Anda di halaman 1dari 60

Presentasi Kasus

“GEH dan DM”


Pembimbing:
dr. Sigit Purnomohadi, Sp. PD.

Disusun oleh:
Nanda Arifin Arif G4A021060

SMF ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
SMF ILMU PENYAKIT DALAM
RSUD DR GOETENG TAROENADIBRATA
PURBALINGGA
2022
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 72 tahun
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Islam
Alamat : Kembaran kulon
Tanggal pemeriksaan : 19 Desember
Metode Anamnesis : Autoanamnesa
01
Anamnesis
Anamnesis
Keluhan Utama :
Diare

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke IGD RSUD Goeteng dengan demam sejak 3 hari lalu. Demam dirasakan hilang
timbul. Demam dirasakan saat sore hingga malam hari dan hilang saat pagi hingga siang hari. Pasien
juga mengeluhkan BAB cair sejak 3 hari yang lalu. BAB dirasakan 5-7x/hari disertai lendir dan
BAB berwarna hitam. Keluhan dirasakan mengganggu aktivitas pasien karena menjadi lemas dan
haus. Keluhan dirasakan terus menerus, tidak ada faktor memperberat dan memperingan.
Pasien juga mengeluhkan nyeri perut. Nyeri dirasakan di ulu hati sejak satu minggu terakhir. Nyeri
dirasakan hilang timbul dan terlokalisir dan tidak menjalar. Nyeri dirasakan hampir setiap hari. Nyeri
dirasakan semakin berat saat tidak makan dan hilang saat makan.
Pasien juga mengeluhkan jari dan tangan kesemutan sekitar beberapa bulan terakhir. Kesemutan
dirasakan hilang timbul tidak menentu. Tidak ada faktor memperberat maupun memperingan pada
keluhan
Keluhan Tambahan : Kesemutan di kaki dan tangan, nyeri perut, demam, lemas
RPD RPK
01 02
a) Riwayat keluhan serupa : (+) diare disertai demam a) Riwayat keluhan serupa : disangkal
sekitar 1 tahun lalu b) Riwayat penyakit DM : (+) ibu pasien
b) Riwayat sakit maag : disangkal c) Riwayat Hipertensi : disangkal
c) Riwayat sakit kuning : disangkal d) Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
d) Riwayat penyakit hati : disangkal e) Riwayat sakit maag : disangkal
e) Riwayat hipertensi : disangkal f) Riwayat Penyakit Ginjal : disangkal
f) Riwayat DM : + g) Riwayat sakit kuning : disangkal
g) Riwayat penyakit jantung : disangkal h) Riwayat penyakit hati : disangkal
h) Riwayat penyakit ginjal : disangkal
i) Riwayat penyakit TBC : disangkal
j) Riwayat penyakit Covid-19 : disangkal

Anamnesis
Riwayat
03 Pengobatan

Pasien sedang dalam pengobatan diabetes. Dahulu pasien tidak patuh


dalam mengonsumsi obat DM sehingga timbul keluhan kesemutan.

Anamnesis
04 RP-Sosesk

Pasien sudah tidak bekerja. Pasien makan 3 kali sehari dengan lauk pauk
yang berbeda beda. Pasien selalu mencuci tangan jika makan namun tidak
menggunakan sabun. Sebelumnya pasien tidak nafsu makan karena perutnya
sakit namun masih konsumsi obat gula.

Anamnesis
02. Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan fisik

Keadaan umum: Sakit Sedang


Kesadaran : E4V5M6/Compos mentis
Vital sign
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 102/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 37.5 0C
SpO2 : 98% (free air)
Pemeriksaan fisik
Status Generalis

Kepala : Mesochepal, Atrofi m. temporalis (-), rambut rontok (-)


Mata : Konjungtiva anemis (-/), sklera ikterik (-/-) edema palpebra (-), ptosis (-)
Hidung : Simetris, NCH (-), deviasi septum (-), sekret (-)
Telinga : Otorea (-), Deformi
Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (-), sariwan (-), lidah kotor (-)
Leher : deviasi trakea (-), Pembesaran KGB (-), Struma tiroid (-)
Thorax-Paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris (+), retraksi interkostalis (-), ketertinggalan
gerak (-), spider nevi (-)
Palpasi : Vocal fremitus kanan tertinggal
Perkusi : Redup di paru paru kanan bagian atas
Askultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), wheezing (-/-), RBK (-), RBH (+)
Dada- Jantung
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
Palpasi Ictus cordis teraba di SIC V LMCS, tidak kuat angkat
Perkusi Batas jantung kanan atas: SIC II LPSD, Batas jantung kiri atas: SIC II LPSS, Batas
jantung kanan bawah: SIC IV LPSD danBatas jantung kiri bawah: SIC V LMCS

Auskultasi BJ I teraba bersama dengan a. carotis, BJ II split tak konstan, murmur (-), gallop (-)

Abdomen
Inspeksi datar, acites (-), spider nevi (-), caput medusa (-)
Auskultasi BU (+) normal, murmur cruiveilher-baungarten (-)
Perkusi Timpani seluruh regio abdomen, shifting dullness (-)
Palplasi nyeri tekan (+) regio epigastric, pembesaran hepar (-)

Ekstremitas : edema (-), akral hangat (+), tremor (-), Eritem palmaris (-)
03. Pemeriksaan
Penunjang
a) Laboratorium
Laboratorium 16/12/2022 18/12/2022 19/12/22 21/12/22 22/12/22
Hemoglobin 13
Leukosit 11.7 (H)
Hematokrit 36
Eritrosit 4,2
Trombosit 383
MCV 87
MCH 31
MCHC 36
Eosinofil 1
Basofil 1
segmen 75 (H)
Limfosit 15 (L)
Monosit 14 (H)
Neutrofil 8.8
GDS 27.5 (L)  569,2 (H) 153,5 (H) 222,9 (H)
HBA1C 10.40 (H)
Ureum 41.2
Kreatinin 0.61
Pemeriksaan
Penunjang
b) Pemeriksaan Widal c) RO Thorax

Interpretasi:

S. Thypi O : Positif 1/320


• Opasitas inhomogen di
S. Thypi H : Positif 1/160 apek perihilar dengan
cavitas +, dd TB,
Nilai rujukan : Negatif
pneumonia
• Pleural menebal dd
pleuritis
• Tidak terdapat efusi pleura
• Diagfragma tidak mendatar
Pemeriksaan
Penunjang
d) TCM
04 Diagnosis dan Prognosis
Diagnosis dan prognosis

Diagnosis Prognosis

• Gastroenteritis ec • Quo ad functionam : Dubia ad


Bakterial bonam
• Hipoglikemia • Quo ad sanationam : Dubia
ad bonam
• Quo ad vitam : bonam
Perkembangan Pasien
05 Tinjauan
Pustaka
Diare dan GEA
Diare dan Gastroenteritis
Diare: Konsistensi cair/lembek, frekuensi >3x/24 jam dapat disebabkan gastroenteritis
(peradangan mukosa usus dan lambung)

Mikroba penyebab gastroenteritis Osmotik Sekretorik


Bakteri Kekurangan enzim  Sekresi aktif elektrolit
malabsorbsi (cth: ke lumen (cth: toksin
- Vibrio cholera  ricewater stool rotavirus merusak kolera)
brush border)
- Shigella  diare berdarah
Bau cenderung asam Bau tidak ke arah
asam
- E.Coli, salmonella  diare dengan lendir
Berdasarkan awitan
- Campylobacter  waspadai GBS
Akut <14 hari
Virus: Rotavirus, adenovirus, norovirus Persisten 14-29 hari
Kronis >30 hari
Parasit

- Entamoeba H  disentri amoeba Etiologi diare non infeksi


Malabsrobsi, efek samping obat (kemoterapi,
- Giardia lamblia  giardiasis antibiotic), neuropati diabetik
Diare dan Gastroenteritis
Disentri Basiller
Definisi Tata laksana

Diare akibat bakteri gram negative spesies shigella Rehidrasi cairan  Oral atau IV
Antibiotik
Etiologi
Ciprofloxacin (first line)
Shigella  bakteri gram negtaif dan nonmotile, ada 4 serotipe - Dewasa 2x500 mg PO selama 3
Serotipe A  shigella dysentri hari
Transmisi  Fekal-oral - Anak 2x15 mg/kgBB PO 3 hari

Manifestasi Klinis Ceftriaxon


- 1x50-100mg/KgBB IM selama 2-5
Kolik abdomen hari
Diare sedikit, berlendir, dan berdarah
Demam
Nyeri tekan perut bagian bawah
Pemeriksaan Penunjang

Darah lengkao  Shift to the left, trombosutopeni


Analisis Feses  Leukosit dan darah
Kultur feses  Koloni pucat atau tidak berwarna
Fungsi ginjal  Ur/Cre meningkat
Disentri Amoeba
Definisi

Diare akibat infeksi Entamoeba Hystolitica

Klasifikasi

Carrier  asimptomatik, amoeba berada di dalam lumen colon tidak menginvasi sel usus
Ringan  Kembung, nyeri perut ringan, tinja bercampur lender darah, demam ringan
Sedang  Diare lender darah yang lebih sering, perut kram, demam, lemas
Berat  Diare >10x/hari, darah yang banyak, demam tinggi, mual
Kronis  menyerupai gejala ringan

Manifestasi Klinis

Kolik abdomen
Diare sedikit biasanya <10x/hari, berlendir dan berdarah
Demam
Nyeri tekan perut bagian bawah
Disentri Amoeba
Pemeriksaan Penunjang

Darah lengkap Leukositosis


Analisis feses  Leukosit dan darah
Kultur Feses  ditemukan protozoa entamoeba hystolytica, ditemukan Kristal Charcot-Leyden

Tata laksana

Rehidrasi cairan  oral dan IV


Antibiotik
Metronidazole
- Dewasa 3x500 mg PO selama 7-10 hari
- Anak 35-50 mg/kgBB/hari PO dalam 3 dosis selama 7-10 hari
Diare ec E.Coli
Definisi

Escherecia coli  gram negative berbentuk batang yang umum pada usus
Umumnya ditemukan strain E.Coli tidak berbahaya, namun beberapa serotipe dapat menyebabkan
penyakit pada manusia
Beberapa strain E.Coli merupakan flora normal pada usus dan berguna untuk memproduksi vitamin K2
dan melindungi dan melindungi dari bakteri pathogen pada usus

Klasifikasi

Enterotoxin E.Coli
Enteropathogenic E.Coli
Enteroinvasive E.Coli
Enterohemoragic E.Coli
Enteroaggregative E.Coli
Kolera
Etiologi

Vibrio Cholera, bakteri gram negative curved shaped dengan flagella tunggal

Manifestasi Klinis

Profuse secretory diarhea, diare khas seperti air cucian beras


Pada kasus berat dapat terjadi dehidrasi
Umumnya tanpa nyeri perut dan demam

Tata laksana
Non Medikamentosa
- Diet (pemberian nutrisi cairan yang cukup)
- Rehidrasi cairan
- Pemberian zinc dan oralit pada anak
Medikamentosa
- Anak: Azitromicin 15mg/kgBB/Hari
- Ibu hamil: Azitromicin 3x500 mg
- Dewasa: Tetrasiklin 4x500 mg 3-4 hari
Diabetes
Mellitus
Diabetes Mellitus
Definisi
Suatu kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kinerja insulin atau keduanya

Klasifikasi

DM tipe I : Destruksi sel beta pancreas  defisiensi absolut insulin


DM tipe II: resistensi insulin da defek sekresi insulin  defisiensi relative insulin
DM tipe lain: MODY dan LADA

DM Tipe lain

Maturity Onset Diabetes of the young (MODY) Latent Autoimmune Diabetes of Adults (LADA)

• Usia muda (15-30 thn) • Usia >40 thn


• DM tipe 2 pada anak • DM tipe 1 pada dewasa
• Genetik • Defisiensi insulin absolut
• Insulin Autoantibody IAA (-) • IAA (+)
• C-Peptide Autoantibody CAA (-) • CAA (+)
Diabetes Mellitus
Keluhan Klasik
• Poliuria
• Polidipsia
• Polifagia
• Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya

Keluhan lain

• Lemah pada badan, sering disertai kesemutan


• Pandangan kabur
• Disfungsi ereksi pada pria
• Pruritus vulvae pada wanita
Kriteria diagnosis DM tipe 2
Diabetes Mellitus
Pemeriksaan penunjang lainnya
Urinalisis
• Glukosuria
• Mikroalbuminuria  bila sudah nefropati diabetikum
• Badan keton  bila sudah KAD
C-Peptide
• DM Tipe 1 : C peptide rendah
• DM Tipe 2: C peptide normal/meningkat
Terapi Oral Anti Diabetik

Kelas Contoh obat Farmakologi Keuntungan Kerugian

Biguanida Metformin Menurunkan produksi Jarang Masalah GI tract,


glukosa hati, menambah menyebabkan Kontraindikasi
sensitivitas terhadap hipoglikemia, pada pasien
insulin menurunkan gagal ginjal,
Sediaan 500, 850, 1000 risiko dehidrasi, dan
Dosis 500-3000 kardiovaskular, LFG <30
Frekuensi 1-3x/hari menurunkan BB

Sulfonilurea Glibenclamide Meningkatkan sekresi Menurunkan Sering


Glimepiride insulin risiko menyebabkan
mikrovaskuler, hipoglikemia, BB
Glimepiride cepat naik
Sediaan 1,2,3,4 menurunkan
Dosis 1-8 kadar gula
Frekuensi
Terapi Oral Anti Diabetik

Kelas Contoh obat Farmakologi Keuntungan Kerugian

Metiglinid Repaglinide Meningkatkan sekresi Menurunkan Risiko


insulin glukosa hipoglikemia
postprandial

Thialozidinedione Pioglitazone Menambah sensitivitas Menurunkan TGA, BB naik, riisko


terhadap insulin meningkatkan fraktur meningkat
Sediaan 15,30 HDL pada perempuan
Dosis 15-45 menopause, KI
Frekuensi 1x/hari pada CHF

Penghambat alfa Acarbose Menghambat absorbs Menurunkan gula Masalah GI tract,


glucosidase glukosa darah post- flatus
Sediaan 50, 100 prandial,
Dosis 100-300 menurunkan risiko
Frekuensi 3x/hari penyakit jantung
Terapi Oral Anti Diabetik

Kelas Contoh obat Farmakologi Keuntungan Kerugian

Insulin • Rapid acting Menekan produksi Efektif Hipoglikemia, BB


• Short acting glukosa hati, stimulasi menurunkan gula naik, tidak nyaman
• Intermedite penggunaan glukosa darah, baik
acting digunakan untuk
• Basal insulin pasien infeksi, ibu
analog hamil
• Premixed
Insulin

Indikasi Insulin
INSULIN
• DM Tipe 1
• HbA1C tidak terkontrol
• Krisis Hiperglikemia (KAD/HHS)
• Kehamilan dengan DM/DM gestasional
• Gangguan hati/ginjal berat
Prandial 50% Basal 50%
Tuberculosis Paru
Tuberculosis Paru

Definisi
• Penyakit paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
• Bakteri berbentuk batang dan tahan asam  basil tahan asam (BTA)
• Sebagian besar kuman TB menyerang paru, namun dapat juga mengenai organ tubuh
lainnya

Gejala Klinis Pemeriksaan Fisik


• Batuk > 3 minggu, batuk darah • Inspeksi : Pernapasan tertinggal apabila TB paru
• Sesak nafas, nyeri dada unilateral
• Demam subfebris, malaise • Palpasi: Fremitus meningkat
• Keringat malam • Perkusi : Redup
• BB Menurun • Auskultasi: Ronki +/+, bunyi amforik
Pemeriksaan penunjang

Bakteriologis

• Tes cepat molekuler (GenXpert  MTB + Status Resistensi Rifampisin)


• Pemeriksaan mikrobiologis  Sputum BTA pagi-sewaktu
• Kultur sputum

Pewarnaan Ziehl-
Neelsen Kultur Lowenstein
Jensen
Pemeriksaan penunjang

Gambaran radiologis yang dicurigai sebagai lesi TB aktif


• Bayangan berawan/ nodular di segmen apical dan posterior lobus atas paru dan segmen
superior lobus bawah
• Kavitas, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau nodular
• Bayangan bercak milier
• Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)

Infiltrat Kavitas Bercak milier Efusi Pleura


Klasifikasi
Klasifikasi
Klasifikasi
Tata laksana TB paru

• Pasien TB kasus baru


Regimen Kategori 1  2(RHZE)/4(RH)3
• Pasien TB paru
• 2 Bulan fase intensif/inisiasi/awal (RHZE setiap hari) terknfirmasi
• 4 bulan fase lanjutan (RH 3 kali seminggu) bakteriologis
• Pasien T paru
terdiagnosis klinis
• Pasien TB ekstra paru
Dosis dan efek samping OAT
Dosis dan efek samping OAT
Pneumonia
Pneumonia

Definisi
• Suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur,
parasite)
• Seain Mycobakterium tuberculosis
• Non mikroorganisme  Pneumonitis

Klasifikasi Etiologi

• CAP  Gram +, streptococcus Pneumonia


• Pneumonia nosocomial  gram -, Klebsiella Pneumonia, P.Aeruginosa
• Pneumonia Atipikal  Chlamidya, Legionella, Mycoplasma
• Pneumonia Aspirasi  Bakteri anaerob (Bau busuk)
Klasifikasi Berdasarkan Letak Anatomi

Pneumonia lobaris Pneumonia segmentalis Pneumonia interstisial


Klasifikasi Berdasarkan Epidemiologi

Community Acquired Hospital Acquired Ventilator Associated Healthcare Associated


Pneumonia Pneumonia Pneumonia pneumonia

• Pasien tidak rawat


• Dari lingkungan
• Setelah >48 jam di inap dengan Riwayat
sekitar
RS kontak dengan
• Dapat terjadi pada • Muncul setelah
• Bakteri gram pelayanan
kasus rawat inap terpasang ventilator
negative Kesehatan
jika <48 jam minimal 48 jam
• Pseudomonas sp., • Cuci darah,
• Streptococcus
Klebsiella sp. kemoterapi, wound
pneumonia
treatment
Pneumonia

Anamnesis
• Demam (dapat >40 C)
• Menggigil
• Batuk dengan dahak mucoid atau purulent, kadang disertai darah
• Sesak nafas
• Nyeri dada

Pemeriksaan Fisik

• Inspeksi : bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas


• Palpasi: fremitus mengeras
• Perkusi : Redup
• Auskultasi : Ronki, biasanya di lobus bawah
Pneumonia

Laboratorium
• Leukositosis
• Peningkatan LED
• Pemeriksaan dahak  kultur sputum (golden standard)
• Kultur darah dan serologi
• Kultur darah (+) pada 20-25% penderita tidak diobati
• AGDA  hipoksemia, hiperkarbi  bisa sampai asidosis respiratorik

Gambaran radiologis

• Foto thorax (PA/L)


• Infiltrat sampai konsolidasi
• Air Bronchogram
Tata laksana rawat jalan

Tanpa komorbid dan tanpa Riwayat konsumsi antibiotic dalam 3 bulan

B-lactam atau B-lactam + B-lactamase


Makrolid
• Azitromicin 1x500 H1 dilanjutkan 1x250 mg (H2-H4) PO
• Klaritromisin 2x500 mh selama 5 hari
Doksisiklin 2x100 mg PO

Dengan komorbid atau Riwayat konsumsi antibiotic dalam 3 bulan

Fluorokuinolon respirasi
• Levofloxacin 1x750 mg PO
• Moksifloxacin 1x400 mg PO
B-lactam + Makrolide
Tata laksana rawat inap

Rawat inap Non-ICU

B-lactam IV (Ampicilin-sulbactam 4x1,5-3 g/hari IV atau Ceftriaxone 1x1-2 g/hari IV) + macrolide
Po/IV
Florokuinolon respirasi
• Levofloxacin 750 mg/hari IV
• Moksifloxacin 400 mg/hari IV

Rawat inap ICU


B-lactam + macrolide ATAU Florokuinolon respirasi
CREDITS: This presentation template
was created by Slidesgo, including icons
by Flaticon, and infographics & images
by Freepik

Anda mungkin juga menyukai