Anda di halaman 1dari 70

FAKTOR KEMISKINAN

• Faktor-faktor kemiskinan yang terjadi di


masyarakat pedesaan cenderung lebih
bersifat struktural dibandingkan bersifat
kultural.
• Dalam kasus ini, masyarakat pedesaan
diidentikkan dengan perilaku dan sikap
yang dianggap kolot dan tradisional
dihadapkan dengan sikap dan perilaku
orang kota yang maju dan modern.
TERJADI KTERBELAKANGAN
• Terjadinya keterbelakangan sosial
masyarakat desa dalam pembangunan
dinisbatkan karena sulitnya masyarakat desa
menerima budaya modernisasi, sulit untuk
menerima teknologi baru, malas, dan tidak
mempunyai motivasi yang kuat, merasa
cukup puas dengan pemenuhan kebutuhan
pokok yang paling dasar, dan budaya berbagi
kemiskinan bersama. [1] [2]
KONSEP PEMBANGUNAN PEDESAAN

1. Upaya mempercepat pembangunan


pedesaan, melalui penyediaan sarana dan
prasarana untuk memperdayakan masyarakat
2. Untuk mempercepat pembangunan ekonomi
3. Menyiapkan lapangan kerja
4. Meningkatkan kwalitas sumberdaya manusia.
5. Melestarikan lingkungan dan memamfaatkan
Sumberdaya alam yg ada.
6. Melestarikan budaya yang ada.
• Pembangunan pedesaan
• adalah pembangunan berbasis pedesaan
dengan mengedepankan kearifan lokal
kawasan pedesaan yang mencakup
struktur demografi masyarakat,
karakteristik sosial budaya, karakterisktik
fisik/geografis, pola kegiatan usaha
pertanian, pola keterkaitan ekonomi
desa-kota, sektor kelembagaan desa, dan
karakteristik kawasan pemukiman. [1] [2]
TUJUAN
1. Jangka Panjang
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

2.Jangka Pendek
Untuk meningkatkan efektivitas dan
efesiensi dalam kegiatan ekonomi
SASARAN
1.Peningkatan produksi dan produktivitas
2.Percepatan pertumbuhan desa
3.Peningkatan keterampilan masyarakat
4.Peningkatan prakarsa dan partisifasi
masyarakat
5.Penguatan kelembagaan
Pembangunan yang berbasis pedesaan diberlakukan
untuk memperkuat fondasi perekonimian negara,
mempercepat pengentasan kemiskinan dan
pengurangan kesenjangan perkembangan antar
wilayah, sebagai solusi bagi perubahan sosial, desa
sebagai basis perubahan. [1] Dalam realisasinya,
pembangunan pedesaan memungkinkan sumber-
sumber pertumbuhan ekonomi digerakkan ke
pedesaan sehingga desa menjadi tempat yang
menarik sebagai tempat tinggal dan mencari
penghidupan. [1] Infrastruktur desa, seperti irigasi,
sarana dan prasarana transportasi, listrik, telepon,
sarana pendidikan, kesehatan dan sarana- sarana lain
yang dibutuhkan, harus bisa disediakan sehingga
memungkinkan desa maju dan berkembang. [1] [2]
SEKALA PRIORITAS PEMB.PEDESAAN

• (1)
pengembangan ekonomi lokal;
• (2) pemberdayaan masyarakat;
• (3)
pembangunan prasarana dan sar
ana
; dan
• istilah desa adalah pembagian wilayah
administratif di Indonesia di bawah kecamatan
, yang dipimpin oleh Kepala Desa. Sebuah desa
merupakan kumpulan dari beberapa unit
pemukiman kecil yang disebut kampung
(Banten, Jawa Barat) atau dusun (Yogyakarta)
atau banjar (Bali) atau jorong (Sumatera
Barat). Kepala Desa dapat disebut dengan
nama lain misalnya Kepala Kampung atau
Petinggi di Kalimantan Timur, Klèbun di
Madura, Pambakal di Kalimantan Selatan, dan
Kuwu di Cirebon, Hukum Tua di Sulawesi Utara
PERBEDAAN DESA DG KELURAHAN
• Perbedaan Desa dengan Kelurahan
• Desa bukanlah bawahan kecamatan, karena
kecamatan merupakan bagian dari
perangkat daerah kabupaten/kota, dan desa
bukan merupakan bagian dari perangkat
daerah. Berbeda dengan Kelurahan, Desa
memiliki hak mengatur wilayahnya lebih luas.
Namun dalam perkembangannya, sebuah desa
dapat diubah statusnya menjadi kelurahan.
KEWENANGAN DESA
• Kewenangan desa adalah:
• Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang
sudah ada berdasarkan hak asal usul desa
• Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan kabupaten/kota yang
diserahkan pengaturannya kepada desa, yakni
urusan pemerintahan yang secara langsung dapat
meningkatkan pelayanan masyarakat.
• Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah
Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota
• Urusan pemerintahan lainnya yang diserahkan
kepada desa.
PEMERINTAHAN DESA
• Pemerintahan Desa
• Desa memiliki pemerintahan sendiri.
Pemerintahan Desa terdiri atas
Pemerintah Desa (yang meliputi
Kepala Desa dan Perangkat Desa)
dan Badan Permusyawaratan Desa
(BPD)
KEPALA DESA
• Kepala Desa merupakan pimpinan
penyelenggaraan pemerintahan desa
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan
bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
Masa jabatan Kepala Desa adalah 5 tahun, dan
dapat diperpanjang lagi untuk satu kali masa
jabatan. Kepala Desa juga memiliki wewenang
menetapkan Peraturan Desa yang telah
mendapat persetujuan bersama BPD.
• Kepala Desa dipilih langsung melalui Pemilihan Kepala Desa (Pilkades)
oleh penduduk desa setempat. Syarat-syarat menjadi calon Kepala
Desa sesuai Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 sbb:
• Bertakwa kepada Tuhan YME
• Setia kepada Pacasila sebagai dasar negara, UUD 1945 dan kepada
NKRI, serta Pemerintah
• Berpendidikan paling rendah SLTP atau sederajat
• Berusia paling rendah 25 tahun
• Bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa
• Penduduk desa setempat
• Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan
dengan hukuman paling singkat 5 tahun
• Tidak dicabut hak pilihnya
• Belum pernah menjabat Kepala Desa paling lama 10 tahun atau 2 kali
masa jabatan
• Memenuhi syarat lain yang diatur Perda Kab/Kota
• Perangkat Desa
• Perangkat Desa bertugas membantu Kepala Desa
dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.
Perangkat Desa terdiri dari Sekretaris Desa dan
Perangkat Desa Lainnya. Salah satu perangkat desa
adalah Sekretaris Desa, yang diisi dari
Pegawai Negeri Sipil. Sekretaris Desa diangkat oleh
Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota atas nama
Bupati/Walikota.
• Perangkat Desa lainnya diangkat oleh Kepala Desa
dari penduduk desa, yang ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Desa. perangkat desa juga
mempunyai tugas untuk mengayomi kepentingan
masyarakatnya.
• Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan
lembaga perwujudan demokrasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa. Anggota BPD
adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan
berdasarkan keterwakilan wilayah. Anggota BPD terdiri
dari Ketua Rukun Warga, pemangku adat, golongan
profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka
masyarakat lainnya. Masa jabatan anggota BPD adalah
6 tahun dan dapat diangkat/diusulkan kembali untuk 1
kali masa jabatan berikutnya. Pimpinan dan Anggota
BPD tidak diperbolehkan merangkap jabatan sebagai
Kepala Desa dan Perangkat Desa. BPD berfungsi
menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa,
menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
• Keuangan desa
• Penyelenggaraan urusan pemerintahan
desa yang menjadi kewenangan desa
didanai dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa (APB Desa), bantuan
pemerintah dan bantuan pemerintah
daerah. Penyelenggaraan urusan
pemerintah daerah yang diselenggarakan
oleh pemerintah desa didanai dari APBD.
Penyelenggaraan urusan pemerintah yang
diselenggarakan oleh pemerintah desa
SUMBER PENDAPATAN DESA
• Pendapatan Asli Desa, antara lain terdiri dari hasil usaha
desa, hasil kekayaan desa (seperti tanah kas desa, pasar desa,
bangunan desa), hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong
royong
• Bagi hasil Pajak Daerah Kabupaten/Kota
• bagian dari Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
• bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan
Pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan
urusan pemerintahan;
• hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.
• Pinjaman desa
APBD DESA
• APB Desa terdiri atas bagian
Pendapatan Desa, Belanja Desa dan
Pembiayaan. Rancangan APB Desa
dibahas dalam musyawarah
perencanaan pembangunan desa.
Kepala Desa bersama BPD menetapkan
APB Desa setiap tahun dengan
Peraturan Desa.
KLASIFIKASI DESA
1.Menurut aktivitasnya
• Desa agraris, adalah desa yang mata pencaharian
utama penduduknya adalah di bidang pertanian
dan perkebunan.
• Desa industri, adalah desa yang mata
pencaharian utama penduduknya adalah di
bidang industri kecil rumah tangga.
• Desa nelayan, adalah desa yang mata
pencaharian utama penduduknya adalah di
bidang perikanan dan pertambakan.
2. Menurut tingkat perkembangannya
• Desa Swadaya
• Desa swadaya adalah desa yang memiliki potensi tertentu
tetapi dikelola dengan sebaik-baiknya, dengan ciri:
• Daerahnya terisolir dengan daerah lainnya.
• Penduduknya jarang.
• Mata pencaharian homogen yang bersifat agraris.
• Bersifat tertutup.
• Masyarakat memegang teguh adat.
• Teknologi masih rendah.
• Sarana dan prasarana sangat kurang.
• Hubungan antarmanusia sangat erat.
• Pengawasan sosial dilakukan oleh keluarga.
• Desa Swakarya
• Desa swakarya adalah peralihan atau transisi dari
desa swadaya menuju desa swasembada. Ciri-ciri
desa swakarya adalah:
• Kebiasaan atau adat istiadat sudah tidak mengikat
penuh.
• Sudah mulai menpergunakan alat-alat dan teknologi
• Desa swakarya sudah tidak terisolasi lagi walau
letaknya jauh dari pusat perekonomian.
• Telah memiliki tingkat perekonomian, pendidikan,
jalur lalu lintas dan prasarana lain.
• Jalur lalu lintas antara desa dan kota sudah agak
lancar.
• Desa Swasembada
• Desa swasembada adalah desa yang
masyarakatnya telah mampu memanfaatkan dan
mengembangkan sumber daya alam dan
potensinya sesuai dengan kegiatan pembangunan
regional. Ciri-ciri desa swasembada
• kebanyakan berlokasi di ibukota kecamatan.
• penduduknya padat-padat.
• tidak terikat dengan adat istiadat
• telah memiliki fasilitas-fasilitas yang memadai
dan labih maju dari desa lain.
• partisipasi masyarakatnya sudah lebih efektif.
PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN DI
PEDESAAN

• MELALUI :
• 1.PENGEMBANGAN EKONOMI
• 2.PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
• 3.PEMBANGUNAN SARANA DAN
PRASARANA
• 4.PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
MASALAH KEMISKINAN
• Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak
untuk ditangani. Khususnya di wilayah perkotaan, salah satu ciri
umum dari kondisi fisik masyarakat miskin adalah tidak memiliki
akses ke prasarana dan sarana dasar lingkungan yang memadai,
dengan kualitas perumahan dan permukiman yang jauh dibawah
standar kelayakan, serta mata pencaharian yang tidak menentu.
Disadari bahwa selama ini banyak pihak lebih melihat persoalan
kemiskinan hanya pada tataran gejala-gejala yang tampak
terlihat dari luar atau di tataran permukaan saja, yang mencakup
multidimensi, baik dimensi politik, sosial, ekonomi, aset dan lain-
lain. Dalam kehidupan sehari-hari dimensi-dimensi dari gejala-
gejala kemiskinan tersebut muncul dalam berbagai bentuk,
1.Dimensi Politik , muncul dalam bentuk tidak dimilikinya wadah organisasi
yang mampu memperjuangkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat
miskin, sehingga mereka benar-benar tersingkir dari proses pengambilan
2.Dimensi Sosial sering muncul dalam bentuk tidak
terintegrasikannya warga miskin ke dalam institusi sosial yang
ada,terinternalisasikannya budaya kemiskinan yang merusak kualitas
manusia dan etos kerja mereka, serta pudarnya nilai-nilai kapital sosial;
3.Dimensi Lingkungan sering muncul dalam bentuk sikap, perilaku, dan cara
pandang yang tidak berorientasi pada pembangunan berkelanjutan
sehingga cenderung memutuskan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan
yang kurang menjaga kelestarian dan perlindungan lingkungan serta
permukiman;
4.Dimensi Ekonomi muncul dalam bentuk rendahnya penghasilan sehingga
tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sampai batas
yang layak; dan
5.Dimensi Aset, ditandai dengan rendahnya kepemilikan masyarakat miskin
ke berbagai hal yang mampu menjadi modal hidup mereka, termasuk
aset kualitas sumberdaya manusia (human capital), peralatan kerja,
modal dana, hunian atau perumahan, dan sebagainya.
1.PENGEMBANGAN EKONOMI
• Salah satu konsep penting dalam pembangunan ekonomi pedesaan
adalah nilai seluruh produksi (PDRB) dalam suatu desa (atau
Produksi Domestik Regional Bruto untuk tingkat kabupaten).
• Nilai seluruh produksi ini merupakan ukuran prestasi ekonomi dari
seluruh kegiatan ekonomi, yang dihitung dengan pendekatan arus
barang dan jasa akhir, tetapi dapat pula dihitung dengan
menjumlahkan biaya atau penghasilan yang diperlukan untuk
memproduksi output.
• Nilai seluruh produksi dikurangi pajak tak langsung netto dan
penyusutan maka diperoleh pendapatan pedesaan, jika dibagi
dengan jumlah penduduk desa menjadi sama dengan Pendapatan
Pedesaan per kapita.
• PENANGANAN KEMISKINAN DIINDONESIA Untuk mendorong
perekonomian rakyat, banyak para ahli yang menyarankan
agar paket-paket deregulasi dapat secara langsung membantu
atau mendorong tumbuhnya perekonomian rakyat, sekaligus
untuk mengatasi kesenjangan antara golongan ekonomi kuat
dengan golongan ekonomi lemah. Untuk itu, selain perlunya
peranan pemerintah, maka pengembangan keswadayaan
masyarakat juga penting artinya. Pengembangan keswadayaan
masyarakat selain memerlukan kebijakan publik yang
menyentuh kepentingan masyarakat, inisiatif dari bawah,
yang berasal dari masyarakat, juga diperlukan. Program
perkreditan, seperti Kredit Investasi Kecil (KIK), Kredit Usaha
Kecil (KUK), Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP), Kredit
Umum Pedesaan (Kupedes), dan program perkreditan lainnya
yang melekat dengan program BIMAS dan INMAS merupakan
bagian dari usaha menggerakkan ekonomi rakyat.
BAGAIMANA DG NEGARA KITA
• Di negara-negara berkembang pada
umumnya menunjukkan ketimpangan
yang tinggi. Umumnya di masyarakat
pedesaan tingkat ketimpangan
pendapatannya tidak terlalu tajam,
karena sebagian besar penduduknya
relatif masih miskin dan masih relatif
homogen.
ORIENTASI PEMBANGUNAN
PEDESAAN
• Orientasi pembangunan daerah pedesaan diarahkan pada sasaran:

1.penguatan ketahanan pangan


2.menunjang pengembangan kegiatan sektor industri dan mendorong
ekspor
3.memperluas lapangan kerja di daerah pedesaan yang diharapkan
dapat mengurangi arus penduduk pedesaan berurbanisasi ke kota-
kota besar
4.mengembangkan kerjasama (keterkaitan) antar daerah pedesaan
untuk memperkokoh struktur perekonomian pedesaan (penguatan
sektor industri yang makin berkembang ditopang oleh sektor
pertanian yang bertambah mantap dalam rangka mengurangi
ketimpangan di dalam dan antar pedesaan).
STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI DI
PEDESAAN
1.PENINGKATAN PRODUKSI DAN
PRODUKTIVITAS
2. PERCEPATAN PERTUMBUHAN DESA
3. PENINGKATAN SDM MELALUI PELATIHAN
KETERAMPILAN.
4. PENINGKATAN PRAKARSA DAN PARTISIFASI
MASYARAKAT
5. MEMPERKUAT KELEMBAGAAN
KEGIATAN UNTUK MENUNJANG
PROG.KEMISKINAN MALALUI PENGEMBANGAN
EKONOMI
• 1. SWADAYA MASYARAKAT YAITU MELALUI ;
– Arisan, jempitan,Koperasi Desa,BMT. Banjar2.
2. BANTUAN PEMERINTAH
a. Keridit : KUR,KKP, KUSP, KIK,KMKP,KUPEDES dll.
b. Bantuan dana bergulir berupa bansos.
c. Bantuan berupa bagi hasil sep.ternak (kadasan )
d. Berupa Proyek proyek ,baik dari APBN,APBD.
3. Kemitraan dengan pengusaha / pihak swasta
4. Dana Hibah / bantuan luar negeri.
.PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
ORIENTASI PEMBANGUNAN EKONOMI DI
PEDESAAN
1. Penguatan ketahanan pangan
2. Meningkatkan kegiatan sektor industri
3. Mendukung kegiatan eksport
4. Memperluas lapangan kerja
5. Mengembangkan kerjasama antar
daerah/ desa dalam memperkokoh
struktur perekonomian desa.
BAGAIMANA PANDANGAN TENTANG
KEMISKINAN
• ADA PANDANGAN BAHWA KEMISKINAN akan lebih banyak
ditemui di wilayah perkotaan seiring meningkatnya
urbanisasi dan krisis ekonomi yang terjadi dalam beberapa
tahun terakhir. Padahal sebelumnya kemiskinan diidentikkan
dengan fenomena desa atau daerah terpencil yang minus
sumber dayanya.

• Tapi kemiskinan tetap sebagai suatu kondisi sosial yang


umumnya invisible dan belum dipahami sepenuhnya oleh
para pengambil keputusan ini pula yang menjadi motif
utama pelaksanaan Proyek Penanggulangan Kemiskinan di
Perkotaan (P2KP) yang dalam pelaksanaannya menggunakan
paradigma dan pemahaman baru.
BAGAIMANA CARA mengukur tingkat
pendapatan
• CARA MENGUKUR TINGKAT PENDAPATAN
• menggunakan tingkat pendapatan $ 1 per
hari sebagai batas proverty line ( Bank Dunia)
• Sementara di negara-negara berkembang
kemiskinan diukur dengan tingkat
pemenuhan kebutuhan dasar, yang
dinyatakan dalam ukuran kebutuhan hidup
minimum atau kebutuhan kalori.
Langkah langkah yg dilaksanakan
• menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan
peluang berusaha.
• upaya pengentasan kemiskinan selanjutnya
diarahkan dengan pola bantuan langsung Tapi di sini
muncul implikasi baru. Pada satu sisi bantuan
tersebut memang dapat efektif mencapai sasaran,
tapi pada sisi lain input eksternal tanpa adanya
perkuatan sosial (social strengthening) sering
menimbulkan ketergantungan dan mematikan kreasi
dan inovasi masyarakat.
• Proyek-proyek Inpres merupakan salah satu
sarana yang dapat dimanfaatkan untuk
mendorong program pengentasan kemiskinan,
namun efektivitas dan manfaatnya terhadap
golongan masyarakat miskin masih perlu
ditingkatkan. Program Inpres Desa Tertinggal
(IDT) yang dikenalkan mulai awal tahun
sembilan puluhan merupakan upaya
mendorong perekonomian rakyat, terutama
untuk meningkatkan kemampuan permodalan
dan usaha masyarakat miskin. adap
• Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) adalah
suatu prakarsa baru Pemerintah Indonesia untuk menanggulangi
persoalan kemiskinan di perkotaan. Proyek ini dirancang dengan
pengertian, untuk menanggulangi kemiskinan secara berlanjut,
upaya-upaya yang paling penting harus dilakukan oleh komunitas
sendiri, terutama pada tingkat kelurahan. Pemberdayaan
komunitas ini termasuk menangani masalah kemiskinan juga
terbentur inarticulate secara politik. Sebagian besar desa-desa
yang terpencil atau perkampungan tidak terlihat oleh elit
pemerintah. Menyediakan sumber daya yang cukup,
memindahkan pembuat keputusan dan tanggung jawab ke
tangan komunitas sendiri, meningkatkan kepercayaan dan
transparansi. Oleh karena itu unsur perkuatan organisasi antar
dan intra masyarakat dalam proyek mendapat perhatian khusus.
Ini diwujudkan dalam bentuk pendampingan, counselling dan
pelatihan
PRINSIP PRINSIP PEMBANGUNAN
PEDESAAN
• Pembangunan pedesaan seharusnya menerapkan
pninsip-prinsip yaitu:
1.Transaparansi (keterbukaan),
2.Partisipatif,
3.Dapat dinikmati mayarakat,
4.Dapat dipertanggungjawabkan (akuntabilitas), dan
5. Berkelanjutan (sustainable). Kegiatan-kegiatan
pembangunan yang dilakukan dapat dilanjutkan
dan dikembangkan ke seluruh pelosok daerah,
untuk seluruh lapisan masyarakat.
Strategi Pembangunan Pedesaan
• Pembangunan masyarakat pedesaan merupakan bagian dari
pembangunan masyarakat yang diarahkan pula kepada pembangunan
kelembagaan dan partisipasi serta pemberdayaan masyarakat dalam
meningkatkan kesejahteraan pada satuan wilayah pedesaan. Di negara-
negara berkembang, secara demografis sebagian besar penduduk tinggal
di pedesaan dan memiliki tingkat pendidikan rendah.
Konsep pembangunan pedesaan menjadi pusat perhatian negara-negara
berkembang sejak tahun 1950-an sampai sekarang. Setiap negara
menerapkan strategi pembangunannya untuk memecahkan masalah
yang dihadapi terutama menyangkut pertumbuhan penduduk,
kemiskinan, urbanisasi, dan pengangguran masyarakatnya. Program dan
kegiatan pembangunan pedesaan secara menyeluruh menyangkut
bidang ekonomi, sektor-sektor pendidikan, jesehatan, kesempatan kerja,
dan bidang sosial budaya dan lainnya.
STRATEGI PERTUMBUHAN
• Strategi pertumbuhan umumnya
dimaksudkan untuk mencapai
peningkatan secara cepat dalam nilai
ekonomis melalui -peningkatan
pendapatan perkapita, produksi dan
produktivitas sektor pertanian,
permodalan, kesempatan kerja dan
peningkatan kemampuan partisipasi
masyarakat pedesaan.
STRATEGI KESEJAHTERAAN
• Strategi kesejahteraan pada dasarya dimaksudkan
untuk memperbaiki tanaf hidup atau
kesejahteraan penduduk pedesaan melalui
pelayanan dan peningkatan program-program
pembangunan sosial yang berskala besar atau
nasional, seperti peningkatan pendidikan,
perbaikan kesehatan dan gizi, penanggulangan
urbanisasi, perbaikan permukiman penduduk,
pembangunan fasilitas transportasi, penyediaan
prasarana dan sarana sosial lainnya.
STRATEGI RESPONSIF
• Strategi Responsif terhadap Kebutuhan Masyarakat
• Strategi mi merupakan reaksi terhadap strategi
kesejahteraan yang dimaksudkan untuk menanggapi
kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan pembangunan
yang dirumuskan oleh masyarakat sendini mungkin
saja dengan bantuan pihak luar (self need and
assistance) untuk memperlancar usaha mandiri
melalui pengadaan teknologi dan tersedianya sumber-
sumber daya yang sesuai kebutuhan di pedesaan.
Ketiga strategi pertumbuhan di atas memiliki
kelemahannya masing-masing.
STRATEGI TERPADU
• Strategi Terpadu dan Menyeluruh
• Strategi terpadu dan menyeluruh ini ingin
mencapai tujuan-tujuan yang menyangkut
kelangsungan pertumbuhan, persamaan,
kesejahteraan dan partisipasi aktif masyarakat
secara simultan dalam proses pembangunan
pedesaan. Secara konsepsional terdapat tiga
prinsip yang membedakannya dengan strategi
lain, yaitu:
• Pertama, Persamaan, keadilan, pemerataan dan partisipasi
masyarakat merupakan tujuan yang eksplisit dan strategi
terpadu ini. Oleh karena itu pemerintahan desa yang
berwenang harus: (a) memahami dinamika sosial
masyarakat setempat, (b) memecahkan masalah yang
dihadapinya, dan (c) memperkuat kemampuan aparatur
pemerintahan desa dalam melakukan intervensi sosial.
Kedua, Perlunya perubahan-perubahan yang mendasar, baik
dalam kesepakatan maupun dalam gaya dan cara kerja,
karena itu pemerintahan desa harus memiliki komitmen
yang kuat untuk: (a) menentukan arah, strategi, dan proses
menuju terwujudnya tujuan dan sasaran pembangunan, (b)
memelihara integritas masyarakat pedesaan yang didukung
oleh local leadership (kepemimpinan lokal).
Ketiga, Perlunya keterlibatan pemerintahan desa dan
organisasi sosial secara terpadu, untuk meningkatkan
keterkaitan antara organisasi formal dan organisasi informal.
• Strategi terpadu dan menyeluruh pembangunan masyarakat desa menggunakan
pendekatan, yakni:
1.Tujuan utamanya adalah pertumbuhan, persamaan, kesejahteraan dan partisipasi aktif
masyarakat desa.
2.Sasarannya adalah membangun dan memperkuat kemampuan untuk melaksanakan
pembangunan bersama pemerintah.
3.Lingkupnya adalah masyarakat yang beraneka ragam dan kompleks.
4.Koordinasinya adalah koordinasi yang beraneka ragam baik permanen maupun adhoc di
semua tingkatan, fungsi, kebutuhan dan mekanismenya.
5.Arus komunikasinya dua arah yang dilakukan secara formal, informal, vertikal,
horisontal, diagonal dan berkesiniambungan melalui berbagai6.
6.saluran dan bentuk sarana komunikasi yang persuasif dan edukatif.
7.Tempat prakarsa adalah kelompok-kelompok masyarakat pemerintah lokal dan desa
melalui pengumpulan informasi, penentuan dan pengambilan keputusan, implementasi
kebijakan dan monitoring kegiatan secara terpadu, saling terkait dan terus menerus.
8.Indikator prestasi yang dicapai mendasarkan pada pemecahan masalah pedesaan yang
strategis (yaitu aspek kependudukan dar berbagai kegiatan yang dilakukan) yang
diarahkan kepada perbaikan persamaan, pemerataan, keadilan, kesejahteraan dan
partisipasi masyarakat yang dihubungkan dengan tujuannya.
INDIKATOR KEBERHASILAN
• Indikator Pembangunan Ekonomi Pedesaan
• Dalam pembangunan pedesaan, perencanaan ekonomi
dan sosial adalah merupakan prasyarat. Suatu desa
dianalisis sebagai suatu sistem ekonomi dan sosial
terbuka yang berhubungan dengan desa-desa lain melalui
arus perpindahan faktor produksi, pertukaran komoditas
dan informasi serta mobilitas penduduk. Merupakan
persoalkan yang penting pula yaitu bagaimaria mengukur
peningkatan dalam kegiatan ekonomi dan sosial,
peningkatan produksi, sumberdaya pembangunan,
pendapatan perkapita, perbaikan sistem transportasi.
• Beberapa indikator dalam pembangunan ekonomi
pedesaan dapat dikemukakan sebagai berikut :
Pendapatan Desa Perkapita
Salah satu konsep penting dalam pembangunan ekonomi
pedesaan adalah nilai seluruh produksi (PDRB) dalam suatu
desa (atau Produksi Domestik Regional Bruto untuk tingkat
kabupaten). Nilai seluruh produksi ini merupakan ukuran
prestasi ekonomi dari seluruh kegiatan ekonomi, yang
dihitung dengan pendekatan arus barang dan jasa akhir,
tetapi dapat pula dihitung dengan menjumlahkan biaya
atau penghasilan yang diperlukan untuk memproduksi
output. Nilai seluruh produksi dikurangi pajak tak langsung
netto dan penyusutan maka diperoleh pendapatan
pedesaan, jika dibagi dengan jumlah penduduk desa
menjadi sama dengan Pendapatan Pedesaan per kapita.
• Ketimpangan Pendapatan
Analisis ketimpangan dimulai dengan pertanyaan tentang berapa
persen dan total pendapatan yang diterima oleh 20 persen populasi
yang berpendapatan terendah, 50 persen terendah dan Seterusnya.
Dalam keadaan ekstrim dimana pendapatan dengan mutlak
didistnibusikan secara adil, 40 persen populasi terbawah akan
menerima 40 persen dan total pendapatan, dan 40 persen populasi
Sedang (tengah) akan menerima 40 persen dan total pendapatan,
dan 20 persen populasi teratas akan menerima 40 persen total
pendapatan.
Dalam kenyataannya, tingkat ketimpangan aktual memperlihatkan
bahwa 20 persen populasi terbawah hanya menerima sekitar 5
persen dan total pendapatan, dan 20 persen kedua, ketiga, keempat
masing-masing menerima sekitar 10 persen, 17,5 persen dan 25
persen dan total pendapatan, sedangkan 20 persen kelima (teratas)
menikmati sektar 42,5 persen dari total pendapatan. Gambaran ini
memperlihatkan tingkat ketimpangan aktual yang tajam.
• Perubahan Struktur Perekonomian
Mendasarkan hipotesis Clark-Fisher yang
mengemukakan bahwa suatu peningkatan dalam
pendapatan per kapita akan diikuti oleh suatu
penurunan dalam proporsi sumberdaya yang
dimanfaatkan dalam sektor pertanian (sektor primer),
dan suatu peningkatan dalam industri manufaktur
(sektor sekunder), dan kemudian dalam industri jasa
(sektor tersier).
Menurunnya sumbangan (peranan) sektor pertanian
dan meningkatnya sektor industri mencerminkan
perubahan struktur perekonomian yang semakin
seimbang dan makin kokoh, dimana terdapat
kemampuan dan kekuatan yang maju yang didukung
oleh pertanian yang tangguh.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT di
INDONESIA
• Pemberdayaan masyarakat diartikan
sebagai tindakan pemberkuasaan
• Rakyat agar mereka mampu secara
mandiri “menguasai sumberdaya yang
• menjadi milik/haknya untuk digunakan
mensejahterakan hidupnya.
• intisari pemberdayaan masyarakat
adalah
• menciptakan aturan main
Pembangunan desa yang
mengutamakan, mengedepankan
bahkan melindungi otonomi
masyarakat dalam pengambilan
keputusan terhadap Aset aset
pembangunan desa.
• Praktek pemberdayaan masyarakat
• diarahkan untuk memberikan jaminan
• masyarakat desa mampu mengelola secara
mandiri perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan evaluasi kegiatan
pembangunan desa beserta
pendayagunaan hasil hasil pembangunan
desa yang semuanya
• itu dilakukan secara mandiri
• .
• Musyawarah desa/musyawarah antar
desa merupakan ruang publik
• politik untuk pengambilan keputusan
kebijakan publik yang partisipatif
• Pengembangan kapasitas desa melalui
penyediaan tenaga pendamping
• dan pelatihan pelatihan secara
berkelanjutan.
• PNPM MANDIRI PERDESAAN
• MERUPAKAN WUJUD NYATA
• PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT di INDONESIA
PENGALAMAN YANG BAIK DARI
PNPM MANDIRI PERDESAAN
1.Meningkatnya kemampuan masyarakat
dalam pengelolaan kegiatan
pembangunan desa
2.Partisipasi dan swadaya masyarakat
dalam perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan cukup tinggi.
3. Jiwa kegotong royongan masih melekat
kuat dalam masyarakat pedesaan
4.Hasil dan dampaknya, khususnya dalam
penanggulangan kemiskinan cukup
nyata;
5.Biaya kegiatan pembangunan relatif
lebih murah dibandingkan jika
dilaksanakan pihak lain;
6.Keterbukaan dalam pengambilan
keputusan dan pengelolaan
keuangannya cukup kuat.
•Tata Kelola Pembangunan di Tingkat
Desa
•Desa Sebagai obyek Pembangunan:
•Di tingkat makro Pembangunan bersifat proyek
•Tidak berkesinambungan
•Lokasi tidak merata
•Faktor politik sangat berperan
•Di tin gkat Mikro pragmentasi/tumpang tindih
•Kegiatan
•Fragmentasi kelembagaan
•Fragmentasi perencanaan
•Fragmentasi keuangan
•Tumpang tindih kelompok sasaran
•Penguatan Sistem pemerintahan Desa
AKAR MASALAH :
BIAS SEKTORAL DALAM PEMIKIRAN TENTANG DESA

1.Masih adanya pola berpikir yang mengkotak


kotakan desa sebagai kategori sektoral (bias
sektoral).
2.Bias sektoral ini menjadikan “Desa sebagai
• tata kelola komunitas” yang
merupakan”bejana kuasa rakyat”
diberlakukan sebagai salah satu sektor
tersendiri yang lepas dari sektor sektor
lainnya.
3.Desa, yang diberlakukan sebagai sektor,
cenderung menciptakan fragmentasi
kepentingan.
4.Berhadapan dengan fakta Desa yang
terfragmentasi, penerapan pemberdayaan
masyarakat masih dalam skala Proyek
5.proyek. Akibatnya, pendekatan
pemberdayaan masyarakat diberlakukan
sebagai sebuah ”sektor” tersendiri.
DAMPAK
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
BERSKALA PROYEK

1.Program pemberdayaan masyarakat masih


ditentukan oleh “niat baik” secara politik dari
kekuasaan politik tertentu.
2.Bergerak dalam eksklusivitas dan tidak terjamin
kesinambungannya
3.Ketika sebuah kekuasaan politik tertentu
berakhir, tidak ada kepastian pendekatan
pemberdayaan masyarakat akan dijalankan
kembali
• PNPM Mandiri Perdesaan hanya program pemerintah
• sekarang. Namun karena pola pemberdayaan
masyarakat
• sudah masuk ke dalam UU Desa, maka sebagai undang
• undang, siapa pun pemerintahnya, siapa pun partai
yang
• menang Pemilu 2014 wajib hukumnya menjalankan UU
Desa
• ini. Berdasarkan UU Desa ini, program pemberdayaan
• masyarakat desa di Indonesia wajib dilanjutkan paska
pemilu 2014.
DEFINISI DESA
UU Desa : Pasal 1 no. 1
• Desa adalah desa adat atau yang disebut dengan
nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan , kepentingan
• masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul , dan/atau hak tradisional
• yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
BAHAN BAHAN YANG PERLU DIPELAJARI
UNTUK UJIAN AKHIR SEMESTER
• 1. TENTANG DIFINISI ATAU PENGERTIAN 2.
• 2. PROGRAM ATAU STRATEGI DAN SASARAN
PEMBANGUNAN PEDESAAN
• 3. MASALAH MAAALAH POKOK YG TERJADI
DIPEDESAAN.
• 4. UPAYA DALAM MENGENTASKAN
KEMISKINAN
• 5. DAMPAK YG TERJADI DALAM
PEMB.PEDESAAN
TUGAS PERORANGAN
• BUATLAH SEBUAH MAKALAH /TULISAN
TENTANG MASALAH KEMISKINAN DAN UPAYA
UNTUK MENGATASINYA DI MASING TEMPAT
TINGGAL DI DESA SAUDARA.
• TULISAN DIKETIK SATU SETENGAN SPASI DAN
MINIMAL 3 LBR.
• BAWA WAKTU UJIAN SEMESTER
.PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Anda mungkin juga menyukai