Anda di halaman 1dari 11

Integrated

Vector Controls
Integrated Vector Controls
• Menurut Peraturan No.374/MENKES/PER/III/2010
Tentang Pengendalian Vektor, Integrated Vector Controls
atau Pengendalian Vektor Terpadu (PVT) merupakan
pendekatan yang menggunakan kombinasi beberapa
metode pengendalian vektor yang dilakukan berdasarkan
azas keamanan, rasionalitas dan efektifitas pelaksanaannya
serta dengan mempertimbangkan kelestarian
keberhasilannya.
• Tujuan upaya pengendalian vektor adalah untuk mencegah
atau membatasi terjadinya penularan penyakit tular vektor
di suatu wilayah, sehingga penyakit tersebut dapat dicegah
dan dikendalikan.
Ciri-Ciri dan Fungsi Bagian
Tubuhnya
Ciri khusus serangga adalah tubuhnya terbagi menjadi tiga bagian
utama yaitu: Kepala (Caput); Dada (Thorax) dan Perut (Abdomen).
• Kepala mempunyai sepasang Antena, kepala serangga berbentuk
kapsul mempunyai beberapa sklerit dan menjadi keras. Bagian-
bagian kepala yaitu Front, Clypeus, Vertex, Occiput, Gena dan post
gena, Ocelli, mata majemuk, antena dan Alat mulut. Alat mulut
tersebut terdiri dari Labrum, Labium, Maksi1a, Mandibel, Palpus
Maksilaris dan Palpus Labialis.
• Thorax (dada) dada mempunyai tiga pasang tungkai dan satu/dua
pasang sayap atau tidak bersayap. Dihubungkan dengan kepala
oleh daerah leher yang menyempit dan bersifat membran. Daerah
ini terdiri dari tiga macam segmen yaitu: prothorax, mesothorax,
dan sayap belakang terletak pada metathorax, sayap belakang
Diptera mengalami modifikasi membentuk Halter.
• Abdomen (perut) terdiri dari 10 - 11 segmen. Pada segmen
pertama terdapat Timphauum (Alat Pendengar). Setiap
seqmen mempunyai spiraltel (stigma) Ruas-ruas ujung
belalang betina mengalami modifikasi menjadi alat genetalia
yang disebut Ovipositor.
Jenis-Jenis Serangga
Penyakit menular yang penularannya terutama oleh vektor dapat dibagi
menurut jenis vektor nya:
• Vektor nyamuk (mosquito borne diseases) antara lain: malaria, filariasis,
dan beberapa jenis virus encephalitis(seperti demam dengue)
• Vektor kutu louse (louse borne disease) antara lain epidemic tikus fever dan
epidemic relapsing fever.
• Vektor kutu flea (flea borne disease) pada penyakit pes dan tipus murin.
• Vektor kutu mite (mite borne disease) antara lain scrub tifus dan vesikular
ricketsiosis.
• Vektor kutu tick (tick borne disease) antara lain: spitted fever, epidemik
relapsing fever, dan lain-lain.
• Penyakit oleh serangga lainnya seperti sunly fever, lesmaniasis,
barthonellosis oleh lalat phlebotonus, onchocerciacis oleh blackflies genus
simulium, serta trypanosomiasis di Afrika oleh lalat tsetse, dan di Amerika
oleh kotoran kutu triatomid.
Pola Hidup/Morfologi/Siklus Hidup
Pola hidup/perilaku serangga:
• Proses pemunculan imago. Ditandai dengan adanya suatu celah/retakan
pada kulit telur (khorion) inang yaitu posisi dimana imago akan muncul.
Secara perlahan-lahan imago bergerak keluar yang diawali dengan
kedua antena keluar menerobos khorion dan selanjutnya diikuti dengan
bagian-bagian tubuh lainnya.
• Perilaku Kawin. Imago betina yang baru muncul segera dihampiri oleh
imago jantan yang sudah keluar terlebih dulu. Imago betina tidak segera
terbang tetapi aktif berjalan-jalan dan diikuti oleh imago jantan, dalam
waktu yang relative singkat maka sepasang imago tersebut segera
melakukan kopulasi. Selanjutnya imago pergi mencari makan/minum
cairan madu/nectar.
• Perilaku Oviposisi. Proses oviposisi diawali dengan kegiatan pra-
oviposisi. Imago betina yang sudah siap meletakkan telur, secara aktif
bergerak untuk mencari telur inang. Setelah menemukan sekelompok
telur inang, imago betina memeriksa kondisi telur satu per satu yaitu
dengan cara menyentuhkan antena dan palpus pada telur inang sampai
mendapatkan pilihan telur yang cocok.
Morfologi:
• Umumya tubuh serangga terbagi atas 3 ruas utama tubuh
(caput, torak, dan abdomen). Morfologi Serangga pada bagian
kepala, terdapat mulut, antena, mata majemuk (faset) dan
mata tunggal (ocelli). Pada bagian torak, ditemukan tungkai 3
pasang dan spirakel. Sedangkan di bagian abdomen dapat
dilihat membran timpani, spirakel, dan alat kelamin. Pada
bagian depan (frontal) apabila dilihat dari samping (lateral)
dapat ditentukan letak frons, clypeus, vertex, gena, occiput,
alat mulut, mata majemuk, mata tunggal (ocelli), postgena,
dan antena, Sedangkan toraks terdiri dari protorak,
mesotorak, dan metatorak. Sayap serangga tumbuh dari
dinding tubuh yang terletak dorso-lateral antara nota dan
pleura. Pada umumnya serangga mempunyai dua pasang
sayap yang terletak pada ruas meso toraks dan meta torak.
Pada sayap terdapat pola tertentu dan sangat berguna untuk
identifikasi.
Siklus hidup:
• Siklus hidup pada jenis T. Japonicum terjadi di dua alam yang
berbeda yaitu pada fase pra-imago (fase telur-larva-pupa) hidup di
dalam telur inang, memakan nutrisi dan merusak/membunuh inang.
Pada fase imago parasitoid hidup bebas di luar tubuh inang,
melakukan aktivitas makan, kawin dan meletakan telur/oviposisi. Pada
saat larva mencapai instar tiga, telur inang (sebagai media hidup larva
parasitoid) akan berubah warna menjadi hitam karena terbentuknya
butiran-butiran pada permukaan dalam khorion. Perubahan ini
merupakan ciri khas dari telur yang terparasit oleh T. japonicum.
Siklus hidup parasitoid ini sangat pendek yaitu 10,0 ± 0,8 hari. Hal
tersebut sangat menguntungkan untuk digunakan sebagai agensia
hayati dalam mengendalikan hama penggerek batang padi, mengingat
serangan hama S. innotata terjadi di sepanjang pertumbuhan tanaman
padi. Dengan demikian parasitoid akan berkembang secara kontinyu
hingga mencapai 9-10 generasi selama satu musim tanam padi.
Bionomik/Tempat
Perkembangbiakannya
Kebanyakan serangga adalah terestrial atau hidup di darat, tetapi ada jenis
serangga tertentu yang hidupnya akuatik atau hidup di air, misalnya: water
strider (Gerridae), dan kumbang air (Noteridae).
• Lalat menyenangi tempat – tempat yang basah seperti tumbuh –
tumbuhan yang busuk, sampah basah, kotoran binatang, benda – benda
organik dan kotoran yang menumpuk secara kumulatif (dikandang
hewan) sangat disenangi oleh larva lalat. Tempat yang secara umum
perindukan bagi lalat adalah tempat yang kotor dan basah.
• Kecoa umumnya lebih menyukai tempat-tempat yang kotor, lembab dan
sejuk. Seperti di WC, di bawah tumpukan barang-barang, di gudang yang
lembab dan berbau, atau di tempat-tempat kotor dan gelap lainnya.
• Nyamuk jenis Culex dapat hidup disembarang air, aedes hanya mau hidup
di air yang jernih/bersih beralaskan bahan buatan bukan tanah/alamiah,
Anopheles hidup di berbagai air seperti air payau, air tawar, air diam, dan
air beraliran tenang (sawah).
Penyakit Bawaannya
• Demam Berdarah Dengue (DBD)
• Malaria
• Filariasis
• Menimbulkan reaksi-reaksi alergi seperti dermatitis, gatal-
gatal, dan pembengkakan kelopak mata.
• Diare
• Leptospirosis atau penyakit kuning
• Pes merupakan penyakit zoonosa terutama pada tikus atau
rodent lain yang dapat ditularkan kepada manusia.
• Scrub typus
• Murine typhus
Integrated Controls Berdasarkan
Penyakit Bawaan Vektor
Perilaku hidup bersih dan sehat sangat diperlukan guna mencegah penyakit
bawaan dari vektor, tidak hanya dari individu saja, tapi juga faktor
lingkungan sekitar yang berpotensi dalam mendatangkan penyakit.
Tindakan preventif atau pencegahan yang dilakukan untuk meningkatkan
kesehatan dan mengurangi terjadinya penyakit yang dibawa dari vektor:
• Tangani penyebabnya
• Memotivasi masyarakat
• Pengendalian Vektor menggunakan prinsip-prinsip dasar manajemen,
pertimbangan terhadap penularan & pengendalian penyakit Pengendalian Vektor
Terpadu
a) Berdasarkan data tentang bio-ekologi vektor setempat, dinamika
penularan penyakit, ekosistem, dan perilaku masyarakat yang bersifat
spesifik lokal (evidence based).
b) Dengan partisipasi aktif berbagai sektor dan program terkait, Melakukan
Survei Dinamika Penularan (SDP) untuk mengidentifikasi meode
pengendalian vektor dengan mempertimbangkan REESAA (rasional, efektif,
efisien, sustainable, acceptable, affordable).

Anda mungkin juga menyukai