Anda di halaman 1dari 23

POTENSI

ANTI MIKROBA
DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 6
DOSEN PENGAMPU :
APT. AMALIA EKA PUTRI M.FARM
ANGGOTA KELOMPOK

AUDY RISMA SILVI SELA


DIDA HIDAYATUL ANJARSARI ANGGRAINI
PENDAHULUAN
• Hubungan Antara Actynomicetes, Rhizosfer
Dan Endofit
• Actynomicetes Berpotensi Sebagai Antibiotic
• Potensi Rhizosfer Dalam Meningkatkan
Ketahanan Tanaman
• Potensi Endofit Dalam Pakan Ternak
Hubungan Antara
Actynomicetes, Rhizosfer
Dan Endofit
• Actinomycetes, rhizosfer dan endofit berfungsi sebagai agen pengendali hayati.
• Actinomycetes merupakan bakteri gram positif yang diketahui kemampuannya dalam
menghasilkan senyawa kimia yang memilliki aktivitas biologi yang berpotensi
menghasilkan senyawa antibiotik (Bredhold et al. 2008).
• Sedangkan rhizosfer dan endofit merupakan tempat dimana ditemukan actinomycetes,
seperti jurnal penelitian pada yang berjudul “UJI ANTAGONISME ACTINOMYCETES
RHIZOSFER DAN ENDOFIT AKAR TANAMAN CABAI (Capsicum frutescens L.)
TERHADAP JAMUR Colletotrichum capsici(Syd.) Bult et Bisby”, mendapatkan hasil
bahwa pada rhizosfer dan endofit akar tanaman cabai ditemukan 3 isolat Actinomycetes. 2
isolat Actinomycetes dari rhizosfer dan 1 isolat Actinomycetes dari endofit akar. Isolat
Actinomycetes yang telah ditemukan tersebut termasuk dalam Streptomycetes sp.
Potensi
Actynomicetes
Sebagai Antibiotic
ACTYNOMICATES

Actinomycates merupakan suatu kelompok


mikroorganisme yang morfologinya merupakan
bentuk peralihan antara bakteri dan jamur.
Actinomycates merupakan kelompok mikroba
yang paling banyak menghasilkan senyawa
Marine Actinomycetes (Sumber : Ilmu Kelautan FMIPA) bioaktif antibiotika (70%), antifungi (20%), dan
antibakteri (10%) ( sulistyani et al., 2013).
Mekanisme Kerja Antibiotik

Mekanisme kerja dari senyawa antibiotik dapat dengan cara merusak dan
menembus lapisan dinding sel bakteri dan menjadikan protein yang berada di
dalam sel bakteri dan menjadikan protein yang berada di dalam sel bakteri
mengalami denaturasi ( Cao, Xu, Wu, Li, dan Chen, 2014). Senyawa antimikroba
akan bergerak masuk kedalam sel bakteri gram positif maupun gram negatif
untuk menginaktifkan aktivitas enzim esensial di dalam sel bakteri.
Potensi Actynomicetes Sebagai
Antibiotic
• Pembuktian actynomicetes yang berpotensi sebagai antibiotic dapat dilihat dari hasil
penelitian jurnal yang berjudul “Potensi Actinomycetes Sebagai Sumber Senyawa Bioaktif
Antibiotik Dari Kawasan Karst Bantimurung, Sulawesi Selatan”.
• Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui bagaimana senyawa bioaktif yang dihasilkan
oleh Actinomycetes dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme uji.
• Fungi patogen uji yang dipilih adalah Pseudomonas aeruginosa, Candida utilis dan Candida
albicans, S. cereviseae, Sacharomyces acetobutilicum, Escherichia coli, Aspergillus flavus
dimana mikroorganisme tersebut merupakan mikroorganisme yang umumnya menyebabkan
gangguan kesehatan di masyarakat.
Lanjutan..

Berikut adalah tabel dari hasil pengujian daya


hambat isolate actynomicetes terhadap
mikroorganisme pathogen. Masing-masing isolat
yang ada, memiliki kemampuan untuk
menghambat bakteri maupun fungi patogen
sehingga dapat dilihat bahwa Actinomycetes
memliki kemampuan untuk menghasilkan senyawa
antibiotik.
Lanjutan..

• Hasil tertinggi aktivitas antibakteri terhadap mikroorganisme patogen uji pada penelitian
tersebut, merupakan daya hambat minimum.
• Daya hambat minimum (MIC) merupakan daya hambat yang baik untuk aktivitas antibakteri
dan antifungi, karena tidak mengganggu aktivitas metabolisme manusia.
• Sedangkan dari daya hambat ekstrak kasar isolat actynomicetes, menghasilkan daya hambat
yang baik dan memiliki kemampuan sebagai penghasil antibiotik yang memiliki kualitas
yang baik dalam daya hambatnya.
• Dapat disimpulkan bahwa metabolit antimikroba dari Actinomycetes merupakan antibiotika
dengan spektrum luas yaitu, efektif baik terhadap Gram positif maupun Gram negative.
Proses Isolasi Actynomicetes pada Penelitian
sebagai Antibakteri

1. Prose s p eng a m bil a n s a m p e l


2. Proses is o l a s i ba k teri
3. Proses pem urnian bakteri actinomycates
4. Prose s p erem a j a a n bakteri uji
5. P r o s e s k a r a k t e r i s a s i i s o l a t a c t i n o m y c e t e s
Potensi Rhizosfer Dalam
Meningkatkan Ketahanan
Tanaman
Rhizosfer
• Cendawan rhizosfer merupakan salah satu
kelompok mikroorganisme yang telah dilaporkan
dapat menginduksi ketahanan tanaman terhadap
berbagai penyakit, salah satunya yaitu penyakit
terbawa tanah (Hyakumachi & Kubota, 2003
dalam Hafsan 2019)
• Rizosfer tanaman adalah bagian dari tanah yang
menutupi permukaan perakaran tanaman dan
merupakan habitat berbagai spesies bakteri yang
secara umum dikenal sebagai rizobakteri.
Potensi Rhizosfer dalam Meningkatkan
Ketahanan Tanaman
• Pada daerah Rhizosfer biasanya digunakan sebagai agen pengendalian hayati
karena keberadaan mikroorganisme yang beragam.
• Keberadaan mikroorganisme antagonis pada daerah Rhizosfer dapat menghambat
persebaran dan infeksi akar oleh patogen, keadaan ini disebut hambatan alamiah
mikroba
• Mikroba antagonis sangat potensial dikembangkan sebagai agen pengendalian
hayati. Selain sebagai agen antagonis, mikroorganisme tanah juga dapat mempen
garuhi pertumbuhan tanaman dengan memproduksi senyawa-senyawa stimulat
pertumbuhan seperti auksin dan fitohormon (Waksman 1952).
Lanjutan..

• Mikroorganisme yang bisa hidup di daerah Rhizosfer digunakan sebagai agen


pengendalian, mengingat bahwa Rhizosfer adalah daerah utama dimana akar
tumbuhan terbuka terhadap serangan patogen.
• Jika terdapat mikroorganisme antagonis pada derah ini, maka patogen akan
berhadapan dengan mikroorganisme antagonis tersebut selama menyebar dan
menginfeksi akar (Weller 1988 dalam Hafsan 2019).
Potensi Endofit Sebagai
Pakan Ternak
Mikroba Endofit

Mikroba endofit merupakan mikroorganisme


(bakteri, jamur (khamir), dan actynomicetes) yang
hidup dan berkoloni di dalam jaringan inang tanpa
menimbulkan efek negatif, bahkan memberi
keuntungan terhadap inangnya dan lingkungan.
(Arnold et al., 2003 dalam Susan et al., 2019)
Penelitian terkait potensi bakteri endofit
dalam pangan ternak
• Pada penelitian Potensi bakteri endofit tanaman Zea mays L. sebagai penghasil fitase didasarkan
pada keberadaan asam fitat pada seluruh organnya, sehingga bakteri endofit yang berasosiasi dengan
tanaman tersebut akan memproduksi fitase untuk memanfaatkan fosfor yang tersedia dalam bentuk
asam fitat untuk kebutuhan metabolism. Hafsan et al, 2017).
• Fitase merupakan enzim yang ada pada pakan untuk membebaskan lebih banyak fosfor yang terikat
dalam asam fitat. Keadaan ini memberikan dampak positif yaitu kecernaan meningkat dan
pemanfaatan fosfor lebih optimal. Enzim tersebut juga dapat mengurangi sumber-sumber fosfor
anorganik seperti di calcium phosphate (DCP) maupun mono calcium phosphate (MCP) sehingga
peternak dapat mengefisiensikan biaya pakan.
Lanjuatan..

• Permasalahan yang ditemukan dalam pakan ternak adalah adanya pertumbuhan dari
kapang pengontaminasi. Kehadiran kapang kontaminan memiliki efek negatif terhadap
kualitas pakan, organo-leptik, dan nilai nutrisi. (Cegielska-Radziejewska et al.
2013).
• Adanya kapang pengontaminasi di dalam pakan ternak dapat mengakibatkan perubahan
fisik dan kimia dari pakan tersebut, sehingga bahan pangan unggas tidak layak dikonsumsi
oleh ternak. Selain mampu mengurangi nilai gizi bahan pakan, kapang juga menghasilkan
beberapa jenis mikotoksin yang memiliki efek buruk pada kesehatan dan produktivitas
hewan ternak. Bahkan, mikotoksin di dalam pakan dapat terbawa ke dalam daging dan
telur ternak (Greco et al. 2015).
Lanjutan..
• Untuk mengatasi hal tersebut, agen-agen biokontrol yang mampu menghambat pertumbuhan
kapang pengontaminasi pakan sangat penting untuk dilakukan dan salah satunya yaitu khamir
S. cerevisiae.
• Khamir tersebut dipakai untuk meningkatkan kesehatan ternak yaitu sebagai probiotik dan
imunostimulan dalam bentuk feed additive.
• Keuntungan penggunaan S. cerevisiae sebagai probiotik adalah tidak membunuh mikroba
bahkan menambah jumlah mikroba yang menguntungkan, berbeda dengan antibiotika yang
dapat membunuh mikroba yang merugikan maupun menguntungkan tubuh, dan mempunyai
efek resistensi.
• Demikian pula dengan penggunaan S. cerevisiae sebagai bahan imunostimulan .
Imunostimulan berfungsi untuk meningkatkan kesehatan tubuh dengan cara meningkatkan
sistem pertahanan terhadap penyakit yang disebabkan bakteri, cendawan, dan virus.
Kesimpulan
1. Actinomycates merupakan kelompok mikroba yang paling banyak menghasilkan senyawa bioaktif
antibiotika (70%), antifungi (20%), dan antibakteri (10%).
2. Rhizosfer merupakan salah satu kelompok mikroorganisme yang telah dilaporkan dapat
menginduksi ketahanan tanaman terhadap berbagai penyakit.
3. Rhizosfer membantu pertumbuhan tanaman melalui berbagai mekanisme seperti peningkatan
penyerapan nutrisi, sebagai kontrol biologis terhadap serangan patogen, dan juga menghasilkan
hormon pertumbuhan bagi tanaman.
4. Mikroba endofit merupakan mikroorganisme (bakteri, jamur, atau aktinomisetes) yang hidup dan
berkoloni di dalam jaringan inang tanpa menimbulkan efek negatif, bahkan memberi keuntungan
terhadap inangnya dan lingkungan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai