Anda di halaman 1dari 34

Pola pikir

Menurut FD. Hollman:


Ada 4 (empat) corak atau pola pikir masy adat: 1) relegio magis; 2)
kommunal; 3) Kontan dan 4) visual.
Relegoi magis
• Bushar Muhammad
Bhw org Indonesia pd dasarnya berpikir dan merasa serta bertindak
didorong oleh kepercayaan (religi) kpd tenaga-2 gaib (magis) yg
mengisi, menghuni seluruh alam semesta (dunia kosmis), dan terdpt
pd org, binatang, tumbuh-tumbuhan besar dan kecil, benda-2
berbentuk luar biasa. Semua tenaga itu membawa seluruh alam
semesta dlm suatu keadaan keseimbangan. Keseimbangan itulah yg
senantiasa yg hrs ada dan dijaga, apabila terganggu hrs dipulihkan. Yg
diwujudkan dalam beberapa upacara, pantangan atau ritus (rites de
passage).
Unsur relegio magis
• Menurut Koentjoroningrat dan Bushar M, unsur relegio magis adalah:
1. kepercayaan kpd mahluk-2 halus, roh-2 yg menempati seluruh
alam;
2. kepercayaan kpd kekuatan sakti, yg terdpt pd benda, binatang,
manuasia yg luar biasa;
3. Anggapan bhw kekuatan sakti pasif dpt digunakan sbg magische
kracht, dlm perbuatan ilmu gaib.
4. Anggapan bhw kelebihan kekuatan sakti dpt menyebabkan
keadaan kritis dan menibulkan berbaagai bahaya gaib, dpt dihindari
dg pantangan
Kommunal
• Menurut hukum adat manusia merupakan mahluk dan ikatan
kemasyarakatan yg kuat, rasa kebersamaan meliputi seluruh lapangan
hukum adat. Keadaan ini menggambarkan bhw sifat individu
seseorang terdesak ke belakang. Masy sbg satu kesatuanlah yg
memegang peranan, menentukan, dan patutannya tdk boleh dan tdk
dapat disia-2kan. Dengan demikian, kepentingan individu selalu
diimbangkan oleh kepentingan umum, dan hak individu dalam hukum
adat diimbangi oleh hak-2 umum
lanjut
Prof Dr. Achmad Sanusi, sifat komunal ini dimana setiap orang merasa
dirinya benar-benar selaku anggota masyarakat bukan sebagai oknum
yang berdiri sendiri, terlepas dari imbangan-imbangan sesamanya, ia
menerima hak serta menanggung kewajiban sesuai dengan
kedudukannya
Komunal dan hak subyektif
• Menurut Soepomo:
Dalam masy, hak-2 seorg atas harta benda berfungsi sosial, artinya
hak-2 itu tdk boleh digunakan secara bebas menurut kehendak
pemilik hak itu, melainkan tiap-2 penggunaan hak hrs dibenarkan oleh
fungsi hak itu di dlam golongan atau persekutuan ybs.
Mis. Hak atas tanah dlm Ps. 6 UUPA
Kontan/tunai
• Artinya dengan suatu pernyataan nyata, suatu perbutan simbolis atau
pengucapan, maka tindakan hukum yang dimaksud telah selesai
seketika itu.
Visual/konkrit
Bhw dlm hal-2 tertentu senantiasa dicoba dan diusahakan supaya
hal-2 dimaksud, diinginkan atau dikehendaki, ditranspormasikan atau
diberi wujud suatu benda atau ditetapkan dengan suatu benda yg
kelihatan. (kls siang)
Sistem Hukum Adat/Barat
1.Hukum barat:
Mengenal dua hak, (kebendaan dan perorangan), hukum adat tdk membagi kedua
hak tersebut.
2. Hukum Barat:
Membagi hukum menjadi dua (hk Publik dan hk privat), hukum adat tidak
membendakan pembagian bidang hukum tsb, karena kedua menjadi satu.
3. Hukum Barat:
Pelanggaran hk dibeadakan menjadi dua (Hukuim pidana dan perdata). Hk adat
tiap pelanggaran diperlukan dikembalikan seperti keadaan semula. Jd kepala adat
memutuskan upaya /reaksi adat utk memulihkan kondisi tsb. (kls pagi 08)
Pelembaga Hk.Adat
• Meskipun terus mengalami perubahan sesuai dg perkembangan
masy, namun tetap melembaga shgga menjadi pedoman prilaku
warga masy.
• Pelembagaan diartikan sbg sesuatu yg: diketahui, dipahami, dihayati
dan diterapkan (mis. Peristiwa perkawian, dan upacara kematian)
Saluran Pelembagaan
• Menurut Alfian:
Proses sosialisasi nilai agama dan adat mempunyai saluran yg kuat
dlm masy. shgga bs terus mempengaruhi pola-2 interaksi sos yg ada
dan berlaku, sebab itu agama dan adat lebih cepat melambaga dlm
masy, krn ada saluran yg mengakar dan kuat dlm masy.
Proses Pelembagaan
1. Tdk dilakukan dgn pendidikan formal, ttp dg upara adat,
msuyawarah kerapatan adat dll;
2. Sugesti dari genarasi tua agar hk adat dan adat-istiadat diterapkan
dlm kehidupan sos;
3. Penerapan sanksi jika melanggar hukum adat.
(Penelitian ttg Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan di lampung, 1980)
Masyarakat hukum Adat
• Istilah:
Secara yuridis-normatif belum ada istilah yg difinitif ttg istilah “masy
hk adat” atau “masy adat” saja.
Dlm UUD 45, UU No.39/1999 dan UU No.41/1999, menggunakan
istilah “masy hk adat” sdgkan UU No.20/2003, ttg Sistem Pendidikan
Nas dan UU No.21/2001, ttg Otonomi Khusus Prov. Papua, memakai
istilah “Masy adat”
Pengertian
Ter Haar:
Masy hk adat adalah sekelompok masy yg tetap dan teratur dgn
mempunyai kekuatan sendiri dan kekayaan sendiri, baik yg berwujud
maupun tak berwujud.
Tak seorgpun dr mrk mempunyai pikiran utk pembubaran kel masy
tsb.
Masy Swasembada
Menurut Soepomo, masy hk adat merupakan masy swasembada.
Mis. Famili di Minangkabau, diketuai Penghulu Andiko, terdiri dr
bbrp bagian yakni “rumah” atau “jurai” dikepalai seorg Mamak
Kepala Waris
Di Jawa dikenal dgn “Desa” mempunyai tata susunan tetap, ada
pengurus, wilayah dan harta benda, bertindak sbg kesatuan keluar,
dan tak mungkin dibubarkan.
Dasar dan susunan
masy.hk adat
Menurut Soepomo, persekutuan hk Indonesia dibagi atas dua gol:
1) Pertalian keturunan (geneologis) dan 2) berdasarkan lingkungan
daerah (territorial). Ada pula tata susunan masy berdasarkan kedua
faktor tsb, (geneologis-territorial)
Masy. Hk Geneologis:
. Adlh kesatuan masy yg tetap dan teratur, dimana anggota masynya
terikat pd suatu garis keturunan yg sama dr satu leluhur, baik krn hub
daerah atau secara tdk langsung krn tali perkawinan.
lanjut
Menurut Maine, bknya berjudul “Ancient Law” dasar
keturunan ini disebut “ tribal constitution” Sedangkan
dasar teretorial disebut “territorial constitution”
Dasar keturunan merupakan satu2nya dasar, setelah itu
baru dasar tempat/territorial.
Macam Masy Geneologis
1. Masy Patrilinial:
Adlh susunan masy yg menarik dr garis keturunan bapak (garis
lelaki), Mis pd masy Batak, (marga Situmorang, Lubis, Marpaung
dll). Masy lampung, (marga Buwai Nunyai, Buway Unyi dll).
2. Masy Matrilinial:
Adlh susunan masy yg menarik dr garis keturunan menurut garis
ibu. Mis susunan masy Minangkabau, Kerinci, Semendo di Sumsel
dll.
lanjut
• Masy Parental, yakni masy yang menarik garis keturuan baik dari
pihak ibu dan bapak secara bersamaan. Mis. Jawa, Sunda, Aceh Bali
dan Kalimantan
Masy. Hk Territorial:

