Anda di halaman 1dari 39

1

2
Iklim di dunia jumlahnya tak
terbatas krn banyaknya
kombinasi unsur iklim
penyusunnya, shg dilakukan
penyederhanaan untuk
memudahkan perencanaan
dalam berbagai bidang yang
terkait dengan iklim
Penyederhanaan
pengelompokan
berdasarkan sifat
pokok yang sama
& kebutuhan untuk
manusia
KLASIFIKASI.
Dua dasar
dalam
pengelompokan
iklim suatu
tempat, yaitu
klasifikasi secara
empiris dan
genetis.
3
Empiris dasarnya prinsip
pengamatan thd unsur-unsur iklim
yang dipilih sbg parameternya zona
kecil
Genetis dasarnya faktor-faktor
iklim penyebab (aliran massa udara,
zona angin, benua dan lautan,
perbedaan penerimaan RM) yang
berpengaruh zona luas.
Suhu udara dan kandungan uap air
mrpk unsur utama dari iklim dan cuaca
dan merupakan pendahuluan dari
klasifikasi iklim.
4
1. KLASIFIKASI IKLIM SECARA GENETIK
A. KLASF IKLIM MENURUT DAERAH PENERIMAAN RADIASI SURYA
Klasifikasi Ahli Yunani Kuno ( pertama dan paling sederhana)
MEMBG BUMI MENJD 5 WILAYAH :
- TROPIKA
- 2 IKLIM SUBTROPIKA
- 2 IKLIM KUTUB
YG MASING
2
DIBATASI OLEH 4 GRS ASTRONOMI PARALEL
(GARIS LINTANG)
IKLIM TROPIKA TERLETAK : 23,5 LU & 23,5 LS
IKLIM KUTUB DI BELAHAN BUMI UTARA & SELATAN :
66,5 LU (ARTIK) & 66,5 LS (ANTARTIK)
IKLIM SUBTROPIKA diantara IKLIM TROPIKA & KUTUB
Atau antara 23,5 66,5 LU & LS
5
IKLIM TROPIKA umumnya dicirikan oleh suhu tinggi Sepanjang
Tahun dan variasi suhu musiman yang lebih kecil
Iklim Kutub : suhu rendah sepanjang tahun dengan variasi suhu
musiman yang lebih besar
B. KLASF IKLIM BERDSRKAN SIRKULASI UDARA
TH 1950, FLOHN
Mengusulkan suatu sistem klasifikasi yang memadai dengan
menggunakan kriterian berdasarkan aliran angin global dan
karakteristik Hujan sbb :
6
TIPE IKLIM SIFAT
2
TIPE VEGETASI
ZONA EKUATORIAL BASAH TERUS
MENERUS
HTN HJN TROPIK,
HUJAN MONSOON
ZONA TROPIKA HUJAN MUSIM
PANAS
SAVANA, HUTAN
KERING
ZONA SUBTROPIKA
KRG
KERING STEPA, GURUN -
STEPA, GURUN
ZONA HUJAN
WINTER
SUBTROPIKA
HUJAN MUSIM
DINGIN
POHON BERDAUN
KERAS
ZONA
EKSTRATROPIKA
HUJAN SEPJG
TAHUN
PHN BERDAUN
LBR,HTN CAMPRN
ZONA SUB-POLAR HJN SEPJG THN
TERBTS
HUTAN KONIFER
ZONA BOREAL HJN MSM PANAS,
SALJU MSM DINGIN
TERBTS
TUNDRA
ZONA KUTUB HJN MSM PANAS,
SALJU MSM DINGIN
TERBTS
GURUN ES
7
2. KLASIFIKASI IKLIM SECARA EMPIRIK
DIBAGI MENJADI 2 :
A. KLASF IKLIM BERDSRKAN RATIONAL MOISTURE BUDGET
B. KLASF IKLIM BERDSRKAN PERTUMB VEGETASI
A. KLASF IKLIM BERDSRKAN RATIONAL MOISTURE BUDGET
DIKEMBANGKAN OLEH THORNTHWAITE (1948).
KONSEP DASARNYA : EVAPOTRANSPIRASI POTENSIAL (ETp) &
NERACA AIR.
ETp dihitung dari SUHU RATA
2
BULANAN ( T DLM C ) dengan koreksi
Panjang hari. Perhitungan ETp untuk 30 HR (Panjang Hari 12 JAM).
B. KLASF IKLIM BERDSRKAN PERTUMB VEGETASI

1) SISTEM KLASF KOPPEN
DASAR KLASF INI ADL SUHU & HUJAN RATA
2
BULANAN maupun
TAHUNAN yang dihubungkan dengan keadaan Vegetasi alami
berdasarkan PETA VEGETASI De CANDOLLE (1874).
8
KLASF IKLIM KOPPEN DISUSUN berdasarkan LAMBANG ATAU
SIMBUL TIPE IKLIM yang dengan BAIK MERUMUSKAN SIFAT dan
CORAK masing-masing TIPE HANYA dengan TANDA sbb :
- HURUF PERTAMA (huruf besar) menyatakan TIPE UTAMA
- HURUF KE-2 (huruf kecil) menyatakan PENGARUH HUJAN
- HURUF KE-3 (huruf kecil) menyatakan SUHU UDARA
- HURUF KE-4 (huruf kecil) menyatakan SIFAT
2
KHUSUS
DLM MENENTUKAN TIPE IKLIM MENURUT KOPPEN BILA
PERUMUSANNYA TLH SAMPAI PD KOMBINASI DUA HURUF
TLH DIANGGAP CUKUP UTK MENCIRIKAN IKLIM SUATU
DAERAH SECARA UMUM.
9 9
Vladimir Koeppen (Jerman) membagi iklim berdasarkan curah hujan,
temperatur, Tipe vegatasi dan karakteristik musiman dari kedua unsur
tsb menjadi lima tipe / zone iklim dgn huruf besar :
7. KEPPEN (1900 dasar zona vegetasi)
A. Iklim Hujan Tropis (Tropical Rainy Climate); terik dlm seluruh musim.
dengan ciri T bulanan rata-rata >18
o
C, T tahunan 20
o
C 25
o
C
dengan P (curah hujan) bulanan lebih dari 60 mm
B. Iklim Kering / gurun (Dry Climate), Dengan ciri curah hujan lebih kecil
daripada penguapan, daerah ini terbagi menjadi Iklim stepa dan gurun.
C. Iklim Hujan Daerah Sedang (Temperate Rainy Climate / Humid
Mesothermal Climates) ; panas, musim dingin yang sejuk. Dengan ciri
temperatur bulan terdingin -3
o
C - 18
o
C,
D. Iklim DIngin/Hutan Salju (Cold Snow-Forest Climate / Humid
Microthermal Climates; ), musim dingin yang sangat dingin. T bln
terdingin < -3C ; T bln terpanas 10C
E. Iklim Kutub (Polar Climate). T bln terpanas < 10C

10 10
11
PENGARUH HUJAN DIGBRKAN SBG HURUF KE 2 YG TERDIRI ATAS :
f = Selalu BASAH, HUJAN SETIAP BULAN > 60 mm
s = BLN
2
KERING JATUH PD MUSIM PANAS
S = SEMI ARID (STEPPA ATAU PADANG RUMPUT)
w = BULAN
2
KERING JATUH PD MUSIM DINGIN (WINTER)
W = (Wuste = gurun) atau ARID (PADANG PASIR)
m = KHUSUS UTK KELOMP TIPE A DIGUNAKAN LAMBANG m (MONSOON)
YG BERARTI MSM KEMARAUNYA PENDEK, TTG CURAH HUJAN
TAHUNAN CKP TINGGI SHG TNH CKP LEMBAP DG VEGETASI HUTAN
HUJAN TROPIK
F = DAERAH TERTUTUP ES ABADI
12
SELANJUTNYA PENGARUH SUHU DILAMBANGKAN SBG HURUF KE-3
YG TERDIRI ATAS :
a = SUHU RATA
2
DR BULAN TERPANAS > 22,2 C
b = SUHU RATA
2
DR BULAN TERPANAS < 22,2 C & PALING SEDIKIT
4 BLN SUHUNYA > 10 C
c = HANYA 1 4 BLN SUHUNYA > 10 C & SUHU BLN TERDINGIN > - 38 C
d = SUHU BLN TERDINGIN < 38 C
e = SUHU RATA
2
TAHUNAN < 18 C
i = PERBEDAAN SUHU ANT BLN TERPANAS & TERDINGIN < 5 C
k = SUHU RATA
2
TAHUNAN < 18 C DG SUHU BLN TERPANAS 18 C
l = SUHU SEMUA BLN ANT 10 22 C

13
BERDASARKAN 2 KOMBINASI HURUF PERTAMA dan KEDUA, MK ADA
11 TIPE IKLIM MENURUT KLASIFIKASI KOPPEN, YI :
1. DAERAH IKLIM HUJAN TROPIK = Af, Aw & Am
2. DAERAH IKLIM KERING = BS, BW
3. DAERAH IKLIM SEDANG BERHUJAN = CF, Cs & Cw
4. DAERAH IKLIM HUJAN DINGIN = Df, Dw
5. DAERAH IKLIM KUTUB = Ew, EF
14
Selanjutnya, setiap zone iklim utama dibagi-bagi berdasarkan suhu
dan curah hujan, variasi musimannya dan pengaruhnya terhadap
vegetasi alami, Terbentuklah 11 tipe iklim,
A. Tropical Rainy Climates : T bln terdingin > 18C , ada dua sub
devisi, yaitu :

1. Af : tropical rainy forest climate P bln terkering > 60 mm
tropical wet climate (iklim tropik basah)
f = feucht = wet
2. Aw : tropical savanna climate P bln basah tidak mengimbangi
bln kering
tropical wet and dry climate. w ada m.kering dalam periode
musim dingin, P satu bulan < 60 mm

Am : tropical monsoon climate P bln basah mengimbangi bln
kering jenis angin musim di tropis (di Indonesia)
iklim basah tropik dengan musim kering singkat (tropical wet with short
day climate).
P bulanan cukup besar menunjang untuk pertumbuhan hutan hujan.

15
B. Iklim Kering / gurun (Dry Climate),
Kemampuan penguapan > presipitasi. Shg tidak ada surplus air tersisa.
Ciri morfologinya : tidak ada sungai permanen karena kurangnya mata air
dari air tanah
Ada 2 region :
3 Bw iklim arid = iklim gurun w = wuste = gurun
Bwh = iklim gurun kering yang panas
Bwk = iklim gurun kering yang sejuk
4 Bs = iklim semi arida atau iklim steppe s = steppe = padang rumput
Bsk = iklim kering yang sejuk

h = heiss = panas = t tahunan > 18
0
C, tjd di lintang rendah atau
gurun tropik (tropical desert) dan stepa tropik

k. = kalt = cold = dingin : t < 18
0
C, lintang sedang
16
C. Iklim Hujan Daerah Sedang (Temperate Rainy Climate / Humid
Mesothermal Climates), T bln terdingin -3C < T < 18C; T bln
terpanas > 10C
5. Cs - subtropical dry summer climate/ Warm, with dry summer
(iklim hujan sedang, panas, dgn musim panas yang kering).
6. Cw - subtropical dry winter climate/ warm, with dry winter,
(iklim hujan sedang, Hangat dengan musim dingin kering
7. Cf - subtropical humid climate/ warm, moist in all seasson.
(iklim hujan sedang, hangat, lembab sepanjang musim/tanpa m
kering.
17
D. Iklim DIngin/Hutan Salju (Cold Snow-Forest Climate / Humid
Microthermal Climates; ), musim dingin yang sangat dingin. T
bln terdingin < -3C ; T bln terpanas > 10C
8. Dw- cold dry winter climate / snow forest, dry winter (hutan
bersalju, musim dingin yang kering.
9. Df - cold humid climate / Snow forest, moist in all season
(iklim hutan bersalju, lembab, sepanjang musim tanpa musim
kering
E. Polar Climates : T bln terpanas < 10C
10. ET - Tundra climate ; 0C < T-panas < 10C ; padang
lumut
11. EF - Perpetual snow & ice climate ; T-panas < 0C. Salju
dan es abadi
18
Dasar : presipitasi, suhu dan penguapan (evaporasi)
Kebutuhan air bagi tanaman tergantung pada besarnya P dan E
Dalam penentuan kelas iklim dikemukan dua pengertian :
1. Presipitation Effectiveness (Daya guna presipitasi) nisbah P E
menyatakan daya guna presipitasi itu dan disebut juga P-E rasio
(Ratio Efek Presipitasi = Precipition effect rato.
2. Temperatur Effect Ratio), TE rasio
Ada 4 faktor yang dapat menjelaskan situasi iklim suatu tempat :
1. Indeks kelembaban (moisture index)
2. Indeks efisiensi panas (index of thermal efficiency)
3. Variasi musiman
4. Efisiensi panas pada konsentrasi musim panas
19
1. P-E rasio (Ratio Efek Presipitasi)
9
10
10
5 , 11
|
|
.
|

\
|

=
t
r
E
P
Dimana : P = Curah hujan total bulanan
E = evaporasi total bulanan
t = Suhu rata-rata bulanan (
0
F )
r = curah hujan rata-rata (inchi)
P E indeks = jumlah dalam 12 bulan maka rumusnya :
E
P

=
|
|
.
|

\
|

12
1
9
10
10
5 , 11
n
t
r
Untuk menyesuaikan dikalikan
dengan 10, sehingga di dapat :
9
10
10
115
|
|
.
|

\
|

=
t
r
E
P
dan P E indeks =
=
|
|
.
|

\
|

12
1
9
10
10
115
n
t
r
20
Berdasarkan nilai P-E indeks maka Thornthwaite membagi iklim atas 5
daerah kelembaban (humadity province) yakni :
Bilangan Daerah dan Macam Kelembaban Menurut
Indeks Efek Presipitasi
Daerah Klb Tipe Kelembaban Ciri Vegetasi PE Indeks
A
B
C
D
E
Superhumid
Humid
Subhumid
Semiarid
Arid
Basah
Lembab
Kurang Lembab
Semi kering
Kering
Hutan rimba
Hutan
Padang rumput
Stepa
Padang pasir
128
64 127
32 63
16 31
< 16
Kelima daerah kelembaban ini dibagi dalam 4 jenis lagi yaitu :
r. = sepanjang
tahun banyak
air/hujan
sepanjang tahun
s. =
kekurangan air
pd m. panas (tdp
kelembabab yg
kurang)
w =
kekurangan air
(hujan kurang)
pada musim
dingin
d. =
sepanjang tahun
kekurangan
air/kelembaban
kurang
Nilai x 10
21
2. Temperatur Effect Ratio), TE rasio
Kenyataannya tidak semua kombinasi antara daerah kelembaban dan
keempat jenis r, s, w dan d dapat terjadi, maka dalam meninjau daerah
iklim di bumi, perlu juga meninjau temperatur.
Perbandingan T E
4
32
=
t
dan
Indeks T E =

=
|
.
|

\
|

12
1
4
32
i
t
, dimana i. = 1, 2, ...., 12
t = suhu rata-rata bulanan (
0
F )
22
6 Daerah Temperatur menurut Thornthwaite
berdasarkan Indeks Efek Termal
Daerah Termal Tipe Termal TE Indeks
A
B
C
D
E
F
Panas / megatermal/Tropik
Sedang / mesotermal
Dingin / mikrotermal
Taiga
Tundra
Pembekuan / Frost
128
64 127
32 63
16 31
1 15
0
Contoh klasifikasi iklim Thornthwaite :
BA = iklim megatermal lembab/ Iklim tropik basah
BB = iklim mesotermal lembab
DB = iklim mesotermal semi kering
23
Kawasan Kelembaban Indeks P-E Ciri vegetasi
A basah
B lembab
C agak / semi lembab
D agak/semi kering
E kering
> 128
64 127
32 63
16 31
< 15
hutan hujan
hutan
padang rumput
stepa
gurun pasir
Kawasan Suhu Indeks T-E
A tropika/megatermal
B mesotermal
C mikrotermal
D taiga
E tundra
F kutub
> 128
64 127
32 63
16 31
1 15
0
Tipe Hujan: r = hujan cukup sepanjang tahun
s = hujan kurang pada musim panas
w = hujan kurang pada musim dingin
d = hujan kurang sepanjang tahun
KLASIFIKASI IKLIM
AAr
AB'r
ACr
BAr
BAw
BBr
BBw
BBs
BCr
BCs
CAr
CAw
CAd
CBr
CBw
CBs
CBd
CCr
CCs
CCd
DAw
DAd
DBw
DBs
DBd
DCd
EAd
EBd
ECd
D
E
F
Klasifikasi Iklim Thornthwaite
24
Hasil pengukuran rataan curah hujan dan temperatur bulanan pada
tahun 2007 di daerah A adalah sebagai berikut :
Contoh :
Jan Peb Maret April Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des
CH (mm) 363 675 35 112 106 46 148 35 17 25 50 80
Temp (
0
C) 27 28 27 27 28 29 28 29 30 30 29 29
Tentukan daerah tersebut termasuk daerah iklim mana pada sistem
klasifikasi Thornthwaite, gunakan P-E dan T E Indeks.
25
Curah hujan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
CH. mm 363 675 35 112 106 46 148 35 17 25 50 80
Inchi 14.5 27 1.4 4.48 4.24 1.84 5.92 1.4 0.68 1 2 3.2
Temp (
0
C) 27 28 27 27 28 29 28 29 30 30 29 29
0
F 80.6 82.4 80.6 80.6 82.4 84.2 82.4 84.2 86 86 84.2 84.2
T - 10 70.6 72.4 70.6 70.6 72.4 74.2 72.4 74.2 76 76 74.2 74.2
P/E 19.8 38.4 1.48 5.37 4.91 1.89 7.12 1.4 0.61 0.94 2.07 3.5
Indeks P-E 87.6
Temp (0C) 27 28 27 27 28 29 28 29 30 30 29 29
0
F 80.6 82.4 80.6 80.6 82.4 84.2 82.4 84.2 86 86 84.2 84.2
T - E = 12.2 12.6 12.2 12.2 12.6 13.1 12.6 13.1 13.5 13.5 13.1 13.1
Indeks T - E = 153
26
Klasifikasi Thornthwaite Tahun 1948 :
1. Berdasarkan Potensial evapotranspirasi dan moisture budget.
2. Evapotranspirasi potensial = jumlah uap air yang akan
diuapkan dari tanah dan tanaman, bila air di dalam tanah
tersedia dengan cukup. Dihitung dengan menggunakan suhu
rata-rata bulanan (
0
C) dihubungkan dengan koreksi panjang
hari.
3. Untuk bulan 30 hari dengan penyinaran 12 jam
a
I
t
cm PE )
10
( 6 , 1 ) ( =
|
.
|

\
|
=
=
12
1
514 , 1
5
n
t
I
a = 0,000000675 I
3
0,0000771 + I
2
+ 0,001792 I + 0,44239
27
1.Klasifikasi Iklim MOHR (1933)
Didasarkan curah hujan : Jumlah Bulan Kering (BK) dan Jumlah
Bulan Basah (BB) dalam jangka waktu lama, Evaporasi (2
mm/hari)
Estimasi penguapan : V = C + f R
V = penguapan ; C = konstanta = 60
f = faktor 1/8 untuk Bogor ; R = curah hujan
BB: Bulan basah : P > 100 mm/bln ; P > E
BK: Bulan kering : P < 60 mm/bln ; P < E
BL: Bulan lembab : 60 < P < 100 mm/bln.
BL tidak masuk dlm perhitungan
28
Tahap-tahap penentuan kelas iklim menurut Mohr :
1. Ambil data curah hujan bulanan dari jangka waktu lama (30 tahun).
2. Jumlahkan curah hujan pada bulan yang sama selama jangka
pengamatan.
3. Cari curah hujan rata-rata bulanan.
4. Dari harga rata-rata curah hujan bulan itu pilih BK dan BB nya.
5. Dari kombinasi BK dan BB itu dapat ditentukan kelas iklimnya.
Klasifikasi Iklim Mohr (1933)
REGION WITH
Fierce Strong Sound(sdg) Weak More/less Distinct
Dry period Wet month
V IV III II Ib Ia
Dr W Dr W Dr W Dr W Dr W Dr W
6 - 7 4 - 5 4 - 6 4 - 7 2 - 4 4 - 9 1 - 2 4 - 11 0 7 - 11 0 12
29
30
2. SCHMIDT & FERGUSON (1951)

Dasar : BB, BK = Mohr, BL tidak masuk perhitungan
rasio Q (quotient) =
% 100 x
BB jumlah rata Rata
BK jumlah rata Rata
Q

=
Tipe hujan Rasio Q Klas iklim
A 0 s Q < 0,143 sangat basah
B 0,143 s Q < 0,333 basah
C 0,333 s Q < 0,6 agak basah
D 0,6 s Q < 1,0 sedang
E 1,0 s Q < 1,67 agak kering
F 1,67 s Q < 3,0 kering
G 3,0 s Q < 7,0 sangat kering
H Q > 7,0 luar biasa kering
31
Tahap-tahap cara penentuan tipe curah hujan suatu tempat
menurut Schmidt-Fergusom, yaitu :
1. Gunakan data curah hujan dalam jangka waktu 30 tahun.
2. Dari data curah hujan tiap tahun pilih masing masing BK dan BB
nya.
3. Jumlahkan masing-masing BK dan BB seluruh tahun dan hitung
harga rata-ratanya.
4. Harga rata-rata BK dan harga rata-rata BB dimasukkan dalam
rumus Q
5. Lihat tabel atau setigita Schmidt-Ferguson yang berisi kisaran
nilai Q untuk menentukan tiper curah hujannya.
Meskipun dengan klasifikasi ini dapat ditentukan sifat suatu daerah
mulai dari kering, lembab dan basah, namun belum cukup
memberikan informasi lengkap mengenai potensi pertaniannya,
karena kriteria BB hanya disasarkan kepada penguapan (evaporasi).
32
33
3. Klasifikasi iklim menurut Oldeman (1975)
Disebut juga klasifikasi agroklimat.
Peta cuaca pertanian ditampilkan sebagai peta agroklimat atau
Atroclimatic map.
Klasifikasi iklim ini terutama ditujukan kepada komoditi pertanian
tanaman makanan utama seperti padi, jagung, kedelai dan tanaman
palawija lainnya.
Kriteria penentuan klasifikasi ini didasarkan pada besarnya
evapotranspirasi, yaitu penguapan air melalui tanah dan tajuk
tanaman. Evapotranspirasi dianggap sbg banyaknya air yg
dibutuhkan oleh tanaman.
Dasar penentuan : BB, BL dan BK
Bulan basah bila curah hujan lebih dari 200 mm
Bulan lembab bila curah hujan 100 200 mm
Bulan kering bila curah hujan kurang dari 100 mm
34
MASIH TERGOLONG KLASIFIKASI YG BARU DI INDONESIA.
CUKUP BERGUNA DLM KLASIFIKASI LAHAN PERT TAN PANGAN DI IND.
KRITERIANYA DIDSRKAN PD PERHIT BLN BASAH (BB), BLN LEMBAP (BL),
& BLN KERING (BK) YG BTSNNYA MEMPERHATIKAN PELUANG HUJAN,
HUJAN EFEKTIF & KEBUTHN AIR TAN.
KONSEP YG DIKEMUKAKAN OLDEMAN ADL :
a) PADI SAWAH AKAN MEMBUTUHKAN AIR RATA
2
PER BULAN 145 mm
DLM MUSIM HUJAN.
b) PALAWIJA MEMBUTUHKAN AIR RATA
2
50 mm PERBLN PD MUSIM
KEMARAU
c) HUJAN BLNAN YG DIHRPKAN MEMP PELUANG KEJADIAN 75 % =
= 0,82 x HUJAN RATA
2
BLNAN DIKURANGI 30
d) HUJAN EFEKTIF UTK PADI SAWAH ADL 100 %
e) HUJAN EFEKTIF UTK PALAWIJA DG TAJUK TAN TERTUTUP RAPAT
SEBSR 75 %.
35
MAKA DPT DIHITUNG HUJAN BULANAN YG DIPERLUKAN UTK PADI SAWAH
MAUPUN PALAWIJA (X) =
PADI SAWAH = 145 = 1,0 ( 0,82 x 30 )
X = 213 mm PERBLN
PALAWIJA = 50 = 0,75 ( 0,82 x 30 )
X = 118 mm PERBLN
NILAI 213 & 118 mm / BLN SELJTNYA DIBULATKAN = 200 & 100 mm / BLN
SBG BATAS PENENTUAN BLN BASAH (BB) & BLN KERING (BK)
BLN BASAH (BB) : BLN DG RATA2 CURAH HUJAN > 200 mm
BLN LEMBAP (BL) : BLN DG RATA2 CURAH HUJAN 100 200 mm
BLN KERING (BK) : BLN DG RATA2 CURAH HUJAN < 100 mm
TIPE UTAMA KLASIFIKASI OLDEMAN DIBG MENJD 5 TIPE YG DIDSRKAN PD
JML BLN BSH BER-TURUT2. SDGKAN SUBDIVISINYA DIBG MENJADI 4
YG DIDSRKAN PD JML BLN KERING BER-TURUT2 :
36
Dasar pengklasifikasian agroklimat :
1. sebaran BB berturutan dan
2. kombinasi BB dan BK.
1. Berdasarkan BB
Oldeman membagi iklim menjadi 5 tipe iklim (zona Agroklimat) yaitu :
Iklim A. Iklim yang memiliki bulan basah lebih dari 9 kali berturut-turut
Iklim B. Iklim yang memiliki bulan basah 7-9 kali berturut-turut
Iklim C. Iklim yang memiliki bulan basah 5-6 kali berturut-turut
Iklim D. Iklim yang memiliki bulan basah 3-4 kali berturut-turut
Iklim E. Iklim yang memiliki bulan basah kurang dari 3 kali berturut-
turut
Suatu BB didefinisikan sbg bulan dgn cukup air untuk pertanaman
padi sawah, yakni paling sedikit 200 mm curah hujannya. Meskipun
umur tanaman padi ditentukan oleh varietasnya, periode dengan 5
BB berturutan dianggap optimal untuk satu pertanaman padi sawah.
37
TIPE UTAMA BLN BASAH BER-TURUT2
A > 9
B 7 - 9
C 5 - 6
D 3 - 4
E < 3
SUB DIVISI BLN KERING BER-TURUT2
1 < 2
2 2 - 3
3 4 - 6
4 > 6
38
DARI 5 TIPE UTAMA & 4 SUB DIVISI TSB MK TIPE IKLIM DPT DIKELOMPOK
KAN MENJD 17 DAERAH AGROKLIMAT OLDEMAN, MULAI DR A1- E4 SBB :
TIPE IKLIM PENJABARAN
A1, A2
SESUAI UTK PADI TRS MENERUS TP PROD KRG KRN
PD UMUMNYA KERAPATAN FLUKTUASI RADIASI
SURYA RENDAH SEPJG THN
B1
SESUAI UTK PADI TRS MENERUS DG PERENC AWAL
MSM TANAM YG BAIK. PROD TINGGI BILA PANEN PD
KEMARAU
B2
DPT TANAM PADI 2X SETHN DG VARIETAS UMUR PDK
& MSM KRG YG PENDK CKP UTK TAN PALAWIJA
C1
TANAM PADI DPT SEKALI & PALAWIJA 2X SETHN
C2, C3, C4
SETHN HANYA DPT 1X PADI & PENANAMAN PLWJ YG
KEDUA HRS HATI2 JGN JATUH PD BLN KERING
D1
TANAM PADI UMUR PENDEK 1X & BIASANYA PROD
BISA TINGGI KRN KERAPATAN FLUKTUASI RADIASI
TINGGI. WKT TANAM PALAWIJA CUKUP
D2, D3, D4
HANYA MUNGKIN 1X PADI ATAU 1X PALAWIJA SETHN,
TERGTG PD ADANYA PERSEDIAAN AIR IRIGASI
E
DAERAH INI UMUMNYA TERLALU KRG, MUNGKIN
HANYA DPT 1X PALAWIJA, ITUPUN TERGTG ADANYA
HUJAN
39
2. Berdasarkan BB dan BK :

Anda mungkin juga menyukai