Anda di halaman 1dari 45

CASE REPORT

PRIA 60 TAHUN DENGAN ANEMIA


NORMOSITIK NORMOKROMIK DAN
MELENA ET CAUSA SUSPEK ULKUS
PEPTIKUM
PENYUSUN
Dewi Mulyani
J510215065
 
PEMBIMBING
dr. Mohamad Ananto C., Sp.PD
Identitas Pasien
• Nama : Tn. S
• Jenis Kelamin : Laki - laki
• Tanggal lahir : 10 Agustus 1961 (60 th)
• Alamat : Temboro - Magetan
• Pekerjaan : Petani
• Tanggal MRS : 22-02-2022
• Tanggal Periksa : 25-02-2022
Keluhan Utama
Badan terasa lemas
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien diantar oleh keluarganya ke IGD RSUD dr Sayidiman
Magetan dengan keluhan badan terasa lemas satu hari sebelum masuk
rumah sakit. Lemas dirasakan diseluruh tubuh dan terus menerus hingga
mengganggu kegiatan pasien sehari-hari. Lemas membaik dengan
istirahat. Pasien juga mengeluhkan pusing ketika berdiri dan mata
berkunang-kunang. Sebelumnya pasien juga mengatakan mengalami BAB
hitam sebanyak 1x sebelum masuk rumah sakit.
Keluhan seperti batuk, pilek, sesak, mual, dan muntah disangkal.
BAK normal kesan cukup. Untuk kebiasaan makan dan minum pasien
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Serupa : disangkal
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
• Dispepsia : diakui
• Serupa : Tidak ada
• HT : Tidak ada
• HT : Tidak ada
• DM : Tidak ada • DM : Tidak ada
• Asma : Tidak ada • Asma : Tidak ada
• Alergi : Tidak ada • Alergi : Tidak ada

RIWAYAT LINGKUNGAN DAN KEBIASAAN SOSIAL


• Riwayat konsumsi obat herbal : Tidak ada RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
• Riwayat merokok : Tidak ada • Pekerjaan : Petani
• Riwayat konsumsi alcohol : Tidak ada
• Pasien sering menunda makan hingga akhirnya pasien jarang makan
Pemeriksaan Fisik

KU dan Status Gizi Saat Pemeriksaan


 KU : Lemah KU : Cukup
 GCS : E4V5M6 (CM) Kesadaran : Compos mentis (E4V5M6)
Vital sign di IGD
 BB : 53 kg TD : 110/65 mmHg
KU : Lemah
 TB : 165 cm HR : 84 x/mnt
Kesadaran : Compos mentis (E4V5M6)
 IMT : 19,5 (Normal) S : 37,6 ‘C
TD : 114/56 mmHg
SpO2 : 99%
HR : 98 x/mnt
S : 37,6 ‘C
SpO2 : 98%
Pemeriksaan Fisik Generalis
Kepala dan Leher
Abdomen :
Conjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), stomatitis I : Jejas (-), distensi (-), massa (-)
angularis (-), smooth tongue (-), sianosis (-), Pembesaran A : Peristaltik usus (+) normal
limfonodi (-), Pembesaran Kelenjar Tiroid (-), P : Timpani seluruh lapang abdomen (+) normal,
Peningkatan JVP (-). undulasi (-), defans muskuler (-)
P : supel (+), nyeri tekan epigastrik (-), hepatomegali (-),
Paru - Paru splenomegali (-), ginjal tidak teraba.
I : bentuk dada normal, simetris, retraksi dinding dada (-)
P : fremitus (+), ketertinggalan gerak (-) Ekstremitas
P : sonor (+/+) Ekstremitas superior : kuku pasien pendek dan
A : SDV (+/+) , RH (-/-), WH (-/-). kotor, akral hangat (+/+), edema (-/-), CRT <2
detik.
Jantung :
I: ictus cordis tidak tampak Ekstremitas inferior : akral hangat (+/+), edema
P: ictus cordis teraba di SIC V linea midclavicularis (-/+), CRT <2 detik.
sinistra
P: redup (+), tidak terkesan pelebaran batas jantung
A: Suara Jantung I-II reguler (+), murmur (-), gallop (-).
Pemeriksaan Penunjang

Foto Thoraks AP

Cor : Ukuran normal


Pulmo D/S : Tidak tampak infiltrate, fibrosis,
kalsifikasi, hilus normal, vascular normal
Hemidiagfragma D/S : Dome shaped
Sinus costophrenicus : Tajam

Kesimpulan :
Cor dan Pulmo dalam batas normal
Pemeriksaan EKG

Sinus ritme
USG ABDOMEN

Kesimpulan:
Hepar/GB/Pankreas/Lien/Ren
bilateral dan Vesica Urinaria
tidak tampak kelainan
CUE AND CLUE Problem List Initial Dx Planning Dx Planning T Planning
monitoring
S: Non Urgency 1.1 Anemia perdarahan Endoskopi Non Farmakologi: TTV
Pasien mengatakan lemas Anemia akut Makan makanan dengan DL
O: Normosistik nilai gizi yang lebih baik Keluhan
KU : E4V5M6, pasien lemah normokromik Istirahat cukup
Konjungtiva anemis
TD : 114/56 mmHg Farmakologi:
HR : 100 x/mnt Inf NaCl 0,9% 20 tpm
S : 37,6 ‘C SpO2 : 98% Inj. Diphenhydramine 10 mg
Hb : 3,2 gr/dL (sebelum transfusi)
Hct : 9,7 % Transfusi PRC 8 kolf
MCV : 98.0 fL
MCHC: 33,0 g/dL
HDT : anemia e.c
perdarahan aktif
CUE AND CLUE Problem List Initial Dx Planning Dx Planning T Planning
monitoring
S: Non Urgency 1.1 ulkus peptikum Endoskopi Non Farmakologi: TTV
BAB berwarna hitam sejak Melena Istirahat cukup DL
satu hari sebelum masuk Keluhan
rumah sakit Farmakologi:
Riwayat maag (+) Inj Vit K 3x1
O: Inj Kalnex 3x1
KU : E4V5M6, pasien Sucralfat 3x CII
lemah
Hb : 3,2 gr/dL
Hct : 9,7 %
MCV : 98.0 fL
MCHC: 33,0 g/dL
Pemeriksaan
feses : warna hitam
USG Abdomen: Normal
Subjective Objective Assesment Planning
Follow Up Pasien mengatakan lemas O: k/u cukup Anemia normositik Terapi :
satu hari sebelum masuk TD : 114/56 mmHg normokromik Inf NaCl 0,9% 7 tpm
rumah sakit, pusing saat HR : 98 x/mnt Inj. Diphenhydramine 10
berdiri, BAB hitam 1x Suhu : 36,6’C Anemia perdarahan mg (sebelum transfusi)
Hari 1 (23-2-2022) SpO2 : 98% aktif Transfusi PRC 2 kolf/hari
Conjungtiva anemis +/+
Edema tungkai -/- Rencana Pemeriksaan DL
Hb : 3,2 gr/dl post transfuse
Hct : 9,7 % Rencana Pemeriksaan
MCV : 98,0 fL Urinalisis Lengkap
MCH : 32,3 pg Rencana USG Abdomen
MCHC : 33,0
HDT : Gambaran
anemia e.c perdarahan
aktif
Pasien mengatakan lemas, O: k/u lemah Anemia perdarahan Terapi :
Hari 2 (24-2-2022) pusing berkurang, BAB TD : 110/84 mmHg aktif Inf NaCl 0,9% 20 tpm
masih hitam HR :77 x/mnt Inj. Diphenhydramine 10
Suhu : 36,5’C mg (sebelum transfusi)
SpO2 : 99%
Conjungtiva anemis +/+ Transfusi PRC 2 kolf /hari
Edema tungkai -/- Rencana DL post
USG abdomen: dalam transfuse
batas normal Rencana Feses Rutin
Urinalisa: dalam batas
normal
Subjective Objective Assesment Planning
Follow Up
Badan masih lemas O: Kesadaran CM, GCS Anemia perdarahan Rencana KRS
berkurang, pusing (-), BAB E4V5M6 aktif
hitam (-) TD : 121/80 mmHg
Hari 3 (26-2-2022) HR : 80 x/mnt
Suhu : 36,4’C
SpO2 : 98%
Conjungtiva anemis -/-
Hb: 8,3
Feses Rutin: Warna
kehitaman
TINJAUAN
PUSTAKA
Definisi Anemia
Anemia secara umum didefinisikan sebagai berkurangnya konsentrasi hemoglobin
didalam tubuh. Anemia bukan suatu keadaan spesifik, melainkan dapat disebabkan
oleh bermacam-macam reaksi patologis dan fisiologis.
Anemia ringan hingga sedang mungkin tidak menimbulkan gejala objektif, namun
dapat berlanjut ke keadaan anemia berat dengan gejala-gejala keletihan, takipnea,
napas pendek saat beraktivitas, takikardia, dilatasi jantung, dan gagal jantung (Amalia
& Tjiptaningrum, 2016).
Grading Anemia
Kelompok Hb Normal Ringan Sedang Berat
Anak 6 – 59 bulan ≥ 11 10 – 10,9 7 – 9,9 <7

5 – 11 tahun ≥ 11,5 11 – 11,4 8 – 10,9 <8

12 – 14 tahun ≥ 12 11 – 11,9 8 – 10,9 <8

Dewasa Wanita > 15 tahun ≥ 12 11 – 11,9 8 – 10,9 <8

Wanita hamil ≥ 11 10 – 10,9 7 – 9,9 <7


Laki-laki > 15 tahun ≥ 13 11 – 12,9 8 – 10,9 <8
Epidemiologi
• Penduduk dunia yang mengalami anemia berjumlah sekitar
30% atau 2,20 miliar orang dengan sebagian besar
diantaranya tinggal di daerah tropis (Priyanto, 2018).
• Sedangkan prevalensi anemia dunia menurut WHO masih
berkisar 40-88%.
• Prevalensi anemia nasional menurut publikasi Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2008 adalah 11,3%
dimana anemia pada perempuan dewasa sebesar 11,9%
(Prasetya et al., 2019).
Etiologi

Anemia dapat disebabkan oleh 1 atau lebih dari 3 mekanisme independent :


1. Berkurangnya produksi sel darah merah
2. Meningkatnya destruksi sel darah merah
3. Kehilangan darah
Etiologi
Berkurangnya produksi sel darah merah

Anemia disebabkan karena kecepatan produksi sel darah merah lebih rendah dari
destruksinya. Penyebab berkurangnya produksi sel darah merah :

• Kekurangan nutrisi: Fe, B12, atau folat; dapat disebabkan oleh kekurangan diet,
malaborpsi (anemia pernisiosa, sprue) atau kehilangan darah (defsiensi Fe).

• Kelainan sumsum tulang (anemia aplastik,  pure red cell aplasia, mielodisplasia,
infitrasi tumor).

• Supresi sumsum tulang (obat, kemoterapi, radiasi).

• Rendahnya trophic hormone untuk sti-mulasi produksi sel darah merah (eritro-
poietin pada gagal ginjal, hormon tiroid [hipotiroidisme] dan androgen
[hipogonadisme]).
Etiologi

Peningkatan destruksi sel darah merah


Anemia hemolitik merupakan anemia yang disebabkan karena berkurangnya
masa hidup sel darah merah (kurang dari 100 hari). Pada keadaan normal, umur
sel darah merah 110- 120 hari.
Anemia hemolitik terjadi bila sumsum tulang tidak dapat mengatasi kebutuhan
untuk menggganti lebih dari 5% sel darah merah/hari yang berhubungan dengan
masa hidup sel darah merah kira-kira 20 hari (Oehadian, 2012).
Klasifikasi Anemia

(Bakta, 2017)
Klasifikasi Anemia

Klasifikasi ini anemia dibagi menjadi tiga golongan :


1. Anemia hipokromik mikrositer, bila MCV < 80 fl dan MCH < 27 pg.
2. Anemia normokromik normositer, bila MCV 80-100 fl dan MCH 27- 34 pg.
3. Anemia makrositer, bila MCV > 100 fl (Bakta, 2017).
Klasifikasi Anemia
Klasifikasi Anemia Berdasarkan Morfologi
Manifestasi Klinis
• Gejala umum anemia, disebut juga sebagai sindroma anemia, yang timbul karena
iskemia organ target serta akibat mekanisme kompensasi tubuh terhadap penurunan
kadar hemoglobin.
• Gejala ini muncul pada setiap kasus anemia setelah penurunan hemoglobin sampai
kadar tertentu (Hb< 7 g/dl).
• Sindroma anemia terdiri dari rasa lemah, lesu, cepat lelah, telinga mendenging
(tinnitus), mata berkunang-kunang, kaki terasa dingin, sesak nafas dan dyspepsia.
• Pada pemeriksaan, penderita tampak pucat, yang mudah dilihat pada konyungtiva,
mukosa mulut, telapak tangan dan jaringan di bawah kuku (Bakta, 2017).
Gejala ini spesifik untuk masing-masing jenis anemia. Sebagai contoh :
• Anemia defisiensi besi: disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis, dan kuku
sendok (koilonychia).
• Anemia megaloblastik: glossitis, gangguan neurologik pada defisiensi vitamin B12.
• Anemia hemolitik: ikterus, splenomegali dan hepatomegaly.
• Anemia aplastik: perdarahan dan tanda-tanda infeksi (Bakta, 2017).

Koilonychia Stomatitis angularis


Atrofi papil lidah
Diagnosis Anemia
Tahap-tahap dalam diagnosis anemia adalah:
• Menentukan adanya anemia
• Menentukan jenis anemia
• Menentukan etiologi atau penyakit dasar anemia
• Menentukan ada atau tidaknya penyakit penyerta yang akan mempengaruhi hasil
pengobatan
Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan ini hanya dikerjakan atas indikasi khusus, misalnya pada :
• Anemia defisiensi besi : serum iron, TIBC (total iron binding capacity), saturasi transferin,
protoporfirin eritrosit, feritin serum, reseptor transferin dan pengecatan besi pada sumsum
tulang (Perl’s stain).
• Anemia megaloblastik : folat serum, vitamin B12 serum, tes supresi deoksiuridin dan tes
Schiling.
• Anemia hemolitik : bilirubin serum, tes Coomb, elektroforesis hemoglobin dan lain-lain.
• Anemia aplastik : biopsi sumsum tulang. Juga diperlukan pemeriksaan nonhematologik
tertentu seperti misalnya pemeriksaan faal hati, faal ginjal atau faal tiroid.
Algoritma pendekatan diagnostik penderita dengan anemia hipokromik mikrositer (Bakta, 2017)
Algoritma diagnosis anemia
normokromik normositer
(Bakta, 2017)
Algoritma diagnosis
anemia makrositer
(Batka, 2017)
Anemia
perdarahan akut e.c ulkus
peptikum
Definisi

Ulkus peptikum (UP) adalah kerusakan pada lapisan mukosa, sub mukosa
sampai lapisan otot saluran cerna yang disebabkan oleh aktifitas pepsin dan
asam lambung. Ulkus peptikum dapat mengenai esofagus sampai usus halus,
tetapi kebanyakan terjadi pada bulbus duodenum (90%) dan kurvatura
minor.
Faktor penyebab kerusakan gaster

• Infeksi Helicobacter pylori


• Konsumsi obat berlebihan
• Diet
• Usia
• Rokok dan alkohol
• Ulkus dapat berkomplikasi pada perdarahan. Pendarahan berlaku pada 15-
20%.

• Perdarahan adalah komplikasi tersering pada ulkus peptikum yaitu pada


dinding catau arteria gastroduodenalis.

• Perdarahan pada ulkus peptikum anemia anemia perdarahan akut


MANIFESTASI KLINIK
• Nyeri
• Pirosis (nyeri ulu hati)
• Muntah
• Konstipasi dan perdarahan : konstipasi dapat terjadi pada
pasien ulkus, kemungkinan sebagai akibat dari diet dan obat-
obatan.
DIAGNOSIS

• Pengujian untuk HP, dapat dilakukan secara endoskopik maupun


nonendoskopik.
• Radiologi dan Endoskopi
• Uji laboratorium
TATALAKSANA
Non Farmakologi
• Menghentikan konsumsi minuman beralkohol, rokok dan penggunaan NSAID.
• Beristirahat yang cukup, dan menghindari stress.
• Menghindari makanan dan minuman yang memicu sekresi asam lambung yang berlebih,
seperti cabai, teh, kopi, dan alkohol.
Farmakologi
• Antasida
• PPI
• Antagonis reseptor H2 histamin
• Sucralfat
• Antagonis analog
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai