim yang telah diaudit, sehingga jangka waktu antara tanggal efektif Pernyataan
Pendaftaran dan tanggal laporan keuangan interim tidak melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari;
d. surat dari Akuntan (comfort letter) sehubungan dengan perubahan keadaan keuangan Emiten atau
Perusahaan Publik yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan yang diaudit oleh Akuntan;
e. surat pernyataan dari Emiten atau Perusahaan Publik di bidang akuntansi;
f. keterangan lebih lanjut tentang prakiraan dan atau proyeksi, jika dicantumkan dalam Prospektus;
g. kebijakan dividen serta riwayat pembayaran dividen;
h. laporan pemeriksaan dan pendapat dari segi hukum (sehubungan dengan perubahan yang terjadi
setelah tanggal dikeluarkannya pendapat hukum sebelumnya dan hal yang berkaitan dengan
penggunaan dana hasil Penawaran Umum);
i. surat pencabutan pembatasan-pembatasan (negative covenant) yang dapat merugikan
kepentingan pemegang saham publik dari kreditur. Dll

3) Peraturan Bapepam LK No. IX.D.3


Peraturan ini berisi pedoman mengenai bentuk dan isi prospectus dalam rangka penerbitan hak
memesan efek terlebih
a) Suatu Prospektus harus mencakup semua rincian dan Informasi atau Fakta Material mengenai
Penawaran Umum dari Emiten atau Perusahaan Publik, yang dapat mempengaruhi keputusan
pemodal, yang diketahui atau layak diketahui oleh Emiten atau Perusahaan Publik. Prospektus
harus dibuat sedemikian rupa sehingga jelas dan komunikatif. Fakta-fakta dan
pertimbanganpertimbangan yang paling penting harus dibuat ringkasannya dan diungkapkan
pada bagian awal Prospektus. Urutan penyampaian fakta pada Prospektus ditentukan oleh
relevansi fakta tersebut terhadap masalah tertentu, bukan urutan sebagaimana dinyatakan pada
peraturan ini.
b) Emiten atau Perusahaan Publik harus berhati-hati apabila menggunakan foto, diagram, atau
tabel pada Prospektus, karena bahan-bahan tersebut dapat memberikan kesan yang
menyesatkan kepada masyarakat. Emiten atau Perusahaan Publik juga harus menjaga agar
penyampaian informasi penting tidak dikaburkan dengan informasi yang kurang penting yang
mengakibatkan informasi penting tersebut terlepas dari perhatian pembaca.
c) Emiten atau Perusahaan Publik dapat melakukan penyesuaian atas pengungkapan Informasi
atau Fakta Material tidak terbatas hanya pada Informasi atau Fakta Material yang telah diatur
dalam ketentuan ini. Pengungkapan atas Informasi atau Fakta Material tersebut harus
dilakukan secara jelas dengan penekanan yang sesuai dengan bidang usaha atau sektor
industrinya, sehingga Prospektus tidak menyesatkan. Emiten atau Perusahaan Publik serta
Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal bertanggung jawab untuk menentukan dan
mengungkapkan fakta tersebut secara jelas dan mudah dibaca.
4) Peraturan Bapepam LK No. IX.D.4
Peraturan ini mengatur mengenai penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih
a) Emiten atau Perusahaan Publik dapat menambah modal tanpa memberikan Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu kepada pemegang saham, sepanjang ditentukan dalam anggaran dasar,
dengan ketentuan sebagai berikut:
1) jika dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun, penambahan modal tersebut sebanyak-banyaknya 5 %
(lima perseratus) dari modal disetor; atau
2) jika tujuan utama penambahan modal adalah untuk memperbaiki posisi keuangan perusahaan
yang mengalami salah satu kondisi sebagai berikut:
b) Bank yang menerima pinjaman dari Bank Indonesia atau lembaga pemerintah lain yang
jumlahnya lebih dari 200% (dua ratus perseratus) dari modal disetor atau kondisi lain yang
dapat mengakibatkan restrukturisasi bank oleh instansi Pemerintah yang berwenang;
c) Perusahaan selain bank yang mempunyai modal kerja bersih negatif dan mempunyai
kewajiban melebihi 80% (delapan puluh perseratus) dari aset perusahaan tersebut pada saat
RUPS yang menyetujui penambahan modal; atau
d) perusahaan yang gagal atau tidak mampu untuk menghindari kegagalan atas kewajibannya
terhadap pemberi pinjaman yang tidak terafiliasi dan jika pemberi pinjaman tersebut atau
pemodal tidak terafiliasi menyetujui untuk menerima saham atau obligasi konversi
perusahaan untuk menyelesaikan pinjaman tersebut.
