Anda di halaman 1dari 28

Journal Reading

Effect of Spectacle Lenses Designed to Reduce Relative Peripheral


Hyperopia on Myopia Progression in Japanese Children: a 2‑year
Multicenter Randomized Controlled Trial
Hiroyuki Kanda, Tetsuro Oshika, Takahiro Hiraoka, Satoshi Hasebe,
Kyoko Ohno‑Matsui, Satoshi Ishiko, et al

Fitri Rahmaniani, S.Ked


Mitha Kartika Sari, S.Ked

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN ACHMAD
2021
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
• Miopia berat faktor risiko beberapa penyakit mata, termasuk retinopati miopia, ablasi
retina, dan glaukoma, yang dapat menyebabkan kebutaan
• Beberapa studi klinis telah meneliti teknik untuk mencegah progresifitas miopia,
termasuk penggunaan lensa kacamata
• Carl Zeiss Vision telah mengembangkan beberapa lensa kacamata baru untuk
orang dengan miopia (tipe I, II, dan III) yang mengurangi defokus hiperopik relatif di
retina perifer
• Carl Zeiss Vision telah mengembangkan beberapa lensa kacamata baru untuk orang
dengan miopia (tipe I, II, dan III) yang mengurangi defokus hiperopik relatif di retina
perifer

• Penelitian di Cina tidak terdapat perbedaan dalam ketiga tipe kacamata tersebut.
Namun pada usia anak 6 – 12 tahun dengan riwayat orang tua myopia memiliki hasil
yang berbeda pada lensa tipe III yaitu lensa MyoVision.
TUJUAN PENELITIAN
1. Mengkonfirmasi efikasi lensa MyoVision dalam mencegah progresifitas
miopia pada anak-anak Jepang yang lebih muda (berusia 6-12 tahun)
dengan riwayat orang tua miopia.
METODE PENELITIAN
• Penelitian ini merupakan randomized double-blind placebo-controlled trial
• Desain penelitian prospektif
• Lokasi dan waktu penelitian: : University of Tsukuba Hospital, Asahikawa Medical
University Hospital, Okayama University Hospital, Tokyo Medical and Dental University Medical
Hospital, University Hospital Kyoto Prefectural University of Medicine, Keio University Hospital,
dan Osaka University Hospital selama 2 tahun

• Partisipan dipilih acak sebanyak 207 anak (6 – 12 tahun) yang telah


disetujui oleh orangtua. Perekrutan antara februari 2011 – Juni 2012
KRITERIA INKLUSI
• Peserta (dan orang tua mereka) yang memberikan persetujuan tertulis
• Peserta dapat mengikuti evaluasi secara berkala
• Peserta dari kedua gender yang berusia antara 6 dan 12 tahun
• Peserta dengan miopia bilateral (refraksi setara s[SER] mulai dari 1,50 hingga 4,50
D)
• Peserta dengan astigmatisme 1,50 D
• Peserta tanpa penyakit mata selain kelainan refraksi
• Peserta dengan riwayat orang tua miopia (minimal 1 orang tua dengan miopia).
KRITERIA EKSKLUSI
• Partisipan dengan anisometropia > 1,50 D; (2)
• Peserta dengan ketajaman visual desimal terkoreksi < 1,0 (20/20) pada
setidaknya 1 mata
• Peserta dengan strabismus;
• Peserta yang memakai kacamata bifokal atau lensa tambahan progresif
• Peserta yang memakai lensa kontak ortokeratologi
• Peserta yang sebelumnya berpartisipasi dalam studi klinis tentang pencegahan
perkembangan miopia.
ALUR PENELITIAN
• Partisipan dibagi 2 kelompok:
1. Kontrol (SVL)
2. Eksperimen (Lensa Myo Vision)
• Partisipant memakai lensa SVL atau Myo Vision selama 24 bulan
• Partisipan memakai kacamata >8 jam per hari
• Meminta persetujuan setelah itu melakukan tes tajam penglihtan,
pengukuran refraksi secara subjektif, pengukuran refraksi secara
objektif, dan pengukuran panjang aksial
PEMERIKSAAN
Ketajama BCVA Refraksi subjektif Refraksi Objektif Panjang
n Mata siklopegik subjektif non siklopegik axial
siklopegik

Donders dengan diagram Autorefrak IOL


cincin Landolt yang terletak 5 tometer Master
m di depan peserta dengan
0,01 D
• Pemeriksaan dilakukan 6, 12, 18 dan 24 bulan setelah kunjungan pertama
• Jika ketajaman visual menurun <1,0 (20/20), kekuatan lensa diganti berdasarkan
refrkasi subjektif siklopegik
ANALISIS STATISTIK
• Data dianalisis menggunakan IBM SPSS Statistics for Windows, versi 24.0

• Pada penelitian ini menggunakan analisis Uji T-Test dan Chi-square


HASIL PENELITIAN
Tabel. 1 Participants’ profile (age, SER, and AL, mean ± standard deviation values for
the average of both eyes
Tabel 2. Results of the mixed-effects model fitted to 2-year SER change for both eyes (n =
406)
Gambar 3. Results of the mixed-effects model fitted to the 2-year AL elongation for
both eyes (n = 406)
Gambar 4. Changes in the adjusted mean SER change (top) and AL elongation
(bottom) of both eyes at each visit
DISKUSI
Kelainan refraksi perifer berperan penting dalam
peningkatan miopia

• Mencegah peningkatan myopia dengan menggunakan kontak lensa


• Kacamata konvensional untuk mengkoreksi kelaianan refrakasi
• Tetapi myopia cenderung terjadi penurunan focus hyperopia perifer
relative
DISKUSI
Lensa MyoVision dirancang untuk dapat
memurunkan myopia. Namun tidak ada
perbedaan dalam penurunan myopia dengan
lensa MyoVision dan SVL

• Berbeda dengan penelitian sebelumnya di Cina: tidak terdapat


perbedaan antara penggunaan lensa MyoVision dengan SVL, Namun
pada usia 6 -12 tahun dengan riwayat orang tua myopia memiliki
perbedaan
DISKUSI
Beberapa penelitian telah melakukan dalam menurukan myopia
dengan lensa kontak bifocal dan ortokeratologi

• Serupa dengan penelitian yang dilakukan Lam CS, et al: terdapat


penurunan 25% dengan kontak lensa bifokal
• Serupa penelitian yang dilakukan Cho P, et al: terdapat penurunan 43%
dengan ortokeratologi
• Ketidaksejajaran antara garis pandang dan sumbu optic lensa rentan
terhadap gerakan mata di kacamata daripada kontak lensa
• Kacamata tidak memiliki efek koreksi pada hyperopia perifer
• Oleh karena itu disarankan kekuatan kacamata tambahan untuk setiap
individu
KESIMPULAN
• Tidak terdapat pebedaan dalam peningkatan myopia dengan
menggunakan lensa MyoVision dan kacamata monofokal
• Perlu penelitian lanjut untuk merancang lensa yang dapat
mengurangi defocus hyperopia perifer secara individual dan
untuk menguji efek lensa ini pada pencegahan progresifitas
miopia.
TERIMA KASIH
• Ima : Apa maksud SER ?
Contoh :
Mata kanan S -3,00 D, C +1,00 D  tidak diresepkan, harus ditransposisikan terlebih dahulu
C ditambah ke S, axis dibalik jika awalnya 180 menjadi 90
Mata kiri S +1,00 D, C -3,00 D
SER = - 3,00 + ½ (+1,00) = S -2,50 D
Diagnosis : OD astigmatisma miopia compositus
OS astigmatisma mixtus
• Afandi : Apa RCT double blind dan mengapa dipilih sebagai metode pada penelitian ini ?
• Double blind=ketersamaran. Karena, biasanya mind st peneliti dengn outcome dari myovision
merupakan yang terbaik. Untuk menyingkir bias pada hasil penelitian
• Contohnya bagaimana: hanya pada bagian optik yang mengetahui kelompok kontrol dan
eksperimen
• Riri : Cara pengukuran panjang axial ?
• Zila : mengapa hanya meneliti miopia -1,50 s/d -4.00 D ?

• Puput : mengapa memasukkan riwayat orang tua minimal 1 orang memiliki miopia pada
kriteria inklusi
• Tanggapan :
• Rara : mengapa miopia berat >-6.00 SD tidak dimasukkan pada penelitian ini ?
• Goho : mengapa follow up dilakukan dilakukan tiap 6 bulan ?
• 6, 12, 18, 24  menyamakan sta
• Ukuran kacamata disesuaikan dari hasil pemeriksaan refraksi sikloplegik
• Vina : pertimbangan menggunakan kacamata min 8 jam ?
• Pemakaian min 8 jam sehari diianggap sebagai pengguna kacamata jangka panjang. Pada
penggunaan <8 jam sehari kurang dapat menggambarkan pengaruh penggunaan kacamata
terhadap outcome. Diduga min 8 jam pemakaian baru memberikan efek.
• Tasya : apa perbedaan antara lensa myovision dan lensa kelompok kontrol ?
• Zul : mengapa dilakukan pemeriksaan sikloplegik dan non sikloplegik ?
• Sikloplegik : diberikan obat tetes mata  menghindari bias pada ako
• Vinni : mengapa sampelnya pada anak-anak 6-12 tahun ?
• Penelitian ingin mengkonfirmasi hasil penelitian di China yang menunjukkan terdapat berkurangnya perkembagan
miopia pada penggunaan lensa myovision pada kelompok umur 6-12 tahun
• Pada penelitian sebelumnya dibandingkan 2 kelompok umur yaitu 6-12 tahun dan13-14 tahun.
• Andri : apakah ada perbedaan pemeriksaan sikloplegik dan non sikloplegik pada kel uji dan kontrol
• Tidak ada, pemeriksaannya sama
• Wahyu : adakah hipotesis yang menjelaskan pengaruh penggunaan lensa myovision terhadap perkembangan
miopia ?

Anda mungkin juga menyukai