Anda di halaman 1dari 64

ANALISIS SENYAWA

BARBITURAT
By Dedi Nofiandi, M.Farm, Apt
Pendahuluan
Barbiturat merupakan derivat asam barbiturate (2,4,6-
trioksoheksahidropiridin)
Asam barbiturate sendiri tidak menyebabkan depresi
SSP, efek hipnotik-sedatif dan efek lainnya
ditimbulkan bila posisi lima ada gugus alkil.
Asam barbiturate (malonil urea) adalah hasil
kondensasi asam malonat dan urea.
Lanjutan…
Pada tahun 1823 Wahler membuat preparat ureum dan
preparat preparatnya.
Kemudian th 1864 bayer membuat asam barbiturat.
Baru tahun 1900 Fischer mensintesa senyawa barbital
dari kondensasi etil ester melonat dengan ureum dalam
suasana Na ethylat dan sampai sekarang sintesa untuk
barbital ini tetap dipakai.
Struktur
Sifat Fisiko Kimia
Larut dalam 130 bagian air, dalam 13 bagian air
mendidih, dalam 15 bagian etanol 95%, dalam 75
bagian kloroform, dalam 35 bagian eter dan dalam 6
bagian aseton
Jarak lebur 188 – 192
Senyawa barbiturat pada umumnya tidak stabil dalam
air dan karena itu sediaan obat cair yang mengandung
senyawa barbiturat menggunakan pelarut bukan air.
Adanya air akan menyebabkan terurainya barbiturat
menurut persamaan reaksi sebagai berikut :
Penggolongan
Secara kimia senyawa barbiturat dapat dibagi atas 3
kelompok yaitu :
1. Turunan 5,5-disubstitusi barbiturat
2. Turunan 1,5,5-trisubstitusi barbiturat
3. Turunan 5,5-disubstitusi tiobarbiturat
Turunan 5,5-disubstitusi barbiturat

Allobarbital Pentobarbital
Amylobarbital Phenobarbital
Aprobarbital Probarbital
Barbital Secobarbital
Butalybarbital Talbutal
Butethal Vinbarbital
Cyclobarbital
Heptabarbital
Hexethal
Turunan 1,5,5-trisubstitusi barbiturat
Hexobarbital
Mephobarbital
Metharbital
Methohexital
Turunan 5,5-disubstitusi Tiobarbiturat
Methitural
Thiamylal
Thiopental (Pentothal)
Reaksi Warna
Uji Kopanyi-Zwikker
Uji Lieberman
Raksa (I) Nitrat
Palladium Klorida
Pereaksi Vanilin
Uji Kopanyi-Zwikker
Pada umumnya senyawa barbiturat memberikan warna
ungu dengan uji kopanyi-Zwikker (Garam2 kobalt) →
uji pendahuluan untuk menentukan adanya golongan
barbiturat
Pereaksi :
Larutan 1% Kobalt nitrat dalam etanol
Lanjutan…
Cara Kerja :
larutkan sedikit sampel dalam 1 ml etanol + setetes
pereaksi di atas kemudian tambahkan sedikit (± 10 µl)
pirolidin, aduk campuran tersebut.
Pengamatan :
Warna ungu diberikan oleh zat2 yang mempunyai
struktur sebagai berikut :
1. Imida, disini gugus >C=O dan >NH berikatan dalam
satu cincin (misalnya barbiturat, glutethamide,
oxyphenisatin, saccharin).
Lanjutan…
2. Sulfonamida dan senyawa2 lain yang mempunyai
gugus –SO₂NH₂ bebas pada satu cincin (misalnya
clopamide, furosemide, sulfanilamide, Thiazide) atau
senyawa yang mempunyai gugus –SO₂NH₂ yang
menghubungkan satu cincin benzen dengan cincin
lain selain cincin pyrazine, pyridazine, pyridine atau
pyridamine (misalnya sulfafurazol,
sulfametoksazol), sedangkan sulfadiazin dan
sulfadimetoksin akan memberikan warna merah
muda atau ungu-merah.
Lanjutan…
Tanggapan warna tidak diberikan oleh senyawa2 yang
mempunyai substituen lain pada atom nitrogen kecuali
paramethadione dan theophylline memberikan warna
ungu.
Catatan :
Garam-garam HCl memberikan warna biru sebelum
penambahan pirolidin.
Uji Lieberman
Pereaksi :
Tambahkan 5 g kristal NaNO₂pada 50 ml asam sulfat
sambil didinginkan dan diaduk.
Cara Kerja :
tambahkan 2-3 tetes pereaksi diatas pada cuplikan zat
uji diatas ubin putih atau tabung reaksi kemudian
panaskan pada tangas air 100 ⁰C
Lanjutan…
Pengamatan :
1. Warna jingga diberikan oleh senyawa2 yang
mengandung cincin benzen monosubstitusi yang
tidak berikatan dengan gugus-gugus >C=O. >N-
C(=O)-, atau cincin yang mengandung gugus >C=N-
O-.
Lanjutan…
2. Warna jingga atau coklat diberikan oleh beberapa
senyawa yang mengandung dua cincin benzen
monosubstitusi (atau beberapa senyawa disubstitusi
dengan gugus fluor sebagai substituen kedua) yang
terikat pada satu atom karbon atau pada atom2
karbon yang berdekatan.
Lanjutan…
3. Berbagai warna diberikan oleh senyawa2 yang
mengandung gugus –OH, O-alkil, atau O-CH2.O-
yang terikat pada cincin benzen atau pada cincin
dalam struktur lingkar banyak yang banyak
mengandung cincin benzen. Cincin benzen itu tidak
boleh mengandung gugus –NO2 atau halogen atau
mengandung substituen –O-orto terhadap gugus oksi
, senyawa2 yang mengandung sulfur dalam cincin
lingkar memberikan berbagai warna. Tanggapan
warna jingga – merah : Methylphenobarbital,
Phenobarbital, Phenylmethylbarbiturat acid.
Raksa (I) Nitrat
Pereaksi
pada larutan jenuh Raksa (I) Nitrat tambahkan serbuk
Na bic sampai buihnya tidak muncul lagi dan endapan
yang berbentuk telah menjadi kuning. Kemudian
endapan ini akan berubah menjadi kuning muda.
Pereaksi ini harus dibuat baru dan harus dikocok dulu
sebelum digunakan dan tidak boleh disimpan lebih
dari satu jam.
Lanjutan…
Cara Kerja :
larutkan cuplikan zat uji dalam sedikit etanol, lalu
tambahkan setetes pereaksi diatas, kocok dan amati
pada selang waktu dua menit. Larutan blanko yang
hanya mengandung etanol dan pereaksi tersebut di atas
harus diperlakukan dengan cara yang sama pada waktu
yang bersamaan.
Pengamatan :
warna kelabu tua atau hitam menunjukkan adanya gugus
imida melingkar atau sulfonamida yang mempunyai
cincin tambahan. Kecepatan dan intensitas warna reaksi
bervariasi antara senyawa2 yang berbeda.
Senyawa imida melingkar berikut ini bereaksi dengan
urutan intensitas yang semakin menurun : barbiturat,
bemergide, phenytoin > benperidol, Cycloserine,
pimozide > glutethimide, oxyphenisatin > saccharin,
sulphinpyrazone.
Lanjutan…
Sedangkan sulfonamida : suksinilsulfatiazol,
sulfamoksol, sulfanilamid, sulfasomidin dan
sulfatiazol bereaksi dengan intensitas yang lebih besar
daripada yang lain.
Klorpropamid dan tolbutamid hanya memberikan
warna yang sedang-sedang saja.
Palladium Klorida
Pereaksi :
larutkan dengan bantuan pemanasan 0,1 gram
palladium klorida dalam 5 ml HCl 2 M dan encerkan
dengan air sampai 100 ml. campurkan larutan ini sama
banyak dengan larutan NaOH 2 M. pereaksi ini dapat
di simpan selama beberapa minggu.
Lanjutan…
Cara Kerja :
campurkan cuplikan zat uji dengan 1 ml pereaksi di
atas dan panaskan pada suhu 100 ⁰C dalam tangas air
selama 2 menit. Larutan blanko harus diperlakukan
dengan cara yang sama pada waktu yang bersamaan
dengan pengujian tersebut.
Pengamatan
warna merah, jingga, kuning, coklat atau hitam diberikan
oleh senyawa2 alifatik yang mempunyai atom sulfur
dalam rantainya dan senyawa2 aromatik yang mempunyai
atom sulfur pada rantai sampingnya.
Tanggapan warna tidak diberikan bila ada rantai S-alkil
kecuali jika rantai itu diakhiri oleh gugus yang
mengandung halogen.
Tanggapan warna juga tidak diperoleh jika atom sulfur
berada dalam suatu gugus yang menghubungkan dua
cincin.
Lanjutan…
Zat2 pereduksi seperti Vit C, kloral hidrat, kloroform,
glukosa dan senyawa2 yang mengandung rantai yang
mempunyai ikatan hidrazin (-NH-NH-, -NH-NH2),
memberikan warna hitam atau kelabu tua yang tembus
cahaya, berubah berangsur-angsur menjadi jingga
sampai coklat.
Lanjutan…
Senyawa yang mengandung gugus hidroksil yang
berdekatan pada satu cincin aromatik memberikan
warna jingga yang berubah menjadi coklat.
Tanggapan warna pada senyawa barbiturat dengan
pereaksi palladium klorida adalah :
jingga : thiopental
kuning-jingga : Thialbarbital
Pereaksi Vanilin
Pereaksi :
Larutkan 1 g vanilin dalam 20 ml asam sulfat
panaskan bila perlu
Cara kerja :
tambahkan 2 tetes pereaksi diatas pada cuplikan zat
uji, panaskan dalam tangas air pada suhu 100 ⁰C
selama 30 detik dan catat warna yang timbul,
kemudian encerkan campuran tersebut setelah dingin
dengan menambahkan beberapa tetes air dan catat
perubahan warna yang terjadi.
Lanjutan…
Pengamatan :
Senyawa barbiturat reaksi warna akan terjadi
tergantung pada struktur rantai sampingnya pada posisi
5.
Warna2 tua yang dapat hilang atau berubah menjadi
ungu, biru atau hijau oleh pengenceran terjadi bila
rantai sampingnya lebih dari 2 atom C panjangnya atau
mengandung satu cincin sikloalkana.
Lanjutan…
Tanggapan warna tidak diperoleh bila kedua rantai
sampingnya kurang dari 3 atom C panjangnya, atau
jika rantai itu bercabang jauh dari cincin atau
mengandung inti aril. Rantai samping yang jenuh,
panjang dan lurus juga dapat menghalangi reaksi.
Senyawa2 hidroksi barbiturat memberikan tanggapan
warna yang positif tetapi bemergide, glutethimide,
phenytoin dan pirimidone hasil negatif.
Nama senyawa Warna setelah Warna setelah
pemanasan pengenceran

3-Hidroxybuto-barbitone Merah Ungu (sementara)

Heptabarbitone Merah-ungu Tak berwarna

3-Hydroxyamylo-barbitone Merah-ungu Tak berwarna

Cyclobarbitone Merah-coklat Hijau

Cyclopentobarbitone Merah-coklat Hijau

Pentobarbitone Merah-coklat Ungu

Quinalbarbitone Merah-coklat Ungu

Thiopenthone Merah-coklat Ungu

Barbitone Jingga Tak berwarna


Lanjutan…
Nama Senyawa Warna setelah pemanasan Warna setelah pengenceran

Secbutobarbitone Jingga Ungu

Allobarbitone Jingga-coklat Ungu (sementara)

Brallobarbitone Jingga-coklat Jingga-coklat

Thialbarbitone Jingga-coklat Ungu (sementara)

Talbutal Jingga-coklat Ungu

Hexobarbitone Coklat Ungu

Methohexitone Coklat-ungu Tak berwarna

Vinbarbitone Coklat-ungu Tak berwarna

3-Hidroxypentobarbitone Coklat-ungu Tak berwarna


Lanjutan…
Dalam keadaan dingin tanggapan warna :
Tanggapan warna tidak diperoleh : amylobarbitone,
aprobarbitone, barbitone, butobarbitone, hexethal,
ibomal, idobutal, methabarbithone,
methylphenobarbitone, nealbarbitone, phenobarbitone
atau phenylmethylbarbituric acid
Warna jingga : pentobarbitone, quinalbarbitone dan
thiobarbitone
Warna Coklat : cyclobarbitone
Sistem KLT untuk identifikasi barbiturat
Karena obat2 golongan barbiturat adalah senyawa
yang besifat asam maka sistem KLT yang digunakan
untuk identifikasi adalah sistem untuk senyawa yang
bersifat asam dan netral
Ada 3 sistem untuk senyawa seperti ini yaitu sistem
TD, TE dan TH
Lanjutan…
Sistem TD
Fasa Diam : lempeng silica gel G, tebal 250 µm
Fasa gerak : kloroform + aseton (4 : 1)
Sistem TE
Fasa Diam : lempeng silica gel G, tebal 250 µm
Fasa gerak : etil asetat + metanol + larutan amonia pekat
(85 : 10 : 5)
Sistem TH
Fasa Diam : lempeng silica gel G, tebal 250 µm
Fasa gerak : isopropil alkohol + kloroform + larutan amonia
pekat (90 : 90 : 20)
Penampak Noda
Dengan lampu UV
Dengan larutan raksa (II) klorida – Difenilkarbazon
Larutan kalium permanganat berasam
Pereaksi zwikker
Larutan fluoresin
Larutan semprot raksa (I) Nitrat
Larutan Raksa (II) Klorida-Difenilkarbazon
Pereaksi :
(a) Larutkan 0,1 g difenilkarbazon dalam 50 ml etanol
(b) Larutkan 1 g raksa (II) klorida dalam 50 ml etanol
Campurkan larutan (a) dan (b) sebelum digunakan.
Cara : semprotkan pereaksi di atas pada lempeng KLT
yang telah dikeringkan.
Lanjutan…
Pengamatan :
noda2 berwarna putih dengan latar belakang ungu
diberikan oleh sistem TD dan noda2 berwarna ungu
pada latar belakang merah muda diberikan oleh sistem
TE dan TH
Larutan Kalium permanganat berasam
Pereaksi :
larutkan 1 g kalium permanganat dalam 100 ml asam
sulfat 0,25 M
Cara :
semprotkan pereaksi di atas pada lempeng KLT
Pengamatan :
noda2 berwarna coklat-kuning dengan latar belakang
ungu diberikan oleh obat2 yang mempunyai ikatan
alifatik tak jenuh.
Pereaksi Zwikker
Pereaksi :
campurkan larutan cobalt (II) Nitrat 1 g dengan 10 ml
piridin dan tambahkan metanol sampai 100 ml.
Caranya :
semprotkan pereaksi di atas pada lempeng KLT
Lanjutan…
Pengamatan :
noda2 berwarna merah muda diberikan oleh senyawa
turunan 5,5-disubstitusi barbiturat.
Noda berwarna hijau diberikan oleh senyawa turunan
tiobarbiturat
Noda berwarna merah muda kusam diberikan oleh
senyawa2 turunan bromobarbiturat dan turunan 1,5,5-
trisubtitusi barbiturat.
Larutan Fluoresin
Pereaksi :
campurkan 10 ml larutan jenuh fluoresin dalam asam
asetat dengan 15 ml asam asetat dan 25 ml larutan amonia
pekat, larutan ini harus dibuat segar.
Cara :
Semprot lempeng KLT dengan larutan NaOH 10% dan
panaskan pada 100 ⁰C dalam oven selama 5 menit
sebelum menggunakan pereaksi di atas.
Pengamatan :
Noda berwarna merah muda diberikan oleh senyawa2
turunan bromobarbiturat.
Larutan Raksa (I) Nitrat
Pereaksi :
larutan jenuh raksa (I)) nitrat dalam air
Cara :
semprotkan pereaksi di atas pada lempeng KLT
Pengamatan :
senyawa2 barbiturat memberikan noda2 berwarna tua
yang memudar perlahan-lahan dengan pereaksi di atas.
Harga Rf
No. Nama Obat TD TE TH

