Anda di halaman 1dari 19

4.

Variable Costing dan


Absorption/Full Costing

Tim Dosen:
1. Moermahadi Soerja Djanegara
2. Bambang Pamungkas
3. Supardji
4. Tri Marlina
a. Pembedaan Dalam Perhitungan Biaya
Produksi

3. Variable Costing dan b.


Perbedaan Variable Costing dan
Absorption/Full Costing
Absorption/Full Costing
c. Hubungan Produksi, Penjualan, Laba
pada Variable Costing dan Absorption/
Full Costing
a. Pembedaan Dalam Perhitungan Biaya Produksi
 Keputusan-keputusan manajemen tentang produksi baik terkait
dengan bahan baku, tenaga kerja, mesin dan peralatan yang
digunakan, dan persediaan bahan baku maupun barang jadi banyak
dibuat berdasarkan cost behavior (perilaku biaya), terutama perilaku
biaya variable dan perilaku biaya tetap .
 Berdasarkan cost behavior (perilaku biaya), perhitungan biaya
produksi dapat dibedakan menjadi 2 metode:
1) Variable Costing (Metode Biaya Variabel).
2) Absorption/Full Costing (Metode Biaya Penuh).
 Pembedaan perhitungan biaya tersebut sangat penting bagi
manajemen untuk membuat model-model keputusan produksi dan
pengendaliannya.
b. Perbedaan Variable Costing dan Absorptioan/Full Costing

1) Variable Costing (Metode Biaya Variabel)


 Metode Biaya Variabel (Variable Costing) adalah metode biaya
produksi yang hanya memperhitungan biaya variabel, yaitu: biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik variabel. Sedangkan biaya overhead pabrik tetap tidak
dibebankan ke produk, tetapi dianggap sebagai biaya periodik
sebagaimana halnya biaya administrasi dan penjualan. Biaya
periodik adalah biaya yang terjadi dalam satu periode, dimana
biaya tersebut sekaligus habis diakui sebagai beban pada
periode terjadinya.
 Tujuan Metode Biaya Variabel (Variable Costing) adalah hanya
untuk kepentingan intern, yaitu kepentingan manajemen sebagai
dasar untuk membuat keputusan-keputusan bisnis, khususnya
keputusan produksi.
2) Absorption/Full Costing (Metode Biaya Penuh)

 Metode Biaya Penuh (Absorption/Full Costing) adalah metode biaya


produksi yang memperhitungan semua biaya, baik biaya variabel
maupun biaya tetap. Dalam metode Biaya Penuh, baik biaya pabrik
veriabel maupun biaya pabrik tetap semuanya dibebankan ke produk.
 Tujuan Metode Biaya Penuh (Absorption/Full Costing) dibuat
terutama untuk kepentingan ekstern, yaitu perhitungan laba rugi
untuk para investor, kreditor, dan pihak lainnya, yang penyajiannya
sesuai standar akuntansi yang berlaku.
Perbedaan Unsur-Unsur Biaya
antara Variable Costing dan Absorption/Full Costing

Metode Biaya Variabel Metode Biaya Penuh


(Variable Costing) (Absorption/Full Costing)

a. Biaya bahan baku a. Biaya bahan baku


b. Biaya tenaga kerja b. Biaya tenaga kerja
langsung langsung
Biaya Produk
c. Biaya overhead pabrik c. Biaya overhead pabrik
(Product Cost)
variabel variabel
d. - d. Biaya overhead pabrik
tetap
a. Biaya overhead pabrik a. -
Biaya Periodik tetap
(Period Cost) b. Biaya penjualan b. Biaya penjualan
c. Biaya administrasi c. Biaya administrasi
Contoh perhitungan biaya produksi pada Variable Costing dan
Absorption/Full Costing

PT ABC memiliki data produksi sebagai berikut:


− Persediaan awal produk = 0 unit
− Jumlah unit produksi = 30.000 unit
− Jumlah unit dijual = 24.000 unit @ Rp300
− Kapasitas produksi normal = 30.000 unit
− Biaya produksi:
Biaya variable per unit:
• Biaya bahan baku = Rp 50
• Biaya Tenaga kerja = Rp100
• Biaya overhead pabrik = Rp 50
• Biaya Administrasi & penjualan = Rp 10
Biaya tetap:
• Biaya overhead pabrik = Rp 750.000
• Biaya administrasi & penjualan = Rp 300.000

Pertanyaan:
a. Hitung biaya produksi per unit berdasarkan Variable Costing dan Absorption/Full Costing.
b. Buat Laporan Laba Rugi berdasarkan Variable Costing dan Absorption/Full Costing.
Jawaban:
a. Biaya produksi per unit berdasarkan Variable Costing (Metode Biaya Variabel) dan
Absortion/Full Costing (Metode Biaya Penuh) adalah sebagai berikut:
Metode Biaya Variabel Metode Biaya Penuh
Jenis Biaya
per unit (Rp) per unit (Rp)
−Biaya bahan baku 50 50
−Biaya tenaga kerja 100 100
−Biaya overhead pabrik variable 50 50
−Biaya overhead pabrik tetap - 25 *)
Total biaya per unit 200 225

*) Biaya overhead pabrik tetap : Jumlah unit produksi


Rp750.000 : 30.000 unit = Rp25/unit

Keterangan:
− Biaya produksi per unit menurut metode Baya Variabel Rp200 dan menurut metode Biaya
Penuh Rp225, selisihnya adalah Rp25.
− Selisih disebabkan perbedaan perlakuan biaya overhead pabrik tetap, dimana pada
metode Biaya Variabel, biaya overhead tetap tdk dimasukkan ke dlm biaya produksi tetapi
dimasukkan ke dlm biaya periodik, sedangkan pada metode Biaya Penuh biaya, overhead
tetap dimasukkan ke dlm biaya produksi dan melekat pada setiap unit produk.
Jawaban:
b. Laporan Laba Rugi berdasarkan Variable Costing (Metode Biaya Variabel) dan
Absortion/Full Costing (Metode Biaya Penuh) adalah sebagai berikut :

PT. ABC
Laporan Laba Rugi
(Metode Biaya Variabel)

Penjualan : (24.000 unit x Rp300) ………………….. = Rp 7.200.000


Biaya-biaya variabel:
− Biaya produksi variabel
− (24.000 unit x Rp200) …………. = Rp4.800.000
− Biaya penjualan & adm variabel
(24.000 unit x Rp10) ………….. = Rp 240.000 = Rp 5.040.000
Marjin kontribusi ………………………………………. = Rp 2.160.000
Biaya-biaya tetap:
− Biaya overhead pabrik tetap = Rp750.000
− Biaya penjualan & adm tetap = Rp300.000 = Rp 1.050.000
Laba Bersih …………………………………………. = Rp 1.110.000
PT. ABC
Laporan Laba Rugi
(Metode Biaya Penuh)

Penjualan : (24.000 unit x Rp300) ………………….. = Rp 7.200.000


Harga pokok penjualan:
− Harga pokok produksi/biaya produksi
(24.000 unit x Rp225) ……………………………… = Rp 5.400.000
Laba kotor ………………………………………. = Rp 1.800.000
Biaya penjualan & administrasi :
− Biaya penjualan & adm variabel
(24.000 unit x Rp10) ……………...... = Rp240.000
− Biaya penjualan & adm tetap ……… = Rp300.000 = Rp 540.000
Laba Bersih …………………………………………. = Rp 1.260.000

Keterangan:
− Laba bersih metode Biaya Variabel Rp1.110.000 dan laba bersih metode Biaya Penuh
Rp1.260.000, dimana laba bersih metode Biaya Penuh lebih besar Rp150.000.
− Selisih laba bersih Rp150.000 sebenarnya berupa tarif biaya overhead tetap per unit Rp25
(Rp750.000 : 300.000 unit) dikalikan 6.000 unit yang merupakan jumlah unit produksi yang
belum terjual.
c. Hubungan Produksi, Penjualan, dan Laba pada Variable Costing dan
Absorption/Full Costing
Hubungan produksi, penjualan, dan laba pada Variable Costing (metode Biaya
Variabel) dibandingkan dengan Absorption/Full Costing (metode Biaya Penuh)
ada 3 kemungkinan, yaitu:

1. Jumlah unit produksi lebih besar dari jumlah unit terjual


Jika jumlah unit yang diproduksi lebih besar dari jumlah unit yang terjual,
maka laba bersih dengan metode Biaya Variabel lebih kecil daripada laba
bersih dengan metode Biaya Penuh. Hal ini karena dengan metode Biaya
Variabel, Biaya Overhead Pabrik Tetap seluruhnya telah dibebankan menjadi
biaya produksi pada periode terjadinya (sebagai biaya periodik). Sedangkan
dengan metode Biaya Penuh, Biaya Overhead Pabrik Tetap tidak seluruhnya
menjadi biaya produksi pada periode terjadinya, karena sebagian melekat
pada persediaan yang belum terjual. Dengan demikian biaya produksi
dengan metode Biaya Variabel lebih besar dari biaya produksi dengan
metode Biaya Penuh, sehingga laba dengan metode Biaya Variabel lebih
kecil dari laba dengan metode Biaya Penuh.
2. Jumlah unit produksi lebih kecil dari jumlah unit terjual
Jika jumlah unit yang diproduksi lebih kecil dari jumlah unit yang terjual, maka
laba bersih dengan metode Biaya Variabel lebih besar daripada laba bersih
dengan metode Biaya Penuh. Hal ini karena dengan metode Biaya Variabel,
Biaya Overhead Pabrik Tetap yang dibebankan menjadi biaya produksi hanya
sebesar Biaya Overhead Pabrik Tetap yang terjadi pada periode bersangkutan.
Sedangkan dengan metode Biaya Penuh, Biaya Overhead Pabrik Tetap yang
menjadi biaya produksi tidak hanya dari Biaya Overhead Pabrik Tetap yang
terjadi pada periode ini, tetapi termasuk Biaya Overhead Pabrik Tetap yang
terjadi pada periode sebelumnya (yaitu biaya overhead pabrik tetap yang
melekat pada persediaan tahun sebelumnya). Dengan demikian biaya produksi
dengan metode Biaya Variabel lebih kecil dari biaya produksi dengan metode
Biaya Penuh, sehingga laba dengan metode Biaya Variabel lebih besar dari laba
dengan metode Biaya Penuh.
3. Jumlah unit produksi sama dengan jumlah unit terjual
Jika jumlah unit yang diproduksi sama besar dengan jumlah unit yang terjual,
maka laba bersih dengan metode Biaya Variabel sama besar dengan laba
bersih dengan metode Biaya Penuh. Hal ini karena baik dengan metode Biaya
Variabel maupun dengan metode Biaya Penuh, jumlah Biaya Overhead Pabrik
Tetap yang dibebankan ke biaya produksi adalah sama besar. Dengan
demikian jumlah biaya produksi (harga pokok produksi) antara metode Biaya
Variabel dan metode Biaya Penuh adalah sama besar, sehingga jumlah laba
bersih yang diperoleh juga sama.
Gambar Hubungan Produksi, Penjualan, dan Laba
pada Metode Biaya Variabel dan Metode Biaya Penuh

Apabila Maka laba yang dihitung dengan

1. Prosuksi > Penjualan Metode Biaya Penuh > Metode Biaya Variabel

2. Produksi < Penjualan Metode Biaya Penuh < Metode Biaya Variabel

3. Produksi = Penjualan Metode Biaya Penuh = Metode Biaya Variabel


Contoh Perhitungan Hubungan Produksi, Penjualan, dan Laba dengan
Metode Biaya Variabel dan Metode Biaya Penuh
PT XYZ memiliki data biaya dan harga jual per unit yg sama utk tahun 2020, 2021, 2022:
Biaya variabel per unit:
− Biaya bahan baku Rp 2.000
− Biaya tenaga kerja langsung Rp 750
− Biaya overhead pabrik variabel Rp 250
− Biaya penjualan & adm variabel Rp 125
Biaya tetap:
− Biaya overhead pabrik tetap Rp75.000.000
− Biaya penjualan & adm tetap Rp25.000.000
Harga jual produk per unit Rp5.000
Data produksi dan penjualan selama 3 tahun adalah sbb:
Thn 2020 Thn 2021 Thn 2022
(unit) (unit) (unit)
− Persediaan awal - - 50.000
− Produksi 150.000 150.000 150.000
− Penjualan 150.000 100.000 200.000
− Persediaan akhir - 50.000 -

Pertanyaan:
Dari data di atas buatlah Laporan Laba Rugi untuk 3 tahun dengan Metode Biaya Variabel
dan dengan Metode Biaya Penuh.
Jawaban
PT XYZ
Laporan Laba Rugi
(Metode Biaya Variabel)
Uraian 2020 (Rp) 2021 (Rp) 2022 (Rp)
Penjualan (unit terjual x Rp5.000) 750.000.000 500.000.000 1.000.000.000
Biaya2 Variabel
− Harga pokok produksi variabel 450.000.000 300.000.000 600.000.000
(unit terjual x Rp3.000)
− Biaya penj & adm variable 18.750.000 12.500.000 25.000.000
(unit terjual x Rp125)

Marjin Kontribusi 281.250.000 187.500.000 375.000.000


Biaya2 Tetap:
− Biaya overhead pabrik tetap 75.000.000 75.000.000 75.000.000
− Biaya penj & adm tetap 25.000.000 25.000.000 25.000.000
Laba Bersih 181.250.000 87.500.000 275.000.000

Keterangan:
− Biaya produksi variabel per unit:
• Biaya bahan baku = Rp2.000
• Biaya tenaga kerja = Rp 750
• Biaya overhead pabrik variabel = Rp 250
Jumlah = Rp3.000
PT XYZ
Laporan Laba Rugi
(Metode Biaya Penuh)
Uraian 2020 (Rp) 2021 (Rp) 2022 (Rp)
Penjualan: (unit terjual x Rp5.000) 750.000.000 500.000.000 1.000.000.000
Harga pokok penjualan:
− Harga pokok produksi 525.000.000 350.000.000 700.000.000
(unit terjual x Rp3.500)
Laba Kotor 225.000.000 150.000.000 300.000.000
Biaya penj & adm:
− Biaya penj & adm variabel 18.750.000 12.500.000 25.000.000
− Biaya penj & adm tetap 25.000.000 25.000.000 25.000.000
Laba Bersih 181.250.000 112.500.000 250.000.000

Keterangan:
− Biaya produksi per unit: − Biaya overhead pabrik tetap/ unit:
• Biaya bahan baku = Rp2.000 = Biaya overhead pabrik tetap :
• Biaya tenaga kerja = Rp 750 Jumlah unit produksi
• Biaya overhead pabrik variabel = Rp 250
= Rp 75.000.000 : 150.000 unit
• Biaya overhead pabrik tetap = Rp 500
= Rp 500
Jumlah = Rp3.500
Dari contoh di atas, kalau dimasukkan dalam gambar hubungan Produksi,
Penjualan, dan Laba terlihat sebagai berikut:

Apabila Maka laba yang dihitung dengan

1. Prosuksi > Penjualan Metode Biaya Penuh > Metode Biaya Variabel
Tahun 2021: Tahun 2021:
150.000 unit > 100.000 unit Rp112,500.000 > Rp87.500.000

2. Produksi < Penjualan Metode Biaya Penuh < Metode Biaya Variabel
Tahun 2022: Tahun 2022:
150.000 unit < 200.000 unit Rp250.000.000 < Rp275.000.000

3. Produksi = Penjualan Metode Biaya Penuh = Metode Biaya Variabel


Tahun 2020: Tahun 2020:
150.000 unit = 150.000 unit Rp181.250.000 = Rp181.250.000
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai