Anda di halaman 1dari 168

PEMBELAJARAN BAHASA

INDONESIA DI KELAS TINGGI


DR. MOH. ILYAS, M.PD
081233699199
milyas1010@gmail.com
Ruang Lingkup Materi
Perkembangan bahasa siswa
Kurukulum Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran bahasa lisan (Menyimak/ Berbicara)
Pembelajaran bahasa tulis (Membaca/menulis)
Strategi pembelajaran bahasa
Penilaian pembelajaran bahasa
Pendekatan Pembelajaran

• Pembelajaran pada Kurikulum


2013 dilaksanakan melalui
pendekatan SCIENTIFIC, dan
pendekatan tematik
Pendekatan Pembelajaran

• Pembelajaran Bahasa dan Sastra


Indonesia dilaksanakan melalui
pendekatan SCIENTIFIC
pendekatan Tematik dan
pendekatan Komunikatif
KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Kriteria
1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang
dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu;
bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng
semata.
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-
siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran
subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir
logis.
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis,
analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami,
memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi
pembelajaran.
6
Kriteria (lanjutan)
4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir
hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan
satu sama lain dari materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami,
menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang
rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan
jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

7
Langkah-Langkah Pembelajaran
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.

Sikap
(Tahu Mengapa)

Produktif
Inovatif
Kreatif
Afektif
Keterampilan Pengetahuan
(Tahu Bagaimana) (Tahu Apa)

Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif,


inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan
8 pengetahuan yang terintegrasi.
Langkah-Langkah Pembelajaran (lanjutan)
• Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi
ajar agar peserta didik “tahu mengapa.”
• Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau
materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
• Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau
materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”
• Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara
kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills)
dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan
untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang
meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.

9
Langkah-Langkah Pembelajaran (lanjutan)

• Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik


modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan
pendekatan ilmiah.

• Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran


sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya,
menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata
pelajaran.

10
Langkah-Langkah Pembelajaran
Pendekatan ilmiah (scientific appoach)

Experimen- Networking
Observing Questioning Associating
ting (membentuk
(mengamati) (menanya) (menalar)
(mencoba) Jejaring)

Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran

11
PENDEKATAN TEMATIK

DR. MOH. ILAYAS, M.PD


Pendekatan Tematik
• Pendekatan tematik meruapakan
suatu pandangan tentang sistem
pembelajaran tepadu dengan
menggunakan tema untuk
mengaitkan antarkompetensi/
kemampuan dari berbagai mata
pelajaran/submata pelajaran.
Pendekatan Tematik
• Pendekatan tematik meruapakan suatu
pandangan tentang sistem pembelajaran
tepadu dengan menggunakan tema untuk
mengaitkan antarkompetensi/
kemampuan dari berbagai mata
pelajaran/submata pelajaran.
Pembelajaran Tematik
• Pembelajaran tematik merupakan suatu
upaya untuk membelajarkan siswa
menggunakan tema sebagai pengaitan
antakompetensi/kemampuan dari berbagai
mata pelajaran, perecanaannya dimulai
dengan menetapkan dan mengembangkan
tema menjadi aktivitas belajar siswa,
pelaksanaannya dimulai kegiatan
pendahuluan, dilanjutkan dengan kegiatan
inti, dan diakhiri dengan kegiatan penutup.
Jenis Pembelajaran Terpadu Model Fogarty
Model Pisah
(Fragmented)

Model Keterhubungan
(Connected)

Model Gugusan
(Nested)

Model Urutan
PEMBELAJARAN TERPADU (Sequenced)
Model Fogarty
Model Gabung Bagian
(Shared)

Model Ikatan
(Webbed)

Model Rajutan
(Treaded)

Model Padu
(Integrated)

Model Celup
(Immersed)

Model Jaringan
(networked)
Jenis-Jenis Pembelajaran Terpadu
dalam Implementasi
JENIS-JENIS PEMBELAJARAN Intrabidang Studi
TERPADU DALAM IMPLEMENTASI
Sifat Materi

Antabidang Studi

Terbatas

Cara Memadukan
Materi
Utuh

Matang

Perencanaan
Pemaduan Materi
Spontan
JENIS-JENIS
PEMBELAJARAN
TERPADU DALAM Situasional
IMPLEMENTASINYA
Waktu Pelaksanaan
Pembel.
Priodik

Konsep Tumpang
Tindih
Unsur Pemicu
Kepaduan.
Tema
Model Pembelajaran Terpadu Yang Cocok
untuk Siswa Sekolah Dasar
Model Keterhubungan
(Connected)

MODEL PEMBELAJARAN Model Ikatan/


TERPADU YANG COCOK Jaring Laba-laba
UNTUK SISWA SD (Webbed)

Model Padu
(Integrated)
Proses Pembelajaran Terpadu Model Raka J.T. dkk.1996

Proses Pembelajaran Terpadu

Perencana Pelaksanaan Kulminasi


MODEL
KETERH PENDE an
UBUNGA KATAN
INTRAB Pemetaan kosep-
N konsep dalam satu
(CONNE IDANG Pelaksanaan
STUDI bidang studi
CTED) Pengembangan tugas
hubungan antar- Analisis hasil
konsep pelaksanaan Penyajian
Perancangan tugas laporan
aktivitas belajar Penyusunan Evaluasi
MODEL
laporan
JARING
WHO PEMB PEND
LABA-
LE ELAJ EKATA
LABA Penjajagan Tema
LANG ARAN N
(WEBBE Penetapan tema Pengumpulan informasi
UAGE TERP TEMA Penyajian
D) Pengembangan Pengolahan informasi
ADU TIK Penyusunan informasi informasi
subtema
Penetapan aktivitas belajar Evaluasi
Penetapan aktivitas
belajar

Pemetaan kosep-
MODEL konsep berbagai Pelaksanaan
KETERP PENDE tugas
bidang studi
ADUAN KATAN Analisis hasil
Pengembangan
(INTEG ANTRBI Pelaksanaan
hubungan antar-
RATED) DANG tugas Penyajian
konsep
STUDI Penyusunan laporan
Perancangan
aktivitas belajar laporan Evaluasi
Pembelajaran Tematik Bebasis Membaca,
Menulis, dan Berhitung di Sekolah Dasar

• Kegiatan membaca, menulis, dan berhitung Dalam


proses pembelajaran tematik ini, difungsikan sebagai
alat berkomunikasi untuk memperoleh
makna/pesan/informasi tentang ilmu pengetahuan,
nilai-nilai/norma-norma dari berbagai mata pelajaran,
sekaligus untuk meningkat keterampilan berbahasanya.

Pembelajaran Membaca

Pembelajaran Menulis

Pembelajaran Berhitung
Contoh: Pembelajaran Menulis
di Kls III

• Pembelajaran menulis di kelas III sekolah


dasar masih terbatas pada jenis menulis
deskripsi dan narasi.

Pembelajaran Menulis Deskripsi

Pembelajaran Menulis Narasi


Teknik Pembelajaran Menulis Deskripsi

Ada Empat Teknik:


 teknik penambahan informasi spesifik
 teknik penciptaan imaji sensori
 teknik perbandingan metapor dan simile
 teknik penulisan dialog
15 konsep pembelajaran menulis
(Hillock 1983, Murray1993, Cleary& Linn 1993: 345-353),

(1) Guru mempertimbangkan latar belakang bahasa siswa.


(2) Latihan menulis secara terus-menerus.
(3) Menggunakan pendekatan proses dalam latihan.
(4) Memanfaatkan setiap ada kesempatan untuk menulis.
(5) Berusaha mengalami menulis untuk berbagai audien.
(6) Gemar membaca pada semua jenis bacaan sehingga kaya
akan informasi.
(7) Memajankan pengarang yang sedang melakukan pekerjaan
proses menulis.
(8) Untuk mengahasilkan gagasan-gagasan tulisan, diadakan
kolaboratif dan bimbingan guru dalam perbaikan.
(9) Untuk membantu siswa secara individu diadakan konferensi
antara guru dan siswa.
15 konsep pembelajaran menulis
(Hillock 1983, Murray1993, Cleary& Linn 1993: 345-353),

(10) Kegiatan menulis membuat siswa mengamati berbagai data


dan interaksi sosial.
(11) Latihan menulis secara terus-menerus dapat membuat siswa
terlatih dalam mengunakan struktur bahasa.
(12) Mekanik tulisan diajarkan secara terpadu saat pembelajaran
proses menulis.
(13) Melalui proses revisi/perbaikan dan pengeditan dalam proses
menulis, siswa akan menyadari keterkaitan antarkesalahan atau
berbagai unsur dalam tulisan.
(14) Evaluasi yang fleksibel dan komunikatif. Guru harus banyak
memuji siswa.
(15) Belajar menulis dapat dipadukan dengan semua mata
pelajaran.
5 Tahap Pembelajaran Menulis
(Tompkins, 1994:10)
Tahap 1: Pramenulis (Prewriting)
Siswa memilih topik.
Siswa mengumpulkan dan menyesuaikan ide-ide.
Siswa mengidentifikasi pembacanya.
Siswa mengidentifikasi tujuan menulis.
Siswa memilih bentuk yang sesuai berdasarkan pembaca
dan tujuan menulis.
Tahap 2: Pengedrafan (Drafting)
Siswa menulis draf kasar.
Siswa menulis pokok-pokok yang menarik pembaca.
Siswa lebih menekankan isi daripada mekanik.
5 Tahap Pembelajaran Menulis
(Tompkins, 1994:10)
Tahap 3: Merevisi (Revising)
Siswa membagi tulisannya kepada kelompok.
Siswa mendiskusikan tulisan dengan temannya.
Siswa membuat perbaikan sesuai komentar teman dan gurunya.
Siswa membuat perubahan substantif dan bukan sekedar perubahan
minor antara draf pertama dan kedua. 
Tahap 4: Mengedit (Editing)
Siswa membaca ulang tulisannya.
Siswa membantu baca ulang tulisan temannya.
Siswa mengidentifikasi kesalahan mekanik dan membetulkannya.
Tahap 5: Mempublikasikan (Publishing)
Siswa mempublikasikan tulisannya dalam bentuk yang sesuai.
Siswa membagi tulisannya yang sudah selesai kepada teman
sekelasnya.
Fokus pembelajaran tahap pramenulis:
Mengembangkan tema menjadi subtema,
Mengembangkan subtema menjadi topik,
Menentukan topik,
Mengembangkan topik menjadi kerangka
karangan.
Strategi pembelajaran tahap pramenulis:
Pemodelan,
Diskusi kelas,
Diskusi kelompok,
Bimbingan guru.
Fokus pembelajaran tahap pengedrafan:
Mengembangkan kerangka karangan menjadi
draf awal,
Memperbaiki gagasan karangan,
Mengembangkan topik kedalam beberapa
detail sensori,
Menguraikan tiap detail sensori,
Menjabarkan tiap detail sensori.
Strategi pembelajaran tahap pengedrafan:
Pemodelan,
Diskusi kelas,
Diskusi kelompok,
Bimbingan guru.
Fokus pembelajaran tahap perevisian:
Melakukan perbaikan pada draf awal dengan
memperhatikan:
Pengembangan topik,
Penggambaran detail sensori,
Penggambaran uraian detail sensori,
Penggambaran jabaran uraian detail sensori.
Strategi pembelajaran tahap perevisian:
Diskusi kelas,
Diskusi kelompok (perbaikan kesejawatan),
Bimbingan/bantuan guru.
Fokus pembelajaran tahap pengeditan:
Melakukan penyempurnaan penggunaan
ejaan dan tanda baca.
Strategi pembelajaran tahap pengeditan:
Diskusi kelas,
Diskusi kelompok (perbaikan
kesejawatan),
Bimbingan/bantuan guru.
Fokus pembelajaran tahap pemublikasian:
Membacakan karangan di depan teman sekelasnya
dengan memperhatikan:
Ketepatan menyuarakan tulisan,
Kewajaran lafal,
Kewajaran intonasi,
Kelancaran.
Strategi pembelajaran tahap pemublikasian:
Membaca karangannya di depan kelas atau
kelompok,
Bimbingan/bantuan guru.
UNSUR-UNSUR KEMAMPUAN MENULIS
No Aspek-aspek Yang Dinilai

Isi
1.ISI a. gagasan
b. Keaslian gagasan
c. Penataan gagasan
d. Kelengkapan fakta pendukung
gagasan

Bahasa
2. a. Pilihan kata
BAHA b. Stukur kalimat
SA c. Stuktur paragraf
d. Kesesuaian dan tujuan
e. Ejaan
Teknik Penulisan
3. a. Urutan gagasan
TEKNI b. Kesesuaian judul dan isi
K c. kerapian
UNSUR-UNSUR KEMAMPUAN MENULIS
No Aspek-aspek Yang Dinilai Bobot Skor maks.
10/100 100
Isi 5 50
1.ISI a. gagasan 2 20
b. Keaslian gagasan 1 10
c. Penataan gagasan 1 10
d. Kelengkapan fakta pendukung 1 10
gagasan

Bahasa 2,5 25
2. a. Pilihan kata 0,5 5
BAHA b. Stukur kalimat 0,5 5
SA c. Stuktur paragraf 0,5 5
d. Kesesuaian dan tujuan 0,5 5
e. Ejaan 0,5 5
Teknik Penulisan 2,5 25
3. a. Urutan gagasan 1,5 15
TEKNI b. Kesesuaian judul dan isi 0,5 5
K c. kerapian 0,5 5
FORMAT PENILAIAN KEMAMPUAN MENULIS
SKOR
TEKNIK
NO NAMA SISWA ISI BAHASA ∑ NA
PENULISAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Pembelajaran menulis narasi

• Pembelajaran menulis narasi di kelas III


sekolah dasar dapat:
 menggunakan gambar berseri.
 menggunakan sesuatu yang telah dialami
siswa secara nyata.
Pembelajaran Berhitung

• Berhitung merupakan kegiatan menambah, mengurang,


mengali, membagi.
• Dalam pembelajaran konsep atau prinsip matematika di
sekolah dasar, materi disajikan dengan contoh. Pemecahan
masalah deisajikan dengan contoh. Siswa dapat membaca,
memahami, dan menuliskan masalah dengan bahasanya
sendiri kemudian menyelesaikan.

Pembelajaran Penjumlahan Pembelajaran Mengali


Pembelajaran Mengurang Pembelajaran Membagi
Pembelajaran Penjumlahan
• Penjumlahan merupakan operasi bilangan
yang dipergunakan untuk memperoleh jumlah
dari dua bilangan.
• Teknik Penjumlahan:
 Cara Mendatar
 Cara Bersusun
 Mengganti Nama
Pembelajaran Pengurangan

• Pengurangan merupakan proses cara


mengurangi.
• Teknik Penjumlahan:
 Cara Mendatar
 Cara Bersusun
 Mengganti Nama
Pembelajaran Perkalian

• Perkalian merupakan penjumlahan berulang.


• Teknik perkalian:
• Penggabungan bilangan yang ekuivalen
• Penyilangan himpunan
• Dengan Garis bilangan
Pembelajaran Pembagian

• Pembagian merupakan operasi yang diperoleh


dari perkalian.

Perbandingan Perkembangan Kognitif
(Piaget) dan Perkembangan Bahasa
Perkiraan Fase –Fase Perkembangan Fase-fase Perkembangan
Umur Kognitif (Piaget) Kebahasaan

Mulai lahir – 2 Periode Sensori motor: Anak Fase fonologis: Anak bermain
tahun memanipulasi objek dengan bunyi-bunyi bahsa, mulai
dilingkungannya dan mulai mengoceh, sampai menyebutkan
membentuk konsep kata-kata sederhana

2 – 7 tahun Periode Praoperasional: Anak Fase Sintaktik: Anak menunjukkan


memahami pikiran simbolik kedaran gramatis; berbicara
tetapi belum berpikir logis menggunakan kalimat.

7 – 11 tahun Periode Operasi konkret: Anak Fase Semantik: Anak dapat


dapat berpikir logis mengenai membedakan kata sebagai simbol
benda-benda konkret dan konsep yang terkandung
dalam kata
Fase-Fase Perkembangan Bahasa
Umur Kemampuan Berbahasa Anak
0 …….. bulan Anak dapat membedakan ucapan-ucapan orang dewasa

1 tahun Anak dapat mengoceh, bermain dengan bunyi, (periode pralinguistik)


2 -3 tahun Anak tahu ± 50 kata,
Dapatn membuat kombinasi dua kata
Dapat membuat kalimat-kalimat pende
4 – 5 tahun Anak dapat membuat pertanyaan
Pertanyaan negatif
Kalimat majmuk
Berbicara dengan sopan

6 – 12 tahun Perkembangan dari bahasa lisan ke bahasa tulis


Remaja Masa yang sangat sensitif untuk belajar bahasa
Gaya yang khas (identitas diri)
Dewasa Perbedaan antarindividu sangat besar, tergantung pada:
-tingkat pendidikan
-jenis pekerjaan
-peran dalam masyarakat
PERKEMBANGAN BAHASA
(PRAGMATIK)
A. Kemampuan membuat cerita
usia 5-6 tahun: Anak dapat menghasilkan
berbagai cerita:
Cerita pengalaman bersama orang lain
Cerita penjelasan tentang sesuatu
Cerita pengalaman sendiri
Cerita fiksi
PERKEMBANGAN BAHASA
(PRAGMATIK) lanjutan
Usia 6-7 tahun:
Anak dapat menggunakan kalimat yang agak
panjang
Bercerita tentang kejadian secara kronologis
dengan berlatih menggunakan ‘kata depat’
dan ‘kata hubung’
PERKEMBANGAN BAHASA
(PRAGMATIK) lanjutan
b. Perkembangan Kemampuan Membuat Cerita
 Umur 6 tahun: dapat bercerita (yang dilihat)
dengan berlatih menghubungkan kejadian.
 Umur 7 tahun:
 Dapat membuat cerita agak padu
 Mulai mengemukakan masalah
 Rencana mengatasi masalah
 Penyelesaian masalah
 Umur 8 tahun:
 Menggunakan penanda awal dan akhir cerita
PERKEMBANGAN BAHASA
(PRAGMATIK) lanjutan
Umur 8 tahun- lebih:
Mulai dapat membuat alur cerita agak jelas
Mulai dapat menyebutkan pelaku yang
mengatasi masalah cerita
Mulai menari perhatian pendengar
Struktur cerita mulai menjadi jelas
Perkembangan Semantik dan Proses Kognitif
± di kelas 1 – 2 : Proses perkembangan semantik
dapat dihubungkan dengan proses kognitif
Penambahan kosa kata baru berjalan sepanjang
hidup
Penambahan kata antar individu tidak sama
sepanjang hayat
± umur 70 tahun kecepatan pemambahan kata
menurun
Perkembangan Semantik dan Proses
Kognitif (lanjutan)
a. Perkembangan kosa kata SD – Dewasa (Owens, 1992:375)
-Proses mendefinisikan kata  membentuk makna
-kata-kata lama  kat-kata baru

VERTIKAL: Peningkatan jumlah kata

HORIZONTAL: HORIZONTAL:
Dapat memahami dan Dapat memahami dan
menggunakan kata menggunakan kata

VERTIKAL: Peningkatan jumlah kata


48
Perkembangan Semantik dan Proses
Kognitif (lanjutan)
Kelas 1 – 2: Anak mulai dapat
menggunakan istilah-istilah yang
menyatakan tempat.
Peningkatan mendefinisikan kata
dengan dua cara:
(1)Secara konseptual (dari individu
ke sosial)
(2)Secara sintaksis:
Kata  kalimat yang menyatakan
hubungan yang kompleks
(Owens, 1992:376)
Perkembangan Semantik dan Proses
Kognitif (lanjutan)
b. Bahasa figuratif (ungkapan, metafor, kiasan, peribahasa)
Prasekolah: banyak menciptakan kiasan karena
ketidaktahuannya.
5 – 7 tahun: suka menghubungkan dua istilah daripada
menyamakan.
6, 7 – 8 tahun: menafsirkan peribahasa secara literal.
8 – 9 tahun: mulai menghargai proses psikologis.
Kemampuan memahami peribahasa erat hubungannya dengan
kemampuan bernalar logis.
Semakin baik kemampuan bernalar analogis semakin mudah
memahami peribahasa dan sebaliknya.
Perkembangan Semantik dan Proses
Kognitif (lanjutan)
Perkembangan Morfologis dan Sintaksis
Perkembangan frase nomina dan verba
5 – 7 tahun: dalam berbicara, hampir semuanya menggunakan elemen
frase nomina dan verba
Bentuk verba lebih sulit daripada bentuk nominanya: (perbedaan bentuk
 perbedaan makna)
Perkembangan bentuk-bentuk kalimat
 Kalimat pasif dan aktif
 Kalimat menggunakan kata sambung/hubung
 karena
 jika
 supaya
 dan
 lalu
PENDEKATAN KOMUNIKATIF

DR. MOH. ILAYAS, M.PD


MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DI SD
Lisan
Keterampilan
Tulis

Fonologi
B. Ind

Morfologi

Pengetahuan Sintaksis

Semantik

Ejaan &
Tanda Baca
Keterampilan BI

Berbicara
Lisan
Menyimak/
Mendengarkan
Keterampilan
Membaca

Tulis
Menulis
ASPEK-ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA

JENIS LISAN TULIS


AKTIVITAS

RESEPTIF MENDENGARKAN MEMBACA

PRODUKTIF BERBICARA MENULIS


KETERAMPILAN MENYIMAK
Menyimak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan lambang-lambang lisan dengan
penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, dan
interpretasi untuk memperoleh informasi
/menangkap isi, serta memahami makna
komunikasi yang tidak disampaikan pembicara
melalui ujaran/bahasa lisan.
Proses Menyimak
1. Mendengarkan
2. Mengidentifikasi
3. Menginterpretasi/menafsirkan
4. Memahami
5. Menilai
6. Menanggapi/mereaksi
PENILAIAN PROSES MENYIMAK
NO ASPEK PROSES MENYIMAK SKOR
1 Mendengarkan bahan simakan
2 Mengidentifikasi bahan simakan
3 Menginterpretasi/menafsirkan
bahan simakan
4 Memahami bahan simakan
5 Menilai bahan simakan
6 Menanggapi/mereaksi bahan
simakan
Tujuan Menyimak
1. Mendapatkan fakta
2. Menganalisis fakta
3. Mengevaluasi fakta
4. Mendapatkan inspirasi
5. Menghibur diri
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Menyimak
1.Faktor fisik (alat dengar)
2.Faktor psikologis:
1)Faktor psikologis yang positif akan berpengaruh positif
2)Faktor psikologis yang negatif akan berpengaruh
negatif
a)prasangka/kurang simpati
b)Keegosentrisan/keasikan minat pribadi
c)Pandangan kurang luas
d)Kebosanan/kejenuhan
e)Siap yang kurang layak
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Menyimak
3. Faktor pengalaman
4. Faktor sikap
5. Faktor motivasi
6. Faktor jenis kelamin
7. Faktor lingkungan
8. Faktor peranan dalam masyarakat
Mengapa Enggan Menyimak
Capek
Tergesa-gesa
Bingung disebabkan:
Ucapan yang munafik
Banyaknya perintah
Enggan mempelajari hal yang baru.
Kebiasaan Buruk dalam Menyimak
1. Menyimak lompat tiga
2. Menyimak saya dapat fakta
3. Noda ketulian emosional
4. Menyimak supersensitif
5. Menghindari penjelasan yang sulit
6. Menolak subjek tidak menarik
7. Mengkritik cara dan gaya pembicara
8. Memberi perhatian semu
9. Menyerah pada gangguan
10. Menymak dengan kertas dan pensil di tangan
Upaya Peningkatan Hasil Menyimak
1. Bersikap positif
2. Bersikap objekstif
3. Atasi gangguan
4. Tangkap maksud pembicara
5. Cari tanda-tanda/argumen/penjelasannya
6. Nilailah faktor-faktor penunjangnya
7. Cari petunjuk nonverbal
8. Gunakan skemata tentang objek yang sama
Karakteristik Bahan Simakan
Bahan Pidato (persuasif, argumentatif,
ekspositori)
Berita (apa, siapa, kapan, di mana, mengapa,
bagaimana)
Petunjuk (proses/cara melakukan sesuatu)
Iklan (persuasif/menonjolkan kelebihan,
menyembunyikan kekurangan/negatifnya)
Cerita (kronologis/pesan/amanat/penokohan/
setting)
Jenis Menyimak Kelas Tinggi
Kelas/
No Semstr Jenis Menyimak Bahan Aspek

1 IV/1 -mendengarkan -gambar/denah -membuat gambar


penjelasan -simbol -menjelaskan
daerah/lambang kosps kembali lisan/tulis

2 IV/2 -Mendengarkan -pengumuman -menyampaikan


pengumuman/ -pantun anak kembali isi
pembacaan pantun -lafal, intonasi

3 V/1 -memahami -penjelasan -santun bahasa


penjelasan nara narasumber: petani,
sumber/cerita pedagang, karyawan,
rakyat -cerita rakyat - Unsur cerita rakyat

4 V/2 -memahami cerita -suatu peristiwa -isi/informasi cerita


-cerita pendek anak -unsur cerita :
tokoh, tema, latar,
amanat
Jenis Menyimak Kelas Tinggi

Kls/
No Sems Jenis Menyimak Bahan Aspek

1 VI/1 -Memahami -teks -Hal penting/


(menulis, -cerita pokok isi teks
mengidentifikasi) anak -tokoh, watak,
latar, tema,
amanat,

2 VI/2 -Memahami -berita -isi berita


(menyimpulkan/ (televisi/ -isi drama
menceritakan) radio pendek
-drama
pendek
KOMPETENSI KETERAMPILAN
MENYIMAK
1. Kemampuan menangkap satuan-satuan bunyi
bahasa
2. Kemampuan menemukan fungsi hubungan
antarsatuan-satuan bunyi bahasa dalam kata
3. Kemampuan menangkap inti makna kata dalam
kalimat (hubungan antarkata)
4. Kemampuan menemukan inti makna kalimat dalam
paragraf (hubungan antarkalimat)
5. Kemampuan menemukan inti makna digraf dalam
wacana/teks.
6. Kemampuan menemukan pesan/makna inti/tema
dalam wacana/teks.
KOMPETENSI KETERAMPILAN
MENYIMAK
7. Kemampuan menemukan fakta-fakta dalam
bahan simakan
8. Kemampuan menyimpulkan bahan simakan
9. Kemampuan mengiterpretasi bahan simakan
10. Kemampuan mengevaluasi bahan simakan
11. kemampuan mereaksi bahan simakan
RUBRIK PENILAIAN PROSES MENYIMAK
NO ASPEK PROSES MENYIMAK SKOR
1 Kemampuan menangkap satuan-satuan bunyi 5
bahasa
2 Kemampuan menemukan fungsi hubungan 5
antarsatuan-satuan bunyi bahasa dalam kata
3 Kemampuan menangkap inti makna kata dalam 10
kalimat (hubungan antarkata)
4 Kemampuan menemukan inti makna kalimat dalam 10
paragraf (hubungan antarkalimat)
5 Kemampuan menemukan inti makna digraf dalam 10
wacana/teks.
6 Kemampuan menemukan pesan/makna inti/tema 10
dalam wacana/teks.
RUBRIK PENILAIAN PROSES MENYIMAK
NO ASPEK PROSES MENYIMAK SKOR
7 Kemampuan menemukan fakta-fakta dalam 10
bahan simakan
8 Kemampuan menyimpulkan bahan simakan 10
9 Kemampuan mengiterpretasi bahan 10
simakan
10 Kemampuan mengevaluasi bahan simakan 10
11 kemampuan mereaksi bahan simakan 10
JUMLAH 100
Format Penilaian Kemampuan
Menyimak
Aspek-aspek Yang Dinilai
No Nama Siswa Total Rata-
rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

5
Keterampilan Berbicara
Berbicara adalah kemampuan menggunakan
ujaran untuk mengekspresikan, menyatakan
serta menyampaikan pikiran/gagasan/ perasaan
kepada pendengar/penyimak.
Berbicara adalah suatu alat untuk
mengomonikasikan gagasan/perasaan kepada
pendengar/penyimak.
Tujuan Berbicara
1. Melaporkan/memberitahukan
2. Menghibur
3. Membujuk, mengajak, mendesak,
meyakinkan
Kegiatan Berbicara
Ada pembicara><penyimak
Mempergunakan bahasa yang dipahami
bersama
Keduanya mengakui suatu daerah refensi umum
Adanya pemberi dan penerima/timbal balik
Jenis Berbicara Kelas Tinggi
Kelas/
No Jenis Berbicara Bahan Aspek
Semstr
1 IV/1 -mendeskripsikan -denah/gambar -kalimat runtut
-menjelaskan -petunjuk penggunaan alat -bahasa baik/benar
2 IV/2 -berbalas pantun -pantun -lafal
-bertelepon -pesan -intonasi
-isi pesan
3 V/1 -menanggapi -suatu persoalan/ peristiwa -pilihan kata
-menceritakan -hasil pengamaan/ -santun berbahas
-berwawancara kunjungan -bahasa runtut
-narasumber: (petani.
Pedagang, nelayan, -pilihan kata
karyawan -santun berbahasa

4 V/2 -diskusi -persoalan faktual -alasan


-bermain drama -memerankan tokoh drama -pilihan kata
-bahasa santun
-lafal
-intobasi
-ekspresi
Jenis Berbicara Kelas Tinggi

Kls/ Jenis Berbicara


No Sems Bahan Aspek
1 VI/1 -memberi -media cetak, -bahasa
informasi elektonik runtut
-menanggapi -sesuatu -alasan
(mengritik/ -bahasa
memuji santun

2 VI/2 -berpidato/ -perpisahan -lafal


presentasi -perayaan -intonasi
-melaporkan ulang tahun -sikap
-membacakan
UNSUR-UNSUR KEMAMPUAN BERBICARA
Aspek-aspek Yang Dinilai
1 Lafal
jeda
intonasi
Bahasa

2 Pilihan kata
3 Struktur kata/kalimat
4 Gaya/Pragmatik
1 Hubungan isi – topik
2 Struktur isi
ISI

3 Kuantitas isi
4 Kualitas isi
1 Gerak & mimik
Penampila

2 Hub.tujuan & pendengar


n

3 Suara
4 Kelancaran
Jumlah skor
RUBRIK PENILAIAN KEMAMPUAN BERBICARA
Aspek-aspek Yang Dinilai Skala Penilaian Bobot Skor

5 4 3 2 1

Ba 1 Lafal & Intonasi 2


ha
sa 2 Pilihan kata 3

3 Struktur kata/kalimat 1

4 Gaya/Pragmatik 1

I 1 Hubungan isi – topik 3


S
I 2 Struktur isi 1

3 Kuantitas isi 1

4 Kualitas isi 1

Pe 1 Gerak & mimik 1


nam
pil 2 Hub.tujuan & pendengar 2
an
3 Suara 1

4 Kelancaran 2

Jumlah skor
FORMAT PENILAIAN BERBICARA
ASPEK-ASPEK YANG DINILAI
TOTAL

NO NAMA SISWA BAHASA ISI PENAMPILAN

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

5
PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA DI KELAS TINGGI

KETERAMPILAN MEMBACA
Keterampilan Membaca
Membaca adalah proses sosiopsikolinguistik, yang bisa
diuraikan sebagai tindakan atau interaksi antara pikiran
pembaca dan bahasa teks dalam konteks sosial dan
situasional khusus.
Makna dikonstruk oleh pembaca dengan membuat
transaksi dengan teks. Pemahaman merupakan
negosiasi yang kompleks antara teks dengan pembaca
yang dibentuk oleh konteks situasi dan konteks
sosiolinguistik yang lebih luas. Pembaca mulai proses
membaca dengan mengaktifkan pengetahuan
sebelumnya atau skema tentang teks, topik, dan
sebagainya.
Aspek Konstruktif dalam Proses Membaca
Pembaca mengumpulkan masukan dari saluran-saluran
sensoris dan perseptual dengan tanggapan afektif dan
latar belakang pengalaman dan mengkonstruk/
mengembangkan makna pribadi untuk teks itu.
Makna ini didasarkan pada kata yang tertulis, namun
tidak sepenuhnya terletak di situ; ditranformasikan oleh
informasi yang dibawa pembaca ke teks bacaan, perasaan
pembaca tentang materi bacaan, tujuan-tujuan membaca
dan konteks terjadinya bacaan.
Pembaca yang memilki latar belakang pengalaman dan
reaksi afektif yang berbeda akan mendapatkan makna
yang berbeda dari teks yang sama, sebagaimana yang
bisa terjadi pada pembaca dengan tujuan yang berbeda
dan mereka yang membaca dalam kondisi yang beragam.
Komponen Aktifitas Membaca
(READING ACT)
(Paul C. Burn, Betty D. Roe, dan Elinor P. Ross, 1996: 3-32)
Tindak Membaca
Proses Produk
Sensoris
Perseptual
Urutan
Pengalaman
Berpikir Komunikasi
Belajar
Asosiasi
Afektif
Konstruktif
Aspek-aspek Proses Membaca
(Paul C. Burn, Betty D. Roe, dan Elinor P. Ross, 1996: 3-32)

Aspek-aspek Proses Membaca


Proses Produk
Sensoris
Perseptual
Urutan
Pengalaman
Berpikir MEMBACA
Belajar
Asosiasi
Afektif
Konstruktif
Proses Membaca
Membaca merupakan suatu proses yang sangat kompleks.
Pada saat membaca, anak harus mampu:
(1) merasakan perangkat simbol pada teks (apek sensoris),
(2) menginterpretasikan apa yang dilihatnya (aspek perseptual),
(3) mengikuti pola-pola linier, logika, dan tata bahasa (asapek urutan),
(4) menghubungkan kata-kata dengan pengalamannya (aspek pengalaman).
(5) melakukan inferensi dan mengevaluasi materi (aspek berpikir),
(6) mengingat hasil belpelajar dan memasukkan fakta dan ide baru (aspek
pembelajaran),
(7) menghubungkan simbol dan bunyi, kata dan benda (aspek asosiasi),
(8) bertumpu pada minat dan sikap yang mempengaruhi membaca (aspek afektif),
(9) mengerahkan segalanya untuk memahami materi bacaan (aspek konstruktif).
Aspek-aspek Kemampuan Proses
Membaca
(1) Memahami simbol-simbol pada teks (apek sensoris),
(2) Kemampuan menginterpretasikan (aspek perseptual),
(3) Kemampuan memahami pola-pola linier, logika, dan tata bahasa (asapek
urutan),
(4) Kemampuan menghubungkan kata/fakta dengan pengalamannya (aspek
pengalaman).
(5) Kemampuan menyimpulkan /inferensi dan mengevaluasi materi (aspek
berpikir),
(6) Kemampuan mengingat fakta /ide baru (aspek pembelajaran),
(7) Kemampuan menghubungkan simbol dan bunyi, kata dan benda (aspek
asosiasi),
(8) Minat dan sikap yang mempengaruhi membaca (aspek afektif),
(9) Kemampuan memahami materi bacaan (aspek konstruktif).
JENIS-JENIS PEMAHAMAN
Pemahaman :
(1) disebut “Literal Comprehension” (pemahaman harfiah), yaitu jenis
pemahaman yang paling dasar,
(2) “Higher Order Comprehension” (pemahaman urutan yang lebih tinggi);
Yang termasuk jenis ini adalah
(i) pemahaman interpretatif (interpretative reading), yaitu membaca di antara
garis (between the lines),
(ii) pemahaman kritis (critical reading), yaitu membaca untuk evaluasi, dan
(iii) pemahaman kreatif (creative reading), yaitu membaca di bawah garis
(beyond the lines).
Membaca Harfiah
Membaca harfiah merupakan prasyarat untuk
pemahaman yang lebih tinggi, yaitu membaca untuk
melokasikan detil-detil isi bacaan secara efektif.
Untuk ini, siswa perlu diberikan pertanyaan-pertanyaan
arahan untuk menangkap detil-detil tersebut, misal
pertanyaan:
“siapa” untuk menanyakan orang,
“apa” untuk benda, peristiwa, atau binatang,
“di mana” untuk tempat,
“kapan” untuk waktu,
“mengapa”untuk alasan,
“bagaimana” untuk proses, dan sebagainya.
Pemahaman Harfiah
Pemahaman harfiah juga dimaksudkan untuk memahami:
Memahami urutan waktu siswa dapat dibantu dengan kata-kata kunci
penunjuk waktu seperti :
 sekarang,
 sebelum, ketika,
 sementara,
 masih,
 setelah, dan sebagainya.
Sebagai penunjuk hubungan sebab akibat siswa dapat dibantu dengan kata-
kata penunjuk hubungan sebab akibat seperti kata-kata :
 sebab,
 karena, dan seba-gainya.
Higher Order Comprehension/
pemahaman yang lebih tinggi
Yang termasuk jenis ini adalah
(i) pemahaman interpretatif (interpretative reading),
yaitu membaca di antara garis (between the lines),
(ii) pemahaman kritis (critical reading), yaitu membaca
untuk evaluasi, dan
(iii) pemahaman kreatif (creative reading), yaitu
membaca di bawah garis (beyond the lines).
(i) pemahaman interpretatif
(interpretative reading),
Interpretative reading adalah membaca membuat kesimpulan.
Interpretative reading merupakan proses memperoleh ide-ide yang tidak
dinyatakan secara langsung.
Termasuk dalam kegiatan ini adalah :
 membuat kesimpulan pokok-pokok pikiran bacaan
 mencari hubungan sebab akibat yang tidak dinyatakan langsung,
 mencari hubungan kata ganti/pronoun,
 mencari hubungan kata keterangan, dan
 mencarai kata-kata yang dihilangkan,
 menemukan modus paragraf,
 menemukan tujuan penulis,
 menarik kesimpulan isi teks/bacaan, dan
 menginterpretasikan bahasa yang bersifat figuratif.
(ii) pemahaman kritis (critical reading),
yaitu membaca untuk evaluasi
Membaca kritis adalah mengevaluasi bahan-bahan
tertulis, membandingkan pengetahuan latar, dan
menarik kesimpulan tentang ketepatan, kecocokan dan
ketepatan waktu.
Pembaca yang kritis haruslah seorang pembaca yang
aktif bertanya, mencari fakta, dan menunda justifikasi
hingga dapat memikirkan materi tersebut.
Membaca kritis tergantung pada pemahaman literal
dan interpretif, dan memahami ide-ide yang terdapat
dalam bacaan
(iii) Pemahaman Kreatif (creative reading)

Membaca kreatif merupakan jenis membaca


untuk menghasilkan ide-ide baru.
Kegiatan membaca ini meliputi:
penelusuran bahan yang disajikan pengarang,
pembaca harus berpikir saat membaca,
Pembaca harus menggunakan imajinasinya.
Pembaca kreatif harus terampil dalam:
(i) Memprediksi hasil.
(ii)Visualisasi
(iii) Pemecahan masalah
(iv) Memperbaiki penyajian cerita.
(v) Menghasilkan kreasi baru.
Dua Belas Prinsip Mengajarkan Membaca
1. membaca adalah suatu tindak yang kompleks yang memiliki
banyak faktor yang harus dipertimbangkan.
2. Membaca melibatkan kegiatan pengkonstruksian makna yang
diawali oleh simbol-simbol cetak/tulis.
3. Membaca ada cara yang benar untuk mengajarkan membaca.
4. Belajar membaca merupakan proses yang berkelanjutan.
5. Siswa hendaknya diajari strategi pengenalan kata yang akan
memungkinkan mereka membuka kunci pengucapan dan makna
kata-kata tak dikenal secara mandiri.
6. Guru hendaknya mengukur kemampuan membaca setiap anak
dan menggunakan asesmen itu sebagai dasar bagi perencanaan
pembelajarannya.
Dua Belas Prinsip Mengajarkan Membaca
(lanjutan)
7. Membaca dan kemampuan berbahasa yang lain sifatnya saling
berkaitan satu sama lain.
8. Menggunakan bacaan literatur lengkap dengan program
membaca itu penting.
9. membaca merupakan bagian integral semua pengajaran
bidang isi yang berada dalam program pendidikan.
10. Siswa perlu melihat bahwa membaca bisa merupakan
kegiatan yang menyenangkan.
11. Membaca hendaknya diajarkan dengan cara yang sedemikian
rupa sehingga memungkinkan setiap anak mengalami
keberhasilan.
12. Dorongan pada pengarahan dan memonitor diri sendiri itu
penting.
Tahap-tahap proses pembelajaran
membaca (Gillel & Temple. 1994:14)
Tahap Persiapan. Anak- anak dalam tahapan
persiapan menemukan konsep dasar tentang
bacaan, membaca dan menulis dan belajar
untuk mengabungkan kesenangan terhadap
buku- buku. Biasanya anak- anak ini ditemukan
pada pra sekolah sampai tingkat pertama SD.
Tahap-tahap proses pembelajaran
membaca (lanjutan)
Membaca Pemula. Anak- anak pada tahapan
membaca pemula cukup tahu tentang aturan
bacaan dan alamiah bacaan untuk memulai
belajar kata demi kata- belajar tentang kosakata,
- mempeluas kosakatanya, anak- anak ini
biasanya berada pada tingkatan pertama,
mereka bukan lebih muda atau lebih tua.
Tahap-tahap proses pembelajaran
membaca (lanjutan)
Membentuk trampil membaca. Anak- anak yang
membentuk trampil membaca, biasanya pada
tingkat kedua dan ketiga, mampu mengenali
banyak kata secara otomatis dan membaca
karangan dengan beberapa kalimat yang
panjang tanpa ragu- ragu melewati kata- kata.
Mereka mulai membaca dengan ekspresi.
Tahap-tahap proses pembelajaran
membaca (lanjutan)
Membaca untuk kesenangan/
membaca untuk belajar. Anak- anka
pada tingkatan ini, biasanya dari
tingkat ketiga sampai keatas, mampu
membaca untuk kesenangan dan
mengerjakan tugas sekolah.
Tahap-tahap proses pembelajaran
membaca (lanjutan)
Membaca mahir. Pembaca mahir adalah yang
mampu membaca dan membandingakan
sumber informasi dengan sebuah topik yang
sama. Mereka dapat membedakan bacaan yang
bertentangan dan menggunakan pengalaman
membacaanya sebagai cara untuk menimbulkan
pendapat-pendapat sendiri. Mereka juga
membaca untuk mengapresiasikan teknik- teknik
pengarang.
Pembelajaran Membaca
• pembelajaran membaca di kelas III sekolah dasar
mulai ditekankan pada pemahaman isi bacaan
sedangkan masalah teknis dikembangkan sesuai
dengan kondisi teks yang dibacanya.
• Strategi memahami teks secara mental, yaitu
Stategi Proses Membaca
• Strategi Bottom-up
• Strategi Top-down
• Strategi Interaktif
• Strategi Eclectic

06/10/2023
Strategi Bottom-up
• strategi bottom-up yaitu proses membaca
yang dilakukan dari bawah (teks) ke atas
(pikiran) .
• Cara membaca dari bawah (teks) ke atas
(pikiran) yakni aktivitas membaca dilakukan
bermula dari penguasaan sistem bahasa
dalam bacaan menuju isi/pesan/informasi
bacaan kemudian menghubungkan skemata
pembaca.
Strategi Top-down,
• Strategi top-down: cara membaca dilakukan dari atas
(pikiran) ke bawah (teks).
• Cara membaca dilakukan dari atas (pikiran) ke bawah
(teks) yakni aktivitas membaca teks/ bacaan yang
pemaknaan isi/pesan/informasinya berangkat dari
pikiran atau skemata pembaca, kemudian skematanya
digunakan memaknai isi/pesan/informasi di dalam
teks.
Strategi Interaktif
• Strategi interaktif merupakan cara membaca
yang dilakukan dengan dua cara yaitu bottom-up
dan top-down.
• Kelas III sekolah dasar belum bisa menggunakan
strategi ini karena hanya pembaca yang sudah
terampil yang bisa menggunakan strategi ini.
Strategi Eclectic
• Strategi eclectic merupakan cara membaca
dengan menggunakan lebih dari satu strategi
dalam memahami suatu teks.
• Strategi ini sangat baik untuk memahami teks,
namun hanya dapat dilakukan oleh pembaca
yang telah mahir dan tingkat pemahamannya
pun tinggi.
Strategi Proses Membaca
Pedoman Antisipasi
Pemetaan Semantik
Prabaca
Menulis/Mengarang

Beri Model/Contoh
Proses
Membaca Saat baca
Berganti peran
Prosedur Klos

Metakognisi
Pascabaca Jaringan Semantik

Skema isi teks


Jenis Membaca Kelas Tinggi
Kelas/ Jenis Membaca Bahan Aspek
No Semstr

1 IV/1 -Membaca sekilas Kamus -pikiran pokok


-Membaca memindai Ensilkopedi -melakukan
petunjuk -pikiran pokok teks

2 IV/2 -Membaca intensif -Teks/Paragraf/ -kalimat utama


-Membaca nyaring (Kalimat utama)
-Membaca pantun -Pengumuman -lafal, intonasi
-Pantun -lafal, intonasi

3 V/1 -Membaca pemahaman -teks percakapan -lafal, intonasi


-Membaca cepat -teks -gagasan utama
-Membaca puisi -puisi -lafal, intonasi
4 V/2 -Membaca sekilas -dua teks -isi teks
-Membaca memindai -Teks khusus: -informasi
-Membaca cerita -bk petunjuk telepon
-Jadwal perjalanan
-daftar susunan acara
-daftar menu
-Cerita -isi Cerita
Jenis Membaca Kelas Tinggi
Kelas/ Jenis Membaca Bahan Aspek
No Semstr

1 VI/1 -Membaca intensif -Laporan -mendiskripsikan


-Membaca sekilas pengamatan/ isi
kunjungan -teknik penyajian
-kolom/rubrik -informasi
khusus majalah
anak/koran

2 VI/2 -Membaca intensif -Teks -makna tersirat


-Membaca drama -teks drama anak -unsur teks drama
anak:
tokoh,
sifat,
latar,
tema,
jalan cerita ,
 amanat
PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA DI KELAS TINGGI

PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN MENULIS
Batasan Menulis
Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian
pesan (gagasan, perasaan, dan informasi) secara
tertulis kepada pihak lain. Sebagai bentuk
komunikasi verbal, menulis melibatkan penulis
sebagai penyampai pesan atau isi tulisan,
saluran atau medium tulisan, dan pembaca
sebagai penerima pesan (Yunus, dalam
Akhadiah, 1997:1.16).
Batasan Menulis
Menulis dapat menyumbangkan kecerdasan.
Menulis adalah suatu aktivitas yang kompleks.
Kompleksitas menulis terletak pada
kemampuan mengharmonikan berbagai aspek.
Aspek-aspek itu meliputi pengetahuan tentang
topik yang akan ditulis; penuangan pengetahuan
itu ke dalam racikan bahasa yang jernih, yang
disesuaikan dengan corak wacana dan
kemampuan pembacanya; serta penyajiannya
selaras dengan konvensi atau aturan penulisan
(Yunus , Akhadiah, 1997: 1.4)
Batasan Menulis
Kegiatan menulis merupakan suatu tindakan
berpikir. (Murray, Cleary ,dan Linn, 1993:337)
Siswa yang menganggap menulis sebagai sebuah
proses berpikir sering kali menunjukkan percaya
diri ketika dia sedang menulis, karena dengan
kesadaran itu, siswa akan dapat menemukan
berbagai strategi agar tujuan yang diinginkannya
dapat tercapai. Dan dengan kesadaran itu pula
siswa akan menulis dengan penuh motivasi, dan
senang hati. Ellis, dkk. (1989:145)
Batasan Menulis
Menulis merupakan proses yang dialami. Tanpa mengalami
tidaklah mungkin seseorang dapat menulis sebab menulis
merupakan kemampuan yang berupa keterampilan, dan
keterampilan itu harus dialami (Murray, Cleary ,dan Linn,
1993:344)
Siswa membutuhkan pengalaman yang konsisten. Menulis harus
dipelajari bukan diajarkan. Oleh karena itu, siswa harus
mengalaminya langsung. Melalui kegiatan pembelajaran menulis
deskripsi siswa akan belajar secara langsung dalam kegiatan
menulis dengan harapan mereka akan memiliki keterampilan
menulis secara nyata sesuai dengan perkembangan dan
harapannya. (Ellis, dkk. (1989:145)
15 konsep pengajaran menulis
(Hillock 1983, Murray1993, Cleary& Linn 1993: 345-353),

(1) Guru mempertimbangkan latar belakang bahasa siswa.


(2) Latihan menulis secara terus-menerus.
(3) Menggunakan pendekatan proses dalam latihan.
(4) Memanfaatkan setiap ada kesempatan untuk menulis.
(5) Berusaha mengalami menulis untuk berbagai audien.
(6) Gemar membaca pada semua jenis bacaan sehingga kaya
akan informasi.
(7) Memajankan pengarang yang sedang melakukan pekerjaan
proses menulis.
(8) Untuk mengahasilkan gagasan-gagasan tulisan, diadakan
kolaboratif dan bimbingan guru dalam perbaikan.
(9) Untuk membantu siswa secara individu diadakan konferensi
antara guru dan siswa.
15 konsep pengajaran menulis
(Hillock 1983, Murray1993, Cleary& Linn 1993: 345-353),

(10) Kegiatan menulis membuat siswa mengamati berbagai data


dan interaksi sosial.
(11) Latihan menulis secara terus-menerus dapat membuat siswa
terlatih dalam mengunakan struktur bahasa.
(12) Mekanik tulisan diajarkan secara terpadu saat pembelajaran
proses menulis.
(13) Melalui proses revisi/perbaikan dan pengeditan dalam proses
menulis, siswa akan menyadari keterkaitan antarkesalahan atau
berbagai unsur dalam tulisan.
(14) Evaluasi yang fleksibel dan komunikatif. Guru harus banyak
memuji siswa.
(15) Belajar menulis dapat dipadukan dengan semua mata
pelajaran.
5 Tahap Pembelajaran Menulis
(Tompkins, 1994:10)
Tahap 1: Pramenulis (Prewriting)
Tahap 2: Pengedrafan (Drafting)
Tahap 3: Merevisi (Revising)
Tahap 4: Mengedit (Editing)
Tahap 5: Mempublikasikan
(Publishing)
5 Tahap Pembelajaran Menulis
(Tompkins, 1994:10)
Tahap 1: Pramenulis (Prewriting)
Siswa memilih topik.
Siswa mengumpulkan dan menyesuaikan
ide-ide.
Siswa mengidentifikasi pembacanya.
Siswa mengidentifikasi tujuan menulis.
Siswa memilih bentuk yang sesuai
berdasarkan pembaca dan tujuan menulis.
5 Tahap Pembelajaran Menulis
(Tompkins, 1994:10)
Tahap 2: Pengedrafan (Drafting)
Siswa menulis draf kasar.
Siswa menulis pokok-pokok yang
menarik pembaca.
Siswa lebih menekankan isi daripada
mekanik.
5 Tahap Pembelajaran Menulis
(Tompkins, 1994:10)
Tahap 3: Merevisi (Revising)
Siswa membagi tulisannya kepada kelompok.
Siswa mendiskusikan tulisan dengan
temannya.
Siswa membuat perbaikan sesuai komentar
teman dan gurunya.
Siswa membuat perubahan substantif dan
bukan sekedar perubahan minor antara draf
pertama dan kedua. 
5 Tahap Pembelajaran Menulis
(Tompkins, 1994:10)
Tahap 4: Mengedit (Editing)
Siswa membaca ulang tulisannya.
Siswa membantu baca ulang
tulisan temannya.
Siswa mengidentifikasi kesalahan
mekanik dan membetulkannya.
5 Tahap Pembelajaran Menulis
(Tompkins, 1994:10)
Tahap 5: Mempublikasikan
(Publishing)
Siswa mempublikasikan tulisannya
dalam bentuk yang sesuai.
Siswa membagi tulisannya yang
sudah selesai kepada teman
sekelasnya.
KOMPETENSI KETERAMPILAN MENULIS
DESKRIPSI
NO TAHAP KOMPETENSI
PEMBEL.
1 Tahap 1: Mengembangkan tema
Pramenulis menjadi subtema,
(Prewriting Mengembangkan subtema
) menjadi topik,
Menentukan topik,
Mengembangkan topik
menjadi kerangka karangan.
KOMPETENSI KETERAMPILAN MENULIS
DESKRIPSI
NO TAHAP KOMPETENSI
PEMBEL.
2 Tahap 2: Mengembangkan kerangka
Pengedrafan karangan menjadi draf awal,
(Drafting) Memperbaiki gagasan karangan,
Mengembangkan topik kedalam
beberapa detail sensori,
Menguraikan tiap detail sensori,
Menjabarkan tiap detail sensori.
KOMPETENSI KETERAMPILAN MENULIS
DESKRIPSI
NO TAHAP KOMPETENSI
PEMBEL.
3 Tahap 3: Melakukan perbaikan pada draf
Merevisi awal dengan memperhatikan:
(Revising)  Pengembangan topik,
 Penggambaran detail sensori,
 Penggambaran uraian detail
sensori,
 Penggambaran jabaran uraian
detail sensori.
KOMPETENSI KETERAMPILAN MENULIS
DESKRIPSI
NO TAHAP KOMPETENSI
PEMBEL.

4 Tahap 4:  Melakukan
Mengedit penyempurnaan
(Editing) penggunaan ejaan dan
tanda baca.
KOMPETENSI KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI
NO TAHAP KOMPETENSI
PEMBEL.
5 Tahap 5: Memperbaiki karangan dalam bentuk akhir.
Mempublika menerima saran-saran dari berbagai pihak
sikan (teman/guru/dsb.) untuk memperbaiki/
(Publishing) menyempurnakan karangan dalam bentuk akhir
dengan memperhatikan:
 Ketepatan organisasi gagasan antarparagraf,
 Ketepatan organisasi gagasan antarkalimat,
 Ketepatan struktur kalimat,
 Ketepatan Pilihan kata,
 Ketepatan penggunaan ejaan/huruf kapital,
 Ketepatan penggunaan tanda baca (titik,
koma, tanda tanya, tanda seru,
Fokus pembelajaran tahap pramenulis:
Mengembangkan tema menjadi subtema,
Mengembangkan subtema menjadi topik,
Menentukan topik,
Mengembangkan topik menjadi kerangka
karangan.
Strategi pembelajaran tahap pramenulis:
Pemodelan,
Diskusi kelas,
Diskusi kelompok,
Bimbingan guru.
Fokus pembelajaran tahap pengedrafan:
Mengembangkan kerangka karangan menjadi
draf awal,
Memperbaiki gagasan karangan,
Mengembangkan topik kedalam beberapa
detail sensori,
Menguraikan tiap detail sensori,
Menjabarkan tiap detail sensori.
Strategi pembelajaran tahap pengedrafan:
Pemodelan,
Diskusi kelas,
Diskusi kelompok,
Bimbingan guru.
Fokus pembelajaran tahap perevisian:
Melakukan perbaikan pada draf awal dengan
memperhatikan:
Pengembangan topik,
Penggambaran detail sensori,
Penggambaran uraian detail sensori,
Penggambaran jabaran uraian detail sensori.
Strategi pembelajaran tahap perevisian:
Diskusi kelas,
Diskusi kelompok (perbaikan kesejawatan),
Bimbingan/bantuan guru.
Fokus pembelajaran tahap pengeditan:
Melakukan penyempurnaan penggunaan
ejaan dan tanda baca.
Strategi pembelajaran tahap pengeditan:
Diskusi kelas,
Diskusi kelompok (perbaikan
kesejawatan),
Bimbingan/bantuan guru.
Fokus pembelajaran tahap pemublikasian:
Membacakan karangan di depan teman sekelasnya
dengan memperhatikan:
Ketepatan menyuarakan tulisan,
Kewajaran lafal,
Kewajaran intonasi,
Kelancaran.
Strategi pembelajaran tahap pemublikasian:
Membaca karangannya di depan kelas atau
kelompok,
Bimbingan/bantuan guru.
Jenis Menulis Kelas Tinggi
Kelas/
No Semst Jenis Menulis Bahan Aspek

1 IV/1 -melengkapi -percakapan -ejaa (titik dua, tanda


percapakan -petunjuk petik)
-menulis petunjuk -cerita -membuat sesuatu
-melengkapi cerita -surat -kata, kalimat
-menulis surat -ejaan (huruf besar,
titik, koma)

2 IV/2 -menyusun karangan --topik sederhana -ejaan (huruf besar


-menulis -pengumuman titik, koma)
pengumuman -pantun anak (tema: -ejaan
-membuat pantun persahabatan, -ciri-ciri pantun
ketekunan
kepatuhan).
Jenis Menulis Kelas Tinggi
Kelas/
No Semst Jenis Menulis Bahan Aspek

3 V/1 -Menulis -pengalaman -pilihan kata


karangan -surat undangan -ejaan
-menulis surat -dialog -kalimat efektif
-menulis dialog -ejaan
-tokoh/perannya
-isi dialog
4 V/2 -meringkas -isi buku -isi
-menulis -ejaan -ejaan
laporan -laporan -tahapan menulis:
-menulis puisi pengamatan (catatan, konsep,
bebas /kunjungan perbaikan, final)
-puisi bebas -pilihan kata
Jenis Menulis Kelas Tinggi
Kelas/
No Semst Jenis Menulis Bahan Aspek

1 VI/1 -mengisi formulir -formulir: -isi


-membuat ringkasan pendaftaran, kartu
-menyusun anggota, wesel pos,
percakapan daftar riwayat
-mengubah isi hidup, -ringkasan
-teks -ejaan
-berbagai topik -makna puisi
-puisi – prosa

2 VI/2 -menyusun naskah -perpisahan, ulang -isi


pidato/sambutan tahun, perayaan -bahasa
-menulis surat resmi sekolah -ejaan
-surat resmi -pilihan kata
-kesesuaian
RUBRIK PENILAIAN KEMAMPUAN MENULIS
No Aspek-aspek Yang Dinilai Bobot Skor maks.
10/100 100
Isi 5 50
1.ISI a. gagasan 2 20
b. Keaslian gagasan 1 10
c. Penataan gagasan 1 10
d. Kelengkapan fakta pendukung 1 10
gagasan

Bahasa 2,5 25
2. a. Pilihan kata 0,5 5
BAHA b. Stukur kalimat 0,5 5
SA c. Stuktur paragraf 0,5 5
d. Kesesuaian dan tujuan 0,5 5
e. Ejaan 0,5 5
Teknik Penulisan 2,5 25
3. a. Urutan gagasan 1,5 15
TEKNI b. Kesesuaian judul dan isi 0,5 5
K c. kerapian 0,5 5
FORMAT PENILAIAN KEMAMPUAN MENULIS
ASPEK YANG DINILAI/SKOR
TEKNIK
NO NAMA SISWA ISI BAHASA ∑ NA
PENULISAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
KURIKULUM 2013
PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA DI KELAS TINGGI

DR. MOH. ILYAS, M.PD


081233699199
milyas1010@gmail.com
4. Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia KELAS: IV

KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR


INTI
1. Menerima, 1.1 Meresapi makna anugerah
menjalankan, Tuhan Yang Maha Esa berupa
dan menghargai bahasa Indonesia yang diakui
ajaran agama sebagai bahasa persatuan
yang dianutnya yang kokoh dan sarana
belajar untuk memperoleh
ilmu pengetahuan.
4. Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia KELAS: IV

2. Menunjukkan 2.1 Memiliki kepedulian terhadap


perilaku jujur, gaya, gerak, energi panas, bunyi,
disiplin, tanggung cahaya, dan energi alternatif melalui
jawab, santun, pemanfaatan bahasa Indonesia
peduli, dan percaya 2.2 Memiliki kedisiplinan dan
diri dalam tanggung jawab terhadap penggunaan
berinteraksi dengan alat teknologi modern dan tradisional,
keluarga, teman, proses pembuatannya melalui
guru, dan pemanfaatan bahasa Indonesia
tetangganya 2.3 Memiliki perilaku santun dan jujur
tentang jenis-jenis usaha dan kegiatan
ekonomi melalui pemanfaatan bahasa
Indonesia
06/10/2023
4. Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia KELAS: IV

2. Menunjukkan 2.4 Memiliki kepedulian terhadap


perilaku jujur, lingkungan dan sumber daya alam
disiplin, tanggung melalui pemanfaatan bahasa
jawab, santun, Indonesia
peduli, dan 2.5 Memiliki perilaku jujur dan
percaya diri dalam santun terhadap nilai peninggalan
berinteraksi sejarah dan perkembangan Hindu-
dengan keluarga, Budha di Indonesia melalui
teman, guru, dan pemanfaatan bahasa Indonesia
tetangganya

06/10/2023
4. Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia KELAS: IV
3.Memahami pengetahu- 3.1 Menggali informasi dari
an faktual dengan cara teks laporan hasil
mengamati dan mena- pengamatan tentang gaya,
nya berdasarkan rasa gerak, energi panas, bunyi,
ingin tahu tentang diri- dan cahaya dengan bantuan
nya, makhluk ciptaan guru dan teman dalam
Tuhan dan kegiatannya, bahasa Indonesia lisan dan
dan benda-benda yang tulis dengan memilih dan
dijumpainya di rumah, di memilah kosakata baku.
sekolah dan tempat
bermain.

06/10/2023
4. Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia KELAS: IV
3.Memahami 3.2 Menguraikan teks
pengetahuan faktual instruksi tentang
dengan cara meng- pemeliharaan pancaindera
amati dan mena-nya serta penggunaan alat
berdasarkan rasa ingin teknologi modern dan
tahu tentang dirinya, tradisional dengan bantuan
makhluk ciptaan Tuhan guru dan teman dalam
dan kegiat-annya, dan bahasa Indonesia lisan dan
benda- benda yang tulis dengan memilih dan
dijum-painya di rumah, memilah kosakata baku.
di sekolah dan tempat
bermain.

06/10/2023
4. Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia KELAS: IV
KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
INTI
3.3 Menggali informasi dari teks wawan-
cara tentang jenis-jenis usaha dan peker-
jaan serta kegiatan ekonomi dan koperasi
dengan bantuan guru dan teman dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan
memilih dan memilah kosakata baku.
3.4 Menggali informasi dari teks cerita
petualangan tentang lingkungan dan
sumber daya alam dengan bantuan guru
dan teman dalam bahasa Indonesia lisan
dan tulis dengan memilih dan memilah
06/10/2023
kosakata baku.
4. Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia KELAS: IV
KOMPETEN
KOMPETENSI DASAR
SI INTI
3.5 Menggali informasi dari teks
ulasan buku tentang nilai
peninggalan sejarah dan
perkembangan Hindu-Budha di
Indonesia dengan bantuan guru
dan teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan
memilih dan memilah kosakata
baku.
06/10/2023
4. Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia KELAS: IV
4. Menyajikan 4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks
pengetahuan laporan hasil pengamatan tentang gaya, gerak,
faktual dalam energi panas, bunyi, dan cahaya dalam bahasa
bahasa yang jelas, Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan
sistematis dan memilah kosakata baku
logis, dalam karya 4.2 Menerangkan dan mempraktikkan teks
yang estetis, dalam arahan/ petunjuk tentang pemeliharaan
gerakan yang pancaindera serta penggunaan alat teknologi
mencermin-kan modern dan tradisional secara mandiri dalam
anak sehat, dan bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih
dalam tindakan dan memilah kosakata baku
yang 4.3 Mengolah dan menyajikan teks wawancara
mencerminkan tentang jenis-jenis usaha dan pekerjaan serta
perilaku anak kegiatan ekonomi dan koperasi secara mandiri
beriman dan dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan
berakhlak mulia memilih dan memilah kosakata baku

06/10/2023
5. Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia KELAS: V
KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
INTI
1. Menerima, 1.1 Meresapi makna anugerah
menjalankan, Tuhan Yang Maha Esa berupa bahasa
dan Indonesia yang diakui sebagai sarana
menghargai yang lebih unggul, dari pada bahasa
ajaran agama lain untuk memperoleh ilmu
yang pengetahuan
dianutnya. 1.2 Meresapi anugerah Tuhan Yang
Maha Esa atas keberadaan proses
kehidupan bangsa dan lingkungan
06/10/2023
alam
5. Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia KELAS: V
2. Menunjukkan 2.1 Memiliki kepedulian dan tanggung
perilaku jujur, jawab terhadap makanan dan rantai
disiplin, tang- makanan serta kesehatan melalui
gung jawab, pemanfaatan bahasa Indonesia
santun, peduli, 2.2 Memiliki perilaku jujur dan disiplin
dan percaya diri tentang proses daur air rangkaian listrik, sifat
dalam berinter- magnet, anggota tubuh (manusia, hewan,
aksi dengan tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem
keluarga, teman, pernapasan melalui pemanfaatan bahasa
guru, dan Indonesia
tetangganya 2.3 Memiliki perilaku santun dan jujur serta
serta cinta tanah bertanggung jawab dan disiplin tentang
air. ekspor impor sebagai kegiatan ekonomi
antarbangsa melalui pemanfaatan bahasa
06/10/2023
Indonesia
5. Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia KELAS: V
2.4 Memiliki kepedulian, tanggung
jawab, dan rasa cinta tanah air terhadap
bencana alam dan keseimbangan
ekosistem serta kehidupan berbangsa
dan bernegara melalui pemanfaatan
bahasa Indonesia.
2.5 Memiliki rasa percaya diri dan
cinta tanah air tentang nilai-nilai
perkembangan kerajaan Islam melalui
pemanfaatan bahasa Indonesia.
06/10/2023
5. Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia KELAS: V
3. Memahami pengetahu- 3.1 Menggali informasi
an faktual dan konseptual dari teks laporan buku
dengan cara mengamati, tentang makanan dan
menanya dan mencoba rantai makanan, kesehat-
berdasarkan rasa ingin an manusia, keseimbang-
tentang dirinya, makhluk an ekosistem, serta alam
ciptaan Tuhan dan dan pengaruh kegiatan
kegiatannya, dan benda- manusia dengan bantuan
benda yang dijumpainya guru dan teman dalam
di rumah, di sekolah dan bahasa Indonesia lisan
tempat bermain. dan tulis dengan memilih
dan memilah kosakata
06/10/2023
baku.
5. Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia KELAS: V
3. Memahami pengetahu- 3.2 Menguraikan isi teks
an faktual dan konseptual penjelasan tentang proses
dengan cara mengamati, daur air, rangkaian listrik,
menanya dan mencoba sifat magnet, anggota
berdasarkan rasa ingin tubuh (manusia, hewan,
tentang dirinya, makhluk tumbuhan) dan fungsinya,
ciptaan Tuhan dan serta sistem pernapasan
kegiatannya, dan benda- dengan bantuan guru dan
benda yang dijumpainya teman dalam bahasa
di rumah, di sekolah dan Indonesia lisan dan tulis
tempat bermain dengan memilih dan
memilah kosakata baku.
06/10/2023
5. Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia KELAS: V
3.3 Menguraikan isi teks paparan iklan
tentang ekspor impor sebagai kegiatan
ekonomi antarbangsa dengan bantuan guru
dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan
tulis dengan memilih dan memilah kosakata
baku.
3.4 Menggali informasi dari teks pantun dan
syair tentang bencana alam serta kehidupan
berbangsa dan bernegara dengan bantuan
guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan
dan tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku.
06/10/2023
5. Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia KELAS: V
3.5 Menggali informasi dari teks cerita
narasi sejarah tentang nilai-nilai
perkembangan kerajaan Islam di
Indonesia dengan bantuan guru dan
teman dalam bahasa Indonesia lisan
dan tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku.

06/10/2023
5. Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia KELAS: V
4. Menyajikan penge- 4.1 Mengamati, mengolah, dan menya-
tahuan faktual dan jikan teks laporan buku tentang makan-
konseptual dalam an dan rantai makanan, kesehatan
bahasa yang jelas, manusia, keseimbangan ekosistem, serta
sistematis, logis dan alam dan pengaruh kegiatan manusia
kritis, dalam karya secara mandiri dalam bahasa Indonesia
yang estetis, dalam lisan dan tulis dengan memilih dan
gerakan yang men- memilah kosakata baku.
cerminkan anak 4.2 Menyampaikan teks penjelasan
sehat, dan dalam tentang proses daur air, rangkaian listrik,
tindakan yang sifat magnet, anggota tubuh (manusia,
mencerminkan hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta
perilaku anak sistem pernapasan secara mandiri dalam
beriman dan bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan
berakhlak mulia. memilih dan memilah kosakata baku.

06/10/2023
5. Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia KELAS: V
4. Menyajikan pengeta- 4.3 Menyajikan teks
huan faktual dan kon- papar-an iklan tentang
septual dalam bahasa ekspor impor sebagai
yang jelas, sistematis, kegiatan ekonomi
logis dan kritis, dalam antarbangsa secara mandiri
karya yang estetis, dalam bahasa Indonesia
dalam gerakan yang lisan dan tulis dengan
mencerminkan anak memilih dan memilah
sehat, dan dalam tindak- kosakata baku.
an yang mencerminkan
perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia.

06/10/2023
5. Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia KELAS: V
4. Menyajikan pengeta- 4.4 Melantunkan dan menyajikan teks
huan faktual dan pantun dan syair tentang bencana alam
konseptual dalam serta kehidupan berbangsa dan bernegara
bahasa yang jelas, secara mandiri dalam bahasa Indonesia
sistematis, logis dan lisan dan tulis dengan memilih dan
kritis, dalam karya yang memilah kosakata baku.
estetis, dalam gerakan 4.5 Mengolah dan menyajikan teks
yang mencerminkan cerita narasi sejarah tentang nilai-nilai
anak sehat, dan dalam perkembangan kerajaan Islam di
tindakan yang Indonesia secara mandiri dalam bahasa
mencerminkan perilaku Indonesia lisan dan tulis dengan memilih
anak beriman dan dan memilah kosakata baku.
berakhlak mulia.
06/10/2023
6. Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia KELAS: 6
KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
INTI
1. Menerima, 1.1 Meresapi makna anugerah Tuhan
menjalankan Yang Maha Esa berupa bahasa
, dan Indonesia yang diakui sebagai sarana
menghargai yang lebih unggul daripada bahasa lain
ajaran untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
agama yang 1.2 Meresapi makna anugerah Tuhan
dianutnya. yang Maha Esa atas keberadaan ciri
khusus makhluk hidup, hantaran panas,
energi listrik dan perubahannya, serta
tata surya.
06/10/2023
6. Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia KELAS: 6
2. Menunjukkan 2.1 Memiliki kepedulian dan
perilaku ujur, tanggung jawab tentang ciri
disiplin, tanggung khusus makhluk hidup dan
jawab, santun, lingkungan melalui pemanfaatan
peduli, dan bahasa Indonesia.
percaya diri dalam 2.2 Memiliki kepedulian dan
berinteraksi rasa ingin tahu tentang
dengan keluarga, perubahan benda dan hantaran
teman, guru, dan panas, energi listrik dan
tetangganya serta perubahannya, serta tata surya
cinta tanah air. melalui pemanfaatan bahasa
Indonesia.
06/10/2023
6. Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia KELAS: 6
2. Menunjukkan 2.3 Memiliki sikap disiplin dan
perilaku ujur, rasa cinta tanah air terhadap
disiplin, tanggung sistem pemerintahan serta layanan
jawab, santun, masyarakat daerah melalui
peduli, dan pemanfaatan bahasa Indonesia
percaya diri dalam melalui pemanfaatan bahasa
terinteraksi Indonesia.
dengan keluarga, 2.4 Memiliki kesetiaan, dan
teman, guru, dan kebanggaan terhadap keutuhan
tetangganya serta wilayah nusantara Indonesia
cinta tanah air. melalui pemanfaatan bahasa
Indonesia melalui pemanfaatan
bahasa Indonesia.
06/10/2023
6. Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia KELAS: 6
3. Memahami pengetahuan 3.1 Menggali informasi dari
faktual dan konseptual teks laporan investigasi tentang
dengan cara mengamati, ciri khusus makhluk hidup dan
menanya dan mencoba lingkungan, serta campuran
berdasarkan rasa ingin tahu dan larutan dengan bantuan
tentang dirinya, makhluk guru dan teman dalam ahasa
ciptaan Tuhan dan Indonesia lisan dan tulis
kegiatannya, dan benda- dengan memilih dan memilah
benda yang dijumpainya di kosakata baku.
rumah, di sekolah dan tempat
bermain

06/10/2023
6. Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia KELAS: 6
3. 3.2 Menguraikan isi teks penjelasan (eksplanasi) ilmiah
tentang penyebab perubahan dan sifat benda, hantaran
panas, energi listrik dan perubahannya, serta tata surya
dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku.
3.3 Menguraikan isi teks pidato persuasif tentang cinta
tanah air dan sistem emerintahan serta layanan
masyarakat daerah dengan bantuan guru dan teman
dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih
dan memilah kosakata baku.
3.4 Menggali informasi dari teks cerita fiksi sejarah
tentang keutuhan wilayah nusantara Indonesia dan
hubungannya dengan negara tetangga dengan bantuan
guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis
06/10/2023
dengan memilih dan memilah kosakata baku.
6. Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia KELAS: 6
4. Menyajikan 4.1 Mengamati, mengolah, dan
pengetahuan faktual menyajikan teks laporan investigasi
dan konseptual dalam tentang ciri khusus makhluk hidup
bahasa yang jelas, dan lingkungan, serta campuran dan
sistematis, logis dan larutan secara mandiri dalam bahasa
kritis, dalam karya Indonesia lisan dan tulis dengan
yang estetis, dalam memilih dan memilah kosakata baku
gerakan yang 4.2 Menyajikan teks penjelasan
mencerminkan anak (eksplanasi) ilmiah tentang penyebab
sehat, dan dalam perubahan dan sifat benda, hantaran
tindakan yang panas, energi listrik dan perubahan-
mencerminkan perilaku nya, serta tata surya secara mandiri
anak beriman dan dalam bahasa Indonesia lisan dan
berakhlak mulia tulis dengan memilih dan memilah
06/10/2023 kosakata baku
Soal
1. Mengapa seorang guru sebelum mengajar
bahasa harus memiliki gambaran tentang
perkembangan bahasa siswanya?
2. Jelaskan! Bagaimana perkembangan bahasa
anak kelas 1—6 SD?
3. Jelaskan aspek-aspek keterampilan menyimak
yang harus diajarkan pada siswa SD?
4. Jika siswa diuji keterampilan menyimaknya
tentang suatu cerita maka aspek-aspek apa yang
harus dinilai oleh guru?
Soal
5. Saat guru menjelaskan suatu materi IPS atau
IPA, aspek keterampilan apa yang dilatihkan
pada siswa?
6. Jika dalam pembelajaran berbicara siswa
diminta untuk mendeskripsikan wilayah suatu
kota maka keterampilan berbicara yang
manakah yang dilatihkan? Jelaskan!
7. Aspek manakah yang paling penting dalam
pembelajaran kererampilan berbicara?
Mengapa?
Soal
8. Dalam proses memahami isi suatu teks/bahan
bacaan, Pembaca menggunakan/ mengaktifkan
pengetahuan yang telah dimilikinya /skemata.
Jelaskan maksud pernyataan tersebut!
9. Jelaskan maksud jenis pemahaman literal/
harfiah dan pemahaman tingkat tinggi!
10. Jelaskan aspek-aspek membaca interpretatif!
11. Jelaskan aspek-aspek membaca kritis!
12. Jelaskan aspek-aspek membaca kreatif!
Soal
13. Hal apakah yang paling penting untuk
meningkatkan minat/motivasi membaca siswa ?
14. Apa yang dimaksud menulis/mengarang?
15. Jelaskan mengapa ketrampilan menulis harus
diajarkan melalui tahap demi tahap!
16. Jika karangan/hasil tulisan siswa berbentuk
naratif, aspek-aspek apakah yang harus dinilai?

Anda mungkin juga menyukai