Anda di halaman 1dari 24

JOURNAL READING

The Effect of Soft Contact Lens Wear on


Corneal Thickness, Curvature, and Surface
Regularity
DOKTER PEMBIMBING :
Kolonel (Purn.) dr. Trining Poernomo, Sp.M

 
DISUSUN OLEH :
Riantika Nur Utami

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MATA RST BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
IDENTITAS JURNAL
Judul
The Effect of Soft Contact Lens Wear on
Corneal Thickness, Curvature, and
Surface Regularity

Your Picture Here Penulis


RP Sah, N Paudel, M Chaudhary,
P Adhikari, SK Mishra

Penerbit
Journal of Chitwan Medical College 2014;
4(8): 35-39 Available online at:
www.jcmc.cmc.edu.np
Abstrak
• Lensa kontak memiliki keunggulan kosmetik dan optik dibandingkan
kacamata
• Penggunaan lensa jangka panjang dapat mempengaruhi anatomi kornea
normal dan fisiologi melalui berbagai cara

Tujuan penelitian : untuk menentukan efek dari pemakaian lensa kontak lunak

ketebalan, kelengkungan, dan regularitas permukaan kornea

• 138 mata (69 subjek) memakai lensa kontak selama >1 tahun dievaluasi.
• Satu mata dari setiap kasus dipilih secara acak untuk analisis
• Sistem topografi kornea Nidek Magellan Mapper topografi kornea
anterior.
• Ketebalan kornea sentral (CCT)  Quantel Medical Axis II PR.
Abstrak
• Cornea topografi & pengukuran CCT (138 mata dari 69 subjek)
• Usia rata-rata  kasus 24,76 ± 5,52 tahun
kontrol 25,13 ± 5,49 tahun
• Durasi rata-rata pemakaian lensa kontak  4,83 ± 4,19 tahun
• Rata-rata CCT  kasus 527,56 ± 37,40 mikron
kelompok kontrol 544,60 ± 26,10 mikron.
• Rata-rata ketebalan kornea sentral dalam kelompok kasus secara signifikan
kurang dari sekitar 16,31 μm dibandingkan dengan kontrol (P <0,05, 95% CI
dari perbedaan: 9 μm - 24μm).
• Indeks SRI dan SAI secara signifikan lebih besar pada pemakai lensa kontak
daripada di kelompok kontrol (P = 0,00 untuk SRI dan SAI).

Regular Corneal Pachymetry dan penilaian topografi wajib dilakukan pada pengguna lensa
kontak lunak karena pemakaian lensa jangka panjang mengurangi ketebalan kornea sentral
dan meningkatkan ketidakteraturan permukaan kornea.
LATAR BELAKANG
Lensa kontak
Lensa kontak merupakan salah satu mode koreksi kelainan refraksi yang
paling umum. Jauh lebih baik daripada kacamata dalam berbagai
aspek optik

Efek

Lensa kontak memiliki kelebihan namun juga memiliki


beberapa kelemahan. Dapat menyebabkan perubahan
kelengkungan kornea dan status refraksi mata selama
beberapa hari bahkan setelah penghentian lensa kontak;
Selain itu, juga menyebabkan perubahan keteraturan
permukaan kornea dan perubahan ketebalan kornea.
SOFT LENS

Bentuk kornea anterior dapat dipengaruhi oleh perubahan


metabolisme normal (misalnya, pembengkakan yang diinduksi) karena
hipoksia atau oleh kekuatan mekanik akibat mikrotrauma kronis
selama memakai lensa kontak.
LATAR BELAKANG

Penelitian ini merupakan pendekatan untuk menetapkan perubahan-perubahan


di antara individu-individu di Nepal dan membandingkan hasil penelitian ini
dengan penelitian serupa lainnya di wilayah geografis yang berbeda karena
modalitas dan jenis lensa yang digunakan sangat bervariasi di antara negara-
negara yang berbeda untuk mengkonfirmasi asosiasi penggunaan lensa kontak
lunak jangka panjang dengan kelengkungan kornea, keteraturan permukaan
kornea dan ketebalan kornea sentral.
Metode Penelitian

November 2010 – Oktober 2011


35%

BP Koirala Lions Center for Ophthalmic Studies


(BPKLCOS); a tertiary eye care center of Nepal
Con’t..

Metode Penelitian
Sampling

Case Control Study 138 mata (69 orang)


dengan miopia dan
menggunakan lensa kontak
selama 1 tahun
Kriteria Inklusi

Menggunakan
Pasien miopia lensa kontak >
1 tahun
Kriteria eksklusi

penyakit pengguna
riwayat kornea atau lensa Tidak bersedia
patologi operasi
kontak berpartisipasi
okular
okular sebelumnya RGP
The Nidek Magellan Mapper corneal to- Quantel medical
pography system evaluasi topografi
kornea anterior Axis II PR

Indeks topografi :
Simulated Keratometry (Sim K1 and Sim
K2), Minimum Keratometry, (Min ketebalan kornea
K),Surface Regularity Index (SRI),Surface
Asymmetry sentral
Index (SAI) ,and Potential Visual Acuity
(PVA ).
Hasil
penelitian
Hasil
penelitian
Hasil
penelitian
DISKUSI
Selain mempunyai banyak keuntungan, lensa kontak dapat
mempengaruhi anatomi dan fisiologi lensa

Lensa kontak bertindak sebagai penghalang untuk proses


fisiologis normal yang mempengaruhi aktivitas metabolisme
rutin

Pemakaian lensa kontak dapat menyebabkan perubahan kelengkungan


kornea akibat dari hipoksia dan efek mekanis pada kornea. Nutrisi
kornea tergantung pada glukosa menyebar dari aqueous humor dan
oksigen yang menyebar melalui film air mata

Hipoksia, yang dapat disebabkan oleh pemakaian lensa kontak,


meningkatkan metabolisme anaerobik dan menurunkan
metabolisme aerobik

edema kornea karena hipoksia yang diinduksi oleh lensa dan efek
mekanis yang mengakibatkan perubahan kelengkungan kornea.
Some Research ???

Liu dan Pflugfelder Sanati dan Temel Montenegro dkk.

menginvestigasi efek dari


lensa kontak rigid permeabel tidak mengamati
dan lensa kontak lunak perubahan kelengkung- lensa kontak gas
terhadap lengkungan kornea an kornea yang permeabel yang kaku
dan ketebalan kornea pada signifikan dengan
64 mata dari 34 pasien menyebabkan
memakai lensa kontak
yang memakai lensa
lunak, tetapi mencatat
lengkungan kornea
kontak selama 5 hingga lebih sering daripada
35 tahun. Mereka pendataran yang
menemukan signifikan di meridian lensa kontak lunak.
peningkatan signifikan curam.
dalam nilai K minimum dan
K maksimum.
Beberapa penelitian telah melaporkan peningkatan kelengkungan kornea,
sedangkan yang lain telah mencatat
Moshaver et al. 2004
penurunan atau Rudmik
Dedhia dkk. 2013
tidak dan
ada perubahan.
Leung 2014
2 Dalam mata
 ESPAL pelajaran kami, Praktik
vs Tampon nilai-nilai
tradisionalSim K adalah 44,03
 ESPAL vs ± 1,84 dan
44,73 ±konvensional
1,92 dalam kasus dan 44,33 ± 1,45 dan 44,80
vs ESPAL
± 1,46 dalam
Embolisasi

kontrol; penurunan kelengkungan kornea ringan diamati tetapi tidak


signifikan secara statistik dan klinis.
Zuguo Liu dan Stephen C. Pflugfelder
• Lensa kontak menginduksi hipoksi peningkatan metabolisme
anaerob peningkatan produksi laktat dan edema stroma

• edema stroma kronis dan perubahan biokimia dalam komposisi


stroma kornea

penipisan kornea

• peningkatan osmolaritas air mata dan paparan kronis pada film air
mata hiperosmotik
Tidak ada korelasi antara durasi pemakaian
lensa kontak dan ketebalan kornea sentral
yang diamati dalam penelitian kami tidak
seperti penelitian yang dilakukan oleh
Pflugfelder et al di mana mereka menemukan
korelasi negatif yang signifikan terhadap
panjang waktu lensa kontak yang dipakai.

Alasan yang mungkin karena rentang durasi


pemakaian dalam penelitian ini; mean = 4,83 ±
4,19 tahun (kisaran: 1-22 tahun) sedangkan
durasi rata-rata pemakaian lensa kontak dalam
penelitian mereka adalah 13,45 ± 6,42 tahun
(rentang: 5–35 tahun).
CONT’
Tidak ada korelasi antara durasi pemakaian lensa kontak dengan SRI dan
SAI. Demikian pula, tidak ada korelasi yang diamati antara waktu pemakai-
an lensa kontak dan CCT, SRI atau SAI. Ini mungkin karena variasi durasi
pemakaian CL dan waktu pemakaian lensa kontak.

Peneliti juga memeriksa kemungkinan bahwa


ketebalan kornea berkorelasi dengan derajat
miopia. Korelasi yang buruk antara ketebalan
kornea sentral dan tingkat miopia ditemukan
dalam penelitian ini yang konsisten dengan
penelitian yang dilaporkan sebelumnya.
KESIMPULAN
Pemakaian lensa kontak lunak jangka panjang secara signifikan mengurangi
ketebalan kornea sentral, meningkatkan permukaan kornea yang asimetris
dan ketidakteraturan permukaan dibandingkan dengan pemakai lensa non-
kontak. Di era modern dari operasi refraktif ini juga penting untuk mengukur
ketebalan dan topografi kornea selama evaluasi preoperatif pasien, terutama
durasi pemakaian CL yang lebih lama, untuk menentukan apakah seseorang
cocok menjalani operasi kornea. Penting juga untuk memantau perubahan
fisiologis dan anatomi yang diinduksi oleh pemakaian lensa untuk mencegah
komplikasi lebih lanjut.
Insert Your Image

Anda mungkin juga menyukai