Anda di halaman 1dari 102

CREATED BY:

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS BAKTI INDONESIA
2015

APA KABAR SEMUANYA .????

Apakah hari ini


A N D A
merasa sehat ?

MAU JADI APA???

PHILOSOFIA

PHILEIN

MENCINTAI

SOFIA

KEBIJAKSANAAN
KEBAJIKAN

Secara Harfiyah: Cinta yang sangat mendalam

terhadap kearifan dan kebijaksanaan.


Secara Istilah:
1. Pengetahuan dan Penyelidikan dengan akal budi
mengenai hakekat segala sesuatu yang ada, sebab
musabab, asal dan hukumnya.
2. Teori yang mendasari alam pikiran atau suatu
kegiatan
3. Ilmu yang berintikan logika, estetika, metafisika
dan epistimologi.

MAKNA FILSAFAT
Menurut Harold Titus:
1. Filsafat adalah suatu sikap tentang hidup dan
alam semesta.
2. Filsafat adalah suatu metode berpikir lebih
efektif dan penelitian penalaran.
3. Filsafat adalah suatu perangkat masalahmasalah.
4. Filsafat adalah seperangkat teori dan sistem
berpikir.

FILSAFAT ITU APA ?

ILMU KRITIS
ILMU YANG KRITIS
OLAH PIKIR
SENI BERTANYA
HANYA MANUSIA YANG BISA BERFILSAFAT

(HOMO SAPIENS)

BERFILSAFAT ITU APA?

BERTANYA TENTANG SEGALA SESUATU


MENCARI JAWABAN YANG MENDASAR
MENYIKAPI SEGALA SESUATU DENGAN KRITIS
MEMPELAJARI PIKIRAN ORANG DAN

MENGKRITISINYA
TIDAK MENERIMA BEGITU SAJA

UNTUK APA BERFILSAFAT ?

SUATU AKTIVITAS
MENJADI LEBIH LUAS DAN DALAM

PANDANGANNYA
MENJADI LEBIH BIJAKSANA
MENJADI MANUSIA YANG AUTONOM

Renungan

Aku datang - entah dari mana..,


aku ini - entah siapa.,
aku pergi - entah kemana..,
aku akan mati - entah kapan.,
aku heran bahwa aku gembira......,

(Martinus dari Biberach


tokoh abad pertengahan).

Renungan
Apa realitas atau suatu kenyataan itu?
Siapa Tuhan?
Bagaimana hubungan dengan manusia?
Apakah takdir atau nasib?
Apa Neraka dan Surga?
Siapa Manusia?
Dari mana asal usulnya?
Untuk apa hidup di dunia?

Filsafat Pada Awalnya Memiliki Dua


Cabang (Wiil Durant), Yakni:
filsafat alami [natural philosophy]
filsafat moral [moral philosophy]
1.Filsafat alami berkembang menjadi

ilmu-ilmu alam
2.filsafat moral berkembang menjadi
ilmu-ilmu sosial.

Hal-hal yang menjadi kajian filsafat:

Logika; adalah kajian yang mencari

mana yang benar dan yang salah


Etika; adalah kajian yang mencari mana

yang baik dan yang tidak baik

Lanjutan..
Estetika; adalah kajian untuk menentukan

mana yang indah dan mana yang tidak indah


Metafisika; adalah kajian yang termasuk

ke dalam teori tentang ada atau tentang


tidak ada, hakikat keberadaan suatu zat,
hakikat pikiran, dan kaitan antara pikiran
dan zat.

Logika
Pengertiannya adalah sebagai berikut:
1.Pengetahuan tentang kaidah berpikir.
2.Dalam berpikir yang masuk akal.
Logis yaitu: Sesuai dengan logika, Benar menurut penalaran,
Sesuatu yang masuk akal
Perkataan logika berasal dari logike yang berhubungan
dengan kata benda logos, berarti pikiran atau perkataan sebagai
pernyataan sebagai pikiran
Logika Deduktif: Adalah alur berpikir yang menarik kesimpulan
menuju kepada yang khusus
Logika Induktif: Adalah Alur berpikir yang menarik kesimpulan
mulai dari pengalaman empiris menuju kepada yang umum.

Estetika
Pengertian Estetika yaitu Bidang studi filsafat manusia

yang membahas tentang hal ikhwal keindahan


Penafsiran Estetika yaitu merupakan filsafat seni yang
dinyatakan sebagai hakekat keindahan.

Hakekat Estetika/Seni:
1. Schoupenhaur berpendapat bahwa seni sebagai
penembusan terhadap realitas selain pengalaman.
2. Tolstoy berpendapat bahwa seni sebagai alat untuk
kesenangan.
3. John Dewe Berpendapat bahwa seni sebagai ekspresi
yang sebenarnya tentang pengalaman.

E t ika
Etosh: adat/moral/kebiasaan.
Penjelasan sebagai berikut:
a. Nilai merupakan teori tentang nilai, pembahasan
secara teoritis tentang nilai yang memuat dasardasar berbuat asusila.
b. Moral merupakan teori tentang penunjukan
pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Etika merupakan perilaku manusia yang
membicarakan perbuatan manusia, cara
memandangnya dari sudut baik dan buruk, salah
dan benar.

Etika berkaitan dengan :

Tidak merugikan orang lain


Memperhatikan orang coba setelah penelitian
Keselamatan orang coba
Hati nurani

Metafisika

Meta : Sesudah, di belakang atau melampau.


Fisika : Alam nyata yang terlihat.

Artinya: metafisika merupakan cabang filsafat yang


membahas tentang hakekat yang ada di belakang
dunia fenomena, yang melampaui pengalaman di
luar hal yang dapat ditangkap panca indera.

BELAJAR FILSAFAT

APAKAH BENAR AKAN

MENJADI BIJAKSANA????

THE GROUPTHINK

MERASA PIKIRANNYA PALING BENAR


MENOLAK PIKIRAN LAIN
TIDAK BIJAKSANA

KAPAN MUNCULNYA
FILSAFAT ?

KEHERANAN
RASA INGIN TAHU

PEMBAGIAN FILSAFAT (IMMANUEL KANT)

APA YANG BISA AKU KETAHUI ?

(EPISTEMOLOGI)
APA YANG BISA AKU HARAPKAN ?
(ONTOLOGI)
APA YANG BISA AKU LAKUKAN ?
(AKSIOLOGI)

MENJAWAB PERSOALAN

BANAR SALAH (LOGIKA)


BAIK BURUK (ETIKA)
INDAH JELEK (ESTETIKA)

CARA BERPIKIR FILSAFAT

SISTEMATIS
LOGIS
RASIONAL
KOMPREHENSIF
SPEKULATIF

CARA BERPIKIR ILMU

SISTEMATIS
LOGIS
RASIONAL
KOMPREHENSIF
OBYEKTIF

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

ST. Agustinus Berkeley (Pemimpin Gereja)


Rene Descartus (Ilmuan/Ahli Sains)
John Locke (Politikus)
Thomas Hobbes (Negarawan)
Kalr Marx (Sosiolog)
Jamaludin Al-Afgani (Pemikir Islam)
Thomas Aquino (Seorang guru besar)
John Dewey (Akademisi)
Al-Ghozali (Seorang Guru Besar)

10. John Stuart Mill (Penulis di surat kabar)


11. Moh. Ikbal (Sastrawan)
12. Immanuel Kant (Ahli Kimia)
13. Bertrand Russell (Ahli Matematika)
14. Albert Enstain (Ahli Fisika Nuklir)
15. Ibnu Sina (Bapak Kedokteran Dunia)
16. Aristoteles (Ahli Filsafat)
17. Adam Smith (Ahli Ekonom)
18. Issac Newton (Ahli Mekanik dan Teori Grafitasi)

19. Caralos Linnaeus (Ahli Botani dan Taksonomi)


20. Galilio Galilei (Heliosentrisme Ahli
Fisika modern x ptolemaeous/geosentrisme)
21. Louis Pasteur (Ahli Bakteriologi / PIN)
22. Yohannes Kepler (Ahli Astronomi)
23. Michael Faradi (Ahli Gelombang Elektromagnetik)
24. Socrates (Ahli Filsafat)
25. Leonardo Da Vinci (Ahli Seni)
26. Daniel Bernouli (Ahli Hidrodinamika
dan Erodinamika/Pesawat Terbang)

PANDANGAN TENTANG PENAFSIRAN


FILSAFAT

1.
2.
3.
4.

5.

