Anda di halaman 1dari 17

KEDUDUKAN FILSAFAT HUKUM

Oleh :

Aprillio Poppy B
A. Pengantar
Prof. Dr. Mohammad Noor Syam, SH mengungkapkan
bahwa :

filsafat sebagai ilmu pertama dan sekaligus


induk ilmu, sebelum ada ilmu pengetahuan,
filsafat merupakan lapangan utama pemikiran
dan penyelidikan manusia, filsafat
mendahului ilmu pengetahuan.

Kedudukan filsafat lebih tinggi daripada pengetahuan,


oleh karena itu filsafat dipandang sebagai induk ilmu
pengetahuan atau ratu ilmu pengetahuan (Queen of
Knowledge)
B. Sistematik Filsafat

filosof yang pertama kali merumuskan pembagian filsafat adalah Aristoteles

 Aristoteles
 Plato 1. Logika, ilmu pendahuluan bagi
1. Dialektika,mengandung filsafat
persoalan ide-ide atau 2. Filsafat teoritis :
a. ilmu fisika (dunia materi dari alam
pengertian-pengertian nyata)
umum b. ilmu matematika (benda- benda
alam dalam
kuantitasnya/jumlahnya)
2. Fisika, yang mengandung c. ilmu metafisika (hakikat segala
persoalan dunia materi sesuatu)
3. Filsafat praktis, filsafat amaliah :
a. ilmu etika
3. Etika yang mengandung b. Ilmu ekonomi
persoalan baik dan buruk c. Ilmu politik
4. Filsafat poetika (kesenian )
Prof. Dr. H. R. Otje Salman
Soemadiningrat, SH
Filsafat

Logika Filsafat Filsafat


Teoritis Poetika
Praktis

Fisika Metafisika

matematika ekonomi
Etika
Politik

Filsafat hukum
PROF. DR. ACHMAD SANUSI, SH,
AL- GHAZALI MPA

1. Ilmu eksakta (ilmu yg Kriteria utama jika suatu bidang


berdasarkan dalil-dalil yang kajian hendak dijadikan sebagai
ilmu pengetahuan:
di pahami dan diketahui
1. Dari sudut ontologi, harus
kebenarannya, mempunyai objek studi yg jelas
contoh :geometri, 2. Dari sudut epistemologi, harus
matematika, astronomi ) mempunyai pendekatan
2. Ilmu mantiq (ilmu yg bagaimana ilmu itu di susun, di
membahas dalil-dalil) bina dan di kembangkan
3. Filsafat ketuhanan 3. Dari sudut aksiologi, hrndsknys
mrnunjuksn nilsi-nilsi teoritis,
4. Ilmu fisika
hukum, generalisasi, konsep-
5. Politik dan akhlak konsep dan kesimpulan yang
logis.
C. Logika , Etika dan Moral

 Prof. Dr. L. Bender O.P dalam bukunya Het


Recht : filsafat adalah suatu ilmu yang
merupakan bagian dari filsafat, yang terdiri dari
filsafat moral yang disebut etika.

 Prof . R. Subekti, SH dan R. Tjitrosoedibio : filsafat


adalah suatu cabang dari ilmu pengetahuan yang
bukanlah ilmu hukum, dan merupakan ranting
suatu cabang dari ilmu filsafat yang dinamakan
ethica.
Drs. Sidi Gazalba
 Etika : teori tentang tingkah laku pebuatan
manusia, dipandang dari nilai baik dan buruk
sejauh yang dapat ditentukan oleh aqal
 Moral/susila: sesuai dengan ide-ide yang
umum diterima tentang tindakan manusia,
mana yang baik dan wajar
 Etika memandang laku perbuatan manusia
secara universal, sedangkan moral secara
tempatan
D. Aliran Etika
 Menurut Drs. H. Hasbullah Bakry, SH., :
1. Aliran etika Naturalisme : aliran ini mengganggap kebahagiaan
manusia didapatkan di dapatkan dari fitrah (natuur) kejadian manusia
2. Aliran etika Hedonisme : perbuatan yang baik menimbulkan
kenikmatan, kelezatan
3. Aliran Etika Utilitarisme : aliran yang menilai baik dan buruk
perbuatan manusia ditinjau dari kecil besar manfaatnya bagi manusia
4. Aliran etika Idealisme : perbuatan manusia harus tidak terikat pada
sebab musabab lahir tetapi setiap perbuatan manusia harus
didasarkan pada prinsip kerohanian yang lebih tinggi
5. Aliran Etika Vitalisme : baik buruknya perbuatan manusia memakai
sebagai ukuran ada tidaknya daya hidup yang maksimum
mengendalikan perbuatan itu
6. Aliran etika Teologis : aliran ini berpendapat ukuran baik buruk dalam
perbuatan manusia diukur dengan pertanyaan apakah dia sesuai
perintah tuhan atau tidak
E. Etika melekat dengan Sosial

 Drs. Sidi Gazalba : etika melekat dengan


sosial, etika mulai dengan awal kebudayaan.
Dalam pergaulan hidup harus ada anggapan
mana yang baik, mana yang buruk, untuk
mengatur tingkah laku dalam keluarga,
individu, suku dll.
F. Alasan kita memerlukan Etika

 Prof. Dr. Franz Magnis-Suseno, SJ :


1. kita hidup dalam masyarakat yang semakin
pluralistik, juga dalam bidang moralitas
2. Kita hidup dalam masa transformasi masyarakat
yang tanpa tanding
3. Perubahan sosial budaya dan moral sehingga
etika membantu agar tidak naif atau ekstrem
4. Etika diperlukan oleh kaum agama yang satu
pihak menemukan dasar kemantafan dalam iman
G. tingkat-tingkat perkembangan
pemikiran moral
 Prof.Dr. Lawrence Kohlberg
a. Patuh pada aturan untuk menghindarkan aturan
b. Menyesuaikan diri (confrm) untuk mendapatkan ganjaran,
kebaikannya di balas dan seterusnya
c. Menyesuaikan diri untuk mengindarkan ketidak setujuan,
ketidaksenangan orang lain
d. Menyesuaikan diri untuk menghindarkan penilaian dan rasa diri
bersalah yang diakibatkannya
e. Menyesuaikan diri untuk memelihara rasa hormat dari orang
netral yang menilai dari sudut pandang kesejahteraan
masyarakat
f. Menyesuaikan diri untuk menghindari penghukuman atas diri
sendiri
H. Norma merupakan pedoman
tingkah laku
 Pola berpikir manusia mempengaruhi
sikapnya, yang merupakan kecenderungan
untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu terhadap benda, manusia ataupun
keadaan. Sikap manusia kemudian
membentuk norma-norma karena manusia
cenderung untuk hidup teratur dan pantas
I. Tatanan dalam masyarakat
 Prof. Dr. Satjipto, SH : hukum bisa dilihat sebagai
perlengkapan masyarakat untuk menciptakan ketertiban
dan keteraturan.
1. Tatanan kebiasaan : tatanan yang terdiri atas norma-
norma yang dekat dengan kenyataan
2. Tatanan hukum : penciptaan norma hukum yang murni,
yaitu di buat secara sengaja oleh suatu badan
perlengkapan dalam masyarakat yang khusus ditugasi
untuk menjalankan penciptaan atau pembuatan hukum itu
3. Tatanan kesusilaan : perbuatan bisa diterima oleh tatanan
tersebut harus sesuai dengan idealnya tentang manusia.
J. Masyarakat membutuhkan aturan

 Ternyata masyarakat tidak hanya ingin


melihat keadilan diciptakan dalam
masyarakat dan kepentingan-
kepentingannya dilayani oleh hukum,
melainkan masyarakat menginginkan
peraturan-peraturan yang menjamin
kepastian dalam hubungan satu sama lain
K. Kualifikasi pembentukan peraturan
perundang-undangan
 Dr. jazim Hamidi, SH, MH dan Budiman N.P.D. Sinaga, SH,
MH mengemukakan bahwa peraturan perundang-undangan
yang baik harus memiliki beberpap landasan:
 1. landasan filosofis, suatu rumusan peraturan perundang-
undangan harus mendapatkan pembenaran yang dapat
diterima jika dikaji secara filosofis
 2. landasan yuridis, suatu peraturan perundang-undangan
harus mempunyai landassan hukum, dasar hukum, atau
legalitas yang terdapat dalam ketentuan lain yang lebih tinggi
 3. landasan sosiologis, suatu perundang-undangan harus
sesuai dengan keyakinan umum atau kesadaran hukum
masyarakat
L. Berbagai jenis hukum

 Prof. John Austin (1970-1859), terdapat


macam-macam hukum, yaitu :
 1. hukum Allah, hukum yang lebih merupakan
suatu moral hidup
 2. hukum manusia, segala peraturan yang
dibuat oleh manusia sendiri
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai