Anda di halaman 1dari 21

STUNTING

Dr. NIA OKTAFFIANTI


NRPK : 34.7.0115827

PUSKESMAS SALUTAMBUN
2023
Stunting
adalah
kondisi gagal pertumbuhan pada anak
(pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan
gizi dalam waktu yang lama .
Fokus pada Stunting

 bukan semata pada ukuran fisik pendek, tetapi lebih


pada konsep bahwa proses terjadinya stunting bersamaan
dengan proses terjadinya hambatan pertumbuhan dan
perkembangan organ lainnya, termasuk otak:

Artinya seorang anak yang menderita stunting,


kemungkinan besar juga telah mengalami hambatan
pertumbuhan dan perkembangan organ lainnya

Stunting dijadikan indikator karena lebih mudah dan lebih


dini dikenal dibandingkan dg ekpresi hambatan organ
tubuh lainnya
PENYEBAB
• Kekurangan gizi kronis pada awal 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) yaitu
sejak awal kehamilan (konsepsi) hingga anak berusia dua tahun.
• Kesehatan ibu selama kehamilan
• Pola asuh
• Kondisi sosio-ekonomi
• Lingkungan.
STUNTING TERLAMBAT DIKENALI 105 cm 125 cm 100 cm
(BARU DAPAT DILIHAT SETELAH 2
TAHUN)

Usia 2 tahun
2 bulan Usia 4
tahun
4 bulan

7 thn 7 thn 4 thn

Stunting:
• Dilihat berdasarkan Panjang Badan per Umur
(PB/U) atau Tinggi Badan per Umur (TB/U).
• Nilai Z-score <-2,0 2
Ciri Stunting ...
1. Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya
2. Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda/kecil
untuk usianya
3. Berat badan rendah untuk anak seusianya
4. Pertumbuhan tulang tertunda..
Efek Stunting ...

• Kognitif lemah dan psikomotorik terhambat


• Kesulitan menguasai sains dan berprestasi dalam
olahraga
• Lebih mudah terkena penyakit degeneratif
• Sumber daya manusia berkualitas rendah
LANGKAH – LANGKAH PENCEGAHAN STUNTING:
FOKUS 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN
SIKLUS KEHIDUPAN Penjaringan Anak Usia Sekolah, UKS,, Puskesmas PKPR , Posyandu
Remaja, TTD Remaja Puteri, Buku Rapor KesehatanKu
Anak SMP/A &
Keluarga ikut KB Remaja
CPR, TFR, Unmet Need
Pasangan Anak SD
Pos UKK, Kebugaran Jasmani
Usia Subur

Skrining Kes usia> 60

ma
a r i perta Balita
h
1000 hidupan
ke
PMT Balita Kurus
Ibu bersalin, Tumb Kembang
nifas, bayi Vit A Balita
Lansia Imunisasi
baru lahir

Bayi
PMT, TTD Yankes Neonatal (KN)
K4, Kelas Ibu, P4K Ibu Hamil IMD, ASI Eksklusif, Imunisasi
Persalinan di Faskes
Pola Makan
• Masalah stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi
jumlah dan kualitas gizi, serta seringkali tidak beragam.
• Istilah “Isi Piringku” dengan gizi seimbang perlu diperkenalkan dan dibiasakan
dalam kehidupan sehari-hari. Bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan,
memperbanyak sumber protein sangat dianjurkan, di samping tetap
membiasakan mengonsumsi buah dan sayur.
• Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi oleh sayur dan buah, setengahnya
lagi diisi dengan sumber protein (baik nabati maupun hewani) dengan proporsi
lebih banyak daripada karbohidrat.
“ISI Piring Makan” bumil (survey)

karbo karbo + sayur


minus
protein
hewani

karbo + protein nabati karbo + sayur + protein nabati

Umi Fahmida - SEAMEO RECFON


POLA ASUH
• Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang kurang baik dalam praktek
pemberian makan bagi bayi dan Balita.
• Dimulai dari edukasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja sebagai cikal bakal
keluarga, hingga para calon ibu memahami pentingnya memenuhi kebutuhan gizi saat hamil dan
stimulasi bagi janin, serta memeriksakan kandungan empat kali selama kehamilan.
• Bersalin di fasilitas kesehatan, lakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dan berupayalah agar bayi
mendapat colostrum air susu ibu (ASI). Berikan hanya ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan.
• Setelah itu, ASI boleh dilanjutkan sampai usia 2 tahun, namun berikan juga makanan pendamping
ASI (MP ASI). Jangan lupa pantau tumbuh kembangnya dengan membawa buah hati ke Posyandu
setiap bulan.
• Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah berikanlah hak anak mendapatkan kekebalan dari
penyakit berbahaya melalui imunisasi yang telah dijamin ketersediaan dan keamanannya oleh
pemerintah. Masyarakat bisa memanfaatkannya dengan tanpa biaya di Posyandu atau Puskesmas.
Sanitasi dan Air Bersih

• Rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan,


termasuk di dalamnya adalah akses sanitasi dan air
bersih, mendekatkan anak pada risiko ancaman
penyakit infeksi. Untuk itu, perlu membiasakan cuci
tangan pakai sabun dan air mengalir, serta tidak
buang air besar sembarangan.
STUNTING ADALAH SIKLUS YANG AKAN BERLANGSUNG TERUS-MENERUS JIKA TIDAK SEGERA DIATASI SAAT INI

ANAK STUNTING

SIKLUS
STUNTING
BAYI BBLR REMAJA PUTRI KURANG GIZI

BUMIL KEK/ KURANG GIZI


FAKTA YANG
MEMPERHATIKAN….
MENGERIKAN
Di Indonesia, 1 dari 9 anak perempuan menikah di
bawah usia 18 tahun (Susenas 2016)
…………………… = 375 menikah setiap harinya!

Anak perempuan di wilayah Anak perempuan dari rumah


pedesaan berpeluang 3x lebih tangga berpendapatan rendah
besar untuk menikah di usia
berpeluang 5x lebih besar
anak
untuk menikah di usia anak
Anak perempuan berpeluang
3x lebih rendah untuk menikah
di usia anak jika kepala Rumah
tangga mereka telah
menyelesaikan universitas
DISINI LAHIR GENERASI STUNTING (1)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai