Anda di halaman 1dari 20

PUTUSAN HAKIM

PERKARA PERDATA
Pengampu:
Marjo, SH. MHum
PENGERTIAN PUTUSAN
PENGERTIAN:
Putusan Hakim adalah suatu
pernyataan oleh hakim sebagai pejabat
negara yang diberi wewenang untuk
itu, yang diucapkan di persidangan dan
bertujuan untuk mengakhiri atau
menyelesaikan suatu perkara atau
sengketa antara para pihak
PENGATURAN

Pengaturan:
Diatur Pasal 161, 178, 184, 382 HIR
Undang-Undang Nomor 48 Tahun
2009 Tentang Kuasaan Kehakiman,
dll
ISTILAH YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PUTUSAN (1)
1. Het besluit:
 adalah konsep putusan hakim sebelum
diucapkan dalam persidangan yang terbuka
untuk umum, atau surat keterangan dalam
raadkamer
2. Uitspraak:
 adalah putusan hakim yang diucapkan dalam
persidangan
ISTILAH YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PUTUSAN (2)
3. Vonnis:
adalah putusan yang diwujudkan dalam
bentuk tertulis
4. Afschrift:
 adalah turunan atau salainan putusan
hakim yaitu berupa salinan secara
keseluruhan dari putusan hakim tersebut
ISTILAH YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PUTUSAN (3)
5. Uittreksel:
 adalah petikan atau kutipan putusan hakim
yakni berupa salinan sebagian dari putusan
hakim
 Bila ada perbedaan antara yang diucapkan
dengan yang ditulis, maka yang sah adalah
putusan yang diucapkan di dalam
persidangan (Uitspraak) tersebut bukan yang
tertulis (Vonnis)
RAADKAMER (1)
 Pengertian:
adalah sidang musyawarah yang
dilakukan oleh para hakim (hakim
majelis) yang memeriksa perkara
sebelum menjatuhkan suatu putusan
 Diatur dalam ketentuan Pasal 161 (2)
HIR
RAADKAMER (2)
 Sifat raadkamer adalah :
1. Bersifat tertutup dan rahasia
2. Membocorkan raadkamer berarti
membuka rahasia jabatan, dan bagi
yang melanggarnya dapat dihukum
3. Membicarakan dan menyusun konsep
putusan
RAADKAMER (3)
 Raadkamer (sidang musyawarah) adalah
tertutup dan rahasia, hal ini hanya dihadiri
oleh hakim majelis dan panitera yang
memeriksa perkara saja
 Kegunaan Raadkamer:
 yakni untuk mencari dasar-dasar
hukum yang nantinya akan digunakan
sebagai dasar putusan
KEWAJIBAN HAKIM DALAM
PUTUSAN/PASAL 178 HIR (1)
1. Pasal 178 Ayat (1):
Hakim karena jabatannya wajib
menambah dasar-dasar hukum yang
tidak diajukan para pihak. Hal ini sesuai
dengan asas “hakim mengenal hukum”
Pasal 184 HIR, yang disebut dengan asas
“Ius curia novit” atau “de rechter kent het
recht”.
KEWAJIBAN HAKIM DALAM
PUTUSAN/PASAL 178 HIR (2)
Bila ternyata undang- undangnya tidak
ada atau kurang jelas maka hakim harus
melakukan:
a. Melakukan rechtsvinding/penemuan
hukum
 adalah proses pembentukan hukum
oleh hakim atau proses mencari dan
menemukan hukumnya
KEWAJIBAN HAKIM DALAM
PUTUSAN/PASAL 178 HIR (3)
b. Melakukan rechtsverfijning atau
penghalusan hukum
 adalah hakim melakukan suatu
penafsiran-penafsiran terhadap
ketentuan peraturan
perundang-undangan yang
telah ada
KEWAJIBAN HAKIM DALAM
PUTUSAN/PASAL 178 HIR (4)

2. Ayat (2)
 Hakim wajib memutus semua tuntutan
atau segala hal yang dituntut atau tidak
boleh memutus kurang dari yang
dituntut. Dalam hal ini hakim memutus:
a. Mengabulkan.
b. Atau menolak.
KEWAJIBAN HAKIM DALAM
PUTUSAN/PASAL 178 HIR (5)

3. Ayat (3)
 Hakim tidak boleh memutus apa
yang tidak dituntut, serta tidak
boleh memutus atau meluluskan
lebih dari yang dituntut
SYARAT BENTUK PUTUSAN (1)
1. Judul Putusan
2. Kepala putusan atau irah-irah
 Kepala putusan atau irah-irah
putusan ini berbunyi “Demi Keadilan
Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa”.
3. Identitas dari para pihak yang
berperkara
SYARAT BENTUK PUTUSAN (2)
4. Pertimbangan-pertimbangan atau
considerans, meliputi:
a. Pertimbangan tentang fakta atau
tentang duduk perkara atau tentang
peristiwanya
b. Pertimbangan tentang hukumnya
5. Amar putusan atau diktum
SYARAT BENTUK PUTUSAN (3)

5. Keterangan tentang keadaan pada


saat putusan itu dijatuhkan
6. Tanda tangan hakim dan panitera
yang memeriksa perkara
7. Biaya perkara (ongkos perkara)
SYARAT BENTUK PUTUSAN (4)
 Menurut Sudikno Mertokusumo,
dikatakan bahwa bentuk putusan itu
berisi 4 hal, yakni:
1. Kepala putusan
2. Identitas para pihak
3. Pertimbangan-pertimbangan
4. Amar
SYARAT ISI PUTUSAN (1)
 Isi putusan harus memuat hal-hal
sebagaimana diatur dalam ketentuan
Pasal 184 HIR yakni:
1. Memuat secara singkat tapi jelas
gugatan dan jawabannya
2. Dasar atau alasan-alasan yang
menjadi dasar putusan.
SYARAT ISI PUTUSAN (2)
3. Apakah nasihat dari para penasihat.
 Dulu nasihat ini adalah nasihat dari
penasihat keagamaan, dan sekarang
sudah tidak ada atau tidak berlaku lagi
4. Putusan dalam pokok perkara
5. Apakah pihak-pihak yang bersangkutan
hadir pada waktu putusan dibacakan

Anda mungkin juga menyukai