5) Peraturan Bapepam LK No. IX.D.5
Peraturan ini memuat mengenai saham bonus
Saham Bonus adalah saham yang dibagikan secara cuma-cuma kepada pemegang saham berdasarkan
jumlah saham yang dimiliki, pembagian Saham Bonus harus proporsional dengan kepemilikan saham
dari setiap pemegang saham. Pelaksanaan pembagian Saham Bonus harus telah selesai dilakukan
selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari setelah pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham
yang menyetujui pembagian Saham Bonus tersebut.
Emiten atau Perusahaan Publik wajib menyampaikan kepada Bapepam laporan penjatahan Saham
Bonus yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam sebanyak 2 (dua) eksemplar
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah pembagian Saham Bonus dilaksanakan. Saham
Bonus yang merupakan Dividen Saham, berasal dari kapitalisasi Saldo Laba. Saham Bonus yang
bukan merupakan Dividen Saham, berasal dari kapitalisasi:
a. Agio Saham; dan atau
b. unsur ekuitas lainnya.
Jumlah saham yang dibagikan dalam rangka Saham Bonus yang merupakan Dividen Saham
ditentukan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
a. Dalam hal harga pasar saham pada penutupan perdagangan 1 (satu) hari sebelum Rapat
Umum Pemegang Saham di bawah nilai nominal saham, maka jumlah saham yang
dibagikan ditentukan berdasarkan sekurang-kurangnya pada nilai nominal saham.
b. Dalam hal harga pasar saham sama atau lebih tinggi dari nilai nominal saham, maka
jumlah saham yang dibagikan ditentukan berdasarkan harga pasar saham pada penutupan
perdagangan 1 (satu) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham.
Pembagian Saham Bonus hanya dapat dilaksanakan apabila asal Saham Bonus tersebut telah dimuat
dalam Laporan Keuangan Tahunan terakhir yang telah diaudit oleh Akuntan yang terdaftar di
Bapepam. Dalam hal Saham Bonus berasal dari kapitalisasi Agio Saham maka nilai yang dapat
dikapitalisasi adalah jumlah Agio Saham setelah dikurangi biaya emisi Efek ekuitas.
Emiten atau Perusahaan Publik atau pelaku Pasar Modal lainnya dalam hubungan dengan para
pemodal dilarang memberikan informasi yang menyesatkan mengenai rencana pembagian Saham
Bonus oleh Emiten atau Perusahaan Publik tertentu. Jumlah saham yang dibagikan dalam rangka
Saham Bonus yang bukan merupakan Dividen Saham ditentukan berdasarkan nilai nominal saham.
KASUS : Pengungkapan informasi material – Perusahaan Gas Negara
PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) bergerak dalam melaksanakan dan
mendukung program pembangunan ekonomi dan nasional Pemerintah, khususnya pengembangan
penggunaan gas alam untuk kepentingan masyarakat, serta penyediaan volume dan kualitas gas yang
cukup untuk konsumsi masyarakat. Perusahaan mayoritas dimiliki oleh Pemerintah Republik
Indonesia.
PT. PGN melakukan IPO pada tanggal 15 DEsember 2003. Dengan Total saham terdaftar
sebanyak 4.320.987.000 (saham). Saham PT PGN dimiliki oleh PT. Pertamina (Persero) dengan
jumlah sebanyak 13.809.038.755 (50,96%) (saham) dan Publik sebanyak 10.432.465.440 (43,04%)
saham. Harga saham PT PGN per tanggal 11 Januari 2021 sebesar Rp1.625 dengan tren meningkat
selama 6 bulan terakhir, dengan EPS 33 per tanggal 11 Januari 2021. PT PGN selama tahun 2019 dan
Quartal ke-tiga tahun 2020 tidak mengeluarkan right issues atau hak kepada pemegang saham lama
untuk membeli saham baru yang akan dikeluarkan. (sumber: PT. Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk [PGAS] | IDNFinancials).
PT. PGN sesuai dengan peraturan perundang-undangan telah memberikan laporan terkait:
a. Laporan rutin yaitu berupa laporan keuangan tahunan, laporan keuangan tengah tahunan
atau laporan triwulanan (laporan keuangan interim). Laporan rutin kepada BAPEPAM
tidak hanya meliputi laporan keuangan saja tetapi juga mencakup beberapa laporan
lainnya, seperti laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek setiap bulan.
b. Laporan berkala yaitu laporan mengenai terjadinya setiap kejadian penting dan relevan
seperti Laporan Informasi atau Fakta Material terkait suaru kejadian atau peristiwa yang
relevan.
c. Laporan lainnya, yaitu mencakup laporan mengenai perubahan anggaran dasar, rencana
RUPS/RUPSLB, perubahan susunan direksi dan komisaris.
Berdasarkan laporan keuangan yang telah dipublikasikan melalui website PT. PGN
(https://ir.pgn.co.id/idx-announcements) yaitu untuk periode akuntansi 31 Desember 2019
(audited), dan laporan interim triwulan 1, triwulan 2, dan triwulan 3. Diketahui bahwa PT PGN
telah Menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAK yang berlaku yaitu:
a. laporan posisi keuangan pada akhir periode 31 Desember 2019, dan laporan interim
untuk periode 31 Maret 2020, 30 Juni 2020 dan 30 September 2020;
b. laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode;
c. laporan perubahan ekuitas selama periode;
d. laporan arus kas selama periode;
e. catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi signifikan dan
informasi penjelasan lain; dan
f. intormasi komparatif mengenai periode terdekat sebelumnya sebagaimana ditentukan
dalam PSAK I paragraf 38 dan 38A; dimana:
a. laporan posisi keuangan per akhir periode interim berjalan dan laporan posisi
keuangan komparatif per akhir tahun buku terdekat sebelumnya.
b. laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain untuk periode interim
berjalan dan secara kumulatif untuk tahun buku berjalan sampai tanggal interim,
dengan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain komparatif untuk
periode interim yang dapat dibandingkan (periode berjalan dan awal tahun buku
sampai tanggal pelaporan) dari tahun buku terdekat sebelumnya.
c. laporan perubahan ekuitas secara kumulati funtuk tahun buku berjalan sampai
dengan tanggal interim, dengan laporan perubahan ekuitas komparatif untuk
periode awal tahun buku sampai tanggal pelaporan interim dari tahun buku
terdekat sebelumnya.

d. laporan arus kas secara kumulatif untuk tahun buku berjalan sampai dengan
interim, dengan laporan arus kas komparatif untuk periode awai tahun buku
tanggal pelaporan interim dari tahun buku terdekat sebelumuya
Pengungkapan Ringkasan Laporan Keuangan Interim PT PGN selama Tahun 2020:
a. pendapatan atau penjualan kotor, beban, estimasi pajak penghasilan, pos luar biasa
(termasuk pengaruh terhadap pajak penghasilan yang terkait), pengaruh kumulatif
perubahan akuntansi, perubahan akuntansi dan laba bersih;
b. data laba bersih per saham untuk setiap periode interim yang disajikan;
c. pendapatan dan beban musiman;
d. perubahan yang penting dalam taksiran pajak penghasilan yaitu adanya perubahan Sesuai
dengan PSAK 46 Amandemen ini mengklarifikasi bahwa konsekuensi pajak penghasilan
dari dividen atas instrumen keuangan yang diklasifikasikan sebagai ekuitas harus diakui
sesuai dengan transaksi atau peristiwa masa lalu yang menghasilkan laba yang
diatribusikan yang diakui. Ketentuan ini berlaku untuk semua konsekuensi pajak
penghasilan dari dividen;
e. pelepasan suatu segmen usaha, pos luar biasa, transaksi tidak biasa dan tidak sering
terjadi, yaitu Pada saat penerbitan laporan keuangan konsolidasian Grup, proses
pelepasan PSC Sanga-sanga masih dalam penyelesaian SKK Migas dan verifikasi lebih
lanjut oleh Pertamina. Manajemen berpendapat bahwa pelepasan PSC Sanga-sanga tidak
akan memiliki dampak merugikan material terhadap posisi keuangan dan arus kas Grup
karena sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya baru wajib
mengembalikan biaya investasi yang belum dikembalikan (unrecovered cost) kepada
kontraktor lama.;
f. kewajiban kontinjen, yaitu adanya peristiwa kontinjensi sebagai berikut:
• Deklarasi keadaan kahar dalam Perjanjian Pengangkutan Gas Kepodang Tambak
Lorok oleh PCML
• Komitmen sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan akibat perubahan PSAK 73-
Grup sebagai pihak yang menyewa;
g. perubahan akuntansi sudah dijelaskan dalam penjelasan perubahan akuntansi signifikan
dan CALK; dan
h. tidak ada perubahan yang material pada unsur laporan arus kas.

Anda mungkin juga menyukai