Anda di halaman 1dari 17

ISLAM, NASIONALISME &

CINTA TANAH AIR


OLEH: ABDUL BASID, S.Th.I, M.Th.I, Ph.D
Gap Research Pancasila
A. Pengertian Nasionalisme

Secara Bahasa, istilah nasionalisme sering dikaitkan dengan bangsa (Nation), kebangsaan (Nationality), dan
negara (state). Namun secara etimologis bahwa nasionalisme berakar dari bangsa dan meluas pada ke-bangsa-an.
Lois L mengatakan istilah kebangsaan mengacu pada makna obyektif yang kongkrit dalam Bahasa nasional,
wilayah-wilayah, peradaban dan sejarah. Atau dalam makna subjektif yang abstrak yaitu kesadaran nasional atau
sentiment.
Beragam definisi nasionalisme yang dilontarkan para ahli kebangsaan, yang pada intinya mengarah pada sebuah
konsep mengenai jati diri kebangsaan yang berfungsi dalam penetapan identitas individu diantara masyarakat
dunia. Konsep nasionalisme juga sering dikaitkan dengan kegiatan politik karena berkaitan dengan kebijakan-
kebijakan pemerintah dan negara.
B. Sejarah Nasionalisme

Nasionalisme awalnya berkembang di daratan Eropa. Pada akhir abad ke 18 di eropa mulai berlaku suatu paham
bahwa setiap bangsa harus membentuk suatu Negara sendiri dan bahwa negara itu harus meliputi seluruh bangsa
masing-masing. Kebanyakan bangsa-bangsa itu memiliki faktor obyektif tertentu yang membuat mereka berbeda
satu sama lain, misalnya persamaan keturunan, persamaan Bahasa dan daerah budaya, kesatuan politik, adat
istiadat dan tradisi atau juga karena persamaan agama.
Nasionalisme muncul dan berkembang menjadi sebuah paham (isme)
yang dijadikan sebagai landasan hidup bernegara, bermasyarakat dan
berbudaya dipengaruhi oleh kondisi histori dan dinamika sosio
kultural yang ada di masing-masing negara.
C. Relasi antara Islam dan Nasionalisme

Sampai saat ini dikotomi antara Islam dan


Nasionalis masih terjadi. Dikotomi ini menjadikan
seorang Muslim merasa tidak nyaman dalam
pergaulan di masyarakat, khususnya saat bertemu ISLAM
NASIONALISME
dengan kelompok yang berbeda agama.
Sesungguhnya dalam Islam sudah mengajarkan
adanya sebuah perbedaan yang menjadi
sunnatullah, baik perbedaan agama, ras, suku, jenis
kelamin.
 Beliau juga memulai usahanya untuk menggalang persatuan dalam kemerdekaan Indonesia. Hal ini
dilakukan dengan mempertemukan antara pemimpin-pemimpin pergerakan dengan ulama untuk
mengemukakan ide-idenya dan usaha kesepahaman bersama antara pemimpin pergerakan dan kaum ulama.
 Golongan nasionalis dan ulama memang sering tidak bertatap muka, akan tetapi kesamaan pandangan
tentang keinginan memerdekakan diri dari penjajahan. Salah satu karya monumental syair KH Wahab
Chasbullah menulis lagu berbahasa arab yang bejudul Yaa Lal Wathan, yang dinyanyikan untuk menyulut
rasa kecintaan pada tanah air dan kemerdekaan Indonesia, yang berbunyi: wahai bangsaku, wahai bangsaku-
cinta tanah air bagian dari iman- cintailah tanah air wahai bansaku- jangan kalian menjadi orang terjajah
 Dikotomi antara Islam dan Nasionalisme merupakan stigma yang tidak mendasar, keduanya sangat
berhubungan satu sama lain. Nasionalisme mengajarkan rasa cinta tanah air, Islam juga mengajarkan rasa
cinta pada diri, manusia, bangsa, umat secara keseluruhan tanpa membeda-bedakan kasta dan rasnya.
D. Muslim Pancasilais yang Cinta Tanah Air: Mungkinkah?

 Bagi seorang Muslim, pancasila merupakan pengejewantahan nilai-nilai keIslaman yang hidup di Indonesia.
Bagi Nurchalis Madjid, seorang intelektual muslim yang banyak menghabiskan hidupnya untuk
menghasilkan karya-karya monemental tentang Muslim dan pancasila.

ISLAM

NASIONALISME

CINTA TANAH AIR


 Bagi Nurchalis, ia menyadari bahwa umat Islam merupakan warga mayoritas, kesadaran ini membawa
implikasi pada keteguhan pandangannya untuk merasa lebih terikat pada Islam dan Umatnya, bukan kepada
kelembagaannya. Dia juga berpandangan bahwa Indonesia dalam pandangannya telah memilki landasan
yang kukuh dan kuat bagi pengembangan tolerasi beragama dan pluralisme, yaitu Pancasila. Yang
merupakan fakta sebagai tesis yang diajukan terhadap gejolak sosial politik di masyarakat dalam mensikapi
perbedaan yang terjadi.
 Bagi seorang Muslim, pancasila merupakan adopsi paling netral terhadap kenekaragaman dan kemajemukan
di Indonesia. Indonesia bukanlah negara teokratis, bukan negara sekuler, ia adalah negara yang berlandaskan
pancasila.
Nilai-nilai Pancasila Dalam Perspektif Al-Qur’an

SILA I
• QS AL-IKHLAS: 1

SILA II
• QS AL-BAQARAH: 177
SILA
III
• QS ALI IMRON: 103,105
SILA
IV
• QS ASY-SYURA:38

SILA V
• QS AL-HUMAZAH 1-4
 Sila-sila yang ada dalam Pancasila sudah sangat akomodatif dalam segala aspeknya,terutama pasal 1 yang
berbunyi “ketuhanan yang maha Esa”. Yang merupakan penafsiran dari surat al-Ikhlas ayat 1, sila kedua
yang berbunyi “ kemanusiaan yang adil dan beradab” mencerminkan hubungan antara manusia dan sesama
dan juga bentuk dari penafsiran dari surat al-Baqarah:177. sila ketiga berbunyi Persatuan Indonesia”
merpakan cerminan ide Ukhuwah Insaniyah dan Ukhuwah Islamiyah, ini juga sejalan dengan surat Ali
Imron:103,105. Sila keempat yang berisi “Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, yang sejalan dengan QS Asy-Syuara:38 yaitu prinsip-prinsip Islam tentang
Muzakarah dan Syura. Sila kelima “ Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia”, sejalan dengan prinsip
keadilan dalam Islam yaitu tentang pemerataan rizki, zakat,infak dan shadaqah, hal ini juga termaktub dalam
Nash Al-Qur’an QS Al-Humazah:1-4.
E. Kesimpulan

 Islam adalah agama yang mengajarkan perdamaian, cinta tanah air, melindungi hak asasi manusia,
menghargai sesama, dan menghormati perbedaan.
 Nasionalisme adalah paham yang mengajarkan kesalingan untuk selalu bersama-sama dalam berbagai
perbedaaan, baik perbedaan agama, ras, kulit, suku.
 Rasa cinta air adalah buah besar yang dihasilkan dengan perpaduan cantik dan Indah yaitu Islam dan
Nasionalisme, salah satunya mempunyai peran penting untuk menjadikan NKRI sebagai Baldatun
Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur, Negeri Gemah ripah Loh Jinawi, toto tentrem

Anda mungkin juga menyukai