Anda di halaman 1dari 10

Pertemuan

Ke-III

POTENSI DAN KENDALA


LAHAN KERING
DALAM HUBUNGAN DENGAN
PETERNAKAN

Oleh : Marselinus Banu, S.Pt., M.Pt


Potensi Sumberdaya
Di Lahan Kering

Sumberdaya lahan pertanian di Indonesia yang luasnya 188 juta hektar


Kendala Sumberdaya
terdiri atas lahan kering 148 juta ha dan lahan basah 40 juta ha. Lahan yang
Di Lahan Kering
tergolong sub-optimal adalah lahan kering masam (103 ha) dan lahan rawa
(39 juta ha). (Mulyani et al., 2004; Widjaja-Adhi et al., 2000; Subagyo.

Lahan Kurang
subur
Miskin hara dan
Kurang air
Tanah pdt,berbatu,
miskin humus
Tidak produktif
Permasalahan Atau Kendala
Di Lahan Kering

 Walaupun lahan sub-optimal yang terdapat di Indonesia sangat luas, namun


pemanfaatannya untuk pertanian belum optimal.
 Ketersediaan inovasi teknologi untuk pengembangan lahan sub optimal juga
masih terbatas.
 Pemanfaatan lahan sub optimal memerlukan upaya dan teknologi khusus dan
spesifik lokasi untuk dapat berproduksi secara optimal dan berkualitas.
 Untuk itu diperlukan data dan informasi tentang potensi sumberdaya (lahan dan
air, dll) serta kondisi aktual pertanian baik potensi maupun permasalahannya,
agar dapat diperoleh solusi terbaik untuk pemecahan masalah tersebutdan
percepatan pembangunan pertanian.
 Lahan kering di Indonesia merupakan sumberdaya yang sangat penting dan
strategis karena sebagian besar lahan di Indonesia terdiri atas lahan kering.
Penggunaan Lahan Kering Untuk Peternakan
Terkendala Oleh Masalah Lingkungan
Seperti:

1. Degradasi lahan.
2. Ketergantungan pakan pada musim; pada musim hujan
hijauan berlimpah, musim kemarau sangat kurang.
3. Rendahnya kualitas pakan; erat kaitannya dengan
rendahnya kesuburan tanah di lahan kering, menyebabkan
hanya jenis tertentu yang adaptif dapat tumbuh dengan
baik sepanjang tahun.
4. Penurunan berat badan pada musim kemarau.
5. Rendahnya kesehatan ternak dan produktivitas ternak.
Sumberdaya Peternakan Lahan Kering Baik
Manusia, Ternak, Lahan Maupun Pakan Selalu
Dihubungkan Dengan Keterbatasan.

Manusia

 Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting dalam proses produksi.
 Sumber tenaga kerja pada usaha peternakan di lahan kering biasanya bersumber dari
tenaga kerja keluarga
 kelompok usia tua telah memiliki pengalaman dalam mengusahakan ternak, namun
disisi lain sangat sulit untuk menerima teknologi baru.
 Sebaliknya pada usia muda atau bahkan usia anak-anak, masalah adopsi teknologi
bukan merupakan suatu kendala, permasalahan yang muncul justru rasa memiliki dari
kaum muda tidak sebagus pada yang telah berumur tua
Ternak

Peran Ternak Dapat Menempati Fungsi Sebagai :


1. Tambahan Pendapatan/Tabungan/Asuransi,
2. Kegemaran atau Warisan .
3. Diversifikasi Usahatani
4. Menjadi Kebutuhan Utama (contoh DI Timor/Ntt:adat

Usahatani ternak di kalangan masyarakat daerah lahan


kering masih diletakkan pada tingkat bawah, sebagai usaha
sambilan, tabungan atau untuk menunjukkan status sosial
pemiliknya.

Pengembangan usahatani ternak di lahan kering dapat


ditanggulangi dengan pola kombinasi antara tanaman
pangan dengan ternak. (Sistem pertanian terpadu; integrasi
ternak dan tanaman)
Pakan

 Bagi ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kuda, kambing dan domba, hijauan makanan
ternak merupakan sumber makanan utama baik dalam bentuk yang masih segar maupun
dalam bentuk yang sudah kering.
 Rumput merupakan pilihan utama pemenuhan kebutuhan pakan ternak ruminansia oleh
peternak.
 Beberapa lokasi yang umum dimanfaatkan petani peternak dalam mendapatkan rumput
baik melalui penggembalaan maupun upaya penyabitan adalah hamparan padang rumput
alam, lahan tidur dan hutan, disamping ladang/pekarangan.
 Rumput alam sebagai komponen penyusun padang rumput alam umumnya merupakan
spesies berkayu yang tidak edibel, musim pertumbuhan pendek, produksinya rendah
demikian juga dengan kualitasnya.
Ketersediaan Pakan Ternak
Pada Musim Kemarau Kurang.

 Kondisi tanaman dilahan kering baik itu tanaman pangan maupun tanaman pakan ternak sangat
tergantung pada musim, pada saat musim hujan air melimpah, tanaman tumbuh dengan subur baik
itu tanaman pangan maupun tanaman pakan sehingga, ternak tidak kekurangan pakan.
 Tetapi sebaliknya pada saat musim kemarau air kurang, tanaman produktivitasnya sangat rendah dan
bahkan banyak yang mati sehingga menyebabkan ternak kekurangan air dan pakan hijauan.
 Jalan keluar yang biasanya petani lakukan untuk mengatasi kekurangan hijauan dengan pemberian
jerami padi, namun demikian jerami memiliki lignoselulosa dengan kadar lignin dan silikat yang
tinggi yang menyebabkan daya cerna menjadi rendah (Suwandyastuti, 1988).
Lanjut

 Produksi hijauan yang rendah dan diikuti dengan kualitas yang rendah
berakibat pada rendahnya produktivitas ternak.
 Ternak yang memiliki potensi genetik berproduksi tinggi tidak bisa
memaksimalkan produksinya apabila makanan yang diberikan tidak
memadai atau tidak mencukupi baik dalam hal jumlah maupun kualitas.
 Begitu pula halnya dengan penanganan atau pemeliharaan yang sangat baik,
tidak akan ada artinya sama sekali bagi ternak bila tidak ditunjang oleh
makanan.
 Rendahnya produksi hijauan dari sisi sosial bisa memunculkan konflik
dengan adanya pengambilan hijauan milik orang lain atau ternak masuk
kebun orang.

Anda mungkin juga menyukai