Anda di halaman 1dari 66

Obat Anti Mikroba

Pembimbing : Dr. dr. Mulyadi DS, M.Kes

Disusun oleh :
Anggraeni Kayika Indarti (1865050034)
Estri Orno (1965050138)
Rayhani Sabrina (2165050007)
Maria Angela Lumaksono (2165050041)

Kepaniteran Klinik Farmakologi dan Terapi


Periode 18 April - 28 Mei 2022
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
Antibiotik
Antibiotik adalah zat-zat yang dihasilkan
dari fungi atau bakteri yang memiliki
khasiat mematikan atau menghambat
pertumbuhan mikroba lain, sedangkan
toksisitasnya bagi manusia relatif kecil.

Turunan zat tersebut, yang dibuat secara


semi sintetis dan sintesis dengan khasiat
antimikroba juga disebut antibiotik.
Antibiotik Ideal
● Toksisitas selektif yang tinggi
● Tidak menimbulkan reaksi hipersensitif
● Kelarutan baik → penetrasi ke jaringan optimal
● Tidak merusak mikroflora normal di dalam tubuh
● Bersifat bakterisidal dan bukan bakteriostatik
● Tidak menimbulkan efek samping bila digunakan dalam jangka
waktu yang lama
Prinsip
Prinsip penggunaan antibiotik didasarkan pada dua pertimbangan utama:

Penyebab Faktor Pasien


Pemberian Infeksi
antibiotik yang paling Diantara faktor pasien yang perlu
ideal adalah berdasarkan hasil diperhatikan dalam pemberian
pemeriksaan mikrobiologis dan antibiotik antara lain fungsi ginjal,
uji kepekaan kuman. Untuk fungsi hati, riwayat alergi, daya
infeksi berat yang memerlukan tahan terhadap infeksi (status
penanganan segera, pemberian imunologis), daya tahan terhadap
antibiotik dapat segera dimulai obat, beratnya infeksi, usia,
setelah pengambilan sampel penggunaan pengobatan lain,
bahan biologik untuk biakan dan untuk wanita apakah sedang hamil
pemeriksaan kepekaan kuman. atau menyusui, atau sedang
mengkonsumsi kontrasepsi oral.
Faktor Pertimbangan
Faktor
Faktor Pasien Faktor
Organisme
Antibiotik
● Terapi Empirik ● Beratnya infeksi ● Spektrum aktivitas
sebelum hasil tes ● Status Imun antibiotik
mikrobiologi, ● Faktor ● Dosis, rute,
kultur dan farmakokinetik frekuensi pemberian
sensitivitas ● Riwayat penyakit ● Farmakokinetik
● ● ● Efek Sinergistik
Tempat infeksi Status alergi
● Interaksi Obat
ditemukan ● Faktor
● Efek samping
● Efek obat pada farmakogenetik ● Harga/biaya
organisme
● MIC, MBC
● Resistensi
Antibiotik
Penggolong
an
Antibiotik
Berdasarkan Struktur Kimia
1. Golongan aminoglikosida, meliputi amikasin, dibekasin, gentamisin, kanamisin,
neomisin, netilmisin, paromomisin, sisomisin, streptomisin, dan tobramisin.
2. Golongan ß-laktam, yang meliputi golongan karbapenem (ertapenem, imipenem,
meropenem), golongan sefalosporin (sefaleksin, sefazolin, sefuroksim, sefadroksil,
seftazidim), golongan ß-laktam monosiklik, serta golongan penisilin (penisilin,
amoksisilin).
3. Golongan glikopeptida, meliputi vankomisin, teikoplanin, ramoplanin serta
dekaplanin.
4. Golongan poliketida, yaitu meliputi golongan makrolida (eritromisin, azitromisin,
klaritomisin, roksitromisin), golongan ketolida (telitromisin), serta golongan
tetrasiklin (doksisiklin, oksitetrasiklin, klortetrasiklin).
5. Golongan polimiksin, meliputi polimiksin dan kolistin.
6. Golongan kuinolon & fluorokinolon, yaitu asam nalidiksaat, siprofloksasin,
norfloksasin, ofloksasin, levofloksasin dan trovafloksasin.
7. Golongan streptogramin, meliputi pristinamycin, virginiamycin, mikamycin, dan
Berdasarkan Spektrum
Spektrum Spektrum
Luas
Antibiotik yang bersifat aktif bekerja Sempit
Bekerja hanya terhadap beberapa jenis
terhadap banyak jenis mikroba yaitu mikroba saja, bakteri gram positif atau gram
bakteri gram positif dan gram negatif negative saja.

Contoh :

Contoh : Eritromisin, Klindamisin, Kanamisin, hanya


Sulfonamid, Ampisilin, Sefalosporin, bekerja terhadap mikroba gram-positif.
Kloramfenikol, Tetrasiklin,
Rifampisin Streptomisin, Gentamisin, hanya bekerja
terhadap kuman gram-negatif
Berdasarkan Daya Hambat
Time Dependant Concentration
Killing Dependant Killing
Antibiotik akan menghasilkan daya
bunuh maksimal jika kadarnya Antibiotik akan menghasilkan daya bunuh
dipertahankan cukup lama di atas maksimal jika kadarnya relatif tinggi atau
Kadar Hambat Minimal kuman. dalam dosis besar, tapi tidak perlu
mempertahankan kadar tinggi ini dalam
Contoh: Penisilin, Sefalosporin, waktu lama.
linezoid, dan eritromisin
Contoh : aminoglikosida, fluorokuinolon, dan
ketolid
Berdasarkan Efek Kerja / Toksisitas Selektif

Bakteriostatik Bakterisidal
Memberikan efek dengan cara Memberikan efek dengan cara membunuh
menghambat pertumbuhan tetapi sel tetapi tidak terjadi lisis sel atau pecah sel.
tidak membunuh.

Contoh :
Penisilin, sefalosporin, Contoh :
aminoglikosida (dosis besar), Sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol,
kotrimoksazol, polipeptida, eritromisin, trimetropim, linkomisin,
rifampisin, isoniazid makrolida, klindamisin, asam
paraaminosalisilat
Berdasarkan Mekanisme Kerja
Berdasarkan Mekanisme Kerja
Antibiotik Golongan
Beta Laktam
Penicillin
Mekanisme kerja

PEPTIDOGLICAN

PENICILLIN
Indikasi
Infeksi Kokus Gram
Positif Infeksi Batang Gram
A.Infeksi Pneumokokus
1.Pneumonia Positif
A.Difteria
B.Klostridia
2.Meningitis
3.Endokarditis
B.Infeksi Streptokokus
1.Faringitis Infeksi Batang Gram
2.Otitis Media Akut
C.Infeksi Stafilokokus
Negatif
A.Salmonella
B.Haemophilus Influenzae
Infeksi Kokus Gram
Negatif
A.Infeksi Gonokokus
B.Sifilis
Efek Samping Kontraindikas
i
Hipersensitif terhadap
- Reaksi Alergi penisilin
- Syok Anafilaksis
- Reaksi Toksik dan Iritasi
Lokal
- Perubahan Biologik
- Reaksi Jarisch-Herxheimer
Interaksi Obat
Allopurinol Methotrexate
Peningkatan resiko rash bila Penisilin mengurangi ekskresi
amoksisilin atau ampisilin metotreksat (peningkatan resiko
diberikan toksisitas)
Interaksi Obat
Antibakteri Relaksan Otak
Absorbsi fenoksimetilpenisilin Piperasilin meningkatkan efek
dikurangi oleh penisilin mungkin relaksan otot non depolarisasi
diantagonis oleh tetrasiklin
Nama Obat Dosis Sediaan
Dewasa: 1-4 juta unit tiap 4-6 jam Serbuk injeksi 1,2 juta UI/vial ;
Anak: 25.000-400.000 unit/kgBB/hari terbagi dalam 4-6 dosis 2,4 juta UI/vial
Penicillin G Neonatus: 75.000-150.000 unit/kgBB/hari terbagi dalam 2-3 dosis

Dewasa: 4 x 250-500mg /hari tablet 125mg, 250mg dan 625 mg


Penicillin V Anak: 25-50mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis Sirup 125 mg/ 5 mL

Dewasa: penyakit ringan: 2-4 gram/hari Tablet 125mg, 250mg, 500mg, dan 1000mg
Penyakit berat: 4-8 gram/hari Kapsul 125mg, 250mg, 500mg, dan 1000mg
Anak: <20kg per oral 50-100 mg/kgBB/ hari dibagi dalam 4 dosis, Suspensi 62,5mg/5 mL, 125mg/5mL
Ampicillin injeksi 100-200mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis Bubuk kering 62,5mg
Bayi <7 hari: injeksi 50mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis Injeksi vial 250mg, 500mg, 1 gram
Bayi>7 hari: injeksi 75mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis

Dewasa dan anak >20kg: 3 x 250-500mg /hari Tablet 125mg, 250mg, 500mg
Anak<20kg : 20-40mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis Kapsul 125mg, 250mg, 500mg
Kaplet 1000mg
Amoksisilin Syrup 125mg/5mL, 250mg/5mL
Drops 100mg/mL
Injeksi vial 1g

Dewasa infeksi berat: 25-30g/hari Vial 1g, 2g, 5, dan 10g


IV tidak melebihi 2-2,5g setiap 2 jam
Karbenisilin Bayi muda infeksi berat: 600-800mg/kgBB
Generasi I
Efektif terhadap infeksi kuman Gram positif
a. Staphylococcus aureus
b. Streptococcus pyogenes, Strep. viridans, Strep. pneumoniae
c. Clostridium perfringens
d. Corynebacterium diphteriae

➔ Indikasi
Untuk mengatasi infeksi kulit akibat S. aureus dan S.pyogenes
Sebagai profilaksis pada pre operasi (sefazolin)

➔ Efek Samping
● reaksi Coomb (reaksi autoimun)
● syok anafilaktik
Generasi II
Efektif terhadap infeksi kuman Gram negatif
a. Haemophilus influenza
b. Proteus mirabilis
c. Escherichia coli
d. Klebsiella

→ Indikasi:
Mengatasi infeksi bakteri Gram-negatif dan anaerob pada
diabetic foot (sefoksitin dan sefotetan)
Generasi III
Efektif terhadap Enterobacteriae

→ Indikasi
- Infeksi berat Klebsiella, Proteus, Provedencia, Serratia, Haemophilus sp. (kombinasi
dengan aminoglikosida)
- Penyakit gonore dan Lyme disease (seftriakson)
- Meningitis akibat H. influenzae, S.pneumoniae, N. meningitides (sefotaksim/seftriakson
+ vankomisin + ampisilin)

→ Efek Samping
sindrom disulfiram dan hipoprotrombinemia (sefoprazon)
Generasi IV
- Memiliki spektrum aktivitas yang lebih luas dan lebih
stabil terhadap hidrolisis oleh betalaktamase
- Untuk mengatasi infeksi kuman yang resisten terhadap
sefalosporin generasi III

→ Indikasi
Infeksi nosokomial oleh bakteri penghasil betalaktamase
(extended spectrum betalactamase)
Efek samping & kontra indikasi obat

● Efek Samping Obat


- reaksi hipersensitif
- diare
- mual dan muntah

● Kontraindikasi
hipersensitifitas terhadap sefalosporin
Interaksi Obat
Absorpsi Sefaklor dan sefakdosim
dikurangi oleh antasida

Kemungkinan terjadi peningkatan risiko


Anti bakteri nefrotoksisitas bila sefalosporin
diberikan bersamaan dengan
aminoglikosida

Sefalosporin mungkin
meningkatkan efek koantikoagulan
Interaksi Obat
Obat Ulkus Peptikum Absorpsi Sefadoksim dikurangi
oleh antagonis histamin H2

Vaksin Antibakteri menginaktivasi vaksin


tifoid oral
Antibiotik Golongan
Aminoglikosida
● Golongan antibiotika bakterisidal yang dikenal toksis terhadap
saraf otak VIII komponen vestibular maupun akustik (ototoksik)
dan terhadap ginjal (nefrotoksik)
● Untuk basil gram negatif yang aerobic
● Aktivitas aminoglikosida dipengaruhi oleh beberapa faktor utama
:
- perubahan pH
- keadaan aerobik - anaerobik
- keadaan hiperkapnik
Farmakokinetik
● Berbentuk senyawa Polikation bersifat basa kuat dan sangat polar
● Sukar diabsorpsi di saluran cerna
● Aminoglikosid perenteral dalam bentuk garam sulfat yg diberikan IM
sangat baik absorpsinya
● Ekskresi aminoglikosid berlangsung melalui filtrasi glomerulus
● Gangguan fungsi ginjal akan menghambat sekresi aminoglikosid,
menyebabkan terjadinya kumulasi dan kadar dalam darah lebih cepat
mencapai kadar toksik
Farmakokinetik
Efek Samping Obat

● Alergi : rash, eosinofilia, diskrasia darah, angioedema, dermatitis


eksfoliatif, dan syok anafilaktik
● Reaksi iritasi toksik: reaksi pada susunan saraf, berupa gangguan
pendengaran dan keseimbangan, dan pada ginjal.
● Perubahan biologik : Gangguan pola mikroflora tubuh dan gangguan
absorpsi di usus
Derivat Aminoglikosida
GENTAMYCIN KANAMYCIN TOBRAMYCIN

NEOMYCIN AMIKACIN

STREPTOMYCIN NETILMYCIN
Nama Obat Indikasi

Gentamycin Sensitif terhadap Proteus, Pseudomonas, Klebsiella, Serratia, E.Coli dan Enterobacter.
Infeksi oleh kuman yang sensitif terhadap penyakit bakterimia, meningitis, osteomielitis,
pneumonia, infeksi luka bakar, ISK, infeksi telinga hidung tenggotokam

Kanamycin Kanamyci aktif terhadap E.Coli, Emterobacter, Klebsiella, Proteus, Salmonella, Shigella,
Vibrio, Neisseria, Staphylococcus, dan Mycobacterium.
Kanamycin paraenteral digunakan pada infeksi oleh kuman yamh sensitif; antara lain
infeksi perforasi abdomen dan saluran kemih oleh proteus, bakterimia oleh kuman enterik

Amikacin Bakterimia, septikemia, infeksi saluran napas, infeksi SSP, kulit, intraabdominal, luka
bakar terinfeksi, infeksi pasca operasi, ISK dengan komplikasi, ISK berulang
Nama Obat Kontraindikasi

Gentamycin Hipersensitif, kehamilan, miastenia


gravis

Kanamycin Hipersensitif, kehamilan, miastenia


gravis

Amikacin Hipersensitif, kehamilan, miastenia


gravis
Nama Obat Dosis Sediaan

Gentamycin Dewasa: 2-5mg/kgBB/hari dalam dosis Ampul 80mg/2mL


terbagi tiap 8 jam
Anak <2 minggu : 3 mg/kgBB tiap 12 jam
Anak 2 minggu - 12 tahun : 2 mg/kgBB tiap
8 jam

Kanamycin Dewasa: IM: 250mg tiap 6 jam atau 500mg Vial 1g dan 2g
tiap 12 jam
IV: 15-30mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi
tiap 8-12 jam

Amikacin Dewasa dan anak: 7,5mg/kgBB tiap 12 jam Vial 500mg/2mL,


atau 5mg/kgBB tiap 8 jam 1000mg/2mL
INTERAKSI OBAT
Tetrasiklin dan Metabolisme
Asam Laktat
Tetrasiklin
Bentuk Sediaan Obat
Yang Mempengaruhi Sintesa /
Metabolisme Asam Nukleat
Kuinolon dan
Fluorokuinolon
Golongan
Antagonis
Folat
Sulfonamid
● Golongan obat ini bersifat bakteriostatik, namun pada kadar tinggi dalam
urin, sulfonamid dapat bersifat bakterisid.
● Sulfonamida mengganggu pembentukan asam folat pada bakteri. Asam
folat merupakan nutrisi yang dibutuhkan bakteri untuk membentuk asam
nukleat, DNA, dan RNA, agar bakteri dapat berkembang biak.
● Kuman yang sensitif terhadap sulfa yaitu S. pyogenes, S.pneumoniae,
Corynebacterium diptheriae, Haemophillus influenza, Clamidya
tracomatisc
KOMBINASI DENGAN TRIMETOPRIM

● Kombinasi dengan trimetoprim menghasilkan efek


sinergik paling kuat saat digunakan bersama sulfonamid.
● Trimetoprim : penghambat enzim dihidrofolat reduktase
yang kuat dan selektif.
FARMAKODI FARMAKOKINETIK INTERA EFEK INDIKAS KONTRAI
NAMIK KSI SAMPIN I NDIKASI
OBAT G
MEKANISME: ABSORBSI: •Bersama •Gangguan •Demam reumatik •Hipersensitivitas
•Sulfonamida mengganggu 70-100 % dosis oral sulfonamid diabsorbsi antikoagulan oral, hepatopoetik •Toxoplasmosis, •Gangguan ginjal
pembentukan asam folat melalui saluran cerna dan dapat ditemukan anti DM •Gangguan saluran dan infeksi yang atau hati
pada bakteri. Asam folat dalam urin 30 menit setelah pemberian sulfonilurea dan kemih disebabkan oleh
merupakan nutrisi yang -DISTRIBUSI: fenitoin penumpukan bakteri Gram
dibutuhkan bakteri untuk Obat ini tersebar ke seluruh jaringan sehingga memperkuat efek kristal di ginjal negatif dan positif
membentuk asam nukleat, berguna untuk infeksi sistemik. Dalam cairan obat lain •Reaksi alergi
DNA, dan RNA, agar tubuh kadar obat bentuk bebas mencapai 50-
bakteri dapat berkembang 80% kadar dalam darah.
biak. METABOLISME:
SPEKTRUM ANTIBIOTIK Sulfa mengalami asetilasid dan oksidasi.
•Kuman yang sensitif Reaksi toksik sistemik berupa lesi pada kulit
terhadap sulfa ialah dan gejala hipersensitivitas, sedangkan hasil
Streptococcus. pyogenes, asetilasi menyebabkan hilangnya aktivitas
S.pneumoniae, obat.
Corynebacterium EKSEKRESI
diptheriae, Haemophillus Dieskresikan melalui ginjal, baik dalam bentuk
influenza, Clamidya asetil maupun bentuk bebas. Masa paruh
tracomatis sulfonamid tergantung pada fungsi ginjal.
Sebagian kecil diekskresikan melalui empedu
dan air susu ibu
SULFONAMID DENGAN ABSORPSI
DAN EKSKRESI CEPAT
Sulfonamid dengan Sulfonamid hanya Sulfonamid untuk Sulfonamid dengan
absrobsi dan ekskresi diabsorbsi sedikit oleh penggunaan topikal masa kerja panjang
cepat saluran cerna

Sulfisoksazol Sulfasalazin Sulfasetamid Sulfadoksin

Sulfamatoksazol Suksinilsulfatiazo Mafenid

Sulfadiazin

Kombinasi Sulfa
Nama Obat Dosis Sediaan Gambar

Sulfametoksazol Dosis Perhari (Oral) Tablet 500mg


•Dewasa: Dosis awal 2 gr, dilanjutkan
dengan 1gr, 2 kali sehari. Untuk infeksi
berat: 1 gr, 3 kali sehari.
•Anak usia >2 bulan: Dosis awal: 50-60
mg/kgBB, dilanjutkan dengan 25-30
mg/kgBB, 2 kali sehari. Dosis maksimal
harian: 75 mg/kgBB

Sulfadiazin Dosis Perhari (Oral) Tablet 500mg


•Dewasa : 2-4 g dalam 3-6x pemberian
•Anak >2 bulan : dosis setengah dewasa
( Dosis maks : 600mg/hari)
Nama Obat Dosis Sediaan Gambar

Sulfasalazine Dosis Per hari (Oral): Dosis awal 0,5 mg •Kapsul salut enterik
sehari yang ditingkatkan sampai 2-6 g 500mg
sehari. •Suspensi 50mg/ml

Sulfasetamid Dosis Per hari : •Guttae 15%/5ml


•1-2 tetes selama 2 jam (untuk infeksi •Guttae 10%/5ml
berat) •Salep mata 10%
•3-4x sehari (untuk penyakit kronik)
Kontrimoksazol
● Merupakan obat kombinasi antara trimetoprim dan sulfametoksazol.
● Memiliki fungsi dalam menghambat reaksi enzimatik sintesis asam folat bakteria, sehingga
memberikan efek sinergis.
● Aktivitas antibakteri cotrimoxazole berdasarkan atas kerjanya pada dua tahap yang berurutan dalam
reaksi enzimatik untuk membentuk asam tetrahidrofolat.
● Sulfamethoxazole menghambat masuknya molekul PABA ke dalam molekul asam folat
● Trimetoprim menghambat terjadinya reaksi reduksi dari dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat.
● Untuk mendapatkan efek sinergi diperlukan perbandingan kadar yang optimal dari kedua obat.

SPEKTRUM ANTIBIOTIK
Bakteri yang sensitif terhadap kotrimoksazol adalah S.pneumoniae,
Corynebacterium.diphteriae, N.meningitis, S.aureus, S.epidermidis,
S.pyogenes, S.viridans, S.faecalis, E.coli, Proteus sp, Salmonella sp,
Shigella.
FARMAKOKINETIK INTERAKSI OBAT EFEK INDIKASI KONTRAINDIKA
SAMPING SI

•Rasio kadar yang ingin dicapai •Dengan antikoagulan •Mual dan •Infeksi saluran •Penderita yang
dalam darah : sulfametoksazol •Menambah efek muntah. kemih (ISK) diketahui sensitif
dan trimetropim= 20 : 1. antikoagulan dengan •Ruam pada bagian bawah menggunakan
•Trimetropim cepat terdistribusi fenitoin memperpanjang kulit. •Infeksi saluran golongan
ke dalam jaringan dan 40 % waktu paruh •Leukopenia. napas sulfonamid atau
terikat pada protein plasma •Dengan diuretik •Trombositopeni •Bronkitis kronis trimetoprim
dengan adanya sulfametoksazol. meningkatkan terjadinya a. dengan •Bayi berumur
•Volume distribusi trimetoprim trombositopenia •Anemia eksaserbasi akut. kurang dari 2 bulan.
lebih besar daripada megaloblastik •Infeksi saluran •Anemia
sulfametoksazol. cerna Demam megaloblastik
•Metabolit trimetoprim Tifoid
ditemukan juga di urin. •Otitis media
akut
Sediaan Bentuk Padat Sediaan Bentuk Cair Dosis

•Kotrimoksazol tablet, 400 mg Kotrimoksazol suspensi oral Dewasa :


sulfametoksazol ; 80 mg trimetoprim. (200 mg sulfametoksazol dan oral: 960 mg/hari tiap 12 jam (800 mg
•Kotrimoksazol kaplet salut selaput 800 40 mg trimetoprim )/5ml. sulfametoksazol; 160 mg trimetoprim), dapat
mg sulfametoksazol; 160 mg ditingkatkan menjadi 1,44 gram tiap 12 jam pada
trimetoprim. infeksi berat. 480 mg tiap 12 jam bila
pengobatan lebih dari 14 hari.

Tablet pediatric, 100 mg Kotrimoksazol IV (400 mg Anak/Bayi: Trimetoprim 8 mg/kgBB/hari,


sulfametoksazol; 20 mg trimetoprim sulfametoksazol ; 80 mg Sulfamethoxazole 40 mg/kgBB/hari terbagi
trimetoprim)/ 5 ml. dalam 2 dosis per hari

•Infus intravena: 960 mg tiap 12 jam, naikkan sampai 1,44 g tiap 12 jam pada infeksi berat.
-ANAK : 36 mg/kg bb/hari terbagi dalam dua dosis.
-Pada infeksi berat dapat ditingkatkan menjadi 54 mg/kg bb/hari.
•Pengobatan Pneumosystis carinii (dilakukan bila ada fasilitas monitoring yang memadai): Oral atau intravena, 120 mg/kg
bb/hari, dibagi dalam 2 atau 4 dosis, dan diberikan selama 14 hari.
Tinjauan
Kasus
Anamnesis : Pasien datang dengan keluhan
Indentitas Pasien demam sejak satu bulan sebelum masuk rumah
sakit. Demam dirasakan terus menerus dan
Nama : Ny.X
berkurang setelah minum obat penurun panas,
Usia : 31 tahun namun beberapa jam kemudian dirasakan
kembali. Pasien mengeluh nyeri saat berkemih
Alamat : - sehingga menahan untuk berkemih. Pasien
Tanggal lahir : - merupakan resipien transplantasi ginjal 5 bulan
sebelumnya, dan setelah transplantasi pasien
Pekerjaan : - jarang mandi dan membersihkan diri karena
takut lukanya sulit sembuh.
Agama : -

Suku : -
Pemeriksaan fisik Kadar HB menurun

Keadaan umum : tampak sakit sedang UR CR naik

Leukosit N
Kesadaran : Composmentis
Kultur urin : bakteriuria bermakna >100.000 CFU/ml
Tekanan darah : 107/61 mmHg dengan hasil Klebsiella pneumonia

Nadi : 103x/menit Uroflowmetri : post void residual (50-60 cc)

Frekuensi Pernafasan : 19x/menit MRI Abdomen : pielonefritis renal graft, contracted


native renal bilateral dengan simple cyst sinistra dan
Suhu : 38 derajat Celcius kista proyeksi adneksa kiri

Pemeriksaan antibodi CMV : anti-CMV igM (+) 1,81


dan anti-CMV igG 0,836
Diagnosis

Terapi
Diagnosis ISK + infeksi
Citomegalovirus Gansiklovir 1 x 250mg hingga 6 bulan

Kotrimoxazole 1 x 960mg selama 14 hari

Anda mungkin juga menyukai