Foto Thoraks AP
Kesimpulan :
Cor dan Pulmo dalam batas normal
Pemeriksaan EKG
Sinus ritme
USG ABDOMEN
Kesimpulan:
Hepar/GB/Pankreas/Lien/Ren
bilateral dan Vesica Urinaria
tidak tampak kelainan
CUE AND CLUE Problem List Initial Dx Planning Dx Planning T Planning
monitoring
S: Non Urgency 1.1 Anemia perdarahan Endoskopi Non Farmakologi: TTV
Pasien mengatakan lemas Anemia akut Makan makanan dengan DL
O: Normosistik nilai gizi yang lebih baik Keluhan
KU : E4V5M6, pasien lemah normokromik Istirahat cukup
Konjungtiva anemis
TD : 114/56 mmHg Farmakologi:
HR : 100 x/mnt Inf NaCl 0,9% 20 tpm
S : 37,6 ‘C SpO2 : 98% Inj. Diphenhydramine 10 mg
Hb : 3,2 gr/dL (sebelum transfusi)
Hct : 9,7 % Transfusi PRC 8 kolf
MCV : 98.0 fL
MCHC: 33,0 g/dL
HDT : anemia e.c
perdarahan aktif
CUE AND CLUE Problem List Initial Dx Planning Dx Planning T Planning
monitoring
S: Non Urgency 1.1 ulkus peptikum Endoskopi Non Farmakologi: TTV
BAB berwarna hitam sejak Melena Istirahat cukup DL
satu hari sebelum masuk Keluhan
rumah sakit Farmakologi:
Riwayat maag (+) Inj Vit K 3x1
O: Inj Kalnex 3x1
KU : E4V5M6, pasien Sucralfat 3x CII
lemah
Hb : 3,2 gr/dL
Hct : 9,7 %
MCV : 98.0 fL
MCHC: 33,0 g/dL
Pemeriksaan
feses : warna hitam
USG Abdomen: Normal
Subjective Objective Assesment Planning
Follow Up Pasien mengatakan lemas O: k/u cukup Anemia normositik Terapi :
satu hari sebelum masuk TD : 114/56 mmHg normokromik Inf NaCl 0,9% 7 tpm
rumah sakit, pusing saat HR : 98 x/mnt Inj. Diphenhydramine 10
berdiri, BAB hitam 1x Suhu : 36,6’C Anemia perdarahan mg (sebelum transfusi)
Hari 1 (23-2-2022) SpO2 : 98% aktif Transfusi PRC 2 kolf/hari
Conjungtiva anemis +/+
Edema tungkai -/- Rencana Pemeriksaan DL
Hb : 3,2 gr/dl post transfuse
Hct : 9,7 % Rencana Pemeriksaan
MCV : 98,0 fL Urinalisis Lengkap
MCH : 32,3 pg Rencana USG Abdomen
MCHC : 33,0
HDT : Gambaran
anemia e.c perdarahan
aktif
Pasien mengatakan lemas, O: k/u lemah Anemia perdarahan Terapi :
Hari 2 (24-2-2022) pusing berkurang, BAB TD : 110/84 mmHg aktif Inf NaCl 0,9% 20 tpm
masih hitam HR :77 x/mnt Inj. Diphenhydramine 10
Suhu : 36,5’C mg (sebelum transfusi)
SpO2 : 99%
Conjungtiva anemis +/+ Transfusi PRC 2 kolf /hari
Edema tungkai -/- Rencana DL post
USG abdomen: dalam transfuse
batas normal Rencana Feses Rutin
Urinalisa: dalam batas
normal
Subjective Objective Assesment Planning
Follow Up
Badan masih lemas O: Kesadaran CM, GCS Anemia perdarahan Rencana KRS
berkurang, pusing (-), BAB E4V5M6 aktif
hitam (-) TD : 121/80 mmHg
Hari 3 (26-2-2022) HR : 80 x/mnt
Suhu : 36,4’C
SpO2 : 98%
Conjungtiva anemis -/-
Hb: 8,3
Feses Rutin: Warna
kehitaman
TINJAUAN
PUSTAKA
Definisi Anemia
Anemia secara umum didefinisikan sebagai berkurangnya konsentrasi hemoglobin
didalam tubuh. Anemia bukan suatu keadaan spesifik, melainkan dapat disebabkan
oleh bermacam-macam reaksi patologis dan fisiologis.
Anemia ringan hingga sedang mungkin tidak menimbulkan gejala objektif, namun
dapat berlanjut ke keadaan anemia berat dengan gejala-gejala keletihan, takipnea,
napas pendek saat beraktivitas, takikardia, dilatasi jantung, dan gagal jantung (Amalia
& Tjiptaningrum, 2016).
Grading Anemia
Kelompok Hb Normal Ringan Sedang Berat
Anak 6 – 59 bulan ≥ 11 10 – 10,9 7 – 9,9 <7
Anemia disebabkan karena kecepatan produksi sel darah merah lebih rendah dari
destruksinya. Penyebab berkurangnya produksi sel darah merah :
• Kekurangan nutrisi: Fe, B12, atau folat; dapat disebabkan oleh kekurangan diet,
malaborpsi (anemia pernisiosa, sprue) atau kehilangan darah (defsiensi Fe).
• Kelainan sumsum tulang (anemia aplastik, pure red cell aplasia, mielodisplasia,
infitrasi tumor).
• Rendahnya trophic hormone untuk sti-mulasi produksi sel darah merah (eritro-
poietin pada gagal ginjal, hormon tiroid [hipotiroidisme] dan androgen
[hipogonadisme]).
Etiologi
(Bakta, 2017)
Klasifikasi Anemia
Ulkus peptikum (UP) adalah kerusakan pada lapisan mukosa, sub mukosa
sampai lapisan otot saluran cerna yang disebabkan oleh aktifitas pepsin dan
asam lambung. Ulkus peptikum dapat mengenai esofagus sampai usus halus,
tetapi kebanyakan terjadi pada bulbus duodenum (90%) dan kurvatura
minor.
Faktor penyebab kerusakan gaster