Sebagai sesuatu pendirian hidup seseorang atau


sebagai pandangan hidup masyarakat.
Sebagai pandangan berpikir kritis dan reflektif yang
sangat mendalam sampai keakar-akarnya.
Sebagai interpretasi atau evaluasi terhadap apa yang
penting dan apa yang berarti dalam kehidupan.
Sebagai cara berpkir yang kompleks/umum/universal
suatu pandangan yang tidak memiliki kegunaan
praktis
Sebagai suatu pandangan selanjutnya kritis yang
sangat mendalam sampai keakar-akarnya (radikal)
mengenai segala sesuatu yang ada (wujud)

Berfilsafat Berarti Berpikir, Tidak Semua


Berpikir Berarti Berfilsafat

Berpikir yang dikategorikan


berfilsafat jika:
Berpikir secara Radikal
Berpikir secara Sistematis
Berpikir secara Universal

Masalah Filsafat Dapat Digolongkan Menjadi Empat:


Pertama,

masalah-masalah ilmu pengetahuan


(epistemologi, logika, filsafat ilmu dan filsafat
bahasa).
Kedua, masalah-masalah realitas atau eksistensi
(metafisika, ontologi, kosmologi).
Ketiga, masalah-masalah nilai (aksiologi, estetika,
etika, filsafat agama).
Keempat, masalah-masalah masyarakat (filsafat
sosial, ekonomi dan politik). Masalah besar filsafat
adalah bagaimana caranya mepersatukan semua
bagian yang berbeda-beda itu menjadi keseluruhan
yang komprehensif.

Fungsi filsafat dapat dibedakan menjadi dua:


pertama: secara teoritis orang belajar filsafat

akan menambah ilmu pengetahuan diharapkan ia


akan lebih pandai, sehingga di dalam
menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi
akan bertindak secara hati-hati dan bijaksana,
serta dalam melakukan penyelidikan-penyelidikan
lebih mendalam dan menyeluruh. Filsafat di sini
berfungsi sebagai sumber, pemberi asas, metode,
petunjuk, pemersatu perangka, penafsir dari ilmuilmu pengetahuan yang lain.

Lanjutan
Kedua,

secara praktis filsafat berfungsi sebagai


pendorong manusia untuk berpikir secara logis. Berpikir
secara logis artinya berpikir secara teratur, runtut dan
sistematis sehingga dapat menarik kesimpulan dengan
benar berdasarkan hukum-hukum logika. Filsafat juga
berfungsi sebagai pembangun hidup kemanusiaan,
artinya manusia dengan belajar filsafat akan selalu
menjaga keharmonisannya dalam hubungan antara dia
dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dengan
alam lingkungannya dan dengan penciptanya. Sehingga
manusia akan bertindak bijaksana dan selalu mematuhi
norma-norma yang ada.

Cabang-Cabang Filsafat
a. Logika: Studi tentang metode dan prinsip-prinsip
b.
c.
d.
e.

penalaran yang cermat


Metafisika: Studi tentang eksistensi keberadaan
Etika: Studi tentang perilaku/tindakan manusia
Estetika: Studi tentang kaidah-kaidah keindahan
kesenian
Epistimologi: Studi tentang dasar-dasar dan metode
ilmu pengetahuan

Lapangan Filsafat

Metafisika
Aksiologi
Epistimologi
Logika
Estetika
Etika

Arti dan makna filsafat


Filsafat

secara
etimologis
berarti
cinta
kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang
sedalam-dalamnya. Kata filsafat pertama kali
digunakan oleh Pythagoras (582-496 SM) dan
kemudian diikuti oleh kaum sophist dan juga
Socrates (470-399 SM). Ada juga yang berpendapat
bahwa filsafat mengandung arti kegandrungan
mencari hikmah kebenaran dan kebijaksanaan
dalam hidup dan kehidupan. Dengan begitu, filsafat
berarti mencintai kebijaksanaan dan mendambakan
pengetahuan.

Kesimpulan singkat yang kita peroleh adalah :


Pertama; Filsafat bersifat menyeluruh, mendasar dan

spekulatif, sedangkan cakupan filsafat hanyalah hal-hal yang


bersifat umum.
Ilmu memiliki cakupan yang lebih sempit dari filsafat, namun
memiliki kedalaman dan lebih tuntas. Ilmu mengalami
perkembangan, yakni perkembangan tahapan awal dan
tahapan akhir. Pada tahapan awal ilmu masih menggunakan
norma filsafat sebagai dasarnya dan metode yang digunakan
adalah metode normatif dan deduktif. Tahapan berikutnya
ilmu menggunakan temuan-temuan sebagai dasarnya dan
menyatakan dirinya sebagai sesuatu yang otonom/lepas dari
filsafat, dengan menggunakan metode deduktif dan induktif.

Maka dari itu..


filsafat dapat disebut juga berpikir merdeka

dengan tiada dibatasi kelanjutannya. Filsafat


meninjau dengan pertanyaan apa itu, dari
mana dan kemana. Disini orang tidak mencari
pengetahuan sebab akibat suatu masalah seperti
halnya penyelidikan ilmu, melainkan orang
mencari tahu tentang apa yang sebenarnya ada
pada barang atau masalah itu, dari mana asalnya
dan kemana tujuannya.

Maka dari itu..


Dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang

semakin lama semakin maju maka muncullah


ilmu-ilmu baru yang pada akhirnya
memunculkan pula sub-sub ilmu pengetahuan
baru bahkan kearah ilmu pengetahuan yang lebih
khusus lagi seperti spesialisasi-spesialisasi.

Oleh sebab itu!!!!!

Francis Bacon menyebut filsafat


sebagai ibu agung dari ilmu-ilmu
(The Great Mother
Of The Sciences.)

FILSAFAT ILMU
Yang dimaksud dengan filsafat

ilmu adalah studi sistematik


mengenai sifat hakikat ilmu,
khususnya yang berkenaan dengan
metodenya dan kedudukannya di
dalam skema umum disiplin ilmu.

Menurut The Liang Gie

Filsafat Ilmu adalah segenap pemikiran


reflektif terhadap persoalan-persoalan
mengenai segala hal yang menyangkut
landasan ilmu maupun hubungan ilmu
dengan segala segi dari kehidupan manusia.

Tujuan Filsafat Ilmu


Adalah memberikan pemahaman tentang apa dan

bagaimana hakekat, sifat dan kedudukan ilmu


pengetahuan dan teknologi dalam cakrawala
pengetahuan manusia. Di samping itu filsafat
ilmu juga memperluas wawasan ilmiah sebagai
kesiapan dalam menghadapi perkembangan ilmu
dan teknologi yang berlangsung dengan begitu
cepat, spektakuler, mendasar, yang secara intensif
menyentuh semua segi dan sendi kehidupan dan
secara intensif merombak budaya manusia.

Rangkuman dan Ranah filsafat ilmu sebagai


berikut:
1. Filsafat ilmu adalah suatu telaah kritis
terhadap metode yang digunakan oleh ilmu
tertentu, terhadap simbol-simbol yang
digunakan, dan terhadap struktur penalaran
tentang sistem simbol yang digunakan. Telaah
kritis diarahkan untuk mengkaji ilmu empirik
dan juga ilmu rasional, juga untuk membahas
studi-studi bidang etika dan estetika, studi
sejarah, antropologi, geologi dan lain-lain.

Lanjutan..
2. Filsafat ilmu adalah suatu upaya untuk mencari
kejelasan mengenai dasar-dasar konsep dan upaya
membuka tabir dasar-dasar empiris (ke-empirisan)
dan dasar-dasar rasional (ke-rasionalan). Aspek filsafat
sangat erat hubungannya dengan hal ihwal yang logis
dan etimologis. Sehingga peran yang dilakukan adalah
ganda. Pada sisi pertama filsafat ilmu mencakup
analisis kritis terhadap anggapan dasar, seperti
waktu, ruang, jumlah/kuantitas, mutu/kualitas dan
hukum. Sisi lain filsafat ilmu menelaah keyakinan
menganai penalaran proses-proses alami.

Lanjutan..
3. Filsafat ilmu adalah salah satu cabang dari
filsafat yang berkaitan dengan masalah-masalah
ilmu
pengetahuan.
Filsafat
ilmu
pun
sesungguhnya dapat dibagi lagi menjadi sejumlah
filsafat ilmu yang lebih khusus, seperti filsafat
matematika, filsafat ilmu-ilmu fisika, filsafat
biologi, filsafat linguistik, filsafat psikologi, filsafat
ilmu-ilmu
sosial,
filsafat
ilmu-ilmu
kesehatan/medis dan filsafat ilmu-ilmu lainnya.

Lanjutan..
4. Filsafat ilmu adalah merupakan studi gabungan
yang terdiri dari beberapa kajian, yang diajukan
untuk menetapkan batas yang tegas mengenai
ilmu tertentu. Juga berperan untuk menganalisis
hubungan atau antar hubungan yang ada pada
kajian satu terhadap kajian yang lain.

BEBERAPA TERMINOLOGI
FILSAFAT ILMU:
Robert Ackermann: Sebuah tinjauan kritis tentang

pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini yang


membandingkan dengan pendapat terdahulu yang
telah dibuktikan
Lewis White Beck: Mempertanyakan dan menilai
metode-metode pemikiran ilmiah, serta mencoba
menetapkan nilai dan pentingnya usaha ilmiah
sebagai suatu keseluruhan

Lanjutan..
Cornelius Benyamin: Cabang pengetahuan filsafati

yang menelaah sistematis mengenai sifat dasar ilmu,


metode-metodenya, konsep-konsepnya, praanggapanpraanggapannya, serta letaknya dalam kerangka umum
dari cabang intelektual
May Brobeck: Sebagai analisis yang netral secara etis
dan filsafati, pelukiasan, dan penjelasan mengenai
landasan-landasan ilmu.

Ilmu selalu mengandung 3 komponen /


aspek
1. Ontologi

a. Batas /ruang lingkup obyek penelaahan

Scientific knowledge ruang lingkupnya terbatas


pada pengalaman manusia
Pra & Pasca pengalaman masuk dalam
pengetahuan lain

b. Penafsiran metafisika dari science harus


didasarkan pada : sebagaimana adanya
(das sein) dengan deduksi2 yang dapat
diverifikasi (diuji/diperiksa) secara fisik

Jadi ilmu bebas dari nilai-nilai yang


bersifat dogmatis dari manapun
datangnya
2. Aksiologis
Cara pemanfaatan/penggunaan ilmu
3. Epistemologis
Cara untuk memperoleh dan menyusun
sebuah science.
Science : diperoleh dan disusun dengan
cara/melalui : METODE ILMIAH

Metode ilmiah berintikan :


LOGICO HYPOTHETICO VERIFIKATIF
LOGICO :
Dedukatif : Rasional ; dari umum ke khusus
Induktif : empirik = pengalaman konkrit, gejala
alam yang ditangkap oleh panca indera (mata,
telinga, dll)

DEDUCTO HYPOTHETICOVERIFIKATIF

Aksiologi

Aksios: Nilai
Logos : Teori / Ilmu

Artinya Kasiologi merupakan cabang filsafat yang


mempelajari tentang nilai / teori nilai.
Hakekat nilai:
a. Voluntarisme: nilai adalah suatu pemuasan tehadap
keinginan/kemauan.
b. Hidonisme: nilai adalah kesenangan.
c. Formalisme: nilai adalah kemauan yang bijaksana
yang didasarkan pada akal rasional.
d. Pragmatisme:nilai adalah dikatakan baik jika
mememnuhi kebutuhan dan memiliki nilai
instrumental untuk mencapai tujuan.

Tipe Nilai:
a.
b.

Nilai Instrinsik: Nilai akhir yang mejadi tujuan.


Nilai Instrumental: Alat untuk mencapai tujuan

Kriteria Nilai:
a.

b.

Hidonisme: Menemukan ukuran nilai itu pada


sejumlah kesenangan yang dapat dicapai oleh
individu/masyarakat.
Pragmatisme: menemukan ukuran nilai itu pada
kegunaannya pada kehidupan individu dan
masyarakat.

Status Nilai:
Adalah bagaimana hubungan nilai-nilai tersebut denga realitas secara lengkap
dan objektif.
Karakteristik Nilai:
1.
Nilai Objektif dan Subjektif
Objektif: Jika ia tidak tergantung pada subjektif yang menilai.
Subjektif: Jika ia tergantung pada eksistensi dan makna dari melakukan
penilaian
2. Nilai Absolute dan Berubah
Absolute: Jika nilai tersebut sudah berlalu sejak dulu, sekarang, yang kan
datang dan berlaku sepanjang masa yang bersifat abadi dan tidak
memiliki/membedakan latar belakang ras/status sosial.
Beruabah: jika nilai tersebut bisa berubah karena adanya harapan dan
keinginan manusia, bersifat konsional yang disebabkan adanya
penemuan-penemuan atau penelitian secara ilmiah

Tingkatan Nilai:
1.

2.

3.

Kaum Idealis; berpandangan bahwa tingkatan paling


tinggi adalah spiritual karena nilai religi bisa
menemukan tujuan agar hidupnya dengan nilai
spiritual.
Kaum Realis; berpandangan bahwa tingkatan paling
tinggi adalah rasional dan empiris karena mampu
membantu manusia dalam menemukan realitas
objektif, hukum-hukum alam dan aturan-aturan
berpikir logis.
Kaum Pragmatis; menolak tingkatan nilai secara
pasti karena suatu aktivitas/kegiatan itu dikatakan
baik apabila memuaskan kebutuhan yang penting
dan memiliki nilai instrumental.

Aksilogi
1.
2.
3.
4.

Perumusan masalah
Kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis
Perumusan hipotesis
Penarikan kesimpulan
yaitu penilaian apakah hipotesis
diterima/ditolak

Epistimologi
Episteme : Pengetahuan
Logos
: Ilmu/Teori
Artinya epitimologi merupakan cabang filsafat yang
membahas tentang asal-usul, struktur, hakekat
pengetahuan, unsur-unsur dari susunan berbagai
jenis pengetahuan, metode-metode dan batasanbatasannya.
Ex. Mungkinkah pengetahuan dapat diperoleh?
Dapatkah kita memiliki pengetahuan yang benar?
Bagaimana susunan pengetahuan?

Jenis-Jenis Pengetahuan
a. Pengetahuan Wahyu
b. Pengetahuan Intuitif
c. Pengetahuan Empiris
d. Pengetahuan Otoritas

Teori-Teori Pengetahuan
a. Teori Korespondensi
b. Teori Koherensi
c. Teori Pragmatisme
Teori Pendukung:
1.Bahwa sesuatu itu benar apabila
memuaskan keinginan/tujuan manusia.
2.Bahwa sesuatu itu benar apabila dapat
dikaji kebenarannya secara eksperiman.
3.Bahwa sesuatu itu benar apabila membantu
dalam perjuangan hidup eksistensi manusia.

Hubungan Filsafat dengan Ilmu


Pengetahuan
Konsep-Konsep Ilmu:
1.
Konsep Klasifikasi; Setiap fenomena/fakta dapat dimasukkan
ke dalam kelas/golongan/kelompoknya sendiri-sendiri.
Klasifikasi ini dapat memberikan informasi yang tidak
sebarapa besar, namun penting untuk penelaahan ilmu itu
lebih lanjut misal; klasifikasi tentang fenomena iklim.
2.
Konsep Komparatif; Dengan membandingkan tiap-tiap
klasifikasi itu, hal ini sudah lebih banyak telah memberikan
informasi misal; cuaca dan suhu.
3.
Konsep Kuantitatif; beberapa di antara fenpomena atau fakta
itu dapat diukur sehingga dapat memberi informasi yang
lebih baik misal; tinggi pohon, tinggi gunung, tinggi ombak,
luas laut, angin kencang.

4. Konsep Kualitatif; Beberapa di antara fenomena


yang fakta itu tidak dapat diukur secara kuantitatif
(hitung) misal; keadilan, keindahan.
5. Konsep Peluang; dari fenomena dan fakta
individual sebenarnya kita tidak dapat
menyimpulkan sesuatu yang 100% benar,
melainkan kita mempunyai peluang untuk
memperoleh kesimpulan yang benar.

Aspek-Aspek Ilmu Pengetahuan


Pada hakekatnya ilmu pengetahuan itu merupakan upaya
manusia untuk menjawab atas 3 masalah pokok:
1.
Apakah yang ingin kita ketahui (sumber energi baru)?
2.
Bagaimana cara kita memperoleh pengetahuan itu (nuklir)?
3.
Untuk apa pengetahuan itu bagi kita (bom atom)?
Setiap ilmu pengetahuan mempunyai 3 aspek:
1.
Aspek Ontologis
2.
Aspek Epistimologis
3.
Aspek Aksiologis
Aspek-Aspek Ilmu:
1.
Dalam inti uranium dapat dibebaskan tenaga nuklir yang
sangat dahsat.
2.
Untuk memperoleh tenaga dahsat diperlukan ilmu fisika
nuklir.
3.
Produknya berupa bom atom.

Ciri-Ciri Ilmu Pokok Pengetahuan


1. Mempunyai kebenaran yang diandalkan.
2. Ilmu Pengetahuan itu bersifat objektif.
3. Pengetahuan itu netral tidak mengenal baik buruk dan bebas
nilai.
4. Dengan Ilmu Pengetahuan manusia dapat memperoleh tentang
hampir fenomena yang terjadi tetapi tidak semua fenomena
mampu diperoleh manusia
5. Ilmu Itu merupakan milik seluruh umat manusia.
6. Ilmu itu selalu berkembang terus.
7. Ilmu pengetahuan terbuka bagi siapapun.

CARA BERPIKIR FILSAFAT

SISTEMATIS
LOGIS
RASIONAL
KOMPREHENSIF
SPEKULATIF

CARA BERPIKIR ILMU

SISTEMATIS
LOGIS
RASIONAL
KOMPREHENSIF
OBYEKTIF

FILSAFAT SEBAGAI INDUK ILMU


PENGETAHUAN

SEMUA ILMU PENGETAHUAN

BERASAL DARI FILSAFAT

SUMBER PENGETAHUAN

RASIO
EMPIRIS

RASIONALISME

PENGETAHUAN BERASAL DARI RASIO


APRIORI
FILSUF RASIONALIST : SOCRATES, PLATO,

LEIBNIZ, RENE DESCARTES

EMPIRISME

PENGETAHUAN BERASAL DARI PENGALAMAN

INDRAWI
APOSTERIORI
FILSUF EMPIRICIST: JOHN LOCKE, GEORGE
BERKELEY, FRANCIS BACON

KONSTRUKTIVISME

PENGETAHUAN BERASAL PENGALAMAN

INDRAWI DAN DIKONSTRUKSI OLEH RASIO


IMMANUEL KANT

DUA JENIS PENGETAHUAN

PENGETAHUAN SEHARI-HARI (NON-ILMIAH,

PSEUDO SCIENCE)
PENGETAHUAN ILMIAH (SCIENCE)

GUNA PENGETAHUAN SEHARI-HARI

UNTUK BISA BERAKTIVITAS

DAN BERTAHAN HIDUP

GUNA PENGETAHUAN ILMIAH

INTERPRETASI (FENOMENA ALAM)


PREDIKSI
PREVENSI
ANTISIPASI
MENGHASILKAN TEKNOLOGI

Tokoh-tokoh Filsafat Ilmu Baru:

Thomas S. Kuhn,
Paul Feyerabend,
N.R. Hanson,
Robert Palter,
Stephen Toulmin,
Imre Lakatos.

TUJUAN FILSAFAT ILMU


Sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang

menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah


Usaha merefleksi, menguji, menkritik asumsi dan
metode keilmuan
Memberikan pendasaran logis terhadap metode
keilmuan. Karena setiap metode ilmiah keilmuan
harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis dan
rasional.

MANFAAT MEMPELAJARI
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN:
Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi

dan perindustrian dalam batasan nilai ontologis.


Melalui paradigma ontologis diharapkan dapat
mendorong pertumbuhan wawasan spiritual
keilmuan yang mampu mengatasi bahaya
sekularisme ilmu pengetahuan.

Lanjutan..
Mengembangkan ilmu pengetahuan,

teknologi dan perindustrian dalam


batasan nilai epistemologis. Melalui
paradigma epistemologis diharapkan
akan
mendorong
pertumbuhan
wawasan intelektual keilmuan yang
mampu membentuk sikap ilmiah

Lanjutan..
Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi

dan perindustrian dalam batasan aksiologis.


Melalui paradigma aksiologis diharapkan dapat
menumbuhkembangkan nilai-nilai etis, serta
mendorong perilaku adil dan membentuk moral
tanggung jawab. Ilmu pengetahuan dan teknologi
dipertanggungjawabkan
bukan
untuk
kepentingan manusia, namun juga untuk
kepentingan obyek alam sebagai sumber
kehidupan

Lanjutan..

Menyadarkan seorang ilmuwan agar tidak

terjebak ke dalam pola pikir menara


gading, yakni hanya berpikir murni dalam
bidangnya tanpa mengkaitkan dengan
kenyataan yang ada di luar dirinya.
Kenyataan sesungguhnya bahwa setiap
aktivitas keilmuan nyaris tidak dapat
dilepaskan dari konteks kehidupan sosial
kemasyarakatan

CATATAN PERIHAL ILMU


PENGETAHUAN:

Ilmu merupakan pengetahuan yang

mencoba menjelaskan rahasia alam


agar gejala alamiah tersebut tidak
lagi merupakan misteri. Penjelasan
ini akan memungkinkan kita untuk
meramalkan apa yang akan terjadi

Lanjutan..

Ilmu dan kebenaran ibarat dua sisi

dari sekeping mata uang [two sides


of some coin]. Dengan kata lain, if
one were to speak about truth or
reality one has to investigate how
to know what reality is

Lanjutan..

Netralitas ilmu: Ilmu itu sendiri

bersifat netral tidak mengenal baik


atau buruk, dan si pemilik
pengetahuan itulah yang mempunyai
sikap.

Lanjutan..

Ilmu pengetahuan pada dasarnya lahir

dan berkembang sebagai konsekuensi dari


usaha-usaha manusia baik untuk
memahami realitas kehidupan dan alam
semesta maupun untuk menyelesaikan
permasalahan hidup yang dihadapi, serta
mengembangkan dan melestarikan hasilhasil yang dicapai manusia sebelumnya.

Lanjutan..

Dikatakan oleh Einstein, bahwa ilmu

dimulai dengan fakta dan diakhiri


dengan fakta apapun juga teori yang
disusun diantara mereka

Perkembangan ilmu pengetahuan berhadapan


dengan berbagai pengaruh serta etika
Pertama, pengaruh ilmu pengetahuan

terhadap teknologi dan industri melalui


apa yang disebut dengan ilmu terapan.
Dalam diri para ilmuwan yang sedang
mengembangkan ilmu pengetahuan
modern dan sibuk merancang cara-cara
penerapan hasil ilmu-ilmu itu.

Lanjutan
Kedua, pengaruh ilmu terhadap atau dalam

masyarakat dan peradaban. Dalam diri


kebanyakan orang yang hidup dalam dunia
modern, yang mau tak mau secara mendalam
dipengaruhi dan dikuasai oleh hasil
perkembangan ilmu pengetahuan alam dan
teknologi modern. Dampak perkembangan ilmu
pengetahuan pada pada perkembangan
manusia dan dunianya menimbulkan semacam
kecenderungan yang khas dan tak bisa
dipisahkan dari suatu ilmu yang sedang maju.

Dampak kecenderungan IPTEK


Kecenderungan pertama ialah

kecenderungan yang terjalin pada jantung


setiap ilmu pengetahuan untuk maju terus
tanpa henti dan tanpa batas. Setelah suatu
penemuan atau suatu perumusan tercapai,
ketika itu juga tampaklah kemauan dan
kemungkinan untuk maju selangkah lagi,
entah itu menuju dasar yang lebih dalam
ataupun ke arah cakramawala yang lebih luas.

Lanjutan
Kecenderungan kedua ialah hasrat untuk

selalu menerapkan apa yang dihasilkan ilmu


pengetahuan, baik dalam dunia mikro maupun
makro. Semakin suatu ilmu maju, semakin
keinginan itu meningkat sampai memaksa,
merajalela dan bahkan membabi buta. Ilmu
pengetahuan dan hasilnya menjadi tidak
manusiawi lagi, justru memperbudak manusia
sendiri yang telah merencanakan dan
menghasilkannya.

Pandangan para ilmuan terhadap filsafat Ilmu


Pertama, Para ilmuwan yang hanya

menggunakan satu pertimbangan, yaitu nilai


kebenaran dengan mengesampingkan
pertimbangan-pertimbangan nilai-nilai
metafisika yang lain, seperti nilai etika,
kesusilaan dan kegunaannya akan sampai pada
prinsip bahwa ilmu pengetahuan harus bebas
nilai.

Lanjutan.
Archie J. Bahm seakan mengkhawatirkan bahwa

ilmu pengetahuan telah ditarik-tarik sehingga


dilepaskan dari keterhubungan dengan nilai-nilai
kemanusiaan dengan berdalih objektivitas.Prinsip
tentang ilmu pengetahuan yang bebas nilai akan
menjadikan kebenaran sebagai satu-satunya ukuran
dan segala-galnya bagi seluruh kegiatan ilmiah,
termasuk penentuan tujuan bagi ilmu pengetahuan.

Lanjutan.
Jacob Bronowski yang berpendapat bahwa tujuan

pokok ilmu adalah mencari sesuatu yang benar


tentang dunia. Aktivitas ilmu diarahkan untuk
melihat kebenaran, dan hal ini dinilai dengan ukuran
pembenaran fakta. Tujuan pokok ilmu bukan pada
penerapan, tujuan ilmu ialah mencapai pemahamanpemahaman terhadap sebab dan kaidah-kaidah
tentang proses-proses ilmiah. Para ilmuwan memang
harus menaati ciri-ciri dan langkah-langkah dari
metode ilmiahnya sehingga hasil dan tujuan yang
ingin dicapainya juga tetap mencerminkan ciri-ciri
pokoknya, yaitu bersifat empirik.

Pandangan para ilmuan terhadap filsafat Ilmu

Kedua, Para ilmuwan yang memandang sangat

perlu memasukkan pertimbangan nilai-nilai etika,


kesusilaan dan kegunaan untuk melengkapi
pertimbangan nilai kebenaran, yang akhirnya
sampai pada prinsip bahwa ilmu pengetahuan harus
terkait dengan nilai.

Lanjutan.
Francis Bacon berpendapat bahwa ilmu

pengetahuan adalah kekuasaan. Lebih lanjut


dijelaskan mengenai tujuan ilmu bahwa
tujuan yang sah dan senyatanya dari ilmuilmu adalah sumbangannya terhadap hidup
manusia dengan ciptaan-ciptaan dan
kekayaan baru.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai