Anda di halaman 1dari 44

bab 8 | Perilaku dan Motivasi Karyawan

Bentuk-bentuk
Perilaku Karyawan
• Perilaku karyawan: Pola tindakan anggota
organisasi yang langsung/tidak langsung
memengaruhi efektivitas organisasi.
• Perilaku kinerja: Serangkaian perilaku
kerja yang diharapkan dari karyawan.
PENERBIT ERLANGGA
– Berkontribusi langsung pada produktivitas
dan kinerja.

BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 2


Bentuk-bentuk
Perilaku Karyawan
• Kewargaan organisasi: Perilaku individu
yang berkontribusi positif bagi organisasi,
meski tidak langsung berdampak laba.
– Sejumlah faktor individu dan organisasi
memainkan peran dalam mendorong
PENERBIT ERLANGGA
atau menurunkan kewargaan
organisasi.

BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 3


Bentuk-bentuk
Perilaku Karyawan
• Perilaku kontraproduktif: Perilaku
menjauhi kinerja organisasi.
– ketidakhadiran
– perputaran karyawan
– pencurian dan sabotase
PENERBIT ERLANGGA
– pelecehan seksual dan ras
– agresi dan kekerasan di tempat kerja
BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 4
Perbedaan Individu
Antarkaryawan
• Perbedaan individu: Atribut pribadi yang
berbeda-beda antarindividu, misalnya
kepribadian dan sikap.
• Kepribadian: Serangkaian atribut
psikologis yang relatif stabil, yang
PENERBIT ERLANGGA
membedakan seseorang dengan orang
lain.

BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 5


Perbedaan Individu
Antarkaryawan
• “Lima besar” sifat kepribadian:
1. kesetujuan
2. pengaturan diri
3. emosionalitas
PENERBIT ERLANGGA
4. ekstraversi
5. keterbukaan

BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 6


Perbedaan Individu
Antarkaryawan
1. Kesetujuan: Kemampuan seseorang untuk
berinteraksi dengan orang lain.
2. Pengaturan diri mengacu pada kegigihan, sifat
mudah diandalkan, dan keteraturan seseorang.
3. Emosionalitas mengacu pada derajat
kecenderungan seseorang memiliki pandangan
PENERBIT ERLANGGA
dan perilaku positif atau negatif terhadap orang
lain.

BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 7


Perbedaan Individu
Antarkaryawan

4. Ekstraversi mengacu pada tingkat


kenyamanan seseorang terhadap suatu
hubungan.
– Ekstrovert: Individu yang pandai
bergaul, banyak bicara, asertif, dan
PENERBIT ERLANGGA
terbuka dalam menjalin hubungan baru
—cenderung menjadi penghasil kinerja
yang lebih tinggi.
BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 8
Perbedaan Individu
Antarkaryawan
5. Keterbukaan: Seterbuka atau setertutup
apa seseorang berdasarkan keyakinan
yang dia pegang.
– Cenderung memiliki rasa penasaran
lebih tinggi.
PENERBIT ERLANGGA
– Bersedia mendengarkan ide-ide baru.
– Sering kali menjadi penghasil kinerja
yang lebih baik.
BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 9
Perbedaan Individu
Antarkaryawan
• Nilai potensial dari pengukuran
kepribadian terletak pada cakupan
integrasi dari beragam sifat yang
tampaknya valid dalam mengamati
perilaku tertentu pada situasi tertentu.
PENERBIT ERLANGGA
• Maka, manajer dapat memahami dengan
baik tentang mengapa dan bagaimana
karyawan berperilaku.
BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 10
Perbedaan Individu
Antarkaryawan
• Indikator Tipe Myers-Briggs terbukti
berguna sebagai kerangka pemikiran
dalam menentukan:
– gaya komunikasi
– preferensi interaksi
PENERBIT ERLANGGA

BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 11


Perbedaan Individu
Antarkaryawan
• Empat dimensi umum Myers-Briggs:
– menggunakan indra
– intuisi
– menilai

PENERBIT ERLANGGA
– memahami
• Posisi tinggi atau rendah dalam tiap
dimensi menjadi 16 kategori kepribadian.
BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 12
Perbedaan Individu
Antarkaryawan
• Kecerdasan emosional (EQ): Derajat
sejauh mana orang-orang
– memiliki kesadaran diri
– dapat mengelola emosi
– dapat memotivasi diri
PENERBIT ERLANGGA
– menunjukkan empati kepada orang lain
– memiliki keterampilan bersosialisasi
BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 13
Perbedaan Individu
Antarkaryawan
• Sepertinya, kecerdasan emosional tidak
bersifat genetis, tetapi dapat dipelajari.
• Penelitian terdahulu menunjukkan, orang-
orang dengan EQ tinggi berkinerja lebih
baik ketimbang yang memiliki EQ rendah.
PENERBIT ERLANGGA

BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 14


Perbedaan Individu
Antarkaryawan
• Sifat kepribadian penting lainnya:
1. lokus kendali
2. efikasi diri
3. otoritarianisme
PENERBIT ERLANGGA
4. machiavellianisme
5. harga diri
6. kecenderungan mengambil risiko
BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 15
Perbedaan Individu
Antarkaryawan
1. Lokus kendali: Kepercayaan bahwa perilaku
berdampak riil terhadap kehidupan.
– Lokus kendali internal : Keberhasilan bisa
diraih apabila bekerja keras.
– Lokus kendali eksternal : Keberhasilan
ditentukan oleh takdir, peluang, keberuntungan,
PENERBIT ERLANGGA
atau perilaku orang lain.
2. Konsep serupa adalah efikasi diri: Keyakinan
akan kemampuan dalam menjalankan tugas.
BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 16
Perbedaan Individu
Antarkaryawan
3. Otoritarianisme: Kepercayaan bahwa
perbedaan kekuasaan dan status bisa
dibenarkan dalam organisasi.
– Seseorang yang otoriter cenderung
menerima arahan dan perintah.
PENERBIT ERLANGGA
4. Machiavellianisme: Keinginan untuk
memperoleh kekuasaan dan
mengendalikan perilaku orang lain.
BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 17
Perbedaan Individu
Antarkaryawan

5. Harga diri: Sejauh mana seseorang


percaya bahwa dirinya berharga dan
patut diperhitungkan.
– Individu dengan harga diri tinggi
cenderung:
PENERBIT ERLANGGA
• mencari pekerjaan berstatus tinggi
• lebih percaya diri akan kinerjanya

BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 18


Perbedaan Individu
Antarkaryawan

6. Kecenderungan mengambil risiko:


Kesediaan mengambil peluang dan
membuat keputusan berisiko.
– Karakteristik ini dapat berpengaruh
besar terhadap perilaku pengambilan
PENERBIT ERLANGGA
keputusan seorang manajer.

BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 19


Perbedaan Individu
Antarkaryawan
• Sikap: Kecenderungan stabil untuk
berperilaku terhadap suatu objek dengan
cara tertentu, yang memiliki tiga komponen.
1. Kognisi adalah pengetahuan yang
dipegang seseorag mengenai suatu hal.
PENERBIT ERLANGGA
2. Afek seseorang adalah perasaannya
terhadap sesuatu.
3. Intensi membimbing perilaku seseorang.
BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 20
Perbedaan Individu
Antarkaryawan
• Dua kognisi atau persepsi dapat saling
bertentangan atau inkongruen.
– Individu akan mengalami suatu konflik
dan kecemasan yang disebut dengan
disonansi kognitif.
PENERBIT ERLANGGA

BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 21


Perbedaan Individu
Antarkaryawan
• Sikap memiliki nilai penting sebagai sarana
kita mengekspresikan perasaan.
• Sikap mencerminkan kepercayaan dan
perasaan kita mengenai ide-ide, situasi
tertentu, atau orang lain.
PENERBIT ERLANGGA
• Sikap dibentuk oleh beragam kekuatan (nilai
yang kita anut, pengalaman, dan kepribadian
kita).
BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 22
Perbedaan Individu
Antarkaryawan
• Sikap terkait pekerjaan yang penting adalah:
– Kepuasan kerja, atau moral, adalah derajat
sejauh mana orang-orang memiliki sikap
positif terhadap pekerjaan mereka.
– Sebaliknya, komitmen organisasi
PENERBIT ERLANGGA
mencerminkan identifikasi seseorang
dengan organisasi tersebut dan misinya.

BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 23


Mencocokkan
Pekerjaan dan Individu
• Kontrak psikologis: Keseluruhan
ekspektasi yang dimiliki karyawan dan
organisasi terkait dengan
– apa yang akan dikontribusikan oleh
karyawan bagi organisasi
PENERBIT ERLANGGA
– apa yang akan diberikan organisasi
sebagai imbalannya

BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 24


Mencocokkan
Pekerjaan dan Individu
• Seseorang menghasilkan beragam jenis
kontribusi (usaha, kemampuan, loyalitas,
keterampilan, waktu).
• Sebagai imbalannya, organisasi
memberikan insentif (gaji, peluang karier,
PENERBIT ERLANGGA
jaminan kerja, status).

BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 25


Mencocokkan
Pekerjaan dan Individu
• Semua organisasi harus mengelola
kontrak psikologis:
– Menyediakan insentif yang tepat agar
dapat mempertahankan karyawan.

PENERBIT ERLANGGA

BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 26


Mencocokkan
Pekerjaan dan Individu
• Kesesuaian individu-pekerjaan yang
baik dicapai ketika kontribusi karyawan
cocok dengan insentif yang diberikan
organisasi.
• Kecocokan yang tepat antara individu dan
PENERBIT ERLANGGA
pekerjaannya dapat meningkatkan kinerja,
kepuasan kerja, dan motivasi.

BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 27


Beberapa Konsep dan
Teori Motivasi Dasar
• Motivasi: Serangkaian kekuatan yang
menyebabkan orang-orang memiliki
perilaku tertentu.

PENERBIT ERLANGGA

BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 28


Beberapa Konsep dan
Teori Motivasi Dasar
• Pendekatan motivasi awal: Asumsi bahwa
pekerja hanya termotivasi oleh uang.
– Manajer menggunakan teori ini melalui
manajemen ilmiah:
• Memberikan bayaran atas produktivitas
PENERBIT ERLANGGA
karyawan
• Mencari cara yang lebih efisien dalam
menuntaskan pekerjaan
BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 29
Beberapa Konsep dan
Teori Motivasi Dasar
• Efek Hawthorne: Hasil penelitian di
Western Electric yang menunjukkan
bahwa produktivitas pekerja meningkat
ketika merespons perhatian khusus.
– Akibatnya, para peneliti lebih berfokus
PENERBIT ERLANGGA
pada dampak hubungan manusia
terhadap kinerja karyawan.

BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 30


Beberapa Konsep dan
Teori Motivasi Dasar
• Model hierarki kebutuhan manusia
Abraham Maslow: Orang-orang bekerja
untuk memenuhi satu atau lebih
kebutuhannya
(fisiologis, keamanan, sosial, harga diri,
PENERBIT ERLANGGA
aktualisasi diri).
– Orang-orang termotivasi oleh kebutuhan
terendah yang belum terpenuhi.
BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 31
Beberapa Konsep dan
Teori Motivasi Dasar
• Teori dua faktor Frederick Herzberg:
Kepuasan dan ketidakpuasan bergantung
pada:
– Faktor higiene
(misalnya, kondisi tempat kerja)
PENERBIT ERLANGGA
– Faktor motivasi
(misalnya, pengakuan prestasi kerja)

BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 32


Beberapa Konsep dan
Teori Motivasi Dasar
• Karyawan termotivasi oleh adanya satu
atau lebih faktor motivasi.
• Tidak adanya faktor higiene menyebabkan
ketidakpuasan.
– Tetapi, adanya faktor ini tidak serta-
PENERBIT ERLANGGA
merta menimbulkan motivasi.

BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 33


Beberapa Konsep dan
Teori Motivasi Dasar
• Teori kebutuhan McClelland: Pekerja
memiliki tiga jenis kebutuhan
(pencapaian, afiliasi, kekuasaan).
• Kebutuhan-kebutuhan ini:
– dibentuk seiring berjalannya waktu
PENERBIT ERLANGGA
– memengaruhi perilaku

BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 34


Beberapa Konsep dan
Teori Motivasi Dasar

• Kebutuhan pencapaian termotivasi oleh


tugas yang menantang.
• Kebutuhan afiliasi ingin mengembangkan
hubungan personal dengan karyawan lain.
PENERBIT ERLANGGA
• Kebutuhan kekuasaan memiliki keinginan
untuk mengendalikan lingkungan.

BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 35


Beberapa Konsep dan
Teori Motivasi Dasar
• Douglas McGregor membuat model sumber
daya manusia, tentang dua jenis manajer:
– Manajer teori X percaya bahwa para
pekerja pada dasarnya malas dan tidak
termotivasi.
PENERBIT ERLANGGA
– Manajer teori Y percaya bahwa manusia
pada dasarnya termotivasi dan tertarik
untuk menjadi produktif.
BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 36
Beberapa Konsep dan
Teori Motivasi Dasar
• Teori ekspektansi: Orang-orang termotivasi
bekerja demi imbalan yang mereka harapkan
dapat diraih.
• Teori keadilan: Berfokus pada
perbandingan sosial
PENERBIT ERLANGGA
1. Mengevaluasi perlakuan organisasi
2. Membandingkannya dengan perlakuan
yang diterima orang lain
BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 37
Strategi dan Teknik untuk
Meningkatkan Motivasi
• Untuk membuat pekerjaan lebih menarik
dan bermanfaat, digunakan:
– Penguatan positif: Pemberian
imbalan terhadap perilaku yang
diinginkan.
PENERBIT ERLANGGA
– Hukuman: Menunjukkan konsekuensi
tidak mengenakkan dari perilaku yang
tidak diinginkan.
BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 38
Strategi dan Teknik untuk
Meningkatkan Motivasi
• Pembelajaran sosial:
1. Mengamati perilaku orang lain
2. Menyadari konsekuensinya
3. Mengubah perilaku diri sendiri
PENERBIT ERLANGGA

BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 39


Strategi dan Teknik untuk
Meningkatkan Motivasi
• Manajemen berdasarkan tujuan (MBO):
Sistem penetapan sasaran secara
kolaboratif, dari tingkatan atas hingga
bawah organisasi.
– Manajer secara berkala bertemu
PENERBIT ERLANGGA
bawahan untuk meninjau kemajuan
pencapaian sasaran, meningkatkan
kepuasan dan komitmen.
BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 40
Strategi dan Teknik untuk
Meningkatkan Motivasi
• Manajemen partisipatif dan
pemberdayaan: Karyawan berhak
menyuarakan kondisi kerja dan
bagaimana perusahaan dikelola.
– Cenderung meningkatkan komitmen
PENERBIT ERLANGGA
karyawan terhadap sasaran organisasi.

BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 41


Strategi dan Teknik untuk
Meningkatkan Motivasi
• Penggunaan tim meningkatkan motivasi
dan kepuasan kerja melalui:
– keputusan lebih cepat dan efektif
– memperkaya komunikasi dalam
perusahaan
PENERBIT ERLANGGA
– mendorong anggota organisasi untuk
meningkatkan perasaan karyawan
menjadi bagian dari organisasi
BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 42
Strategi dan Teknik untuk
Meningkatkan Motivasi
• Pengayaan pekerjaan menambah faktor-
faktor motivasi pada kegiatan kerja.
• Perancangan ulang pekerjaan merancang
kesesuaian yang lebih tepat antara karyawan
dan pekerjaannya melalui:
PENERBIT ERLANGGA
– penggabungan tugas
– pembentukan kelompok kerja alamiah
– pembentukan hubungan klien
BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 43
Strategi dan Teknik untuk
Meningkatkan Motivasi
• Jadwal kerja yang dimodifikasi:
Pendekatan dalam menetapkan jam kerja
dan hari kerja.
– berbagi pekerjaan
– program waktu fleksibel
PENERBIT ERLANGGA
– telecommuting

BAB 8 - Perilaku dan Motivasi Karyawan 44

Anda mungkin juga menyukai