Adlh masy yg tetap dan teratur, dimana anggota masynya terikat pd


suatu daerah kediaman tertentu, baik dlm konteks kehidupan dunia
maupun dlm hub dgn aspek rokhani sbg tempat pemujaan thdp roh
leluhurnya ( Ter Haar, 1960 dan van Dijk, 1954). Mis. DESA di Jawa
dan bali, MARGA di Palembang.
Macam Masy hk teritorial
1. Persekutuan desa:
Suatu tempat kediaman bersama dlm daerah sendiri, termasuk bbrp
pendukuhan yg ada di sekitarnya yg tunduk pd perangkat desa yg
berpusat di desa.
2. Perkutuan daerah:
Suatu tempat kediaman bersama dan menguasi tanah hak ulayat yg
terdiri dr bbrp dusun dg pusat pemerinthan adat bersama. Mis.
Masy Nagari di Minang; Marga dgn dusun-2 di dlmnya di Sumsel
dan Lampung.
lanjut
3.Perserikatan desa:
Apabila bbrp desa atau marga terlekan berdampingan yg masing-2
berdiri sendiri, mengadakan kerjasama utk kepentingan bersama. Mis
Perserikatan Marga Empat Tulang Bawang di lampung, yg terdiri dari
marga-2 Buway Bolan.
lanjut
3. Masy. Territorial-Geneologis:
Adlh kesatuan masy yg tetap dan teratur, dimana anggota bukan saja
terikat pd tempat kediaman, melainkan juga terikat pd hub keturunan
pertalian darah atau kekerabatan.
Contoh: kampong yg hanya ditempati satu gol (clan).
Daerah/kampong-2 terdekat juga ditempati satu bagian clan.
Kampong ini terdpt di pulau Enggano, Buru, Seram dan Flrores. (Ter
Haar).
Wilayah HK Adat
Van Vollenhoven, tlah menyusun wilayah hk adat disebut rechtskring
(lingkaran hk), dimana tiap-2 lingkaran hk adat, dpt dibagi lg ke dlm
kubukan-2 hk.
Lingkaran hk adat itu ada 19 daerah mulai dr Aceh s/d Jabar.
Bebrapa lingkaran hk adat
1. Aceh ( Aceh besar, Pantai barat Aceh, Singkel dan Simeulue).
2. Tanah Gayo, Alas dan Batak, Nias.
3. Minangkabau (Padang, Agam, Tanah Datar, Lima Puluh Kota, tanah
Kampar, dan Korintji).
4. Sumatera Selatan, (Bengkulu, Lampung: Abung, Peminggir, Pubian,
Rebang dan Tulangbawang.
19. Jawa Barat (Parahiangan, Tanah Sunda, Jkt dan banten)
Pendekatan Suku Bangsa
Menurut Selo Soemarjan, pendekatan lain utk menelaah wilayah hk
adat adalah suku bangsa. Di Indonesia ada banyak masy, tiap-2 suku
bangsa adalah masy tersendiri.
Menurut Geerts, (dlm Nasikun, 1984), jumlh suku bangsa di
Indonesaia ada 300.
Jumlah suku bangsa

No Wilayah Jumlah
1. Sumatera 49
2. Jawa 7
3. Kalimantan 73
4. Sulawesi 117
5. Nusa Tenggara 30
6. Maluku-Ambon 41
7. Irian Jaya 49
Soerjono S dan Soeleman B.T, 1983
Korelasi Lingkaran Hk Adat
dan suku bangsa
Relevansi lingkatan hk adat dan suku bangsa dlm studi hk adat,
terletak pd aspek kegunaan dan kenyataan yg ada.
kegunaan: ialah sbg alat bantu utk menemukan hk adt yg relatif
seragam, dr aspek kenyataanya bhw suku bgs msh menunjukkan
keberadaanya dlm neg kita.
lanjut
Dlm kehidupan sehri-2 warga masy masih mengidentifikasikan dirinya
dgn suku bangsa atau bahkan lebih sempit dari itu.
Mis: suku Melayu, Bugis, Cina, Dayak dll
Tipologi masy. Indonesia
Berdasarkan antropologi dan sosiologi, masy Indonesia yg bercorak
Bhinika Tunggal Ika, dpt digolongan sbg “masya majemuk”. Salah satu
tipe masy majemuk adalah terdiri ats sejumlah suku bgs yg terwujud
dlm satuan-2 dan kebudayaan yg masing-2 berdiri sendiri yg
disatukan oleh kekuatan nasional sbg sebuah negara. (Suleman
Biasane T)
Golongan kebudayaan
Sifat majemuk masya Indonedsia, dpt dibagi 3 (tiga) gol yg masing-2
mempunyai corak sendiri-2 yakni: 1) Kebudayaan suku bangsa
(dikenal kebudyaan daerah); 2) kebudayaan umum lokal; dan 3)
kebudayaan nasional
SUBYEKTUM YURIS
Subyek hk adalah org dan atau badan hukum yg dpt
melahirkan/menimbulkan hak dan kewajiban dlm lalu lintas hukum.
Badan hukum dlm konteks hukum adat adalah desa, suku, nagari,
wakaf dan yayasan.
Sifat Subyek hukum
1. Mandiri krn mempunyai kemampuan penuh utk bersikap tindak;
2. terlindung, dianggap tak mampu bersikap tindak;
3. Perantara, berkemampuan penuh, tp sikap tindaknya dibatasi,
sebatas kepentingan para pihak.

Anda mungkin juga menyukai