Anda di halaman 1dari 20

PROFESI AKP

Timbul dan berkembangnya profesi


akuntan publik di suatu negara adalah
sejalan dengan berkembangnya
perusahaan dan berbagai bentuk
badan hukum perusahaan di negara
tersebut
Profesi akuntan publik menghasilkan
berbagai jasa bagi masyarakat: jasa
atestasi dan jasa non atestasi. Jasa
atestasi terdiri dari: auditing,
examination, review , dan prodesur
yang disepakati.
Secara umum auditing adalah suatu sistematik
untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara objektif mengenai pernyataan tentang
kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk serta
penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai
yang berkepentingan. Ditinjau dari sudut
auditor independen, auditing adalah
pemeriksaan secara objektif atas laporan
keuangan suatu perusahaan atau organisasi
yang lain dengan tujuan untuk menentukan
apakah laporan keuangan tersebut menyajikan
secara wajar keadaan keuangan dan hasil
usaha perusahaan atau organisasi tersebut .
Laporan audit merupakan alat yang
digunakan oleh auditor untuk
mengkomunikasikan hasil audit nya
kepada masyarakat. Oleh karena itu,
makna setiap kalimat yang tercantum
dalam laporan audit baku dapat digunakan
untuk mengenal secara umum profesi
akuntan publik.
Laporan audit baku terdiri dari tiga
paragraf: paragraf pengantar , paragraf
lingkup , dan paragraf pendapat
Ada tiga tipe auditor menurut lingkungan
pekerjaan auditing: auditor independen ,
auditor pemerintah , dan auditor intern

Ada tiga tipe auditing: audit laporan keuangan,


audit kepatuhan, dan audit operasional. Hirarkhi
auditor dalam organisasi kantor akuntan publik
dibagi menjadi empat tingkat: partner, manajer,
auditor senior, dan auditor junior.
Etika Profesi
Aturan Etika Kompatemen Akuntan Publik
bersumber dari Prinsip Etika yang ditetapkan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Dlam kongresnya
tahun 1973, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk
pertama kalinya menetapkan kode etik bagi
profesi akuntan Indonesia, yang kemudian
disempurnakan dalam kongres IAI tahun 1981,
1986, 1994, dan terakhir tahun 1998. Etika
profesional yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia dalam kongresnya tahun 1998 diberi
nama Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia .
Kode Etik IAI dibagi menjadi empat bagian berikut
ini: (1) Prinsip Etika, (2) Aturan Etika, (3) Interpretasi
Aturan Etika, dan (4) Tanyan dan Jawab. Aturan
Etika Kompartemen Akuntan Publik terdiri dari:
100 Independesi, Integritas, dan Objektivitas
200 Standar Umum dan Prinsip Akuntansi
300 Tanggung Jawab kepada Klien
400 Tanggung Jawab kepada Rekan Seprofesi
500 Tanggung Jawab dan Praktik Lain
Struktur Pengendalian Intern ( STPI )

Pengendalian intern adalah suatu proses oleh


dewan komisaris, manajemen, dan personil lain,
yang didesain untuk memberikan keyakinan
memadai tentang pencapaian tiga golongan
tujuan: (1) keandalan pelaporan keuangan, (2)
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku, (3) efektivitas dan efesiensi operasi.
Tujuan pengendalian yang relavan dengan audit
atas laporan keuangan adalah “keandalan
pelaporan keuangan.”
Setiap pengendalian intern memiliki keterbatasan
bawaan: (1) kesalahan dalam pertimbangan, (2)
gangguan, (3) kolusi, (4) pengabaian oleh
manajemen, (5) biaya lawan manfaat.

Ada tiga cara yang biasanya dipakai oleh


auditor untuk mendokumentasikan hasil
pemahaman atas pengendalian intern
kliennya: kuesioner pengendalian intern
baku, uraian tertulis, dan bagan alir sistem.
Bukti Pemeriksaan

Bukti audit adalah segala informasi yang


mendukung angka-angka atau informasi
lain yang disajikan dalam laporan
keuangan, yng dapat digunakan auditor
sebagai dasar untuk menyatakan
pendapatnya. Standar lapangan pekerjaan
ketiga mewajibkan auditor memperoleh
bukti audit yang cukup dan kompeten
sebagai dasar untuk menyatakan pendapat
atas laporan keuangan yang diauditnya.
Ada delapan tipe bukti audit yang harus
diperoleh auditor dalam auditnya:
pengendalian intern, bukti fisik, bukti
dokumenter, catatan akuntasi,
perhitungan, bukti lisan, perbandingan dan
ratio, serta bukti dari spesialis.
Kertas Kerja
Kertas kerja adalah catatan yang
diselenggarakan oleh auditor mengenai
prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian
yang dilakukannnya, informasi yang
diperolehnya, dan simpulan yang dibuatnya
sehubungan dengan auditnya. Kertas kerja
merupakan mata rantai yang menghubungkan
catatan akuntansi klien dengan laporan audit
yang dihasilkan oleh audito
Empat tujuan terpenting pembuatan kertas kerja
adalah untuk: (1) mendukung pendapat auditor
atas laporan keuangan auditan, (2) menguatkan
simpulan-simpulan auditor dan kompetensi
auditnya, (3) mengkoordinasi dan mengorganisasi
semua tahap audit, dan (4) memberikan pedoman
dalam audit tahun berikutnya.

Ada lima tipe kertas kerja: program audit,


working trial balance, ringkasan jurnal
adjustment, skedul utama, dan skedul
pendukung.
 
Attribute Sampling untuk Pengujian Kepatuhan

Attribute sampling digunakan oleh auditor


terutama untuk menguji efektivitas
pengendalian intern ( dalam pengujian
pengendalian ). Ada tiga model attribute
sampling: (1) fixed-sample-size attribute
sampling, (2) stop-or-go-sampling, (3)
discovery sampling
Prodesur pengambilan simple dalam fixed-
sample-size attribute sampling dilakukan
sebagai berikut:
1. Penentuan attribute yang akan diperiksa untuk menguji
efektivitas pengendalian intern
2.Penentuan populasi yang akan diambil sampelnya
3.Penentuan besarnya sampel
4.Pemilihan anggota sampel dari seluruh anggota populasi
5.Pemeriksaan terhadap attribute yang menunjukkan
efektivitas pengendalian intern
6.Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap attribute anggota
sampel
Prosedur yang ditempuh oleh auditor dalam
menggunakan step-or-go sampling adalah sebagai berikut:

1.Tentukan desired upper presicon limit dan tingkat


keandalan.
2.Gunakan Tabel Besarnya Sampel Minimun untuk
Pengujian Pengandalian untuk menentukan sampel
pertama yang harus diambil.
3.Buatlah table step-or-go sampling.
4.Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel
Prosedur pengambilan sampel dalam
discovery sampling adalah sebagai berikut:

1.Tentukan attribute yang akan diperiksa.


2.Tentukan populasi dan besar populasi yang akan
diambil sampelnya.
3.Tentukan tingkat keandalan.
4.Tentukan desired upper precision limit.
5.Tentukan besarnya sampel.
6.Periksa attribute sample
7.Evaluasi hasil pemeriksaan.
Awal Pemeriksaan
ia akan melaksanakan pemeriksaan dalam
beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :
1.Melakukan tahap-tahap awal dari proses Pemeriksaan Akuntan
2. Mengumpulkan Informasi yang Melatarbelakangi Pemeriksaan
akuntan dan Perencanannya.
3. Mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan
kewajiban-kewajiban Legal Klien
4. Melakukan pengujian Analitik
5. Mengumpulkan informasi mengenai kemungkinan
Tersangkutnya Manajemen di Dalam kegiatan Penggelapan
6. Melakukan pengujian dalam Pemeriksaan Akuntan (Audit
Tests).
TAHAP-TAHAP PROSES PEMERIKSAAN
AKUNTAN :
1. Mengumpulkan Informasi untuk memperoleh
gambaran umum mengenai klien dan usahnya
2. Memahami Struktur Pengendalian Intern
3. Menguji Efektivitas Pengendalian Intern
4. Menguji Secara Langsung Saldo Rekening-rekening
neraca dan Rugi Laba
5. Menyelesaikan Pemeriksaan dengan Meringkas semua
hasil pengujian
6. Menerbitkan Laporan Keuangan
KESIMPULAN :

Tahap pertama yang harus dilalui oleh


akuntan publik dalam proses pemeriksaan
adalah pengumpulan informasi untuk
memperoleh gambaran umum mengenai
klien dan usahanya :

Anda mungkin juga menyukai