Anda di halaman 1dari 40

GERAKAN MORAL DAN

GERAKAN SOSIAL SESPIM


LEMDIKLAT POLRI
Manusia sebagai mahkluk sosial membutuhkan
kawanan atau kelompok yang dapat menerima,
melindungi, membelanya atau sebagai tempat untuk
hidup. Dalam kehidupan sosial ada keteraturan sosial
yang dibangun melalui kesepakatan kesepakatan. Di
balik kesepakatan tersebut ada kewajiban,
tanggungjawab, ada sanksi bila melanggar.
Dalam kehidupan sosial tatanan bagi keteraturan
sosial ada rekayasa sosial yang merefleksikan karakter
mereka. Semakin kompleks maka akan semakin ketat
kesepakatan-kesepakatan yang dibuat dan menjadi
hukum. Hukum dapat dikatakan sebagai produk politik
untuk mewujudkan, merawat keteraturan sosial
sehingga dapat mendukung untuk tercapainya tujuan
bersamanya.
Di dalam hukum ada sistem penegakannya,
akuntabilitasnya. Di situlah hukum menjadi refleksi
atas suatu peradaban. Tingkat kepatuhan hukum bagi
masyarakatnya menjadi bagian dari budaya bangsa.
Kualitas penegak hukum dalam menegakan hukum
menjadi refleksi hidupnya hukum dan menjadi
kekuatan pilar kedaulatan suatu negara.
Di setiap kawanan, kelompok, komunitas, masyarakat, bangsa
maupun negara ada pemimpinnya. Atau setidaknya orang
yang dituakan untuk memimpin.
Pemimpin apakah orang yang diberi amanah atau
kepercayaan? Jawabnya iya karena pemimpin itu mendapat
amanah dan dipercaya untuk : melindungi, mengayomi,
melayani, memajukan bahkan mensejahterakan. Secara
mendasar dan mendalam acuan dasar pemimpin itu pada
moralitas. Kebijakan yang diambil bijaksana bagi
kemaslahatan dalam kehidupan sosial.
Keutamaan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara kesadaran akan
lemanusiaan, keteraturan sosial dengan patuh akan kesepakatan
bersama atau hukum menunjukan tanggung jawab dan
kepeduliannya sebagai mahkluk sosial.
Hal tersebut terwujud dalam disiplin di kehidupan sehari harinya.
Kesadaran menjadi pilar membangun keutamaan. Tatkala
dipenuhi kepentingan yang berseberangan dengan aturan atau
hukum yang telah disepakati maka akan terjadi konflik
kepentingan. Konflik kepentingan karena ada sumber daya yang
diperebutkan.
Perebutan sumber daya dalam masyarakat yang
beradab ada keteraturan sosial ada keadilan, ada
kekuatan untuk menjaga dan memberi sanksi atas
ketidak adilan itu.
Para penegak hukum adalah pihak ke tiga yang
dipercaya dalam menjalankan tugasnya dengan atau
tanpa upaya paksa.
Penegak hukum adalah ikon dari : penjaga kehidupan,
pembangun peradaban dan pejuang kemanusiaan.
Hukum mengatur segala sesuatu yang menjadi prinsip prinsip
mendasar dan berlaku umum. Secara pragmatis banyak
peluang atau celah-celah untuk disalahgunakan, atau
berlindung atas penyimpangan yang dilakukan. Hukum
ditegakan untuk : 1. Menyelesaikan konflik secara
beradab, 2. Mencegah agar tidak terjadi konflik yang
lebih luas, 3. Melindungi, mengayomi dan melayani
korban dan para pencari keadilan, 4. Membangun
budaya tertib, 5. Adanya kepastian, 6. Edukasi.
Hukum dan penegakannya berkaitan dengan power and
authority namun di sini keutamaan menjadi kekuatanya agar
mampu tebang habis, agar tetap tajam dan tidak tumpul.
Walaupun dalam penegakannya penegak hukum juga penegak
keadilan. Dengan landasan kemanusiaan, keadilan,
kepentingan yang lebih luas dan edukasi.
Akuntabilitasnya dapat ditunjukan secara : moral, hukum,
administrasi, fungsional dan sosial. Karena hukum bagi
meningkatnya kualitas hidup dan semakin manusiawinya
manusia.
Sejalan dengan hal tersebut pemimpin adalah orang yang patuh
hukum yang berjuang menjaga kehidupan, membangun
peradabab bagi meningkatnya kualitas hidup masyarakat.
Keteraturan sosial merupakan pilar utama untuk mencapainya,
yang setidaknya para pemimpin melakukan upaya upaya untuk :
1. Membangun Literasi
2. Membangun sistem edukasi dan transformasi melalui
sistem pendidikan formal maupun non formal
3. Membangun infrastruktur dan sistem sistem online yang
berbasis elektronik
4. Membangun role model atau local heroes
5. Melakukan gerakan moral dan gerakan sosial untuk
kemanusiaan dan keteraturan sosial dan peradaban
6. Membangun masyarakat sadar seni budaya dan pariwisata
7. Memberdayakan guru sebagai pelopor tertib hukum
8. Memberdayakan komunitas komunitas sebagai soft power
dan smart power
9. Melakukan social engineering/ rekayasa sosial
10. Membuat program program unggulan dan pilot project
"Gerakkan moral dan gerakan sosial dapat dimulai dari
Rumah :Apa saja kapan saja dimana saja dengan cara apa saja
dan siapa saja bisa“
Rumah selain tempat berteduh berlindung juga tempat segala
sesuatu dapat dimulai. Proses penyadaran pembangunan
keteraturan sosial hingga peradaban semua dari rumah. Saat
bersosialisasi secara virtual maupun aktual akan dapat dilakukan
dari rumah. Rumah menjadi kekuatan dasar atau basis berbagai
kekuatan kehidupan sosial kemasyarakatan.
Penanaman nilai nilai kepekaan kepedulian hingga bela rasa bagi
yang menderita bagi yang termarjinalkanpun dari rumah. Rumah
yang homy atau yang nyaman asri aman dan ngangeni
standarnya bukan pada kemewahan melainkan pada suatu rasa
kemanusiaan ada aura pencerahan yang dapat dirasakan. Aura
ini adalah sesuatu yang tak benda atau untangible. Sentuhan
rasa pada yan tangible akan mampu membangun rasa yang
untangible.
Dahulu di era presiden SBY ada gerakan rumah pintar mobil
pintar yang digagas ibu Ani Yudhoyono diimplementasikan
melalui perpustakaan dan kegitan literasi. Ini ide yang cerdas
sayang rohnya hilang. Tatkala politik lebih dominan maka
apapun sarat dengan seremonial dan kepura-puraan. Roh jiwa
taksu chi maupun passion tidak muncul.
Komitmen dan konsistensi tergantung perintah atau pamrih
dan tidak akan berani nggetih. Dampak luas bagi hidup dan
kehidupan seumur jagung. Melalui gerakkan moral yang
dibangun bottom up ini akan menjadi fondasi bagi hidup
tumbuh dan berkembangnya kesadaran.
Gerakan moral dari rumah tidak perlu sama karena konteksnya adalah
untuk menanamkan nilai nilai kemanusiaan daru rumah. Saling
menginspirasi, menjaga keteraturan sosial dari berbagi sisi atau berbagai
model kegiatan. Misalnya kegiatan peduli lingkungan melalui gerakan "
bersih bersih dari rumah". Mulai mengkategorikan hingga membuang
sampah dimulai dari rumah. Menata rumah menjadi home sweet home,
" rumahku musiumku" "rumahku galeriku" dsb.
Apa yang ada di rumah memiliki nilai atau makna yang sangat berharga
bagi hidup dan kehidupan. Kita pun bisa menggerakkan rumah pintar
yang sudah ada. Menggelorakan rumah sbg basis religi seni tradisi hobi
komuniti hingga teknologi bisa dilakukan.
Tertib berlalu lintaspun dibangun dari rumah, karena keteraturan sosial
ini akan dimulai saat keluar dari rumah. Secara moral niat kita sudah
berupaya baik dan benar. Niat baik dan benar tatkala dapat tertanam
dari rumah maka dalam hubungan sosial kemasyarakatan akan semakin
mudah ditumbuhkembangkan. Apa saja kapan saja dimana saja dengan
cara apa saja dan siapa saja bisa.
1. Apa saja : Memulai apa saja dari rumah bisa.
2. Kapan saja Kapan saja waktunya bisa kita lakukan
3. Dimana saja Rumah kita di mana saja bisa memancarkan aura dan
nilai nilai budi luhur untuk peka peduli dan bela rasa kpd manusia
maupun lingkungannya
4. Dengan cara apa saja Dari cara manual hingga virtual bisa dilakukan
5. Siapa saja bisa.
Apa saja kapan saja dimana saja dengan cara apa saja
dan siapa saja bisa dimulai dari rumah untuk
mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sentuhan dari rumah menjadi sangat penting bagi
munculnya keteraturan sosial bagi kekuatan untuk
membangun solidaritas sosial dalam menjaga daya
tahan daya tangkal hingga daya saing. Tatkala dari
rumah rumah ini terbangun karakternya dapat di
tingkatkan dalam berbagai community of interest.
Contoh kampung code yang dirintis dan dibangun romo
mangun wijaya bersama para warga. Kampung tertib
yang dibangun stake holder bidang lalu lintas. Rumah
pintar yang mjd ikon literasi. Rumahku musiumku sbg
wujud kecintaan membangun rumah sbg tempat
apresiasi bagi seni budaya. Kampung seniman kampung
warna warni. Dan banyak lagi yang telah ada dan
dimulai oleh masyarakat.Ini yang perlu dikemas
dimaknai dan dimarketingkan.
Dari rumahpun dapat membangun masyarakat sadar
wisata. Karena sadar wisata menjadi kekuatan untuk
cinta tanah air lingkungan kampung hingga rumah kita
masing masing. Sumber daya manusia adalah aset
utama bangsa. Mencerdaskan kehidupan berbangsa dan
bernegara menjadi hal yang utama dan pertama dan
tanggung jawab kita bersama. Tiada hari tanpa kebaikan
dan perbaikan.
Pembangunan nilai nilai moral dengan kesadaran
tanggung jawab dan disiplin. Rumahku istanaku hidup
tumbuh dan berkembang hingg kembali ke Sang khalik
menjadi kebanggaan dan kecintaanku. Hidup adalah
harapan tantangan perjuangan proses panjang
pembelajaran dan nyali berbuat baik untuk kebaikan
dan kebenaran agar semakin manusiawinya manusia.
Tertib berlalu lintas dibangun sejak dari rumah. Keluar dr
rumah untuk melakukan aktivitas dg berlalu lintas sebenarnya
kita sudah memasuki area publik.
Pd area publik kita semua dituntut peka peduli dan berbelarasa
akan keselamatan bagi diri kita maupun orang lain. Karena diri
kita dapat menjadi korban atau penyebab gangguan atau rusak
bahkan matinya produktifitas kita maupun orang lain.
Kesadaran tanggung jawab dan disiplin dibangun sejak usia
dini.
Mendidik tertib berlalu lintas sejak usia dini menyelamatkan
anak bangsa. Membangun lingkungan yg tertib berlalu lintas
merupakan bagian dari rekayasa sosial dan transformasi sosial.
Yang dapat mendidik dan menginspirasi warga untuk bangga
tatkala berlalu lintas dpt tertib disiplin atau mematuhi aturan
berlalu lintas. Kampung tertib lalu lintas bukan sebatas
membangun infrastruktur tetapi juga membangun mental dan
sebagai gerakkan moral.
Sebagai gerakkan moral tentu saja secara konseptual dan
kontekstual dapat dikaitkan dg norma maupun berbagai hal
yang berkaitan dengan lalu lintas seperti :
1. Peraturan dan tata tertib berlalu lintas
2. Rambu marka dsb
3. Jalur pejalan kaki / pesepeda
4. Ruang berdialog atau bermain
5. Tentang kendaraan
6. Tentang jalan
7. Tentang manusia dan perilakunya
8. Tentang masalah masalah lalu lintas spt kecelakaan,
kemacetan, pelanggaran lalu lintas dsb
9. Tokoh tokoh panutan
10. Gerakkan bersama dari sosialisasi dialog sampai dengan
kampanye tertib berlalu lintas
11. Gerakkan moral dan sosial warga tertib berlalu lintas
Masih banyak lagi yg dpt ditunjukkan dalam konteks kampung
tertib lalu lintas.
Kekuatan pengaruh positif edukatif kampung terib
lalu lintas ini pada komitmen warganya dan
konsistensi scr berkesinambungan menginspirasi
mengedukasi dan memotivasi untuk membangun
budaya tertib berlalu lintas.
Stop pelanggaran stop kecelakaan
keselamatan untuk kemanusiaan.
"Religi Seni Tradisi yg benda maupun tak benda
dalam membangun masyarakat sadar wisata"
Membangun pariwisata seringkali hanya disentuh sebatas
benda / tangible sedangkan yang tak benda atau intangible
tidak di sentuh bahkan dilupakan.
Yang intangible inilah esensi yang mendasar dan menjadi pilar
bagi pariwisata untuk selalu ada kebaruan yang mencerahkan
menyenangkan menentramkan dan membuat sesuatu baru dan
ada rasa kerinduan.
Gerakan moral dan gerakan sosial merupakan upaya mencerdaskan
kehidupan berbangsa melalui rekayasa sosial dsb. Gerakan moral dan
gerakan sosial dapat secara tematik yang diangkat atau dibuat sesuai
konteks dan kebutuhannya. Bisa menggunakan seni budaya sebagai
wujud t apresiasi kepada leluhur nenek moyang.
Bisa juga melibatkan para ilmuwan, sektor bisnis, seniman budayawan
para tokoh dan pejuang seni budaya dan kemanusiaan untuk
membangun masyarakat sadar seni budaya dan pariwisata. Gerakan
moral dan sosial ini menyentuh yang benda maupun tak benda. Tentu
bukan dalam perhitungan semata mata untung rugi atau bisnis.
Membangun literasi seni budaya melalui sentuhan yang tak
benda dapat dianalogikan mentransformasikan isi buku yang
mampu mencerahkan dan mencerdaskan melalui aktivitas
kegiatan nyata sehari hari.
Misalnya dengan : menanam pohon, menata lingkungan,
menata sampah, peduli air bersih, dsb.Tatkala warga
masyarakat telah memiliki kesadaran dan terbiasa dengan
maka habitus baru menjaga dan mengapresiasi kemanusiaan,
keteraturan sosial, patuh hukum akan lebih mudah
ditumbuhkembangkan.
Wadah bagi gerakan moral dan gerakan sosial kemasyarakatan
sejatinya merupakan civil society yg merupakan basis
demokrasi. Dari berbagai wadah civil society literasi seni
budaya yang tangible atau kebendaan dan intangible/ tak
benda dapat dikembangkan sbg :
1. Pelestari seni tradisi di era kontemporer
2. Membangun ikonik seni tradisi dan religi dlm bentuk ikonik
spt wayang komik kartun dan kepahlawanan
3. Sanggar seni dan budaya
4. Aktifitas penyeimbang alam dan kehidupan melalui
berbagai gerakan moral dlm social engineering
5. Pustaka religi seni dan tradisi
6. Galeri karya seni patung ukir lukis
7. Wadah kegiatan komunitas komunitas melalui panggung
tradisi seni dan religi
8. Home stay
9. Cafe atau restauran
10. Art shop and gallery Dsb
Apresiasi terhadap pergerakan komunitas komunitas untuk
membangun dan menggerakkan spirit membangkitkan nilai -
nilai kemanusiaan melalui berbagai kegiatan religi seni tradisi
komuniti hobi dan teknologi yang memberi efek luas ke
masyarakat dalam menghidupkan berbagai destinasi
pariwisata.
Untuk menumbuhkembangkan diperlukan political will para
pemimpin dalam kebijakannya untuk mengemas memaknai
dan memarketingkannya.
Berbagai aktifitas religi seni tradisi hobbi komuniti dan
teknologi, tatkala dikemas dan dimarketingkan secara luas
maka acara dan kegiatan tersebut dapat dibangun dalam
bentuk festival.
Disinilah peran pemimpin yang mengharmonikan antara:
pemerintah, akademisi pengusaha atau sektor bisnis media dan
masyarakat untuk bermitra sehingga ada kekuatan baru shg
masyarkat mengerti memahami dan mampu mengapresiasi
atau berusaha akan yang tangible maupun yang intangible.
Berkaitan dengan Sespim Lemdiklat Polri dalam proses
pembelajarannya dapat dikaitkan dengan upaya
mendukung literasi seni budaya melalui :
1. Buku buku seni budaya, tradisi dan religi dsb
2. Film panjang maupun dlm durasi singkat yang
menginspirasi, memotivasi, memberi solusi,
mengcounter issue hoax dan mengjibur.
3. Art Performance dalam berbagai bentuk kemasan
kegiatan virtual maupun aktual
4. Booklet atau leaflet
5. Sosialisasi atau memviralkan produk produk yang
ada
6. Membangun pilot project
7. Pameran
8. Lokakarya
9. Membuat perpustakaan, musium, laboraturium
sosial atau pusat studi yang berkaitan dengan religi
seni tradisi hobi dsb.
Sejalan dengan konteks di atas para peserta didik
diajarkan dan dilatih untuk peka, peduli dan berbelarasa
akan kemanusiaan, keteraturan sosial, dan membangun
peradaban melalui : religi, seni, tradisi, budaya, hobi,
komuniti, teknologi dsb.
Gerakan moral dan gerakan sosial para peserta didik
Sespim Lemdiklat Polri dimulai melalui manajemen
media dengan " Leader Branding".
Program Leader Branding dibangun dengan
membuat :
1. Company profile Sespim: Apa bagaimana
mengapa Sespim Lemdiklat Polri
2. Siapa dan apa karyanya: Menampilkan para
serdik yang berprestasi atau yang memiliki
keunggulan bidang : olah jiwa ( religi dan
spiritualitas ), olah rasa ( seni budaya ), olah
raga.
3. Literasi kepemimpinan: Materi pelajaran, Kontens yang
berkaitan dengan proses pembelajaran dan pengetahuan,
Quotes, Referensi E jurnal, E book, E library
4. Leadership dialog: Podcast yang dikembangkan dalam
berbagai forum :
a. Forum Bhabinkamtibmas
b. Forum Masdarwis
c. Forum Hukum dan Keadilan
d. Forum Ilmu Kepolisian
e. Forum forum komunitas dsb
5. Emergency policing danContigency policing: Pola-pola
pemolisian dalam berbagai situasi dan kondisi serta
pengambilan keputusannya
6. Gerakan cooling system melalui : Seni budaya dan
pariwisata bagi kemanusiaan, keteraturan sosial dan
peradaban
7. Kreatifitas dan inovasi: Hal-hal baru dan kebaruan
8. Studi kasus : Belajar dari berbagai kejadian atau isu-isu
penting yang terjadi dalam masyarakat
9. Bench marking: Studi banding dalam dan luar negeri
10. Leadership coaching: Dialog Sespim bagi Indonesia
a. Sispam kota
b. Perbatasan
c. Konflik sosial
d. Bhabin kamtibmas
e. Model-model pemolisian
f. Pemimpin dan kepemimpinannya
g. Pengamanan pemilu serentak
h. Penanganan bencana
i. Modernisasi Polri
j. Social engineering Dsb
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai