Anda di halaman 1dari 8

REGULASI

PENYIARAN
Masithah Mahsa, S.Pd., M.Pd.
REGULASI PENYIARAN SEBELUM
MERDEKA DAN ORDE LAMA
SEBELUM MERDEKA ORDE LAMA

◦ Dimulai pada masa pemerintahan Hindia ◦ Cikal bakal radio pada masa pemerintahan
Belanda yang mengeluarkan regulasi Radiowet Belanda dan jepang tersebut berubah menjadi
(Undang-undang radio) bersamaan dengan RRI (Radio Republik Indonesia). Pada 1962
diresmikannya stasiun yang berafiliasi dengan berdiri stasiun penyiaran televisi TVRI di
pemerintah yaitu NIROM (Nederlands Indische Jakarta yang merupakan stasiun televisi
Radio Omroep Maatschappij) pada 1 April pertama di Indonesia.
1934.
◦ Dilanjutkan pada masa pemerintahan Jepang
yang membentuk Hoso kanri Kyoku (jawatan
Urusan Radio) di beberapa kota di Indonesia.
REGULASI PENYIARAN ORDE BARU
◦ Pada tahun 1966, banyak stasiunradio yang bermunculan. Untuk menertibkan pertumbuhannya, dikeluarkan PP No. 55/1970
tentang Radio Siaran Non pemerintah. Selanjutnya, Dirjen RTF melakukan pembinaan software berlandaskan Kepmenpen No.
39/1971 tentang Petunjuk Kebijaksanaan Penyelenggaraan Acara Siaran serta isi Siaran bagi Radio Siaran Non-Pemerintah
(RSNP) diiringi terbentuknya organisasi Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) pada 17 Desember
1974.
◦ Dirjen RTF terus meningkatkan kualitas pembinaan dengan diterbitkannya Kepmenpen No. 226/Kep/Menpen/1984 yang
menjelaskan ketentuan wajib relai bagi seluruh RSNP dan menetapkan Kepala Kantor Wilayah Deppen selaku Ketua Badan
Pembina Radio Siaran Non-pemerintah (BPRSNP) di daerah. Sebagai petunjuk pelaksanaan tersebut, diterbitkan pula Intruksi
Dirjen RTF Nomor 01/Inst/Dirjen/RTF/1985 tanggal 1 Januari 1985 tentang penyelenggaran siaran oleh radio-radio siaran non
RRI.
◦ Diterbitkan edaran Dirjen RTF No. 175/RTF/K/11/1989 tanggal 11 Februari 1989 tentang mekanisme perizinan radio siaran
swasta.
REGULASI PENYIARAN ERA REFORMASI
◦ Pada era reformasi, lahirlah Undang-Undang No.32 Tahun 2002 sebagai pengganti UU No.24 tahun
1997. Pengaturan yang dilakukan dalam UU No.32/2002 tersebut diantaranya: adanya satu lembaga
independen yaitu Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang mempunyai tugas utama mengendalikan isi
siaran. Hal tersebut tertuang ke dalam beberapa pasal, salah satunya pasal 7 sampai 12 tentang
keberadaan lembaga KPI.
Model Komunis, pada model ini penyiaran memiliki
semacam tri tunggal fungsi yaitu propaganda, agitasi,
Model Otoriter, tujuan model ini lebih sebagai upaya
dan organisasi. Aspek lain yang membedakan model ini
menjadikan penyiaran sebagai alat negara. Radio dan
dari model otoriter adalah dilarangnya kepemilikan
TV dikondisikan sedemikian rupa sehingga terarahkan
swasta, karena media dalam model ini harus dilihat
untuk mendukung keijakan pemerintah serta
sebagai milik kelas pekerja, serta media merupakan
melestarikan kekuasaan.
sarana sosialisasi, edukais, informasi, motivasi dan
mobilisasi.

MODEL
Model Barat-Paternalistis, sistem penyiaran ini
REGULASI
PENYIARAN
banyak diterapkan di negara-negara Eropa Barat.
Model Barat Liberal, pada model ini di samping
Disebut paternalistis karena kebijakan media bukan
sebagai media penyedia informasi dan hiburan, media
merupakan keinginan audiens, melainkan lebih sebagai
juga memiliki fungsi mengembangkan hubungan yang
keyakinan bahwa yang dibuat memang dibutuhkan dan
penting diantara aspek-aspek lain yang mendukung
diinginkan oleh rakyat. Dalam model ini, penyiaran
independensi ekonomi dan keuangan.
juga memiliki tugas untuk melekatkan fungsi-fungsi
sosial individu atas lingkungan sosialnya.

Model Demokrasi Partisipan, model ini


dikembangkan oleh mereka yang mempercayai prinsip
powerfull medium dan dalam beberapa hal terinspirasi
oleh mahzab kritis. Yang termasuk dalam model ini
adalah berbagai media penyiaran alternatif. Sifat
komunikasi dalam model demokrasi partisipan ini
adalah dua arah.
UU NO. 32/2002 TENTANG PENYIARAN
DAN LEMBAGA SENSOR FILM (LSF)

UU No. 32/2002 LEMBAGA SENSOR FILM


(LSF)
Tentang
Penyiaran

Pusat
Terdiri dari 12 Badan Sensor Produksi Film Percetakan
Lembaga
Sensor Film
Bab dan memuat Film (BSF) Negara
(PPFN)
Negara
(LSF)
64 pasal.
PERATURAN PEMERINTAH DAN
PERATURAN MENTERI
PERATURAN PEMERINTAH PERATURAN MENTERI
◦ PP No. 11/2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga
Penyiaran Publik.
◦ Permen No. 17/P/M.Kominfo/6/2006 tentang
◦ PP No. 12/2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Tata Cara Penyesuaian Izin Penyelenggaraan
Penyiaran Publik RRI. bagi LPS yang telah memiliki izin sebelumnya
◦ PP No. 13/2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga dari Dirjen Postel dan izin penyelenggaraan
Penyiaran Publik TVRI.
LPB dari Departemen Penerangan.
◦ PP No. 49/2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga
Penyiaran Asing (LPA). ◦ Permen No. 12/2005 tentang Penghematan
◦ PP No. 50/2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Energi di Lingkungan Lembaga Penyiaran.
Penyiaran Swasta.

◦ PP No. 51/2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga


Penyiaran Komunitas.

◦ PP No. 50/2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga


Penyiaran Berlangganan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai