⚫ Antibiotik:
Zat yang dihasilkan suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat
membunuh / menghambat pertumbuhan mikroba lainnya
Pengantar Antimikroba
⚫ Antimikroba (AM) harus punya toksisitas selektif setinggi
mungkin → sangat toksik terhadap mikroba, relatif tidak
toksik untuk hospes
1. Bakteriostatik
- menghambat pertumbuhan bakteri
Contoh: kloramfenikol, tetrasiklin, eritromisin, klindamisin,
sulfonamid, trimetoprim
Pengantar Antimikroba
2. Bakterisid
- membunuh bakteri
- Contoh: penisilin, sefalosporin, quinolon,
aminoglikosida
⚫ Mekanisme resistensi:
1. AB tidak dapat mencapai tempat kerja:
- porin menghilang, mutasi
- transport aktif berkurang (gentamisin)
- pompa efluks mengeluarkan AB (tetrasiklin; ampisilin)
Resistensi
3. Transformasi
Bakteri mengambil DNA bebas dari sekitarnya →
pneumokokus dan Neisseria resisten terhadap penisilin
Resistensi
4. Konjugasi
Sifat resistensi dibawa oleh plasmid (DNA extra kromosom)
dipindahkan ke mikroba lain waktu konjugasi
Mekanisme transfer resisten yang penting, dapat terjadi
antar bakteri dengan spesies berbeda, biasa terjadi antar
bakteri Gram negatif
Resistensi
⚫ Faktor yang memudahkan resistensi:
1. Penggunaan AM yang sering
Penggunaan AM yang irasional harus dikurangi
⚫ Cara mengatasi
1. Hentikan terapi AM yang sedang diberikan
2. Lakukan biakan
3. Beri AM yang efektif terhadap mikroba penyebab
super infeksi
Faktor Pasien
⚫ Umur
- Neonatus: hepar belum berkembang →
keracunan kloramfenikol
- Lansia: fungsi organ berkurang
- Posologi AM harus disesuaikan
Faktor Pasien
⚫ Kehamilan
- Pertimbangkan ES pada ibu dan fetus
- Ibu hamil lebih peka terhadap efek obat
- Fetus: tergantung daya tembus obat pada sawar uri dan
usia janin
- Streptomisin menyebabkan bayi tuli
- Trimester pertama → teratogenik
Faktor Pasien
⚫ Genetik
- perbedaan genetik antar ras → perbedaan reaksi obat
⚫ Faktor pasien
- Gangguan mekanisme pertahanan tubuh, keadaan
umum buruk
Kegagalan Terapi AM
⚫ Pilihan AM kurang tepat
Daftar AM yang dinyatakan efektif pada uji kepekaan →
tidak dengan sendirinya efektif untuk mengatasi infeksi
Dokter yang mengenali dan menentukan obat terpilih
untuk infeksi yang dihadapi
Penggunaan AM di Klinik
⚫ Indikasi Klinik
⚫ Pilihan AM dan Posologi
⚫ Kombinasi AM
⚫ Profilaksis AM
⚫ Konsep Farmakokinetik/farmakodinamik dan Aplikasi Klinis
Indikasi Klinik
⚫ Tujuan penggunaan anti mikroba adalah membasmi
mikroba penyebab infeksi
⚫ Faktor yang perlu dipertimbangkan:
1. Gambaran klinik penyakit infeksi → efek mikroba
terhadap tubuh hospes
2. Efek terapi AM hanya didapat akibat kerja AM
terhadap mikroba
3. AM bukan penyembuh, hanya mempercepat waktu
hospes sembuh
Indikasi klinik
⚫ Pemberian AM perlu memperhatikan gejala klinis,
jenis dan patogenitas mikroba, serta daya tahan
tubuh hospes
⚫ Gejala klinis ringan → tidak perlu AM, tetapi gejala
klinis berat dan sudah berlangsung beberapa hari
perlu AM
⚫ Demam → gejala infeksi paling umum; tapi bukan
indikator kuat pemberian AM
Pilihan Antimikroba
⚫ Faktor yang perlu dipertimbangkan:
- sensitivitas mikroba terhadap AM
- keadaan tubuh hospes
- biaya pengobatan
⚫ Uji kepekaan
Tidak mungkin dilakukan untuk tiap infeksi
Perkirakan bakteri penyebab dan pola kepekaannya ➔
pilih AM yang tepat
Pilihan Antimikroba
⚫ AM bakteriostatik masih bergantung pada daya tahan
hospes; AM bakterisid lebih pasti menghasilkan efek terapi