1 Allobarbitone 50 31 53
2 Amylobarbitone 52 36 74
3 Aprobarbitone 48 36 66
4 Barbitone 41 31 51
5 Barbituric acid 00 00 03
6 Brallobarbitone 52 30 47
7 Butalbital 54 38 67
8 Butobarbitone 50 38 68
9 Cyclobarbitone 50 35 59
10 Cyclopentobarbitone 50 37 62
11 Enallylpropymal 71 58 87
12 Heptabarbotone 50 30 62
13 Hexethal 53 44 74
No. Nama Obat TD TE TH
14 Hexobarbitone 65 48 85
15 Ibomal 50 31 61
16 Idobutal 55 41 71
17 Metharbitone 66 53 86
18 Methohexitone 73 58 93
19 Methylphenobarbitone 70 43 72
20 Nealbarbitone 58 39 78
21 Pentobarbitone 55 45 76
22 Phenobarbitone 47 28 38
23 Phenylmethylbarbiturat 29 24 27
24 Quinalbarbitone 55 44 78
25 Secbutobarbitone 50 41 69
26 Talbutal 53 41 71
27 Thialbarbitone 77 44 75
28 Thiopentone 77 49 80
29 Vinbarbitone 50 32 56
ANALISIS SENYAWA
BENZODIAZEPIN
By. Dedi Nofiandi, M.Farm, Apt
Pendahuluan
Benzodiazepin mempunyai khasiat sebagai sedatif dan
hipnotik, tetapi karena efek sampingnya maka
kebanyakan senyawa ini hanya digunakan sebagai
tranquilizer (obat penenang).
Senyawa benzodiazepin yang sifat hipnotiknya lebih
kuat dari kerja psikotropiknya sehingga lebih sering
digunakan sebagai obat tidur.
Lanjutan…
Keuntungan obat-obat golongan ini dibandingkan
barbiturat dan obat2 tidur lainnya adalah bahwa obat2
ini tidak atau hampir tidak merintangi tidur REM
(Rapid Eye Movement) dan setelah beberapa minggu
tidak kehilangan keefektifannya dalam hal cepatnya
menidurkan, memperpanjang dan memperdalam tidur,
toksisitasnya rendah sehingga sukar sekali
disalahgunakan untuk bunuh diri.
Lanjutan…
Meskipun pada penggunaan jangka panjang terdapat
bahaya kebiasaan dan ketagihan namun bahaya ini
jauh lebih ringan daripada obat-obat tidur lainnya
Karena sifat2nya yang lebih baik ini maka turunan
benzodiazepin kini dianggap sebagai obat tidur pilihan
pertama.
Lanjutan…
Benzodiazepin dikembangkan pertama kali pada akhir
tahun 1940-an dengan derivat pertama kali yang
dipasarkan adalah klordiazepoksid (semula namanya
methaminodiazepokside)
Pada tahun 1963 ditemukan diazepam, nitrazepam
(1965), oksazepam (1966), medazepam (1971),
lorazepam (1972), klorazepat (1973), flurazepam
(1974), Temazepam (1977), triazolam dan clobazam
(1979), ketazolam (1980), lormetazepam (1981),
flunirazepam, bromazepam, prazepam (1982) dan
alprazolam (1983)
Senyawa benzodiazepin
Bromazepam Ketazolam
Chlordiazepokside Lorazepam
Clabazam Lormetazepam
Clonazepam Medazepam
Clorazepic acid Nitrazepam
Clozapine Nordazepam
Demoxepam Oxazepam
Diazepam Prazepam
Flunitrazepam Temazepam
Flurazepam Triazolam
Reaksi Warna
Aromaticity
Formaldehide-asam sulfat
Uji marquis
Asam nitrat
Asam sulfat
Aromaticity
Cara kerja :
tambahkan 2 atau 3 tetes asam nitrat kepada cuplikan
zat uji, panaskan dalam tangas air pada suhu 100 ⁰C
selama 1 menit, dinginkan campuran tersebut,
encerkan 3 sampai 4 kali dengan air dan basakan
larutan tersebut dengan menambahkan larutan NaOH
40%.
Lanjutan…
Pengamatan :
perubahan warna dari tidak berwarna atau kuning
dalam larutan asam menjadi warna2 yang lebih tua
seperti jingga atau jingga-merah setelah penambahan
NaOH.
Senyawa tertentu (diazepam dan methaqualone)
memberikan hasil negatif
Lanjutan…
Warna jingga juga diberikan oleh senyawa
kortikosteroid non-aromatik (misalnya cortisone), oleh
senyawa yang mengandung sulfur dan senyawa yang
telah mengandung gugus nitro aromatik misalnya
nifursol
Tanggapan warna golongan benzodiazepin: merah
diberikan oleh clobazam (setelah dipanaskan selama 3
menit dengan asam).
Formaldehida-asam sulfat
Pereaksi :
Pada 4 ml asam sulfat + 6 ml larutan
formaldehid, dengan menggunakan pipet yang
dicelupkan ujungnya di bawah permukaan asam
sulfat sambil diaduk dan didinginkan. Ketika
pereaksi ini masih panas ia tetap jernih selama
kira2 satu jam. Jika timbul kekeruhan, hilangkan
dengan pemanasan dalam tangas air 100 ⁰C
selama 1 menit (reaksi ini tidak sama dengan
perekasi marquis).
Lanjutan…
Cara kerja :
campurkan cuplikan zat uji dengan pereaksi tesebut
dan panaskan pada 100 ⁰C selama 1 menit .
Pengamatan :
pada umumnya turunan benzodiazepin memberikan
warna jingga dengan pereaksi di atas kecuali
bromazepam dan clozapin (kuning) dan flurazepam
(merah muda)
Uji Marquis
Pereaksi :
Campurkan 1 ml larutan formaldehide dengan 9 ml
asam sulfat.
Cara Kerja :
tambahkan setetes pereaksi ini pada cuplikan zat uji di
atas ubin putih.
Lanjutan…
Pengamatan :
Warna ungu diberikan oleh senyawa yang mempunyai
struktur sulfur lingkar, oksigen lingkar, oksigen dan
sulfur lingkar tambahan
Senyawa aromatik yang terdiri dari C, H, N seluruhnya
dan ada kecendrungan warna berangsur-angsur ke arah
panjang gelombang yang lebih panjang yaitu mulai
dari warna hijau sampai jingga dan merah jika
perbandingan gugus C, H dan N terhadap gugus lain
meningkat dalam molekul.
Lanjutan…
Warna turunan benzodiazepin terhadap pereaksi
marquis yaitu kuning diberikan oleh
chlordeazepokside dan lorazepam.
Asam Nitrat
Tambahkan beberapa tetes asam nitrat pada sampel
dan amati perubahan warna yang terjadi
Warna merah diberikan oleh clozapine dan
medazepam pada keadaan dingin
Asam sulfat
Teteskan asam sulfat pada sampel diatas ubin putih
atau dalam tabung reaksi
Senyawa steroid memberikan warna jingga atau
kuning
Beberapa zat diantaranya juga akan berfluoresensi
dibawah sinar UV (350 mm) baik segera atau setelah
diencerkan
Lorazepam akan berwarna kuning dengan pereaksi ini.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai