Asriah (Akhlak Dan Etika)
Asriah (Akhlak Dan Etika)
ETIKA SOSIAL
BERMASYARAKA
T
Selalu banyak ibroh dari perjalanan
kehidupan seorang shaleh. Tindakan mereka
adalah teladan. Ucapan mereka tuntunan.
Bahkan takdir yang mereka alami pun
membuahkan faidah pelajaran. Seorang
tabi’in (murid para sahabat Nabi) yang
bernama Muhammad bin Sirin rahimahullah
adalah salah satu di antara mereka.
Abu Bakar bin Umrah alBashri atau biasa
dikenal dengan Ibnu Sirin, termasuk
salah seorang tujuh tabi’in yang terpercaya
sekaligus
seorang yang ahli dalam menafsirkan mimpi
sebagai
suatu anugerah yang diberikan Allah SWT
kepadanya.
Ibnu Sirin dilahirkan dua tahun sebelum
pemerintahan
khalifah Umar bin Khattab berakhir.
Ayah Muhammad bin Sirin adalah Sirin
atau Abu Amrah maula. Ayahnya dahulu
adalah budak Anas bin MalikKemudian
setelah ayah beliau dibebaskan dari
perbudakan, tampaklah keinginan pada
diri beliau untuk menyempurnakan
separuh agamanya dengan menikah,
maka mulai lah ayahnya Muhammad bin
Sirin mencari seorang wanita yang akan
menjadi pendampingnya hingga jatuhlah
pilihan beliau pada seorang wanita mulia
maula (bekas budak) Abu Bakr ash
Dalam kesehariannya, Ibnu Sirin membagi waktunya
untuk melakukan tiga aktivitas menuntut ilmu,
beribadah
dan berdagang. Sebelum subuh sampai waktu duha,
dia
berada di masjid al-Bashra. Di sana dia belajar dan
mengajarkan tentang berbagai pengetahuan Islam.
Setelah duha hingga sore hari, dia berdagang di pasar.
Ketika berdagang dia selalu menghidupkan suasana
ibadah dengan senantiasa melakukan dzikrullah, amar
ma’ruf dan nahi mungkar. Malam hari, dia dikhususkan
untuk bermunajat kepada Allah SWT, tangisannya
Dalam berdagang, Muhammad bin
Sirin sangat berhati-hati. Ia memiliki
pemahaman yang detail tentang
agama, wawasan yang tajam untuk
membedakan mana yang halal dan
mana yang tidak. Ada kalanya
sikapnya ini mengundang keheranan
bagi sebagian orang.
Muhammad bin Sirin pernah membeli madu.
Madu ini kebetulan dibeli satu gentong
besar.Waktu dia beli ditaruh di gentong.
Rupanya malam hari waktu dia tidur, dia lupa
tutup gentong itu. Masuk tikus. Dan ini madu
diambil karena jumlahnya banyak, jatuh
tempo. Muhammad bin Sirin rahimahullah
lupa tutup, masuk tikus, tikusnya waktu dia
bangun pagi dilihat mati di madu itu nggak
bisa keluar
Muhammad bin Sirin rahimahullah
mengambil madu itu, semuanya
dibuang. Dibuang. Sengaja cari
sungai. Dibuang. Dia bukan buang
biasa, dibuang di sungai supaya
mengalir.Orang-orang semua
datangin, “Wahai Muhammad bin
Sirin, tinggal kamu angkat tikusnya,
yang lainnya jual!”
Kenapa kok harus semuanya dibuang?”
-Dipercaya
-Luas akan ilmu pengetahuan nya
-Baik budi pengertian nya
-Sangat dihormati
"Thankyou"