KLASIFIKASI IKLIM
PENDEKATAN KLASIFIKASI IKLIM
- Wladimir Koppen (1846 – 1940) dan seorang ahli biologi Jerman melakukan
peneltian pertama kali mengenai klasifikasi iklim dunia (1900) berdasarkan
daerah tanaman. Kemudian pada tahun 1918 disempurnakan dengan
memperhitungkan unsur suhu dan curah hujan dengan memperhatikan
karakteristik dari kedua unsur tersebut.
- Sistem klasifikasi iklim Koppen terdiri atas lima jenis iklim yaitu :
A : Iklim Hutan Hujan Tropis (Tropical Rain Forest Climate)
B : Iklim Kering (Dry Climate)
C : Iklim Hutan Hujan Sedang ( Subtropical Rain Forest Climate)
D : Iklim Hujan Salju ( Sub Artic Cimate)
E : Iklim Kutub (Polar Climate)
- Wilayah terluas kedua adalah jenis iklim C yaitu sebesar 27,2 % terdiri dari
jenis iklim Cw 2,5 %, Cs 2,6 %, dan Cf 22,1 %,
- Wilayah terluas ketiga adalah iklim Kutub dengan prosentase sebesar 18,8 %
terdiri dari jenis iklim ET 13,4 % dan EF seluas 5,4%.
- Jenis iklim kering (B) dan iklim hutan salju (D) merupakan jenis iklim yang
wilayahnya paling kecil, yaitu jenis iklim B sebesar 10,6 % terdiri dari BS 6,7 %
dan BW 3,9 %, sedangkan jenis iklim D mencakup wilayah seluas 7,3 % terdiri dari
jenis iklim Df 5,8 % dan Dw 1,5 %.
. KLASIFIKASI IKLIM THORNTHWAITE
P 10/9
Nisbah P - E = 115 ----------
T – 10
- Thornthwaite juga meninjau jenis iklim dari suhu, sehingga Nisbah T – E = T/E :
T - 32 12 Tᵢ - 32
Nisbah T - E = ------- dan Indeks T – E = ∑ -----------
4 i=1 4
- Klasifikasi iklim Mohr menggunakan kriteria bulan basah dan bulan kering
dikaitkan dengan kelembapan tanah.
Schimdt-Ferguson (1951) menentukan jenis iklim berdasarkan jumlah bulan
kering dan bulan basah sesuai dengan kriteria Mohr dan memperoleh delapan
jenis iklim dari iklim basah sampai iklim kering.
Oldeman (1975) juga menggunakan unsur curah hujan sebagai dasar untuk
menentukan klasifikasi iklim di Indonesia.Klasifikasi iklim Oldeman lebih
ditujukan untuk bidang pertanian tanaman pangan, sehingga klasifikasi iklim
Oldeman sering disebut klasifikasi iklim pertanian (Agroclimatic Classification).
A. KLASIFIKASI IKLIM MOHR
Bulan Basah adalah jika jumlah curah hujan dalam 1 bulan lebih dari 100 mm,
jumlah curah hujan ini melampaui jumlah penguapan selama satu bulan.
Bulan Kering adalah jika jumlah curah hujan dalam 1 bulan kurang dari 60 mm,
karena jumlah penguapan melampaui jumlah curah hujan yang umumnya
berasal dari dalam tanah.
Jika jumlah curah hujan dalam 1 bulan antara 60 mm dan 100 mm maka bulan
tersebut disebut Bulan Lembap.
- Kriteria klasifikasi tipe iklim Oldeman didasarkan pada banyaknya Bulan Basah
(BB) dan Bulan Kering (BK) berturut-turut dalam satu tahun yang batasannya
memperhatikan peluang hujan, hujan efektif dan kebutuhan air tanaman.
- Bulan Basah (BB) didefinisikan sebagai bulan yang mempunyai curah hujan
lebih atau sama dengan 200 mm/bulan, sedangkan Bulan Kering (BK) adalah
bulan yang mempunyai curah hujan sama atau kurang dari 100 mm/bulan.
- Dari nilai tersebut Oldeman menetapkan 5 (lima) jenis tipe iklim yaitu A, B, C,
D, dan E menurut banyaknya bulan basah dan bulan kering yang terjadi
secara berturut-turut dalam satu tahun. Klasifikasi tipe iklim Oldeman adalah
sebagai berikut :
Jenis Iklim Oldeman serta kriterianya adalah sebagai berikut :
- Selanjutnya setiap Jenis iklim diklasifikasi lagi menjadi beberapa jenis yaitu :
A, B1, B2, C1, C2, C3, D1, D2, D3, D4, E1, E2, E3, dan E4 yang dikenal
sebagai Zona Agroklimat.
Banyaknya Bulan Basah (BB) dihitung dari nilai Rata2 : Ar, Br, Cr ....... Xr yang
Curah hujannya > 200 mm secara berturut - turut, misalnya 7 bulan.
Banyaknya Bulan Kering (BK) dihitung dari nilai Rata2 : Ar, Br, Cr ....... Xr yang
Curah hujannya < 100 mm secara berturut - turut, misalnya 3 bulan.
Karena BB = 7 dan BK = 3, maka sesuai dengan kriteria di atas Zona Agroklimat
di Stasiun X adalah B2
Hal yang sama dilakukan untuk stasiun2/pos2 hujan lainnya di daerah penelitian,
kemudian diplot pada peta daerah penelitian dan ditarik garis delineasi.
Contoh Klasifikasi Zona Agroklimat di Wwilayah Kabupaten Bandung
Berdasar Data Curah Hujan Bulanan Tahun 1961 - 1976
Tempat Zona Agroklimat
Arjasari B1
Pangheotan B2
Cimangsud B2
Ciater A
Sukawana B1
Padalarang C2
Margahayu B2
Dago D2
Bandung D2
Cisondari C2
Husen S D2
Buah Batu D2
Pasirjati D3
Majalaya C2