ANTI MIKROBA
DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 6
DOSEN PENGAMPU :
APT. AMALIA EKA PUTRI M.FARM
ANGGOTA KELOMPOK
Mekanisme kerja dari senyawa antibiotik dapat dengan cara merusak dan
menembus lapisan dinding sel bakteri dan menjadikan protein yang berada di
dalam sel bakteri dan menjadikan protein yang berada di dalam sel bakteri
mengalami denaturasi ( Cao, Xu, Wu, Li, dan Chen, 2014). Senyawa antimikroba
akan bergerak masuk kedalam sel bakteri gram positif maupun gram negatif
untuk menginaktifkan aktivitas enzim esensial di dalam sel bakteri.
Potensi Actynomicetes Sebagai
Antibiotic
• Pembuktian actynomicetes yang berpotensi sebagai antibiotic dapat dilihat dari hasil
penelitian jurnal yang berjudul “Potensi Actinomycetes Sebagai Sumber Senyawa Bioaktif
Antibiotik Dari Kawasan Karst Bantimurung, Sulawesi Selatan”.
• Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui bagaimana senyawa bioaktif yang dihasilkan
oleh Actinomycetes dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme uji.
• Fungi patogen uji yang dipilih adalah Pseudomonas aeruginosa, Candida utilis dan Candida
albicans, S. cereviseae, Sacharomyces acetobutilicum, Escherichia coli, Aspergillus flavus
dimana mikroorganisme tersebut merupakan mikroorganisme yang umumnya menyebabkan
gangguan kesehatan di masyarakat.
Lanjutan..
• Hasil tertinggi aktivitas antibakteri terhadap mikroorganisme patogen uji pada penelitian
tersebut, merupakan daya hambat minimum.
• Daya hambat minimum (MIC) merupakan daya hambat yang baik untuk aktivitas antibakteri
dan antifungi, karena tidak mengganggu aktivitas metabolisme manusia.
• Sedangkan dari daya hambat ekstrak kasar isolat actynomicetes, menghasilkan daya hambat
yang baik dan memiliki kemampuan sebagai penghasil antibiotik yang memiliki kualitas
yang baik dalam daya hambatnya.
• Dapat disimpulkan bahwa metabolit antimikroba dari Actinomycetes merupakan antibiotika
dengan spektrum luas yaitu, efektif baik terhadap Gram positif maupun Gram negative.
Proses Isolasi Actynomicetes pada Penelitian
sebagai Antibakteri
• Permasalahan yang ditemukan dalam pakan ternak adalah adanya pertumbuhan dari
kapang pengontaminasi. Kehadiran kapang kontaminan memiliki efek negatif terhadap
kualitas pakan, organo-leptik, dan nilai nutrisi. (Cegielska-Radziejewska et al.
2013).
• Adanya kapang pengontaminasi di dalam pakan ternak dapat mengakibatkan perubahan
fisik dan kimia dari pakan tersebut, sehingga bahan pangan unggas tidak layak dikonsumsi
oleh ternak. Selain mampu mengurangi nilai gizi bahan pakan, kapang juga menghasilkan
beberapa jenis mikotoksin yang memiliki efek buruk pada kesehatan dan produktivitas
hewan ternak. Bahkan, mikotoksin di dalam pakan dapat terbawa ke dalam daging dan
telur ternak (Greco et al. 2015).
Lanjutan..
• Untuk mengatasi hal tersebut, agen-agen biokontrol yang mampu menghambat pertumbuhan
kapang pengontaminasi pakan sangat penting untuk dilakukan dan salah satunya yaitu khamir
S. cerevisiae.
• Khamir tersebut dipakai untuk meningkatkan kesehatan ternak yaitu sebagai probiotik dan
imunostimulan dalam bentuk feed additive.
• Keuntungan penggunaan S. cerevisiae sebagai probiotik adalah tidak membunuh mikroba
bahkan menambah jumlah mikroba yang menguntungkan, berbeda dengan antibiotika yang
dapat membunuh mikroba yang merugikan maupun menguntungkan tubuh, dan mempunyai
efek resistensi.
• Demikian pula dengan penggunaan S. cerevisiae sebagai bahan imunostimulan .
Imunostimulan berfungsi untuk meningkatkan kesehatan tubuh dengan cara meningkatkan
sistem pertahanan terhadap penyakit yang disebabkan bakteri, cendawan, dan virus.
Kesimpulan
1. Actinomycates merupakan kelompok mikroba yang paling banyak menghasilkan senyawa bioaktif
antibiotika (70%), antifungi (20%), dan antibakteri (10%).
2. Rhizosfer merupakan salah satu kelompok mikroorganisme yang telah dilaporkan dapat
menginduksi ketahanan tanaman terhadap berbagai penyakit.
3. Rhizosfer membantu pertumbuhan tanaman melalui berbagai mekanisme seperti peningkatan
penyerapan nutrisi, sebagai kontrol biologis terhadap serangan patogen, dan juga menghasilkan
hormon pertumbuhan bagi tanaman.
4. Mikroba endofit merupakan mikroorganisme (bakteri, jamur, atau aktinomisetes) yang hidup dan
berkoloni di dalam jaringan inang tanpa menimbulkan efek negatif, bahkan memberi keuntungan
terhadap inangnya dan lingkungan.
Terima Kasih