INTERNATIONAL

SAFETY MANAGEMENT CODE

( ISM CODE )

BIRO KLASIFIKASI INDONESIA

MENGAPA ADA ISM CODE ?
Tabrakan kapal
Patah dan akhirnya tenggelam
kebakaran
Terbakar dan meledak
terdampar
Kebocoran pintu rampa - tenggelem
kandas
Patah – salah memuat
terguling
Menghadapi cuaca buruk
 LAHIRNYA ISM CODE

Sebagian besar penyebab kecelakaan kapal

adalah buruknya manajemen pengelolaan dan
pengoperasian kapal.
 RESOLUSI IMO
 International Maritime Organization (IMO) menerbitkan resolusi :
 Nov. 1991 Resolusi A.647 (16) “Guidelines for Management for
the Safe Operation of Ships and for Pollution Prevention”
disempurnakan menjadi resolusi A.680 (17) yang menjadi cikal
bakal diterapkannya ISM Code
 No. 1993 Resolusi A.741 (18) “ Guidelines on the Application of
the IMO International Safety Management Code”
 No. 1995 Resolusi A.788 (19) “Guidelines on the Implementation
of the International Safety Management (ISM) Code by
Administration “
 APA ITU ISM CODE ?

ISM Code adalah suatu standard internasional

untuk manajemen dan pengoperasian kapal secara
aman dan pencegahan terjadinya polusi
lingkungan.
 TUJUAN UTAMA ISM CODE

Keselamatan jiwa di laut ( Safety of Life at Sea –

SOLAS ),mencegah kecelakaan manusia dan hilangnya
nyawa manusia, dan menghindari terjadinya kerusakan
lingkungan dan properti ( kapal, fasilitas pelabuhan,
rambu-rambu navigasi dan muatan )
 CARANYA ?

Menetapkan suatu kerangka kerja yang mengacu pada

prinsip-prinsip manajemen keselamatan yang kemudian
dijadikan suatu sistim manajemen keselamatan ( SMK )
 APA ITU
SISTIM MANAJEMEN KESELAMATAN ?

Suatu sistem manajemen yang terstruktur dan

terdokumentasi yang memungkinkan setiap personel untuk
secara efektif menerapkan kebijakan perusahaan tentang
keselamatan dan perlindungan lingkungan sesuai dengan
persyaratan ISM Code.
SISTIM MANAJEMEN KESELAMATAN

Manual Kebijakan Keselamatan

dan Perlindungan Lingkungan
Level 1

Level 2
Prosedur-prosedur

Level 3
Instruksi kerja

Level 4 Form dan Record

 PERSYARATAN ISM CODE

 PART A – IMPLEMENTATION

 PART B – CERTIFICATION AND

VERIFICATION
 PART A
 1. GENERAL
1.1. Definisi
1.2. Tujuan
1.3. Penerapan

 2. KEBIJAKAN KESELAMATAN DAN PERLINDUNGAN

LINGKUNGAN
 3. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG
PERUSAHAAN
 4. PETUGAS YANG DITUNJUK ( Designated Person(s))
 5. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG NAKHODA
 PART A
 6. SUMBER DAYA DAN PERSONIL
 7. PENGEMBANGAN RENCANA PENGOPERASIAN KAPAL
 8. PERSIAPAN KEADAAN DARURAT
 9. LAPORAN DAN ANALISA KETIDAKSESUAIAN,
KECELAKAAN DAN KEJADIAN BERBAHAYA
 10. PERAWATAN KAPAL DAN PERLENGKAPAN
 11. DOKUMENTASI
 12. VERIFIKASI, KAJI ULANG DAN EVALUASI OLEH
PERUSAHAAN
 PART B
 13. CERTIFICATION AND PERIODICAL VERIFICATION
 14. INTERIM CERTIFICATION
 15. VERIFICATION
 16. FORMS OF CERTIFICATES
 ELEMEN 1

