OLEH :
FITRI RAHMANIANI
NIM. 1508121772
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
LINGKUNGAN DAN RUMAH SEHAT
Fifia Chandra, SKM, MKM
Rumah sehat
– Diatur dalam Kepmenkes No 829/Menkes/SK/VII/1999
– Rumah adalah kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai tempat
tinggal atau hunian yang digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim
dan makhluk hidup lainnya, serta tempat pengembangan kehidupan
keluarga.
– Kesehatan perumahan adalah lokasi fisik, kimia dan biologik di dalam
rumah, lingkungan rumah dan perumahan sehingga memungkinkan
penghuni atau masyarakat meperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Persyaratan kesehatan lingkungan perumahan
– Lokasi
Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam, pada daerah bekas tempat
pembuangan akhir sampah dan bekas lokasi pertambangan, dan pada daerah
rawan kecelakaan dan daerah kebakaran
– Kualitas Udara, Kebisingan dan getaran
Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas
beracun baik oleh alam atau aktivitas manusia dan memenuhi persyaratan baku
mutu udara yang berlaku.
Tingkat kebisingan di lokasi tidak melebihi 45-55 dBA
– Kualitas Tanah
Timah hitam (Pb) maksimal 300 mg/kg, Arsenik total maksimal 100mg/kg,
Cadmium (Cd) maksimal 20 mg/kg dan Benzo (a) pyrene maksimal 1 mg/kg
– Kualitas Air Tanah
Minimal harus memenuhi persyaratan air baku, ai minum (golongan B) sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
– Sarana dan Prasarana Lingkungan
Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga
dengan kontruksi yang aman dari kecelakaan, sarana drainase yang
tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit dan memenuhi
persyaratan teknis sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku, sarana jalan lingkungan dengan konstruksi jalan
tidak membahayakan kesehatan, konstruksi trotoar jalan tidak
membahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat, bila ada
jembatan harus diberi pagar pengaman, lampu penerangan jalan
tidak menyilaukan.
– Tersedia sumber air bersih
– Memiliki akses terhadap sarana pelayanan umum dan sosial
– Pengaturan instalasi listrik harus memenuhi keamanan
– Binatang Penular Penyakit
Indeks lalat dan Indeks jentik nyamuk (angka bebas jentik) di perumahan
memenuhi syarat.
– Penghijauan
Persyaratan kesehatan rumah tinggal
– Bahan Bangunan
Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepas zat-zat yang dapat membahayakan
kesehatan dan tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan
berkembangnya mikroorganisme patogen
– Komponen dan penataan ruang rumah
Lantai kedap air dan mudah dibersihkan, dinding di ruang tidur, ruang keluarga
dilegkapi sarana ventilasi untuk pengaturan sirkulasi udara, di kamar mandi dan
tempat cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan
– Pencahayaan
Pencahayaan alam dan/atau buatan yang langsung maupun tidak langsung dapat
menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan
– Kualitas Udara
Suhu udara nyaman berkisar 18-30 derajat celsius, Kelembaban udara berkisar
antara 40%-70%, Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam,
Pertukaran udara 5 kaki kubik per menit per penghuni, Konsentrasi gas CO tidak
melebihi 110 ppm/8 jam, Konsentrasi gas formaldehid tidak melebihi 120 mg/m3
– Ventilasi
Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% dari luas
lantai
– Binatang Penular Penyakit
Tidak ada tikus bersarang di dalam rumah
– Air
– Tersedianya sarana air bersih dengan kapasitas minimal
60/hari/orang
– Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih
dan/atau air minum sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku
– Tersedianya sarana penyimpanan makanan yang aman
– Limbah
– Limbah cair yang berasal dari rumah tidak mencemari sumber air,
tidak menimbulkan bau, tidak mencemari permukaan tanah
– Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau,
pencemaran terhadap permukaan tanah serta air.
– Kepadatan Hunian Rumah Tidur
– Luas ruangan tidur minimal 8 meter, dan tidak dianjurkan
digunakan lebih dari 2 orang tidur dalam 1 ruangan tidur, kecuali
anak dibawah umur 5 tahun.
SUMBERDAYA DAN PENCEMARAN AIR, DAMPAK LINGKUNGAN
DAN KESEHATAN MASYARAKAT
Adrial A. Bakar
Pengertian
Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi
dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukannya. Penyebab terjadinya pencemaran dapat berupa masuknya
mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air sehingga
menyebabkan kualitas air tercemar.
Indikator pencemaran air
- Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan
tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya
perubahan warna, bau dan rasa
- Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan
zat kimia yang terlarut, perubahan pH
- Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan
mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen.
Sumber pencemaran air
Banyak penyebab sumber pencemaran air, tetapi secara umum dapat
dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu :
- Sumber langsung meliputi efluen yang keluar dari industri, TPA sampah,
rumah tangga dan sebagainya.
- Sumber tak langsung adalah kontaminan yang memasuki badan air dari
tanah, air tanah atau atmosfir berupa hujan
Dampak pencemaran air
Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi dalam 4 kategori (KLH, 2004)
- dampak terhadap kehidupan biota air
Akan mengakibatkan kehidupan dalam air yang membutuhkan oksigen terganggu
serta mengurangi perkembangannya
- dampak terhadap kualitas air tanah
- dampak terhadap kesehatan
Ada beberapa penyakit yang masuk dalam katagori water-borne diseases, atau
penyakit-penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak terdapat di daerah-
daerah. Penyakit-penyakit ini dapat menyebar bila mikroba penyebabnya dapat
masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat
Perairan akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang
menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan.
Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika
Pengertian sampah
Suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia
maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis
Hakikat sampah
-adalah suatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai
semula
Klasifikasi
A. Zero waste
Recycle: Mengolah produk yang sudah menjadi sampah untuk dapat digunakan
kembali sebagai produk yang sama atau produk lainnya
2. Bank Sampah, adalah suatu wadah yang dapat menampung sampah lingkungan
dan dihargai dengan sejumlah uang.
Bank Sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah serta
memiliki manajemen layaknya perbankan tapi yang ditabung bukan uang
melainkan sampah.
3. Pengomposan
Sampah rumah tangga yang sudah di pilah, menyisakan sampah organik yang
dapat dilakukan pengomposan dan kembali bermanfaat untuk pupuk tanaman
4. Lobang Biopori
Adalah lobang yang dibuat secara tegak lurus (vertikal) kedalam tanah dengan
diameter 10-30 cm dan kedalaman 100 cm. dan diisi dengan sampah organik
sebagai sumber makanan fauna bawah tanah dan akar tanaman yang mampu
membuat biopori atau liang didalam tanah. Lobang tidak melebihi muka air tanah
dangkal.
B. Waste to Energy
SURVEILANCE DAN INVESTIGASI WABAH PENYAKIT BERBASIS
LINGKUNGAN
Andra Syafril, SKM, M.Kes
Pengertian surveilans
Surveilans adalah pengamatan yang dilakukan secara terus-menerus terhadap
masalah kesehatan (penyakit dan lingkungan ) tertentu dan segala aspeknya
dengan cara pengumpulan data,analisis, interpretasi, dan penyebar-luasan
informasi (disseminasi) kepada orang-orang yang berkepentingan sehingga dapat
dipergunakan untuk pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan tersebut.
Tujuan
• Memprediksi dan mendeteksi dini epidemi (outbreak)
• Memonitor, mengevaluasi dan memperbaiki program pencegahan dan
pengendalian penyakit
• Memasok informasi untuk penentuan prioritas, pengambilan kebijakan,
perencanaan, implementasi dan alokasi sumber daya kesehatan
• Monitoring kecenderungan penyakit endemis dan mengestimasi dampak
penyakit dimasa mendatang
• Mengidentifikasi kebutuhan riset dan investigasi lebih lanjut
Tahap-tahap
I. Tahap Persiapan
1. Menetapkan tujuan surveilans
2. Tetapkan definisi kasus ( DHF, Diare, KEP, Tipus Abd, AFP, dll )
3. Tentukan sumber data
4. Tetapkan instrumen yang dipakai manual atau elektronik, dll
5. Bagaimana sistemnya
6. Tentukan indikator, teknik analisis dan sistem disseminasi informasi.
II. Pengumpulan data
1. Data yang dikumpulkan harus :
a. Sistematis : urutan jelas
b. Terus-menerus : untuk melihat tren & variasi
c. Lengkap, tepat waktu, benar serta jujur
2. Sumber data : harus cukup banyak
3. Pengumpulan data
a. Sistem primer : mrpk proses rutin dan berkesinambungan, berasal dari :
Registrasi kematian, Laporan kesakitan, Laporan dari lab, masyarakat, dll
b. Sistem sekunder : sesuai dengan kebutuhan, ke sekolah, pasar, tempat
lokalisasi, penyelidikan KLB, dll.
4.Hal yang diperhatikan dalam pengumpulan data
a. Kasus yang tepat, sesuai kriteria
b. Pencatatan cermat, jangan banyak missing & tdk bisa dibaca.
c. Format tersedia dengan baik dan cukup
d. Instrumen dimengerti oleh petugas
e. Penyimpanan data yang baik, jangan ada yang hilang
f. Adanya kontrol yang baik, kebenaran, ketepatan, dan kelengkapan
g. Harus ada sistem pengiriman yang benar dan jelas.
III. Tahap analisis dan interpretasi
• Data yang sudah terkumpul mingguan, bulanan dan tahun
diolah, dianalisis, dibandingkan dengan cut of point, disimpulkan dan
diinterpretasikan.
Surveilans di pintu masuk dan wilayah
1.Kewaspadaan
Upaya kewaspadaan yang dilakukan antara lain:
a. Pemutakhiran informasi untuk mengetahui perkembangan penyakit dari
negara-negara lain
b. Mengidentifikasi faktor risiko yang memberi peluang terjadinya transmisi
penyakit di bandara dan tindakan perbaikan (respon)
c. Mendeteksi adanya kasus di poliklinik (laporan harian KKP/ zero reporting).
d. Mendeteksi adanya kasus dengan gejala tertentu di antara petugas KKP atau
otoritas bandara/ pelabuhan/ PLBD dan operator/ agen alat angkut yang
kontak dengan penumpang dari negera terjangkit mengenai ada tidaknya yang
mengalami. (laporan harian KKP/zero reporting).
2.Deteksi dini
a. Pengawasan terhadap orang
b. Pengawasan terhadap barang :
» Pemeriksaan terhadap barang-barang yang dibawa dari negara terjangkit.
c.Pengawasan terhadap alat angkut :
» Pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen kesehatan alat angkut.
» Pemeriksaan langsung kesehatan alat angkut oleh tim petugas KKP.
3.Kesiapsiagaan
a. Sumber Daya Manusia (SDM)
b. Sarana dan prasarana
c. Pembiayaan
4.Respon
• Tata laksana kasus
• Rujukan
• Manajemen specimen
• PE dan penanggulangan
• Pelaporan
• Komunikasi risiko
• Jejaring kerja
Diseminasi dan advokasi
• Hasil analisis dan interpretasi di diseminasikan kepada orang-orang yang
berkepentingan dan sebagai umpan balik.
• Advokasi dilakukan kepada Bupati / Walikota dan DPRD
Penyakit berbasis lingkungan
• Kondisi patologis (kelainan fungsi atau morfologi) suatu organ tubuh yang
disebabkan oleh interaksi manusia dengan segala sesuatu disekitarnya
yang memiliki potensi penyakit
• Penyakit yang memiliki akar atau hubungan yang erat dengan lingkungan
dan kependudukan
Wabah penyakit menular
Wabah Penyakit Menular adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular
dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari
pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka
Prosedur investigasi wabah
1. Persiapan investigasi 5. Mendiskripsikan wabah
2. Memastikan adanya wabah 6. Mengembangkan hipotesis
3. Memastikan diagnosis 7. Menguji hipotesis
4. Membuat definisi/kriteria 8. Memulai upaya kontrol
kasus 9. Memulai upaya surveilans
KLB penyakit menular
KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang
bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu,
dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah
Kriteria KLB:
Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak
dikenal pada suatu daerah
Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam
jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode
sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari atau minggu menurut jenis penyakitnya.
Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan
dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun
sebelumnya.
Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian
kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya.
Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun
waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50 % (lima puluh persen) atau lebih
dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya
dalam kurun waktu yang sama.
Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya
dalam kurun waktu yang sama.