Anda di halaman 1dari 11

KOMUNIKASI SUATU

PENGANTAR
Arti Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa latin, yakni
Communicatio yang artinya sama. Pengertian sama
mengandung pemahaman yang amat luas, tidak
terbatas, terkadang juga masih memiliki makna yang
berbeda.
Ada juga yang berpendapat bahwa Komunikasi yang
harmonis dapat berlangsung, apabila Komunikator
dan Komunikan memberi arti yang sama kepada
lambang yang sama.
John Locke melihat bahwa IDEA dan PENGALAMAN memiliki hubungan yang erat, berkaitan kuat satu sama
lainnya tak dapat dipisahkan. Jadi berkomunikasi menuntut adanya Idea dan Pengalaman. Tanpa Idea dan
Pengalaman manusia hampir dapat dipastikan tak mampu melakukan komunikasi, karena pikiran manusia
pada awalnya adalah TABULA RASA.

John Locke (1690) menganggap bahwa otak manusia adalah sebuah penerima pasif yang memperoleh
pengetahuan dari pengalaman, dan diserap melalui panca indera. Berbagai gagasan sederhana yang kemudian
digabungkan menjadi pemikiran yang berkaitan. Informasi dimasukkan kedalam pikiran, diproses, dan dibentuk
oleh pengalaman sensoris secara murni, dan manusia bebas mengolah pikirannya sendiri.

Istilah “Tabula rasa” pernah dikemukakan oleh seorang filsuf


Persia, Ibnu Sina. Menurutnya, pikiran manusia saat lahir
adalah batu tulis kosong dan pengetahuan yang diperoleh
melalui pengalaman dengan benda nyata, dan dari
pengalaman itu kemudian digunakan untuk mengembangkan
konsep abstrak tentang benda-benda, bukan sebaliknya.
APA ITU
IDEA ?
“Idea adalah faktor sebab manusia berpikir”- John Locke.

Dalam Longman Dictionary of Contemporary English (ed) Paul John Locke menguraikan jenis-jenis idea:
Procter (1982), Idea is a picture in the mind (Idea adalah sebuah
1/Simple idea;
gambaran yang ada dalam pikiran).
2/Complex ideas;
Dalam The Contemporary English – Indonesian Dictionary, Peter
Salim (2008), Idea bisa dalam bentuk buah pikiran, atau 3/ Compound ideas,
gagasan, atau masih dalam bentuk rencana, atau sebuah
pemahaman, atau sebuah cita-cita, atau sebuah maksud, atau
sebuah saran, atau sebuah gambaran, atau sebuah pemikiran,
dan yang lainnya.
GAGASAN JOHN LOCKE TENTANG IDEA

Jenis-Jenis Idea Dalam Diri Manusia


Simple idea: Bila rangsangan (stimulus) yang
diterima adalah hanya satu indera penglihatan atau
satu indera pendengaran saja, Misalnya melihat satu
gambar saja.

Complex ideas: Bila rangsangan yang diterima lebih


dari satu indera misalnya dua indera (seperti melihat
atau mendengar), Misalnya seperti menonton
televisi.

Compound ideas: Bila beberapa complex ideas ada


dalam diri manusia dan menjadi satu kesatuan
dalam dirinya. Misalnya sumber televisi mengatakan
hari ini hujan dan berawan
Di dalam komunikasi media baru (New media)
misalnya para pengguna media Whatsapp (WA),
apakah Users dalam group condong memilih
menggunakan simple idea, ataukah complex ideas,
ataukah compound ideas. Bagaimana proses
komunikasi yang berlangsung dalam setiap episode.
Sehubungan dengan penggunaan Idea dalam aktivitas
komunikasi, John Locke merasa perlu
menghubungkannya dengan derajat (Kebenaran
tentang sesuatu). Bahwa manusia itu memiliki
persepsi, yakni berupa :
1. Intuisi;
2. Demontrasi;
3. Sensasi.
INTUISI

Intuisi adalah idea yang dimiliki manusia tanpa


diragukan lagi kebenarannya, seperti kesadaran akan
ruang dan waktu. Intuisi merupakan suatu
pengetahuan tanpa harus membuktikannya lagi.

“Intuisi inilah yang mendekati kebenaran yang


sesungguhnya.” – John Locke

Namun membangun kesadaran ruang dan waktu


penting dalam era komunikasi media baru (New
Media). Kebenaran akan ruang dan waktu
merupakan indikator yang saat ini dapat dijadikan
petunjuk untuk mengkoreksi atas kebenaran yang
sesungguhnya.
Contoh Instuisi
Plato menekankan adanya peranan intuisi.
Plato beranggapan bahwa pengetahuan sejati Kejadian gempa Palu danTsunami (2018) dapat
itu adalah pengetahuan tunggal yang tidak ditunjukkan oleh gambar video yang dikirim user dari
berubah-ubah, yakni pengetahuan yang Palu bahwa benar terjadi gempa dan Tsunami di Palu.
menangkap idea-idea. Jadi pengetahuan
Namun Informasi tentang kekuatan gempa SR dan
manusia itu bersifat a priori di dalam rasionya,
jumlah korban jiwa tidak lagi dikatakan sebagai instuisi,
yakni idea-idea.
melainkan demontrasi.
Untuk itu manusia harus terus-menerus Contoh lain, kasus Hoax Ratna Sarumpaet (2018) yang
berupaya membersihkan pengetahuannya itu bikin heboh nasional bukan instuisi. Jelas bahwa ruang
dari unsur-unsur yang berubah-ubah agar dan waktu TKP (Tempat Kejadian Perkara)
dapat menembus hakekat idea-idea itu sendiri sudah berbeda.
(Hardiman, 1993).
DEMONTRASI
Yang dimaksud demontrasi adalah pernyataan
(statement) atau pendapat yang masih didasarkan
pada pembuktian, dan menunjukan pikiran manusia,
dan memiliki kebenaran yang terbatas.
Contohnya dalam kasus Hoax Ratna Sarumpaet
(2018) dalam siaran pers mengatakan bahwa dirinya
diculik disiksa oleh tiga orang tak dikenal di Bandung
setelah turun di bandara Husen Satranegara, dengan
muka lebam. Sontak berita ini menjadi viral dan
mengundang simpatik banyak orang.
pernyataan (statement) Ratna Sarumpaet perlu
pembuktian dan tentu memiliki kebenaran terbatas.
Sehingga pernyataan Ratna Sarumpaet
dapat dikategorikan sebagai demontrasi,
bukan instuisi.
SENSASI Sensasi adalah pernyataan (statement), atau
pendapat dengan derajat kebenaran yang patut
diragukan. Tingkat kebenaran yang didasarkan pada
sensasi ini adalah opini.
Dalam Longman Dictionary of Contemporary English
(ed) Paul Procter (1982) disebutkan opini yaitu:
“opinion is that which a person thinks about
something. (opini adalah suatu pemikiran personal
tentang sesuatu) ,” atau;
“opinion is that which people in general think
about something (opini adalah pemikiran
people/masyarakat tentang sesuatu).”
Jadi opini itu bisa bersifat personal ataupun komunal/
masyarakat.
Contohnya dalam kasus Hoax Ratna Sarumpaet (2018)
yang mengundang reaksi keras petinggi DPR RI, Fahri
Hamzah yang tampak berupaya menggiring opini ke
ranah publik/ masyarakat. Opini tersebut kebenarannya
patut dipertanyakan.
DAFTAR PUSTAKA

• Effendy, O.U. (1984). Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Bandung, Remadja Karya.

• Muttakhidah, RR. Imamul (2016). Pergeseran Perspektif Human Mind John Locke. AdMathEdu, vol.6 (1), 45-58.

• Hardiman (1993).Kritik Ideologi Pertautan Pengetahuan dan Kepentingan. Yogyakarta, Kanisius.

• Prijana (ed).(2018). Catcall di Media Facebook. Bandung, Unpad Press

• Prijana & Suwandi (ed).(2019). Komunikasi Media Baru Feedback Verbal, Seri Kajian Komunikasi dan Informasi. Bandung,
Pustaka Utama Bandung

• Susanto, Astrid (1976). Filsafat Komunikasi. Bandung, Binacipta

• West, R. & Turner, L.H. (2008). Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi. Jakarta, Salemba Humanika.

Anda mungkin juga menyukai