Anda di halaman 1dari 25

Model-Model Pembelajaran Terpadu

Kelompok 1
Adi Laksana 859025781
Ni Ketut Artini 859026199
Ni Luh Putu Meilawati 859027223
Ni Luh Wayan Prabhawati Susmitha 859027778
I Gusti Ayu Adhi Widyari 859027792
Ni Putu Ayu Hendri Warsiti 859027785

UNIVERSITAS TERBUKA DENPASAR


Tahun 2022
Peta Konsep
Model-model Pembelajaran Terpadu
Model-Model
Pembelajaran

Model Pembelajaran Model Pembelajaran


Terpadu Terpadu di SD

Model Penggalan Model Jaring Laba- Model Jaring Laba-


(Fragmented) laba (Webbed) laba (Webbed)

Model Model
Keterhubungan Model Galur/
benang (Threaded) Keterhubungan
(Connected) (Connected)

Model Sarang Model Keterpaduan Model Keterpaduan


(Nested) (Integrated) (Integrated)

Model
Urutan/Rangkaian Model Celupan
(Sequenced) (Immersed)

Model Bagian Model Jaringan


(Shared) (Networked)
Model-model Pembelajaran Terpadu
Ditinjau dari cara memadukan konsep,
keterampilan, topik, dan unit tematisnya,
menurut seorang ahli yang bernama Robin
Fogarty (1991) terdapat sepuluh cara atau
model dalam merencanakan pembelajaran
terpadu. Kesepuluh cara atau model
tersebut adalah:
1. fragmented, 6. webbed,
2. connected, 7. threaded,
3. nested, 8. integrated,
4. sequenced, 9. immersed,
5. shared, 10. networked.
Secara singkat kesepuluh model tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut.
Model-model Pembelajaran Terpadu
1. Model Penggalan (Fragmented)
Model fragmented ditandai oleh ciri pemaduan yang hanya terbatas
pada satu mata pelajaran saja. Misalnya, dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia, materi pembelajaran tentang menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis dapat dipadukan dalam materi
pembelajaran keterampilan berbahasa. Dalam proses
pembelajarannya, butir-butir materi tersebut dilaksanakan secara
terpisah-pisah pada jam yang berbeda-beda.
Model-model Pembelajaran Terpadu
1. Model Penggalan (Fragmented)
Menurut Padmono dalam bukunya Pembelajaran Terpadu melalui
Kurikulum Terpadu dalam Satu Disiplin Ilmu, mengatakan bahwa
pembelajaran terpadu melalui kurikulum terpadu fragmented terjadi
jika seorang guru memiliki keinginan agar siswa setelah menempuh
pembelajaran satu kurun waktu tertentu memiliki kemampuan atau
kecakapan tertentu. Kelebihan pembelajaran model ini adalah siswa
menguasai secara penuh satu kemampuan tertentu untuk tiap mata
pelajaran, ia ahli dan terampil dalam bidang tertentu. Sedangkan
kekurangannya adalah Ia belajar hanya pada tempat dan sumber
belajar dan kurang mampu membuat hubungan atau integrasi
dengan konsep sejenis.
Model-model Pembelajaran Terpadu
2. Model Keterhubungan (Connected)
Model Connected dilandasi oleh angggapan bahwa butir-butir
pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu.
Butir-butir pembelajaran seperti; kosakata, struktur, membaca, dan
mengarang misalkan, dapat dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia. Pengusaan butir-butir pembelajaran tersebut merupakan
keutuhan dalam membentuk kemampuan berbahasa dan bersastra. Hanya
saja pembentukan pemahaman, ketrampilan, dan pengalaman secara utuh
tersebut tidak berlangsung secara otomatis. Karena itu, guru harus menata
buti-butir pembelajaran dan proses pembelajarannya secara terpadu.
Untuk membantu Anda memahami model itu, coba perhatikan gambar
atau ilustrasi di samping.
Model-model Pembelajaran Terpadu
3. Model Sarang (Nested)
Model nested merupakan pemanduan berbagai bentuk penguasaan konsep
ketrampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Misalkan, pada jam-jam
tertentu seorang guru memfokuskan kegiatan pembelajaran pada pemahaman
tentang bentuk kata, makna kata, dan ungkapan dengan saran pembuahan
ketrampilan dalam mengembangkan daya imajinasi, daya brpikir logis,
menentukan ciri bentuk dan makna kata-kata dalam puisi,

Pembelajaran berbagai bentuk penguasaan konsep dan ketrampilan tersebut keseluruhannya


tidak harus dirumuskan dalam tujuan daya imajiansi dan berpikir logis dalam hal ini
disikapi sebagai bentuk ketrampilan yang tergarap saat siswa memakai kata-kata, membuat
ungkapan dan mengarang puisi. Untuk mengetahui telah dikuasainya ketrampilan tersebut
ditunjukan oleh kemampuan mereka dalam membuat ungakapan dan mengarang puisi.
Untuk mebantu Anda memahami model ini, coba perhatikan gambar atau ilustrasi di
samping.
Model-model Pembelajaran Terpadu
4. Model Urutan/Rangkaian (Sequenced)
Model sequenced merupakan model pemaduan topik-topik antar mata pelajaran
yang berbeda secara paralel. Isi cerita dalam roman sejarah misalnya, topik
pembahasannya secara paralel atau dalam jam yang sama dapat dipadukan
dengan ikhwal sejarah perjuangan bangsa, karakteristik kehidupan sosial
masyarakat pada periode tertentu maupun topik yang menyangkut perubahan
makna kata. Topik-topik tersebut dapat dipadukan pembelajarannya pada alokasi
jam yang sama.
Kelebihannya yaitu dengan menyusun kembali urutan topik, bagian dari unit, guru dapat
mengutamakan prioritas kurikulum daripada hanya mengikuti urutan yang dibuat penulis
dalam buku teks, membantu siswa memahami isi pembelajaran dengan lebih kuat dan
bermakna. Sedangkan kekurangannya yaitu diperlukkan kolaborasi berkelanjutan dan
fleksibilitas semua orang yang terlibat dalam content area dalam mengurutkan sesuai peristiwa
terkini.
Model-model Pembelajaran Terpadu
5. Model Bagian (Shared)
Model shared merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya
“overlapping” konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih. Butir-butir
pembelajaran tentang kewarganegaraan dalam PPKN misalnya, dapat
bertumpang tindih dengan butir pembelajaran dalam Tata Negara, PSPB, dan
sebagainya.
Kelebihannya yaitu lebih mudah dalam menggunakannya sebagai langkah awal maju secara
penuh menuju model terpadu yang mencakup empat disiplin ilmu, dengan menggabungkan
disiplin ilmu serupa yang saling tumpang tindih akan memungkinkan mempelajari konsep
yang lebih dalam. Sedangkan kekurangannya yaitu model integrasi antar dua disiplin ilmu
memerlukan komitmen pasangan untuk bekerjasama dalam fase awal, untuk menemukan
konsep kurikula yang tumpang tindih secara nyata diperlukan dialog dan percakapan yang
mendalam.
Model-model Pembelajaran Terpadu
6. Model Jaring Laba-laba (Webbed)
Model webbed adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan
pendekatan tematik, dimulai dengan menentukan tema, kemudian dikembangkan
menjadi sub tema dengan memperhatikan keterkaitan tema tersebut dengan mata
pelajaran yang terkait.

- Kelebihan
a) Guru dapat mengaitkan mata pelajaran dengan kehidupan dan keadaan
lingkungan disekitar anak, baik itu di sekolah, rumah dan sebagainya.
b) Model ini juga memudahkan anak untuk melihat berbagai kegiatan atau
berbagai gagasan yang berbeda, namun saling terkait dalam satu tema.
Model-model Pembelajaran Terpadu
6. Model Jaring Laba-laba (Webbed)
- Kekurangan
a) Langkah yang sulit dalam pembelajaran terpadu model jaring laba –
laba adalah menyeleksi tema.
b) Adanya kecenderungan merumuskan suatu tema yang dangkal sehingga
hal ini hanya berguna secara artifisial di dalam perencanaan kurikulum.
Model-model Pembelajaran Terpadu
7. Model Galur/ benang(Threaded)
Dengan menggunakan ide yang ada dalam metakurikulum dapat ditargetkan
serangkaian keterampilan berpikir tertentu untuk memasukkan prioritas isi
pembelajaran yang ada. Model ini sangat sesuai jika digunakan sebagai salah
satu alternative untuk menuju penyatuan pokok bahasan
-Kelebihan
a) Guru akan lebih menekankan pada aspek perilaku metakognitif sehingga
siswa akan belajar bagaimana seharusnya mereka belajar.
- Kekurangan
a) Hubungan antara dan diantara pokok kajian materi sama sekali tidak
ditekankan.
Model-model Pembelajaran Terpadu
8. Model Keterpaduan (Integrated)
Model Keterpaduan (Integrated) yaitu pembelajaran yang menggabungkan bidang
studi denggan cara menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling
berhubungan di dalam beberapa bidang studi. Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan antar bidang studi.
-Kelebihan
• Siswa saling mengaitkan, saling menghubungkan diantara macam-macam bagian
dari mata pelajaran.
• Mendorong motivasi murid
- Kekurangan
• Model ini sulit dilaksanakan secara penuh; membutuhkan keterampilan
tinggi,percaya diri dalam prioritas konsep, keterampilan dan sikap.
• Membutuhkan model tim ahli pada bidang untuk merencanakan dan mengajar
bersama.
Model-model Pembelajaran Terpadu
9. Model Celupan (Immersed)
Model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu proyek.
Model Immersed dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring dan
memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan medan
pemakaiannya. Model ini merupakan satu dari model yang memungkinkan pelajar
menyeberang dan atau tetap di dalam mata pelajaran tenggelam dalam minat dan
kemaunnya untuk belajar.
Kelebihan:
• Setiap siswa mempunyai ketertarikan mata pelajaran yang berbeda maka secara
tidak langsung siswa yang lain akan belajar dari siswa lainnya.
Kekurangan:
• Siswa yang tidak senang membaca akan mendapat kesulitan untuk mengerjakan
proyek ini, sehingga siswa menjadi kehilangan minat belajar.
Model-model Pembelajaran Terpadu
10. Model Jaringan (Networked)
Model pembelajaran yang berupa kerjasama antara siswa dengan seorang ahli dalam
mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang
disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu
dari berbagai sumber.

Kelebihan:
• Siswa dapat memperluas wawasan pengetahuan pada satu atau dua mata
pelajaran secara mendalam dan sempit sasarannya.
Kelemahan:
• Kemungkinan motivasi siswa akan berubah kedalaman materi pelajaran menjadi
dangkal secara tidak sengaja karena mendapat hambatan dalam mencari sumber.
Model Pembelajaran Terpadi di Sekolah Dasar
Dari model-model pembelajaran yang dikemukakan oleh Robin Fogarty dan
Jacobs tidak semuanya model pembelajaran tepat diterapkan di Sekolah Dasar di
Indonesia. Menurut hasil pengkajian Tim Pengembang PGSD (1997), terdapat tiga
model pembelajaran terpadu yang paling cocok atau tepat untuk diterapkan di
Sekolah Dasar di Indonesia, yaitu:
1. Model Jaring Laba-laba (Webbed)
Model jaring laba-laba (Webbed) adalah model pembelajaran terpadu
yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini dimulai dengan
menentukan tema, yang kemudian dikembangkan menjadi subtema
dengan memperhatikan keterkaitan tema tersebut dengan mata pelajaran
yang terkait. Dari subtema tersebut diharapkan aktivitas siswa dapat
berkembang dengan sendirinya.
Model Pembelajaran Terpadi di Sekolah Dasar
Kekuatan pembelajaran terpadu model jaring laba-laba adalah sebagai berikut:
a. Adanya faktor motivasional yang dihasilkan dari menyeleksi tema yang sangat
diminati.
b. Model jaring laba-laba relatif lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum
berpengalaman.
c. Model ini mempermudah perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema ke dalam
semua bidang isi pelajaran.
d. Memberi kemudahan bagi siswa dalam melihat kegiatan-kegiatan yang saling terikat.
Model Pembelajaran Terpadi di Sekolah Dasar
Kelemahan pembelajaran terpadu model jaring laba-laba sebagai berikut:
a. Langkah yang sulit dalam pembelajaran terpadu model jaring laba-laba adalah
menyeleksi tema.
b. Adanya kecenderungan merumuskan suatu tema yang dangkal sehingga hal ini hanya
berguna secara artifisial di dalam perencanaan kurikulum.
c. Guru dapat menjaga misi kurikulum.
d. Dalam pembelajaran guru lebih fokus pada kegiatan daripada pengembangan konsep.
Model Pembelajaran Terpadi di Sekolah Dasar

2. Model Keterhubungan (Connected)


Model keterhubungan adalah keterkaitan dalam seluruh bidang, keterkaitan antar topik,
keterkaitan antar konsep, keterkaitan antar keterampilan, mengaitkan tugas pada hari ini dengan
selanjutnya bahkan ide-ide yang dipelajari dalam satu semester dengan ide-ide yang akan
dipelajari pada semester berikutnya di dalam satu bidang studi.
Model Pembelajaran Terpadi di Sekolah Dasar
Kekuatan pembelajaran terpadu model keterhubungan adalah:
a. Dengan mengaitkan ide-ide dalam satu mata pelajaran, siswa memiliki keuntungan
gambaran yang besar seperti halnya suatu mata pelajaran yang terfokus pada satu aspek.
b. Konsep – konsep kunci dikembangkan siswa secara terus menerus sehingga terjadi
internalisasi.
c. Mengaitkan ide - ide dalam suatu mata pelajaran memungkinkan siswa mengkaji,
mengkonseptualisasi, memperbaiki dan mengasimilasi ide secara berangsur angsur dan
memudahkan transfer atau pmindahan ide – ide tersebut dalam memecahkan masalah.
Model Pembelajaran Terpadi di Sekolah Dasar
Kelemahan model pembelajaran keterhubungan adalah:
a. Berbagai mata pelajaran di dalam model ini tetap terpisah dan nampak tidak terkait,
walaupun hubungan dibuat secara eksplisit antara mata pelajaran (interdisiplin).
b. Guru tidak didorong untuk bekerja secara bersama-sama sehingga isi pelajaran tetap
terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep dan ide-ide antara mata pelajaran.
c. Usaha-usaha yang terkonsentrasi untuk mengintregrasikan ide-ide dalam suatu mata
pelajaran dapat mengabaikan kesempatan untuk mengembangkan hubungan yang lebih
global dengan mata pelajaran lain.
Model Pembelajaran Terpadi di Sekolah Dasar

3. Model Keterpaduan (Integrated)


Menggunakan pendekatan antar mata
pelajaran. Model ini diusahakan dengan
cara menggabungkan mata pelajaran
dengan cara menetapkan prioritas kurikuler
dan menentukan keterampilan, konsep, dan
sikap yang saling tumpang tindih di dalam
beberapa mata pelajaran.
Model Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar
Kekuatan pembelajaran terpadu model integrated adalah:
a. Memudahkan siswa untuk mengarahkan keterkaitan dan keterhubungan di antara berbagai
mata pelajaran.
b. Memungkinkan pemahaman antar mata pelajaran dan memberikan penghargaan terhadap
pengetahuan dan keahlian.
c. Mampu membangun motivasi.

Kelemahan pembelajaran terpadu model integrated adalah:


a. Model yang sangat sulit diterapkan secara penuh.
b. Menghendaki guru yang terampil, percaya diri dan menguasai konsep, sikap dan
keterampilan yang sangat di prioritaskan.
c. Menghendaki tim antar mata pelajaran yang terkadang sulit dilakukan, baik dalam
perencanaan maupun pelaksanaan.
KESIMPULAN

Kesepuluh model pembelajaran terpadu lebih pada cara mengemas materi ajar ke
dalam bentuk tema-tema hingga sub tema. Guru disini hanya terima jadi untuk
mengajarkan setiap tema kepada siswa siswinya dan Guru perlu mencari sebuah strategi
untuk menyampaikan materi tersebut agar mampu dipahami oleh peserta didik. Disinilah
peran guru sangat penting untuk jeli melihat kondisi dari kelas yang diampunya masing-
masing agar bisa menggunakan cara mana yang tepat menyampaikan materi ajar yang
tersedia kepada mereka.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai