Secara Bahasa, istilah nasionalisme sering dikaitkan dengan bangsa (Nation), kebangsaan (Nationality), dan
negara (state). Namun secara etimologis bahwa nasionalisme berakar dari bangsa dan meluas pada ke-bangsa-an.
Lois L mengatakan istilah kebangsaan mengacu pada makna obyektif yang kongkrit dalam Bahasa nasional,
wilayah-wilayah, peradaban dan sejarah. Atau dalam makna subjektif yang abstrak yaitu kesadaran nasional atau
sentiment.
Beragam definisi nasionalisme yang dilontarkan para ahli kebangsaan, yang pada intinya mengarah pada sebuah
konsep mengenai jati diri kebangsaan yang berfungsi dalam penetapan identitas individu diantara masyarakat
dunia. Konsep nasionalisme juga sering dikaitkan dengan kegiatan politik karena berkaitan dengan kebijakan-
kebijakan pemerintah dan negara.
B. Sejarah Nasionalisme
Nasionalisme awalnya berkembang di daratan Eropa. Pada akhir abad ke 18 di eropa mulai berlaku suatu paham
bahwa setiap bangsa harus membentuk suatu Negara sendiri dan bahwa negara itu harus meliputi seluruh bangsa
masing-masing. Kebanyakan bangsa-bangsa itu memiliki faktor obyektif tertentu yang membuat mereka berbeda
satu sama lain, misalnya persamaan keturunan, persamaan Bahasa dan daerah budaya, kesatuan politik, adat
istiadat dan tradisi atau juga karena persamaan agama.
Nasionalisme muncul dan berkembang menjadi sebuah paham (isme)
yang dijadikan sebagai landasan hidup bernegara, bermasyarakat dan
berbudaya dipengaruhi oleh kondisi histori dan dinamika sosio
kultural yang ada di masing-masing negara.
C. Relasi antara Islam dan Nasionalisme
Bagi seorang Muslim, pancasila merupakan pengejewantahan nilai-nilai keIslaman yang hidup di Indonesia.
Bagi Nurchalis Madjid, seorang intelektual muslim yang banyak menghabiskan hidupnya untuk
menghasilkan karya-karya monemental tentang Muslim dan pancasila.
ISLAM
NASIONALISME
SILA I
• QS AL-IKHLAS: 1
SILA II
• QS AL-BAQARAH: 177
SILA
III
• QS ALI IMRON: 103,105
SILA
IV
• QS ASY-SYURA:38
SILA V
• QS AL-HUMAZAH 1-4
Sila-sila yang ada dalam Pancasila sudah sangat akomodatif dalam segala aspeknya,terutama pasal 1 yang
berbunyi “ketuhanan yang maha Esa”. Yang merupakan penafsiran dari surat al-Ikhlas ayat 1, sila kedua
yang berbunyi “ kemanusiaan yang adil dan beradab” mencerminkan hubungan antara manusia dan sesama
dan juga bentuk dari penafsiran dari surat al-Baqarah:177. sila ketiga berbunyi Persatuan Indonesia”
merpakan cerminan ide Ukhuwah Insaniyah dan Ukhuwah Islamiyah, ini juga sejalan dengan surat Ali
Imron:103,105. Sila keempat yang berisi “Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, yang sejalan dengan QS Asy-Syuara:38 yaitu prinsip-prinsip Islam tentang
Muzakarah dan Syura. Sila kelima “ Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia”, sejalan dengan prinsip
keadilan dalam Islam yaitu tentang pemerataan rizki, zakat,infak dan shadaqah, hal ini juga termaktub dalam
Nash Al-Qur’an QS Al-Humazah:1-4.
E. Kesimpulan
Islam adalah agama yang mengajarkan perdamaian, cinta tanah air, melindungi hak asasi manusia,
menghargai sesama, dan menghormati perbedaan.
Nasionalisme adalah paham yang mengajarkan kesalingan untuk selalu bersama-sama dalam berbagai
perbedaaan, baik perbedaan agama, ras, kulit, suku.
Rasa cinta air adalah buah besar yang dihasilkan dengan perpaduan cantik dan Indah yaitu Islam dan
Nasionalisme, salah satunya mempunyai peran penting untuk menjadikan NKRI sebagai Baldatun
Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur, Negeri Gemah ripah Loh Jinawi, toto tentrem