Korban pemerkosaan akan mengalami penderitaan fisik dan psikis paska pemerkosaan yang terjadi pada dirinya seperti: Penderitaan
fisik yang mengalami pada korban paska perkosaan seperti sakit secara fisik, luka, cacat, rasa bersalah, takut, cemas, malu, marah, dan
tidak berdaya. Penderitaan psikis merupakan gejala tertentu yang dirasakan korban sebagai suatu trauma yang menyebabkan korban
memiliki rasa kurang percaya diri, trauma, konsep diri yang negatif, menutup diri dari pergaulan, dan juga reaksi somatik seperti
jantung berdebar dan keringat berlebihan. Apabila setelah terjadinya peristiwa pemerkosaan tersebut tidak ada dukungan yang diberikan
kepada korban, maka korban dapat mengalami post traumatic stress disorder (PTSD), yaitu gangguan secara emosi yang berupa mimpi
buruk, sulit tidur, kehilangan nafsu makan,depresi, ketakutan dan stress akibat peristiwa yang dialami korban dan telah terjadi selama
lebih dari 30 hari, kemungkinan dukungan dari semua pihak sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya PTSD.
B.Rumusan Masalah
1.Bagaimana Psikologi pada masa kehamilan?
2.Apakah yang dimaksud dengan korban perkosaan?
3.Apa saja permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan korban
pemerkosaan?
4.Bagaimana gangguan psikologi akibat pemerkosaan pada ibu hamil?
5.Bagaimana dampak psikologi pada Korban Pemerkosaan?
6.Bagaimana Alternatif Penyembuhan Bagi Korban Pemerkosaan?
7.Bagaimana pengobatan pada korban pemerkosaan?
TUJUAN DAN MANFAAT
C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah asuhan kebidanan masalah kehamilan akibat
pemerkosaan yaitu agar kita dapat mengetahui dan mempelajari dengan seksama
asuhan kebidanan pada masalah kehamilan akibat pemerkosaan, dampak,
dukungan dan alternatif penyembuhannya.
D.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi bagi
mahasiswa dan masyarakat mengenai bagaimana asuhan kebidanan pada pasien
korban pemerkosaan.
BAB II
PEMBAHASAN
Gangguan Psikologi Akibat Pemerkosaan Pada Ibu Hamil
● Pengertian Pemerkosaan
Perkosaan (rape) berasal dari bahasa yang berarti mencuri, memaksa, merampas, atau
membawa pergi. Pada jaman dahulu perkosaan sering dilakukan untuk memperoleh seorang
istri. Perkosaan adalah suatu usaha untuk melampiaskan nafsu seksual yang dilakukan oleh
seorang laki - laki terhadap perempuan dengan cara yang dinilai melanggar menurut moral
dan hukum. Pendapat ini senada dengan definisi perkosaan menurut Rifka Annisa Women’s
Crisi Center, bahwa yang disebut perkosaan adalah segala bentuk pemaksaan hubungan
seksual.
2.Permasalahan-permasalahan yang berkaitan
dengan korban pemerkosaan
a.Panic attack (serangan panik)
b.Perilaku menghindar
c.Depresi
d.Membunuh pikiran dan perasaan
e.Merasa disisihkan dan sendiri
f.Merasa tidak percaya dan dikhianati
g.Mudah marah
h.Gangguan yang berarti dalam kehidupan sehari-hari
i.Persepsi dan kepercayaan yang aneh
3.Dampak Perkosaan
1. Dampak Fisik
2. Dampak Psikologis
A.Dampak Jangka Panjang
B.Dampak Jangka Pendek
3. Dampak Sosial - Psikologis
3.Bentuk Dukungan Keluarga bagi Korban
Pemerkosaan
A. Dukungan psikologis
1. Mempercayai cerita yang disampaikan oleh korban.
2. Bersikap tenang. Hal ini dapat membantu korban merasa aman.
3. Meyakinkan korban. Keluarga dapat menunjukkan empatinya terhadap
peristiwa yang dialami oleh korban.
4. Mempersiapkan korban terhadap kemungkinan yang akan terjadi selanjutnya.
Korban mungkin memerlukan bantuan dari orang lain misalnya dokter dan polisi
jika ia melaporkan kasusnya
5. Memberi dukungan dan melaporkan perkosaan yang dialami korban ke
pihak yang berwajib.
B. Dukungan Materi
C. Dukungan Sosial
5.Alternatif Penyembuhan Bagi Korban
Pemerkosaan
Dukungan Lain
Perkosaan PTSD
Dukungan Keluarga
Patologi
Kesembuhan
Gambar 1. Skema proses Trauma pada korban perkosaan
LANJUTAN......
alternatif yang dapat dilalui oleh korban dalam proses mengatasi masalah yang muncul akibat perkosaan
yang dialaminya, yaitu :
a.Korban perkosaan mengalami trauma jangka panjang yang mengakibatkan korban mengalami PTSD.
Tanpa adanya intervensi atau dukungan dari pihak lain maka korban menghadapi proses penyelesaian
masalahnya sendiri sehingga pada akhirnya korban dapat mengatasi masalah tersebut seiring dengan waktu
yang berlalu.
b.Korban perkosaan mendapatkan dukungan dari keluarga sejak korban mengalami trauma akibat
perkosaan. Dukungan dari pihak keluarga dapat diperkuat dengan adanya dukungan dari pihak lain seperti
lembaga atau organisasi yang memiliki kepedulian terhadap korban. Meskipun demikian ada kemungkinan
bahwa korban tetap mengalami PTSD sebelum akhirnya ia bisa coping dengan masalah yang dihadapinya.
c.Korban perkosaan mendapatkan dukungan dari pihak keluarga dan pihak lain seperti lembaga atau
organisasi yang memiliki kepedulian terhadap korban, akan tetapi dukungan tersebut diterima oleh korban
setelah ia mengalami PTSD.
d.Alternatif ke empat adalah adanya dukungan dari pihak keluarga dan juga pihak lain sebelum korban
mengalami PTSD. Dukungan ini membuat korban mampu mengatasi dampak perkosaan yang muncul pada
dirinya tanpa harus mengalami PTSD.
e.Selain keempat alternatif yang memungkinkan korban perkosaan untuk mengatasi masalahnya dan
mencapai proses recovery, terdapat alternatif lain dimana korban tidak berhasil mengatasi masalahnya dan
mengalami gangguan patologis.
5.Pengobatan Pada Korban Pemerkosaan
A.Farmakoterapi
B.Psikoterapi
1.Anxiety Management
a.Relaxation Training
b.Breathing retraining
c.Positive thinking dan self-talk
d.Assertiveness Training
e.Thought Stopping
2.Cognitive therapy
7.Beban Psikologis dan Kesehatan Korban
Pemerkosaan
A.Beban Psikologis
a.Menyalahkan diri sendiri
b.Bunuh diri
c.Kriminalisasi korban pemerkosaan
2.Ketika seseorang mengalami kekerasan atau pelecehan secara seksual baik itusecara fisik maupun
psikologis, maka kejadian tersebut dapat menimbulkan suatu trauma yang sangat mendalam dalam
diri seseorang tersebut terutama pada anak-anak dan remaja.Dan kejadian traumatis tersebut dapat
mengakibatkan gangguan secara mental, yaitu PostTraumatic Stress Disorder (PTSD).
B.SARAN
Tingkatan gangguan stress pasca trauma berbeda-beda bergantung
pada seberapa parah kejadian tersebut mempengaruhi kondisi psikologis dari
korban.Untuk menyembuhkan gangguan stress pasca trauma pada korban kekerasan
atau pelecehan seksual diperlukan bantuan baik secara medis maupun psikologis,
agar korban tidak merasa tertekan lagi dan bisa hidup secara normal kembali seperti
sebelum kejadian trauma. Dan pendampingan itu sendiri juga harus dengan metode-
metode yang benar sehingga dalam menjalani penyembuhan atau terapi korban tidak
mengalami tekanan-tekanan baru yang diakibatkan dari proses pendampingan itu
sendiri.