Optimalisasi SDM Dan Transformasi Digital Di Unit Kerja Dalam Asuhan Keperawatan Oke
Optimalisasi SDM Dan Transformasi Digital Di Unit Kerja Dalam Asuhan Keperawatan Oke
PENDIDIKAN FORMAL
PK V
PK IV • Ners Spesialis I
dengan pengalaman
kerja ≥ 4 tahun
PK III • Ners dengan
mempunyai sertifikat
pengalaman kerja ≥
D-III Keperawatan 13 tahun PK IV
PK II dengan pengalaman • Ners Spesialis I • Ners Spesialis II
dengan (Konsultan) dengan
D-III Keperawatan kerja ≥ 10 tahun dan
PK I mempunyai sertifikat PK pengalaman kerja ≥ pengalaman kerja 0
dengan pengalaman tahun.
II 2 tahun
Pra PK D-III Keperawatan atau kerja ≥ 4 tahun • mempunyai
Ners dengan
Ners Ners dengan
pengalaman kerja ≥ sertifikat PK III
D-III Keperawatan pengalaman kerja ≥ 1 pengalaman kerja ≥ 3
7 tahun dan mempunyai
atau Ners tahun tahun
mempunyai sertifikat sertifikat PK II
pengalaman kerja mempunyai sertifikat Ners Spesialis I dengan
0 tahun pra klinik. PK I
pengalaman kerja 0
mempunyai
tahun
sertifikat BHD
SDM
PERAWAT
TNA adalah:
1. Sebuah proses pengumpulan informasi tentang
kebutuhan organisasi yang mungkin dapat diatasi
melalui penyelenggaraan program pelatihan
(Barbazette, 2006).
2. Merupakan Langkah mengidentifikasi pengetahuan,
keterampilan dan sikap baru yang diperlukan oleh
seseorang untuk memenuhi berkembang baik bagi
dirinya sendiri dan maupun organisasi (Townsend dan
Donovan, 2005)
3. Proses analisis yang dilaksanakan sebelum pelatihan,
mencakup analisis organisasi, orang/individu dan tugas
(Raymond A.Noe, 2002)
.
Subtema 2:
TRAINING NEED ASSESSMENT/ANALYSIS (TNA) – PRINSIP DAN LANGKAH
Peran TNA
1. Merupakan investasi bagi institusi Pendidikan dan pelatihan
2. Memusatkan perhatian pada masalah kinerja yang sedang
dihadapi
3. Menghemat waktu dan biaya untuk mengatasi masalah kinerja
4. Memastikan solusi untuk mengatasi masalah kinerja
5. Menghindari program pelatihan yang kurang efektif
Hasil penelitian di Amerika 90% penyelenggaraan program pelatihan
yg dilaksankan oleh sejumlah institusi diklat menghasilakn
PEMBOROSAN karena peserta tidak menerapkan kompetensi,
program pelatihan tidak relevan dgn kebutuhan, peserta tidak
termotivasi/ kualifikasi kurang tepat.
.
MASALAH KINERJA
TNA dimulai dari adanya keluhan tentang masalah kinerja,
contoh:
1. Target perusahaan yang tidak tercapai
2. Karyawan tidak terampil melaksanakan tugas dan
pekerjaan
3. Pemborosan waktu dan biaya dalam proses produksi
4. Hasil produksi tidak sesuai dengan standar atau
spesifikasi yang ditetapkan
PERFORMANCE/KINERJA
Adalah: Hasil kerja secara kualitas yang dapat dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pegawai
sesuai dengan tanggung jawab yang dibebankan atau diberikan
kepadanya. Terdapat 2 jenis kinerja yaitu: individu dan organisasi
MANAJEMAN KINERJA
• Proses yang di rancang untuk mengarahkan aktivitas dan perilaku karyawan terhadap tujuan
dan strategi perusahaan.
• Manajemen kinerja secara sistemik akan mengukur dan mengelola kinerja individual terhadap
pencapaian target perusahaan secara keseluruhan
• Kegiatan untuk memastikan pencapaian tujuan secara konsisten terpenuhi secara efektif dan
efisien dan dapat juga difokuskan untuk penilaian kinerja organisasi, departemen, dan individu.
• Pendekatan strategis terpadu untuk meningkatkan efektifitas perusahaan dengan
meningkatkan kinerja orang - orang yang bekerja dan dengan mengembangkan kemampuan
tim dan kontribusi individu.
MANAJEMAN KINERJA
Fasilitas
Kompeten
pendukung
tapi tidak
kerja tidak
berkinerja
memadai
Tidak Tidak
mengenal kompeten
atau lupa dan tidak
SOP terampil
• SOSIALISASI DAN
PENERAPAN • PELATIHAN
SOP/PROSEDUR KERJA
STANDAT
LANGKAH-LANGKAH TNA
Menetapkan Solusi
Mencermati gap atau
Menetapkan responden untuk mengatasi
kesenjangan
masalah
Dapat dirancang dalam bentuk aplikasi penting pada tahap Analis agar kebutuhan
pelatihan benar2 menggambarkan kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan
praktik.
BAGAIMANA IMPLEMENTASI TNA DI
PELAYANAN/ASUHAN KEPERAWATAN
Bentuk TNA dalam bentuk EXCEL
1. Profil
2. Area kompetensi
3. Level
4. Unit ruang Rawat
5. Jabatan
6. Judul pelatihan
Analisis dan resume
Subtema 2:
SUPERVISI DAN EVALUSI PASKA DIKLAT KEPERAWATAN DI UNIT
PELAYANAN
EVALUASI ADALAH:
1. Kegiatan mengumpulkan, menganalisis dan
melaporkan informasi secara sistematis yang dapat
digunakan untuk mengubah sikap atau untuk
meningkatkan operasi proyek atau program. (Alkin,
1990 dalam Wirawan, 2011).
2. Penilaian retrospektif yang cermat tentang manfaat,
nilai, dan nilai-nilai administrasi, keluaran, dan hasil
intervensi pemerintah, yang cenderung berperan dalam
situasi praktis masa depan. (Evert Vendung, 2004
dalam Wirawan, 2011).
BAGAIMANA EVALUASI PELAKSANAAN
PELATIHAN
1. Evaluasi merupakan aktivitas yang SELALU DILUPAKAN, sehingga tidak
diketahui hasil, efektifitas dan efisiensi dari pelaksanaan pelatihan
keperawatan.
2. Dengan melakukan evaluasi akan diketahui hasil, faktor pendukung,
penghambat, inovasi – inovasi sehingga memberi rasa kepuasan. Serta hasil
evalusi dapat merupakan masukan untuk perencanaan pelaksanaan pelatihan
berikutnya.
3. Evaluasi hasil pelatihan merupakan data dan informasi yang diperlukan untuk
mengetahui dampak dari pelatihan terhadap capaian mutu pelayanan/asuhan
keperawatan.
BAGAIMANA EVALUASI
PASKA PELATIHAN
1. Klasifikasi evaluasi dalam aktivitas Pendidikan dan pelatihan : evaluasi hasil
belajar (achievement evaluation) dan evaluasi program (Programme
evaluation)
2. Evaluasi hasil belajar lebih difokuskan kepada upaya untuk menilai hasil belajar
yang dicapai oleh peserta linatih setelah mengikuti suatu program pelatihan.
Contoh : Metode/pendekatan WPA.
3. Evaluasi program dilakukan untuk menilaiefektifitas dan efisiensi program dan
lebih bersifat holistik mencakup semua aspek dari komponen sistem diklat.
1. Evaluasi program adalah: Sebuah proses
EVALUASI untuk menemukan apakah biaya, waktu, dan
usaha y ang dikeluarkan untuk mendesain dan
PROGRAM menyelenggarakan sebuah program pelatihan
mempunyai nilai bagi organisasi atau industry.
Nilai adalah KONTRIBUSI yang dapat diberikan
oleh sebuah program pelatihan terhadap
PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN dan
KEMAJUAN PERUSAHAAN (Townsend dan
Donovan, 2004).
2. Berdasarkan tujuan, evaluasi program terdiri
dari evaluasi formatif dan sumatif.
3. Evaluasi formatif bertujuan memperoleh data
EVALUASI dan informasi yg dipergunakan sebagai dasar
dalam memperbaiki kualitas suatu program.
PROGRAM Dilakukan selama program sedang
berlangsung untuk mengetahui kelemahan
dan hambatan.
4. Evaluasi sumatif bertujuan untuk memperoleh
data dan informasi yang diperlukan untuk
pengambilan keputusan tentang
kesinambungan pemanfaatan sebuah program
(dilanjutkan atau dihentikan). Dilakukan pada
akhir sebuah program pelatihan.
TUJUAN EVALUASI PROGRAM
1. Mengetahui efektivitas dan efisiensi program
pelatihan
2. Memperoleh informasi apakah penyelenggaraan
program pelatihan dapat diterima oleh peserta
3. Memperbaiki kualitas penyelenggaraan
program pelatihan
4. Memutuskan keberlanjutan atau continuity
pelaksanaan program pelatihan
5. Mengetahui dampak penyelenggaraan program
pelatihan terhadap kinerja karyawan dan industri
LANGKAH-LANGKAH DALAM EVALUASI PROGRAM
Melakukan
Menentukan Fokus
Pengumpulan Data
Evaluasi
CONTEXT
Evaluasi terhadap tujuan dan konteks pelaksanaan program
pelatihan
INPUT
Evaluasi sumber daya yang digunakan untuk menyelenggarakan
program pelatihan
PROCESS
Evaluasi terhadap prosedur yang dilakukan dalam
menyelenggarakan program pelatihan
PRODUCT
Evaluasi terhadap hasil yang dicapai oleh penyelenggaraan program
pelatihan
PETA KOMPETENSI
Tahap Model Evaluasi Program Kirkpatrick
REACTIONS
Rasa suka atau tidak suka peserta terhadap program pelatihan
LEARNING
Hasil belajar siswa terhadap kompetensi yang dilatihkan
BEHAVIOR
Kemampuan peserta dalam menerapkan kompetensi yang dilatihkan
RESULT
Kontribusi program pelatihan terhadap kemajuan perusahaan
BAGAIMANA SUPERVISI DAN
EVALUASI PASKA PELATIHAN
KEPERAWATAN ?
● Supervisi dan evaluasi dilakukan terintegrasi dalam
penilaian kinerja perawat mempergunakan metode
dan instrument yang telah ditetapkan.
● Dilakukan khusus untuk kebutuhan melihat dampak
pelatihan terhadap kinerja dan mutu. Perlu dirancang
metode dan instrument berbasis penelitian.
PENUTUP & TINDAK LANJUT
1. Apakah SUMBER DAYA MANUSIA PERAWAT sebagai BIAYA
atau asset/investasi dan MODAL ?
2. Kontribusi nyata dalam bentuk KINERJA PRAKTIK PROFESI
yang terukur sangat diperlukan
3. Siapa perawat , kualifikasi, kejelasan kompetensi dan
kewenagan perlu disepakati , komitmen dan wujudkan.
4. Perawat sebagai prohesi terus berkembang sesuai
tuntutan kebutuhan pelayanan keperawatan /Kesehatan
perlu komponen L &G
5. Program DIKLAT PENTING dirancang dengan baik.
PENUTUP & TINDAK LANJUT
TERIMA KASIH