1. UMUM
1.1 Definisi
ISM Code
Koda Internasional tentang Manajemen Pengoperasian Kapal Secara
Aman dan Perlindungan Lingkungan sebagaimana diadopsi oleh
Assembly, sebagaimana juga diamandemen oleh Organisasi.
Perusahaan ( Company )
pemilik kapal atau organisasi atau person seperti manajer, atau bareboat
charterer, yang menerima tanggung jawab mengoperasikan kapal dari
pemilik kapal dan orang,yang menerima tanggung jawab, yang telah setuju
mengambil alih seluruh tugas dan tanggung jawab sebagaimana
disyaratkan dalam Code.
 ELEMEN 1
Administration
Pemerintah suatu negara dimana benderanya dikibarkan di kapal
Sistem Manajemen Keselamatan
Sistim yang terstruktur dan terdokumentasi sehingga setiap personil di
Perusahaan dapat menerapkan secara efektif kebijakan perusahaan tentang
keselamatan dan perlindungan lingkungan.
Document of Compliance (DOC)
Dokumen yang diterbitkan kepada Perusahaan yang telah memenuhi
persyaratan Code.
Safety Management Certificate ( SMC )
Dokumen yang diterbitkan untuk kapal yang menyatakan bahwa manajemen
perusahaan dan di atas kapalnya telah dijalankan sesuai sistim manajemen
keselamatan yang telah disetujui.
 ELEMEN 1

1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan ISM Code
keselamatan di laut, mencegah cidera/luka pada manusia atau hilangnya
nyawa manusia, dan mencegah kerusakan lingkungkan, khususnya
lingkungan laut dan harta benda.

1.2.2 Tujuan manajemen keselamatan perusahaan :

- menyelenggarakan pengoperasian kapal secara aman;
- menyediakan lingkungan kerja yang aman;
- menetapkan usaha perlindungan terhadap segala resiko yang telah
teridentifikasi; dan
- secara kontinue meningkatkan ketrapilan manajemen keselamatan
personil di darat dan kapal.
 ELEMEN 1

1.2.3 Sistim Manajemen Keselamatan harus

menjamin :
 terpenuhinya peraturan yang disyaratkan
 memperhatikan code, petujuk dan standar yang
direkomendasikan oleh IMO,
Pemerintah, Badan Klasifikasi dan Organisasi Industri
Maritim.
 ELEMEN 1

1.3. PENERAPAN

 SECARA INTERNASIONAL BERLAKU BAGI SEMUA JENIS

KAPAL
 PEMBERLAKUAN SECARA DOMESTIK DISERAHKAN
KEPADA MASING-MASING PEMERINTAH.
 ELEMEN 1

1.4. PERSYARATAN SISTIM MANAJEMEN KESELAMATAN

Sistim Manajemen Keselamatan harus berisi :
1. kebijakan perusahaan tentang keselamatan dan perlindungan lingkungan;
2. prosedur dan instruksi untuk memastikan pengoperasian kapal secara aman
dan perlindungan terhadap lingkungan sesuai persyaratan internasional dan
hukum negara bendera;
3. garis kewenangan dan jalur komunikasi antara personil di darat dan kapal;
4. prosedur laporan kecelakaan dan ketidaksesuaian dalam sistim manajemen
keselamatan;
5. prosedur menghadapi situasi darurat; dan
6. prosedur audit internal dan tinjauan manajemen.
 ELEMEN 2

2. KEBIJAKAN KESELAMATAN DAN

PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
2.1 Perusahaan harus menetapkan suatu kebijakan tentang
keselamatan dan perlindungan lingkungan

2.2 Perusahaan harus memastikan bahwa kebijakan tersebut sudah

diterapkan dan dipelihara pada semua lini organisasi, baik di darat
maupun di kapal.
 ELEMEN 3

3. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG

PERUSAHAAN

3.1Jika Pemilik menyerahkan pengoperasian kapalnya kepada pihak

lain, ia harus memberitahukannya kepada Pemerintah.

3.2Perusahaan harus mendefinisikan dan mendokumentasikan

tanggung jawab, kewenangan, dan hubungan semua personil yang
mengelola, melakukan dan memverifikasi pekerjaan yang
berkaitan dan berpengaruh terhadap keselamatan dan
perlindungan lingkungan.

3.3. Perusahaan bertanggung jawab memastikan sumber daya

yang memadai dan dukungan dari darat agar DP atau personil
perusahaan dapat melaksanakan fungsinya.
 ELEMEN 4

4. ORANG YANG DITUNJUK

( Designated Person (s) )

 Perusahaan harus menetapkan Orang Yang Ditunjuk ( DP )

 DP independent
 DP bertanggung jawab atas :
* IMPLEMENTASI SMS DALAM PERUSAHAAN & KAPAL
* SEBAGAI PENGHUBUNG PERSONIL KAPAL DENGAN
TOP MANAJEMEN DLM HAL KESELAMATAN.
* KENDALI DOKUMEN SMS
* INTERNAL AUDIT DAN TINJAUAN MANAJEMEN
* MEMIMPIN TEAM TANGGAP DARURAT DI DARAT
* KOORDINASI FAMILIRISASI DAN PELATIHAN SMS.
 ELEMEN 5
5. WEWENANG DAN
TANGGUNGJAWAB NAKHODA

5.1Perusahaan harus menegaskan dan menyatakan tanggung jawab

Nakhoda berkaitan dengan :
.1 penerapann kebijakan keselamatan dan perlindungan
lingkungan;
.2 memotivasi awak kapal perihal kebijakan perusahaan;
.3 mengeluarkan perintah secara jelas dan dengan bahasa
yang sederhana;
.4 memastikan bahwa persyaratan yang ditetapkan telah
dipenuhi;
.5 mengkaji ulang sistim manajemen keselamatan dan
melaporkan kekurangannya kepada manajemen di darat.
 ELEMEN 5
5. WEWENANG DAN
TANGGUNGJAWAB NAKHODA

5.2 Perusahaan menetapkan bahwa Nakhoda

memiliki “Kewenangan Lebih” ( Overriding
Authority) dalam hal keselamatan di kapalnya.

KEWENANGAN YANG DIBERIKAN MELIPUTI :

* BEBAS MEMBERIKAN PERINTAH YANG BERHUBUNGAN
DENGAN KESELAMATAN & PERLINDUNGANLINGKUNGAN
* MELEBIHI KEWENANGAN DARI PERSONIL LAIN DI KAPAL.
* KEWENANGAN DALAM SITUASI NORMAL MAUPUN
KEADAAN DARURAT DAN DAPAT MINTA BANTUAN DARI
DARAT, BILA DIPERLUKAN
 ELEMEN 6

6. SUMBER DAYA DAN PERSONIL

PERUSAHAAN HARUS MENJAMIN BAHWA :

6.1NAKHODA KAPALNYA :
.1 MEMILIKI KEMAMPUAN DALAM MEMIMPIN DAN
MEMBERIKAN PERINTAH;
.2 MEMAHAMI, MENGERTI DAN MENGUASAI SISTIM
MANAJEMEN KESELAMATAN;
.3 MEMPEROLEH DUKUNGAN YANG DIPERLUKAN
AGAR TANGGUNG JAWABNYA DAPAT DILAKSANAKAN.
 ELEMEN 6

6. SUMBER DAYA DAN PERSONIL

6.2KAPALNYA DIAWAKI OLEH CREW YANG

BERKUALIFIKASI, BERSERITIFIKAT DAN SEHAT SESUAI
PERYARATAN NASIONAL DAN INTERNASIONAL

NASIONAL :
KEPMEN. 70/1998

INTERNATIONAL :
Seaferer’s Training, Certification and Watchkeeping Code (STCW ’95)
 ELEMEN 6

6. SUMBER DAYA DAN PERSONIL

6.3PROSEDUR FAMILIRIASAI UNTUK CREW BARU ATAU

YANG BARU DIMUTASIKAN KE KAPAL TELAH
DITETAPKAN.

6.4SELURUH PERSONIL YANG BERKAITAN DENGAN SISTIM

MANAJEMEN KESELAMATAN MEMILIKI PEMAHAMAN
TENTANG RULE, REGULATION, CODE DAN
GUIDELINE YANG RELEVAN
 ELEMEN 6

6. SUMBER DAYA DAN PERSONIL

6.5PROSEDUR PELATIHAN YANG DIPERLUKAN TELAH

DITETAPKAN DAN MEMASTIKAN BAHWA PELATIHAN
TERSEBUT TELAH DIBERIKAN KEPADA SELURUH
PERSONIL YANG TERKAIT.

6.6INFORMASI YANG RELEVAN TENTANG SISTIM

MANAJEMEN KESELAMATAN DALAM BAHASA KERJA
YANG DIMENGERTI.

6.7PERSONEL KAPAL DAPAT BERKOMUNIKASI SECARA

EFEKTIF UNTUK MELAKSANAKAN TUGASNYA
BERKAITAN DENGAN SISTIM MANAJEMEN
KESELAMATAN
 ELEMEN 7

7. PENGEMBANGAN RENCANA
PENGOPERASIAN KAPAL

 PERUSAHAAN HARUS MENETAPKAN PROSEDUR

UNTUK RENCANA PERSIAPAN DAN INSTRUKSI-
INSTRUKSI, TERMASUK CHECKLIST-CHECKLIST
PENGOPERASIAN KAPAL SECARA AMAN DAN
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.

 BERBAGAI TUGAS YANG ADA HARUS DIJELASKAN

DAN DIBERIKAN KEPADA PERSONIL YANG
BERKUALIFIKASI.
 ELEMEN 8

8. PERSIAPAN KEADAAN DARURAT

PERUSAHAAN HARUS :

8.1MENETAPKAN PROSEDUR UNTUK MENIDENTIFIKASI,

MENJELASKAN DAN MENANGGAPI KEADAAN
DARURAT YANG POTENSIAL DI KAPAL;

8.2MENETAPKAN PROGRAM LATIHAN DAN GLADI

SEBAGAI PERSIAPAN MENGHADAPI SITUASI DARURAT;

8.3DAPAT MERESPON DENGAN CEPAT SETIAP KEJADIAN

BERBAHAYA, KECELAKAAN DAN KEADAAN DARURAT
YANG TERJADI DI KAPAL
 ELEMEN 9
9. PELAPORAN DAN ANALISA
KETIDAKSESUAIAN, KECELAKAAN DAN
KEJADIAN BERBAHAYA

9.1SETIAP KETIDAKSESUAIAN, KECELAKAAN, DAN

KEADAAN BERBAHAYA HARUS DILAPORKAN KE
PERUSAHAAN, DISELIDIKI DAN DIANALISA UNTUK
MENINGKATKAN KESELAMATAN DAN
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.

9.2PERUSAHAAN HARUS MENETAPKAN PROSEDUR

UNTUK MELAKSANAKAN TINDAKAN PERBAIKAN
(CORRECTIVE ACTION)
 ELEMEN 10
10. PEMELIHARAAN KAPAL DAN
PERLENGKAPAN
PERUSAHAAN HARUS :
10.1 MEMASTIKAN BAHWA KAPALNYA DIRAWAT SESUAI
RULE DAN REGULATION YANG RELEVAN DAN
KETENTUAN YANG DITETAPKAN OLEH PERUSAHAAN.

10.2 MEMASTIKAN BAHWA :

1. INPEKSI KE KAPAL DILAKSANAKAN PADA
INTERVAL YANG TEPAT;
2. SETIAP KETIDAKSESUAIAN TELAH DILAPORKAN,
DAN (JIKA DIKETAHUI) KEMUNGKINAN PENYEBABNYA;
3. TINDAKAN PERBAIKAN YANG SESUAI TELAH
DILAKSANAKAN;
4. CATATAN-CATATAN MENGENAI HAL TERSEBUT
DIPELIHARA.
 ELEMEN 10
10. PEMELIHARAAN KAPAL DAN
PERLENGKAPAN

10.3 MENETAPKAN PROSEDUR UNTUK

MENGIDENTIFIKASI PERALATAN DAN SISTIM YANG
BILAMANA MENGALAMI KERUSAKAN DAPAT
MENYEBABKAN SITUASI BERBAHAYA.

LANGKAH-LANGKAH KHUSUS UNTUK MENANGANI

PERALATAN TERSEBUT HARUS DITETAPKAN
DALAM SISTIM MANAJEMEN KESELAMATAN,
TERMASUK PENGUJIAN REGULER PERALATAN STAND
BY DAN PERALATAN DAN SISTIM TEKNIS YANG
TIDAK DIGUNAKAN SECARA TERUS MENERUS.
 ELEMEN 10

10. PEMELIHARAAN KAPAL DAN

PERLENGKAPAN

10.4 INSPEKSI SEBAGAIMANA POIN 10.2 TERMASUK

LANGKAH-LANGKAH SEBAGAIMANA POIN 10.3
HARUS MENJADI BAGIAN INTEGRAL DALAM
PERAWATAN RUTIN PERSONIL KAPAL.
 ELEMEN 11

11. DOKUMENTASI

11.1 PERUSAHAAN HARUS MENETAPKAN DAN

MEMELIHARA PROSEDUR UNTUK MENGONTROL
SELURUH DOKUMEN DAN DATA YANG RELEVAN
DENGAN SMK.
11.2 PERUSAHAAN HARUS MEMASTIKAN BAHWA :
1. DOKUMEN YANG MASIH BERLAKU BERADA PADA
TEMPATNYA;
2. PERUBAHAN DOKUMEN TELAH DIKAJI ULANG DAN
DISETUJUI OLEH PERSONEL YANG BERWENANG;
3. OBSOLOTE DOKUMEN TELAH DICABUT.
11.3 SETIAP KAPAL HARUS MEMBAWA DOKUMENTASI
YANG RELEVAN DENGAN JENIS KAPAL ITU.
 ELEMEN 12
12. VERIFIKASI, KAJI ULANG DAN
EVALUASI OLEH PERUSAHAAN

PERUSAHAAN HARUS
12.1 MELAKSANAKAN AUDIT INTERNAL UNTUK
MEMASTIKAN BAHWA PELAKSANAAN KEGIATAN
KESELAMATAN DAN PENCEGAHAN PERLINDUNGAN
LINGKUNGAN TELAH SESUAI DENGAN SMK.

12.2 SECARA PERIODIK MENGEVALUASI, DAN

BILAMANA PERLU, MENGKAJI ULANG SISTIM
MANAJEMEN KESELAMATAN SESUAI PROSEDUR YANG
DITETAPKAN PERUSAHAAN
 ELEMEN 12

12. VERIFIKASI, KAJI ULANG DAN

EVALUASI OLEH PERUSAHAAN
12.3 AUDIT DAN KEMUNGKINAN TINDAKAN PERBAIKAN
HARUS DILAKSANAKAN SESUAI PROSEDUR YANG TELAH
TERDOKUMENTASI

12.4 PERSONIL YANG MELAKSANAKAN AUDIT HARUS

INDEPENDEN ( DI LUAR BIDANG YANG DIAUDIT ).
KECUALI ORGANISASI PERUSAHAAN TIDAK
MEMUNGKINKAN HAL TERSEBUT.

12.5 HASIL AUDIT HARUS MENJADI PERHATIAN BAGI

AUDITEE.

12.6 AUDITEE BERTANGGUNG JAWAB ATAS

PEMENUHAN TINDAKAN PERBAIKAN SESUAI WAKTU
YANG DITENTUKAN.
 ELEMEN 13

PART B

13. SERTIFIKASI DAN VERIFIKASI PERIODIK

13.1 PERUSAHAAN HARUS MEMILIKI SERTIFIKAT DOKUMEN

KESESUAIAN ( DOCUMENT OF COMPLIANCE – DOC )
SESUAI JENIS KAPAL YANG DIOPERASIKAN.

13.2 DOC DITERBITKAN OLEH PEMERINTAH ATAU BADAN

LAIN YANG DITUNJUK OLEH PEMERINTAH. MASA
BERLAKU SERTIFIKAT 5 TAHUN.

13.3 DOC BERLAKU UNTUK JENIS KAPAL YANG TERTULIS

DALAM SERTIFIKAT.
 ELEMEN 13

13. SERTIFIKASI DAN VERIFIKASI

PERIODIK
13.4 DOC TETAP BERLAKU JIKA TELAH DILAKUKAN
VERIFIKASI TAHUNAN OLEH PEMERINTAH ATAU
ORGANISASI YANG DITUNJUK. VERIFIKASI
TAHUNAN DILAKUKAN 3 (TIGA) BULAN SEBELUM
ATAU SETELAH ULANG TAHUN SERTIFIKAT.

13.5 DOC DAPAT DICABUT OLEH PEMRINTAH BILA

TIDAK DILAKSANAKAN VERIFIKASI TAHUNAN ATAU
DITEMUKAN KETIDAKSESUAIAN BESAR ( MAJOR
NON CONFORMITIES)
13. SERTIFIKASI DAN VERIFIKASI
PERIODIK
13.5 BILAMANA DOC DICABUT, OTOMATIS SERTIFIKAT
MANAJEMEN KESELAMATAN ( SAFETY
MANAGEMENT CERTIFICATE – SMC ) TIDAK BERLAKU.

13.6 SALINAN DOC HARUS DIKIRIM KE KAPAL.

13.7 SERTIFIKAT MANAJEMEN KESELAMATAN ( SMC )

DITERBITKAN OLEH PEMRINTAH ATAU
ORGANISASI YANG DITUNJUK . MASA BERLAKU
SERTIFIKAT ADALAH 5 TAHUN. SMC DITERBITKAN
SETELAH DILAKUKAN VERIFIKASI TERHADAP
PERUSAHAAN DAN KAPAL.
 ELEMEN 13

13. SERTIFIKASI DAN VERIFIKASI

PERIODIK
13.8 SMC BERLAKU JIKA TELAH DILAKSANAKAN
VERIFIKASI ANTARA ( INTERMEDIATE
VERIFICATION). VERIFIKASI ANTARA
DILAKSANAKAN PADA TAHUN KEDUA ATAU
KETIGA.

13.9 SMC BISA DICABUT JIKA TIDAK DILAKSANAKAN

VERIFIKASI ANTARA ATAU DITEMUKAN
KETIDAKSESUAIAN BESAR PADA SAAT VERIFIKASI
ANTARA.
 ELEMEN 13

13. SERTIFIKASI DAN VERIFIKASI

PERIODIK
13.10 JIKA VERIFIKASI PEMBARUAN TELAH SELESAI
DILAKSANAKAN 3 ( TIGA ) BULAN SEBELUM MASA
BERLAKU SERTIFIKAT HABIS, MASA BERLAKU
SERTIFIKAT BERIKUTNYA SESUAI TANGGAL
BERLAKU SERTIFIKAT SEBELUMNYA

13.11 JIKA VERIFIKASI PEMBARUAN SELESAI LEBIH DARI

3
( TIGA) BULAN SEBELUM MASA SERTIFIKAT HABIS,
MAKA MASA BERLAKU SERTIFIKAT SELANJUTNYA
DIHITUNG SEJAK DARI TANGGAL SELESAINYA
VERIFIKASI.
 ELEMEN 14

14. SERTIFIKAT INTERIM

( SEMENTARA )
14.1 SERTIFIKAT DOC SEMENTARA DITERBITKAN BILA :
1. PERUSAHAAN BARU DIDIRIKAN, ATAU ;
2. KAPAL BARU BERGABUNG.
MASA BERLAKU SERTIFIKAT SEMENTARA ADALAH 12
BULAN

14.2 SERTIFIKAT SMC SEMENTARA DITERBITKAN BILA :

1. KAPAL BARU DISERAHKAN;
2. BILA GANTI PERUSAHAAN;
3. PERUBAHAN PEMILIK.
MASA BERLAKU SERTIFIKAT SMC SEMENTARA
ADALAH 6 BULAN.
 ELEMEN 14

14. SERTIFIKAT INTERIM

( SEMENTARA )
14.3 DALAM HAL KHUSUS, SERTIFIKAT SMC SEMENTARA
DAPAT DIPERPANJANG SELAMA TIDAK LEBIH DARI 6
BULAN.

14.4 SERTIFIKAT SMC SEMENTARA DAPAT DITERBITKAN

JIKA VERIFIKASI BERIKUT TELAH DILAKSANAKAN :
1. DOC ATAU DOC SEMENTARA SESUAI DENGAN JENIS
KAPAL;

2. PERUSAHAAN TELAH MENETAPKAN DALAM SISTIM

MANAJAMEN KESELAMATANNYA JENIS KAPAL YANG
DIMAKSUD;
 ELEMEN 14
14. SERTIFIKAT INTERIM
( SEMENTARA )
3. PERUSAHAAN TELAH MENETAPKAN RENCANA
AUDIT UNTUK KAPAL TERSEBUT SELAMA 3 ( TIGA ) BULAN;

4. NAKHODA DAN PERWIRA DI KAPAL TELAH FAMILIAR

DENGAN SISTIM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN TELAH
MEMBUAT RENCANA PENERAPANNYA;

5. INSTRUKSI-INSTRUKSI PENTING TELAH TERSEDIA

SEBELUM KAPAL BERLAYAR; DAN

6. INFORMASI-INFORMASI RELEVAN DENGAN SISTIM

MANAJEMEN KESELAMATAN TERSEDIA DALAM BAHA
KERJA YANG DIMENGERTI AWAK KAPAL.
 ELEMEN 15

15. VERIFIKASI

15.1 SELURUH VERIFIKAI YANG DISYARATKAN DALAM

CODE HARUS DILAKSANAKAN SESUAI PROSEDUR
YANG DAPAT DITERIMA OLEH PEMERINTAH
TERMASUK GUIDELINE DARI IMO.
 ELEMEN 16

16. BENTUK SERTIFIKAT

 FORMAT DOC /SMC SESUAI DENGAN APPENDIX DARI ISM

CODE
 HARUS DITERJEMAHKAN DALAM 2 BAHASA
(INGGRIS/PERANCIS)
 ENDORSEMEN SERTIFIKAT