Anda di halaman 1dari 19

MODUL

5
Konsep, Prinsip dan Sasaran Penilaian dalam KB
Pembelajaran Terpadu 1

A. KONSEP PENILAIAN
Sampai saat ini sistem penilaian disekolah umumnya menggunakan Teknik tes. Penilaian dengan menggunakan
Teknik ini kita sebut penilaian konvensional. Teknik tes ini tidak selengkapnya dapat menggambarkan kemajuan
belajar siswa secara menyeluruh, sebab laporan itu berupa angka-angka atau huruf-huruf dan gambaran
maknanya sangat abstrak. Untuk melengkapi gambaran kemajuan belajar siswa, guru dapat menggunakan
Teknik nontes ini kita sebut penilaian alternatif
 
Penilaian alternatif dipakai sebagai penunjang dalam memberikan gambaran pengalaman dan kemajuan belajar
siswa secara menyeluruh, melalui penggunaan penilaian alternatif, guru, orang tua, bahkan siswa dapat
mengetahui kemajuan dan kemampuan belajarnya. Hal ini sesuai dengan tuntutan penilaian berbasis kelas
bahawa penilaian dilakukan secara terpadu dalam kegiatan KBM melalui portofolio, hasil karya (produk)
penugasan (proyek) kinerja (performance) dan tes tertulis.
Penilaian merupakan suatu strategi pengumpulan dan penganalisisan informasi yang
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan berkaitan dengan semua aspek
pembelajaran (Morrow, 1990)
B. PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN PEMBELAJARAN TERPADU
Pada dasarnya penilaian pembelajaran terpadu tidak berbeda dari penilaian dalam
kegiatan pembelajaran konvensional, oleh karena itu semua asas yang perlu diindahkan
dalam penilaian pembelajaran konvensional, berlaku pula bagi pembelajaran terpadu,
kecuali barangkali bahwa dalam pembelajaran terpadu perhatian yang cukup banyak
perlu diarahkan pada penilaian nuturant effects (dampak pengiring) dari suatu
pembelajaran seperti kemampuan Kerjasama, tenggang rasa, saling tergantung
(dependability) disamping keterpaduan persepsi yang menjadi ciri khas pembelajaran
terpadu.
 
Untuk memperoleh hasil penilaian yang akurat, kegiatan penilaian hendaknya
didasarkan pada prinsip-prinsip :
1. Prinsip integral dan komprehesif
2. Prinsip berkesinambungan
3. Prinsip objektif
 
Selain ketiga prinsip diatas (Mathews 1989) mengemukakan prinsip-prinsip penilaian pembelajaran
terpadu sebagai berikut :
1. Penilaian hendaknya berbasis unjuk kerja siswa sehingga selain memanfaatkan penilaian produk,
penilaian terhadap proses perlu mendapat perhatian yang lebih besar
2. Pada setiap Langkah penilaian hendaknya siswa dilibatkan
3. Penilaian hendaknya memberikan perhatian pula pada refleksi diri siswa
4. Penilaian alternatif (portofolio, catatan anecdotal, unjuk kerja, jurnal, dan lainnya) hendaknya lebih
dimanfaatkan karena kompleks aspek yang harus dinilai.
5. Umpan balik hendaknya dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk pengembangan anak baik secara
individual maupun sosial.
6. Dengan demikian penilaian pembelajaran terpadu hendaknya mengutamakan penilaian acuan patokan
(PAP) dengan tetap memanfaatkan penilaian acuan (PAN).
7. Penilaian pembelajaran terpadu perlu memberikan perhatian yang cukup banyak pada penilaian
nuturant effects atau dampak pengiring seperti kemajuan kerja sama, tenggang rasa, saling tergantung,
disamping keterpaduan persepsi siswa.
8. Penilaian pembelajaran terpadu hendaknya dilakukan dalam proses yang terus menerus (ongoing
process) bukan kegiatan penilaian yang dilakukan diawal atau diakhir program pembelajaran saja.
9. Penilaian juga harus bersifat multidimensional, komprehensif dan sistematis.
Beragamnya aspek perilaku yang di evaluasi dalam pembelajaran terpadu menghendaki Teknik dan alat
penilaian yang beragam pula mulai dari penilaian yang didasarkan pada pengamatan langsung yang bersifat
informal sampai kepada tes formal yang berstruktur dan terkendali (Depdikbud, 1997)
Penilaian pembelajaran terpadu sebagaimana dikemukakan diatas mencakup penilaian terhadap proses dan
produk dengan sasaran peserta didik dan guru berkaiatan dengan program pembelajarannya . penilaian ini harus
dilakukan secara informal, rasional dan tidak rancu sebagaimana dikemukakan Mathews (1989) sebagai berikut :
1. Penilaian Proses
a. Penilaian terhadap siswa
b. Penilian terhadap guru
2. Penilaian Terhadap produk kegiatan
a. Penilaian terhadap siswa dilakukan melalui pengamatan terhadap hasil belajar anak yang tergambarkan
b. Penilaian terhadap guru dilakukan berdasarkan hasil
Berkaitan dengan paparan diatas penilaian yang dilakukan hendaknya valid, mendidik, berorentasi pada kompetisi,
adil dan objektif, terbuka dan berkesinambungan sebagaimana disarankan dalam penilaian berbasi kelas (PBK)
 
Kuswari (2004) mengemukakan bahwa PBK merupakan suatu penilaian berdasarkan suatu pengumpulan,
pelaporan, dan pengunaan informasi tentang hasil belajar siswa yang diperoleh melalui pengukuran dengan
menerapkan prinsip-prinsip penelitian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti otentik, akurat dan konsisten sebagai
akuntabilitas publik.
C. BENTUK ALAT PENILAIAN PEMBELAJARAN TERPADU

1. Bentuk Penilaian Alternatif


Seperti halnya penyelenggarakan penilaian yang lazim dilaksanakan, maka perlu dirancang instrument penilian mencakup 2 tipe
utama yaitu tes dan nontes, untuk menilai proses pembelajaran terpadu akan banyak digunakan bentuk instrument yang bersifat
nontes.
a. Catatan Sekolah
b. Cupikan Kerja
c. Portofolio
d. Wawancara
e. Observasi
f. Jurnal
g. Rubik
h. Catatan Anekdotal (File Card)
Penilaian juga perlu dilakukan secara otentik terhadap keseluruhan kompetensi yang telah dipelajari siswa melalui kegiatan
pembelajaran, sebagaimana dikemukakan diatas ditinjau dari dimensi kompetensi yang akan dicapai, ranah yang perlu dinilai
melalui antara lai :
a. Ranah Kognitif
b. Ranah Afektif
c. Ranah Psikomotor
Untuk dapat menilai kompetensi anak dalam ketiga ranah diatas, kegiatan penilaian dapat
dilaksanakan dengan menggunakan bentuk penilian bentuk konvensional melalui tes maupun bentuk
alternatif berupa pengumpulan data penilaian melalui nontes, penilaian juga dilakukan dengan
menggunakan prinsip penilaian otentik yang pengukurannya meminta siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan atau keterampilan itu dipakai dalam dunia nyata serta penilaian terhadap kinerja
sehingga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menciptakan berbagai situasi untuk
siswa untuk menciptakan situasi agar siswa dapat menunjukan kemampuannya dalam
mengaplikasikan pengetahuan dalam keterampilannya dalam berbagai situasi (Marzano, 1992).

Penilaian bentuk-bentuk penilaian alternatif pada ketiga ranah tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Penilaian bentuk penilaian alternatif dalam ranah kognitif
1. Cuplikan kerja
2. Observasi
3. Wawancara
4. Portofolio
5. Catatan sekolah
6. Catatan anekdotal
b. Penerapan penilaian alternatif dalam ranah afektif
2. Bentuk Penilaian Konvensional
Teknik penilaian konvensional bentuk tes juga digunakan dalam penilaian pembelajaran terpadu meliputi :
(objective type), (Multiple choice), (true-false), (matching), (short answer).
1. SRA bisa mengukur ranah kognisi tingkat awal
2. SRA lebih mudah dipakai secara masal
3. Banyak SRA yang dikembangkan oleh Lembaga testing dan dijual bebas
 
Namun demikian dalam pelaksanaanya SRA memiliki kelemahan yakni tidak semua ranah terutama yang
kompleks dan afektif dapat diukur oleh SRA. Sumber kelemahan ini dapat salah target yang di tes (content
validity), salah memilih bentuk tes , kualitas tes item rendah, dan kesalahan scoring. Untuk menghindari hal
ini dalam penyusunannya guru disarankan mengajak siswa untuk mempertimbangkan isi tes yang akan
dipakai. SRA bisa dipakai apabila :
tingkat kesulitan Bahasa pada soal SRA tidak terlalu tinggi bagi peserta tes
tes SRA diambil dari yang sudah terstandar
peserta tes jumlahnya banyak
waktu untuk menjawab semua soal tersedia cukup
ranah yang diteskan luas dan pada tingkat (knowledge, memory, atau comprehension)
 
 
KB
Prosedur Pengembangan dan Format Penilaian Pembelajaran Terpadu di SD
2
A. PROSEDUR PENILAIAN PEMBELAJARAN TERPADU
Penilaian memberi informasi untuk pengambilan keputusan tentang misalnya
1. Apa yang dipelajari ?
2. Apakah siswa bisa naik kelas ?
3. Nilai berapa yang tepat ?
4. Siswa harus masuk kelompok mana ?
5. Bantuan apa yang harus diberikan ?
6. Metode mengajar mana yang perlu diperbaiki ?
7. Kurikulum mana yang perlu diubah ?

Penilaian memberi informasi yang dijadikan dasar pengambilan keputusan untuk meningkatkan hasil Pendidikan. Persoalan
yang harus dijawab adalah apakah informasi yang diberikan oleh penilaian itu tepat?
Jawabnya ada pada kualitas penilaian tersebut, penilaian yang berkualitas akan menghasilkan informasi yang reliable dan
valid, untuk menghasilkan informasi yang realible dan valid perlu bukti pendukung yang menyakinkan bahwa penilaian yang
menghasilkan informasi tersebut memang berkualitas tinggi, berikut ini tahapan-tahapan penilaian :
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Penyusunan dan penyajian laporan
4. Tahap tindak lanjut
FORMAT PENILAIAN PEMBELAJARAN TERPADU
1. Format observasi
2. Format Penilaian diri siswa
3. Format Portofolio
4. Rubik
5. Cuplikan Kerja
6. Masukan orang tua Daftar cek
7. Penilaian berkala


Terimakasih ….. !!!

Anda mungkin juga menyukai