Entomologi Medik (Entomedik) adalah bagian dari Ilmu
Entomologi yaitu ilmu yang mempelajari segala sesuatu Pendahuluan tentang serangga dari phylum Arthropoda. Entomedik mempelajari khusus Arthropoda yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan baik langsung maupun tidak langsung. Di dalam dunia medik, Arthropoda dipelajari karena beberapa spesiesnya menimbulkan gangguan baik akibat tusukan, sengatan racunnya atau gigitannya, maupun karena perannya sebagai vektor penyakit, baik penyakit yang ditimbulkan virus, bakteri, jamur, maupun parasit seperti cacing dan protozoa. Struktur Secara morfologis bentuk tubuh Arthropoda ditandai oleh struktur tubuh yang bilateral symetris, tubuhnya seolah-olah Tubuh bersegmen, anggota badan terdiri dari beberapa sendi-sendi Serangga dan tubuh bagian luar diselaputi lapisan kitin yang keras membentuk eksoskeleton (kerangka luar).
Dalam garis besarnya, tubuh dibagi atas 3 bagian yaitu: kepala
(caput), dada (thoraks) dan perut (abdomen). Pada ketiga segmen thoraks terdapat sepasang kaki sedangkan organ tubuh tersusun berpasangan pada masing-masing segmen. Pada umumnya serangga hidup diatas tanah (bersifat terestrial), pada species yang hidup di air (serangga akuatik) seperti ketam dan kepiting, anggota gerak berfungsi sebagai pendayung waktu berenang/ berjalan di air. Struktur Tubuh Bagian kepala dilengkapi dengan alat indera seperti: antena bersegmen-segmen, sepasang alat peraba disebut palpa dan Serangga sepasang mata faset sederhana terdiri atas susunan lensa (Bagian majemuk. Alat mulut, sesuai dengan kebutuhan dari jenisnya dapat terdiri dari sepasang geraham yaitu maksila dan Kepala) mandibula atau sepasang alat pengunyah yang disebut chelicera (misalnya pada kecoa Blatta germanica), alat pengisap cairan makanan (pada lalat rumah Musca domestica), atau alat penusuk dan pengisap darah (pada nyamuk penyebar malaria Anopheles sundaicus). • Thoraks lazimnya terdiri atas 3 segmen yaitu prothoraks, mesothoraks, dan metathoraks dimana pada tiap segmen terletak sepasang kakinya Struktur yang masing-masing terdiri dari 6 ruas yaitu coxa, trochanter, femur, Tubuh tibia, tarsus, dan pretarsus. Pada beberapa species, masing-masing segmen thoraks kedua dan ketiga yaitu meso dan metathoraks Serangga dilengkapi dengan sepasang sayap dimana sayap kedua mungkin telah mengalami rudimentasi sehingga mengalami kemunduran dan (Thoraks) dianggap berfungsi hanya sebagai alat keseimbangan dan disebut halter. • Sayap yang terbentuk dari bahan membran yang transparan didukung oleh batang-batang yang terbuat dari bahan kutikula yang keras yang membentuk kerangka sayap dan disebut vena. Rangkaian percabangan vena pada sayap tiap spesies membentuk struktur konfigurasi khusus yang bersifat karakteristik dan sering digunakan untuk pengenalan atau identifikasi spesies. • Pada beberapa species, thoraks merupakan satu kesatuan dengan kepala dan disebut kefalothoraks (misalnya pada kalajengking atau scorpion) atau thoraks tak ada sama sekali (misalnya pada kepiting). • Bagian abdomen kebanyakan tampak jelas bersegmen. Pada Struktur beberapa spesies serangga seperti misalnya pada laba-laba, Tubuh segmen ini kurang terlihat jelas dan seolah-olah menyatu. Bila terlihat jelas, seluruhnya terdiri dari 11 segmen dan berakhir Serangga diujungnya dengan struktur yang disebut telson misalnya (Abdomen) kalajengking. Masing-masing segmen kadang-kadang dapat bergerak bebas karena hubungan antara dinding luar kitin yang keras dan kaku pada masing-masing segmen (sclerites) dihubungkan secara bebas oleh suatu membran yang lentur (fleksibel). • Pada semua Arthropoda ditemukan system-sistem pencernaan makanan, pernafasan, pembuangan kotoran dan sistem saraf. Pada serangga akuatik, pernafasan dilakukan dengan insang (gills) dan pada yang hidup didarat dilakukan dengan trachea yang sebenarnya adalah lanjutan dari kulit luar tubuh yang masuk ke dalam dan membentuk sistem saluran pernafasan. • Alat kelamin jantan dan betina pada umumnya terdapat terpisah Struktur pada masing-masing individu dan keturunan didapat dengan Tubuh perkawinan seksual walaupun ada beberapa spesies yang berketurunan tanpa melalui perkawinan (parthenogenesis). Alat Serangga (Alat kelamin ini terletak pada segmen abdomen kedelapan dan Kelamin) kesembilan pada betina dan hanya pada segmen kesembilan pada yang jantan. • Pada alat genital betina sering dijumpai organ ovipositor berbentuk corong atau belalai yang dapat dijulurkan dan digunakan untuk meletakkan telurnya pada benda-benda atau permukaan air. • Pada alat kelamin jantan terdapat sejenis penis yang dapat dimasukkan kedalam alat genital betinanya dan sebuah alat penjepit untuk memegangi betinanya yang disebut aedaegus (dibaca: edegus) Dalam proses pertumbuhan dan siklus hidup sejak stadium telur , Arthropoda mengalami beberapa fase proses perubahan bentuk tubuh Siklus Hidup yang disebut metamorfosis, ada dua macam, yaitu: • Metamorfosis lengkap (sempurna) terjadi perubahan dari telur, Serangga larva, pupa dan akhirnya dewasa. • Metamorfosis tidak lengkap terjadi perubahan dari telur, nympha dan akhirnya dewasa. Stadium-stadium pertumbuhan tersebut lazim dikenal dengan istilah instar seperti misalnya pada larva atau jentik nyamuk dikenal pertumbuhan dari larva instar 1 yang baru keluar dari stadium telur, hingga larva instar 4 yang akan masuk ke dalam stadium pembentukan kepompong atau pupa. Perlu diketahui pula bahwa dalam siklus perjalanan hidupnya, serangga selain mengalami perubahan bentuk juga sering mengalami perubahan ukuran (membesar) yang ditandai dengan proses pelepasan dan penggantian kulit luar yang disebut proses ekdisis. Serangga Aspek klinik/ peranan serangga Arthropoda terhadap ganguan Sebagai kesehatan ditimbulkan akibat perannya sebagai: 1.Penyebar/ vektor/ transmitter/ penular bibit penyakit. Pengganggu 2.Penyebab langsung gangguan kesehatan misalnya akibat gigitan kesehatan yang merusak kulit permukaan tubuh, oleh racun yang ditimbulkannya (misalnya sengatan lebah atau kalajengking) atau akibat hidupnya larva serangga pada jaringan tubuh (penyakit myiasis). Serangga Sebagai Serangga dapat menularkan penyakit dengan 2 cara: Pengganggu 1. Penularan mekanis : sering pula vektornya disebut sebagai vektor- kesehatan mekanik. pada cara ini, bibit penyakit tidak mengalami pertumbuhan atau (1) Sebagai Vektor pembiakan lebih dahulu dalam tubuh vektor. Bibit penyakit sekedar dipindahkan atau disebarkan secara mekanis karena kebetulan melekat pada bagian-bagian tubuh serangga misalnya pada bulu atau rambut kaki, proboscis, badan maupun sayap. Contoh: bakteri Salmonella atau Shigella penyebab diare secara mekanis disebarkan oleh lalat dan kecoa dari tempat yang kotor ke makanan atau minuman. 2. Penularan biologis : vektor Arthropoda disebut vektor biologis. Dalam istilah penularan secara biologis dikenal beberapa c.Sikliko–developmental -> didalam tubuh pengertian yaitu: vektor, penyebab penyakit terlebih dahulu a. Penularan secara propagatif -> penularan mengalami proses pendewasaan tanpa didahului oleh berkembang biaknya perkembangbiakan sebelum ditularkan. penyebab penyakit didalam tubuh vektor Misalnya: cacing Filaria dalam tubuh sebelum ditularkan artinya terjadi nyamuk Culex mengalami perubahan/ perbanyakan (multiplikasi) dalam jumlah pendewasaan dari bentuk mikrofilaria penyebab penyakit sebelum disebar menjadi makrofilaria. luaskan (dipropagasikan). Misalnya : d.Transovarial (Herediter) -> selain penyakit Pes oleh Pinjal. menularkan penyebab penyakit secara b. Sikliko-propagatif -> penularan didahului horizontal dari manusia ke manusia, vektor oleh pertumbuhan dan pembiakkan serangga yang mengandung penyebab penyebab penyakit dalam tubuh vektor penyakit dapat juga menurunkan penyebab sebelum ditularkan, dengan perkataan lain, penyakit tersebut secara vertikal yaitu penyabab penyakit terlebih dulu menjalani diturunkan melalui ovarium pada telur yang proses siklus hidup sambil memperbanyak diteteskannya sehingga larva yang keluar diri di dalam tubuh vektor. Misalnya: dari telur telah bersifat infektif mengandung Plasmodium penyebab malaria di dalam penyakit. Jadi penularan dapat berlangsung tubuh nyamuk Anopheles barbirostris. melalui generasi berikutnya. Misalnya: Serangga dapat menimbulkan gangguan kesehatan secara langsung Serangga Sebagai melalui beberapa cara yaitu: Pengaruh mekanis -> akibat serangga Pengganggu dewasa oleh: gigitan, hisapan, cucukan, juga karena gerak larva dalam jaringan tubuh, dan lain-lain. Sehubungan dengan pengaruh kesehatan mekanis ini dikenal beberapa istilah yaitu : (2) Sebagai a. Endoparasit -> serangga hidup sebagai parasit dan bersarang di Penyebab Penyakit dalam jaringan tubuh tuan rumah. Misalnya: larva lalat menyebabkan nyiasis pada jaringan tubuh manusia. b. Ektoparasit -> serangga menjadi parasit dan hidup pada permukaan/ diluar tubuh tuan rumah. Misalnya: kutu kepala (tuma). c. Parasit permanen -> serangga menjadi parasit seumur hidup dan menggantungkan hidupnya selamanya pada tuan rumah secara permanen. Ia bisa berpindah-pindah tuan rumah tetapi tidak bisa hidup bebas di alam. Misalnya: pinjal, tuma. d. Parasit periodik -> pada jenis ini, serangga pada periode tertentu dari siklus hidupnya bisa menjadi parasit dan pada fase lain bisa menjadi serangga yang bebas hidup dialam.