Pembangunan Pedesaan
Pembangunan Pedesaan
2.Jangka Pendek
Untuk meningkatkan efektivitas dan
efesiensi dalam kegiatan ekonomi
SASARAN
1.Peningkatan produksi dan produktivitas
2.Percepatan pertumbuhan desa
3.Peningkatan keterampilan masyarakat
4.Peningkatan prakarsa dan partisifasi
masyarakat
5.Penguatan kelembagaan
Pembangunan yang berbasis pedesaan diberlakukan
untuk memperkuat fondasi perekonimian negara,
mempercepat pengentasan kemiskinan dan
pengurangan kesenjangan perkembangan antar
wilayah, sebagai solusi bagi perubahan sosial, desa
sebagai basis perubahan. [1] Dalam realisasinya,
pembangunan pedesaan memungkinkan sumber-
sumber pertumbuhan ekonomi digerakkan ke
pedesaan sehingga desa menjadi tempat yang
menarik sebagai tempat tinggal dan mencari
penghidupan. [1] Infrastruktur desa, seperti irigasi,
sarana dan prasarana transportasi, listrik, telepon,
sarana pendidikan, kesehatan dan sarana- sarana lain
yang dibutuhkan, harus bisa disediakan sehingga
memungkinkan desa maju dan berkembang. [1] [2]
SEKALA PRIORITAS PEMB.PEDESAAN
• (1)
pengembangan ekonomi lokal;
• (2) pemberdayaan masyarakat;
• (3)
pembangunan prasarana dan sar
ana
; dan
• istilah desa adalah pembagian wilayah
administratif di Indonesia di bawah kecamatan
, yang dipimpin oleh Kepala Desa. Sebuah desa
merupakan kumpulan dari beberapa unit
pemukiman kecil yang disebut kampung
(Banten, Jawa Barat) atau dusun (Yogyakarta)
atau banjar (Bali) atau jorong (Sumatera
Barat). Kepala Desa dapat disebut dengan
nama lain misalnya Kepala Kampung atau
Petinggi di Kalimantan Timur, Klèbun di
Madura, Pambakal di Kalimantan Selatan, dan
Kuwu di Cirebon, Hukum Tua di Sulawesi Utara
PERBEDAAN DESA DG KELURAHAN
• Perbedaan Desa dengan Kelurahan
• Desa bukanlah bawahan kecamatan, karena
kecamatan merupakan bagian dari
perangkat daerah kabupaten/kota, dan desa
bukan merupakan bagian dari perangkat
daerah. Berbeda dengan Kelurahan, Desa
memiliki hak mengatur wilayahnya lebih luas.
Namun dalam perkembangannya, sebuah desa
dapat diubah statusnya menjadi kelurahan.
KEWENANGAN DESA
• Kewenangan desa adalah:
• Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang
sudah ada berdasarkan hak asal usul desa
• Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan kabupaten/kota yang
diserahkan pengaturannya kepada desa, yakni
urusan pemerintahan yang secara langsung dapat
meningkatkan pelayanan masyarakat.
• Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah
Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota
• Urusan pemerintahan lainnya yang diserahkan
kepada desa.
PEMERINTAHAN DESA
• Pemerintahan Desa
• Desa memiliki pemerintahan sendiri.
Pemerintahan Desa terdiri atas
Pemerintah Desa (yang meliputi
Kepala Desa dan Perangkat Desa)
dan Badan Permusyawaratan Desa
(BPD)
KEPALA DESA
• Kepala Desa merupakan pimpinan
penyelenggaraan pemerintahan desa
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan
bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
Masa jabatan Kepala Desa adalah 5 tahun, dan
dapat diperpanjang lagi untuk satu kali masa
jabatan. Kepala Desa juga memiliki wewenang
menetapkan Peraturan Desa yang telah
mendapat persetujuan bersama BPD.
• Kepala Desa dipilih langsung melalui Pemilihan Kepala Desa (Pilkades)
oleh penduduk desa setempat. Syarat-syarat menjadi calon Kepala
Desa sesuai Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 sbb:
• Bertakwa kepada Tuhan YME
• Setia kepada Pacasila sebagai dasar negara, UUD 1945 dan kepada
NKRI, serta Pemerintah
• Berpendidikan paling rendah SLTP atau sederajat
• Berusia paling rendah 25 tahun
• Bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa
• Penduduk desa setempat
• Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan
dengan hukuman paling singkat 5 tahun
• Tidak dicabut hak pilihnya
• Belum pernah menjabat Kepala Desa paling lama 10 tahun atau 2 kali
masa jabatan
• Memenuhi syarat lain yang diatur Perda Kab/Kota
• Perangkat Desa
• Perangkat Desa bertugas membantu Kepala Desa
dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.
Perangkat Desa terdiri dari Sekretaris Desa dan
Perangkat Desa Lainnya. Salah satu perangkat desa
adalah Sekretaris Desa, yang diisi dari
Pegawai Negeri Sipil. Sekretaris Desa diangkat oleh
Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota atas nama
Bupati/Walikota.
• Perangkat Desa lainnya diangkat oleh Kepala Desa
dari penduduk desa, yang ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Desa. perangkat desa juga
mempunyai tugas untuk mengayomi kepentingan
masyarakatnya.
• Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan
lembaga perwujudan demokrasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa. Anggota BPD
adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan
berdasarkan keterwakilan wilayah. Anggota BPD terdiri
dari Ketua Rukun Warga, pemangku adat, golongan
profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka
masyarakat lainnya. Masa jabatan anggota BPD adalah
6 tahun dan dapat diangkat/diusulkan kembali untuk 1
kali masa jabatan berikutnya. Pimpinan dan Anggota
BPD tidak diperbolehkan merangkap jabatan sebagai
Kepala Desa dan Perangkat Desa. BPD berfungsi
menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa,
menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
• Keuangan desa
• Penyelenggaraan urusan pemerintahan
desa yang menjadi kewenangan desa
didanai dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa (APB Desa), bantuan
pemerintah dan bantuan pemerintah
daerah. Penyelenggaraan urusan
pemerintah daerah yang diselenggarakan
oleh pemerintah desa didanai dari APBD.
Penyelenggaraan urusan pemerintah yang
diselenggarakan oleh pemerintah desa
SUMBER PENDAPATAN DESA
• Pendapatan Asli Desa, antara lain terdiri dari hasil usaha
desa, hasil kekayaan desa (seperti tanah kas desa, pasar desa,
bangunan desa), hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong
royong
• Bagi hasil Pajak Daerah Kabupaten/Kota
• bagian dari Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
• bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan
Pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan
urusan pemerintahan;
• hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.
• Pinjaman desa
APBD DESA
• APB Desa terdiri atas bagian
Pendapatan Desa, Belanja Desa dan
Pembiayaan. Rancangan APB Desa
dibahas dalam musyawarah
perencanaan pembangunan desa.
Kepala Desa bersama BPD menetapkan
APB Desa setiap tahun dengan
Peraturan Desa.
KLASIFIKASI DESA
1.Menurut aktivitasnya
• Desa agraris, adalah desa yang mata pencaharian
utama penduduknya adalah di bidang pertanian
dan perkebunan.
• Desa industri, adalah desa yang mata
pencaharian utama penduduknya adalah di
bidang industri kecil rumah tangga.
• Desa nelayan, adalah desa yang mata
pencaharian utama penduduknya adalah di
bidang perikanan dan pertambakan.
2. Menurut tingkat perkembangannya
• Desa Swadaya
• Desa swadaya adalah desa yang memiliki potensi tertentu
tetapi dikelola dengan sebaik-baiknya, dengan ciri:
• Daerahnya terisolir dengan daerah lainnya.
• Penduduknya jarang.
• Mata pencaharian homogen yang bersifat agraris.
• Bersifat tertutup.
• Masyarakat memegang teguh adat.
• Teknologi masih rendah.
• Sarana dan prasarana sangat kurang.
• Hubungan antarmanusia sangat erat.
• Pengawasan sosial dilakukan oleh keluarga.
• Desa Swakarya
• Desa swakarya adalah peralihan atau transisi dari
desa swadaya menuju desa swasembada. Ciri-ciri
desa swakarya adalah:
• Kebiasaan atau adat istiadat sudah tidak mengikat
penuh.
• Sudah mulai menpergunakan alat-alat dan teknologi
• Desa swakarya sudah tidak terisolasi lagi walau
letaknya jauh dari pusat perekonomian.
• Telah memiliki tingkat perekonomian, pendidikan,
jalur lalu lintas dan prasarana lain.
• Jalur lalu lintas antara desa dan kota sudah agak
lancar.
• Desa Swasembada
• Desa swasembada adalah desa yang
masyarakatnya telah mampu memanfaatkan dan
mengembangkan sumber daya alam dan
potensinya sesuai dengan kegiatan pembangunan
regional. Ciri-ciri desa swasembada
• kebanyakan berlokasi di ibukota kecamatan.
• penduduknya padat-padat.
• tidak terikat dengan adat istiadat
• telah memiliki fasilitas-fasilitas yang memadai
dan labih maju dari desa lain.
• partisipasi masyarakatnya sudah lebih efektif.
PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN DI
PEDESAAN
• MELALUI :
• 1.PENGEMBANGAN EKONOMI
• 2.PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
• 3.PEMBANGUNAN SARANA DAN
PRASARANA
• 4.PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
MASALAH KEMISKINAN
• Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak
untuk ditangani. Khususnya di wilayah perkotaan, salah satu ciri
umum dari kondisi fisik masyarakat miskin adalah tidak memiliki
akses ke prasarana dan sarana dasar lingkungan yang memadai,
dengan kualitas perumahan dan permukiman yang jauh dibawah
standar kelayakan, serta mata pencaharian yang tidak menentu.
Disadari bahwa selama ini banyak pihak lebih melihat persoalan
kemiskinan hanya pada tataran gejala-gejala yang tampak
terlihat dari luar atau di tataran permukaan saja, yang mencakup
multidimensi, baik dimensi politik, sosial, ekonomi, aset dan lain-
lain. Dalam kehidupan sehari-hari dimensi-dimensi dari gejala-
gejala kemiskinan tersebut muncul dalam berbagai bentuk,
1.Dimensi Politik , muncul dalam bentuk tidak dimilikinya wadah organisasi
yang mampu memperjuangkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat
miskin, sehingga mereka benar-benar tersingkir dari proses pengambilan
2.Dimensi Sosial sering muncul dalam bentuk tidak
terintegrasikannya warga miskin ke dalam institusi sosial yang
ada,terinternalisasikannya budaya kemiskinan yang merusak kualitas
manusia dan etos kerja mereka, serta pudarnya nilai-nilai kapital sosial;
3.Dimensi Lingkungan sering muncul dalam bentuk sikap, perilaku, dan cara
pandang yang tidak berorientasi pada pembangunan berkelanjutan
sehingga cenderung memutuskan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan
yang kurang menjaga kelestarian dan perlindungan lingkungan serta
permukiman;
4.Dimensi Ekonomi muncul dalam bentuk rendahnya penghasilan sehingga
tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sampai batas
yang layak; dan
5.Dimensi Aset, ditandai dengan rendahnya kepemilikan masyarakat miskin
ke berbagai hal yang mampu menjadi modal hidup mereka, termasuk
aset kualitas sumberdaya manusia (human capital), peralatan kerja,
modal dana, hunian atau perumahan, dan sebagainya.
1.PENGEMBANGAN EKONOMI
• Salah satu konsep penting dalam pembangunan ekonomi pedesaan
adalah nilai seluruh produksi (PDRB) dalam suatu desa (atau
Produksi Domestik Regional Bruto untuk tingkat kabupaten).
• Nilai seluruh produksi ini merupakan ukuran prestasi ekonomi dari
seluruh kegiatan ekonomi, yang dihitung dengan pendekatan arus
barang dan jasa akhir, tetapi dapat pula dihitung dengan
menjumlahkan biaya atau penghasilan yang diperlukan untuk
memproduksi output.
• Nilai seluruh produksi dikurangi pajak tak langsung netto dan
penyusutan maka diperoleh pendapatan pedesaan, jika dibagi
dengan jumlah penduduk desa menjadi sama dengan Pendapatan
Pedesaan per kapita.
• PENANGANAN KEMISKINAN DIINDONESIA Untuk mendorong
perekonomian rakyat, banyak para ahli yang menyarankan
agar paket-paket deregulasi dapat secara langsung membantu
atau mendorong tumbuhnya perekonomian rakyat, sekaligus
untuk mengatasi kesenjangan antara golongan ekonomi kuat
dengan golongan ekonomi lemah. Untuk itu, selain perlunya
peranan pemerintah, maka pengembangan keswadayaan
masyarakat juga penting artinya. Pengembangan keswadayaan
masyarakat selain memerlukan kebijakan publik yang
menyentuh kepentingan masyarakat, inisiatif dari bawah,
yang berasal dari masyarakat, juga diperlukan. Program
perkreditan, seperti Kredit Investasi Kecil (KIK), Kredit Usaha
Kecil (KUK), Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP), Kredit
Umum Pedesaan (Kupedes), dan program perkreditan lainnya
yang melekat dengan program BIMAS dan INMAS merupakan
bagian dari usaha menggerakkan ekonomi rakyat.
BAGAIMANA DG NEGARA KITA
• Di negara-negara berkembang pada
umumnya menunjukkan ketimpangan
yang tinggi. Umumnya di masyarakat
pedesaan tingkat ketimpangan
pendapatannya tidak terlalu tajam,
karena sebagian besar penduduknya
relatif masih miskin dan masih relatif
homogen.
ORIENTASI PEMBANGUNAN
PEDESAAN
• Orientasi pembangunan daerah pedesaan diarahkan pada sasaran: