Anda di halaman 1dari 36

INFARK MIOKARD AKUT DENGAN ELEVASI

SEGMEN ST
Roy Pataringas

Pembimbing : dr. Dopi Febriadi


Pendahuluan
• Infark Miokard Akut (IMA) adalah kematian
jaringan miokard akibat terjadi penurunan
aliran darah pada pembuluh koroner menuju
miokard, sehingga cadangan oksigen tidak
mencukupi kebutuhan oksigen pada miokard
(Dipiro et al., 2012).
• American Heart Association pada tahun
2010 kasus IMA tercatat terjadi 8.500.000
dan terhitung sebanyak 7.200.000 (12,2%)
kematian terjadi akibat penyakit ini di
seluruh dunia (Budiman et al., 2015).
• IMA disebabkan oleh adanya thrombus arteri koroner,
dengan menyebabkan kematian miosit jantung pada area
yang disuplai oleh arteri (Crawford, 2014).
• Sekitar 4 – 12 jam setelah kematian sel, miokard yang infrak
mulai mengalami nekrosis koagulasi, proses dimana adanya
sel yang swelling, rusaknya organel, dan denaturasi protein.
Laporan Kasus
Identitas Pasien
• Nama : Tn. S
• TTL : Kendawangan, 31 Okt 1968 (54 tahun)
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Alamat : Desa Pangkalan Buton, Sukadana, Kayong Utara
• Pekerjaan : Swasta
• Sts Perkawinan : Menikah
Anamnesis
• Keluhan utama : Nyeri dada
• Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang dengan keluhan nyeri
ulu hati sejak 3 hari yang lalu terus-terusan. Nyeri tembus ke
belakang dan menjalar ke dada. Nyeri tidak hilang dengan
istirahat.
• Keluhan penyerta: berdebar-debar (-), sesak (-), keringat dingin (+),
rasa tidak nyaman di dada (+), mual (-), muntah (-), nyeri perut/ulu
hati (+), pusing (-), pingsang (-), badan lemes (+), edema (-), BAB dan
BAK normal
• Riwayat Penyakit Dahulu: Maag (+), nyeri dada sebelumnya (-),
Perdarahan saluran cerna (-), penyakit perdarahan, Stroke (-), HT (-),
DM (+), Operasi (-)
• Riwayat Penyakit Keluarga: -
• Riwayat Sosial: Rokok (+), Alkohol (-), kopi (-), teh (-), jamu (-)
• Riwayat Alergi: alergi makanan (-), suhu (-), obat-obatan (-)
Pemeriksaan Fisik
• KU: Tampak sakit sedang
• Kesadaran: KomposmentisGCS E4V5M6
• Vital sign
BP : 66/46 mmHg
HR : 50 Bpm ireg
RR : 26 x/min
Temp : 36,5 oC

Sp O2 : 94%
: 500 Mg/dl
GDS

• Kepala : konjungtiva anemis -/- ; sklera ikterik -/-


• Leher : JVP normal ; pembesaran kgb (-)
• Thorax : Jantung
‐ Insp : Ictus Cordis tidak tampak
‐ Palp : Ictus Cordis kuat angkat lemah
‐ Perk : Batas kanan linea parasternalis dekstra, Batas kiri ICS V MCL sinistra
‐ Ausk : S1 S2 tunggal normal, murmur (-)
Paru
Insp : bentuk dada simetris

- Static D=S Ausk : - Suara nafas


(ant / post)

- Dynamic D=S V V

Palp : Ant Ant V V

N N N N V V
N N N N - Rh
N N N N - -
- -
Perk : Ant Post - -
S S S S - Wh
S S S S - -
S S S S - -
- -
Abdomen : Soefle, bu (+) normal, nyeri perut (-), asites (-)
Ekstremitas : hangat, edema (-)
Pemeriksaan Penunjang
• Irama : Av block derajat
III
• frekuensi : 50 x/mnt
• Axis : normal
• Tanda Hipertrofi : -
• Iskemik/Infark : ST
elevasi di lead II, III dan
aVF
• Simpulan EKG: AV block
derajat III dan Acute
STEMI inferior
Diagnosa
• Acute Coronary Syndrom (Infark miokard atau angina)
• AV Block derajat III
• Krisis Hiperglikemia
Penatalaksanaan
Pentalaksanaan di UGD
• IVFD NaCl 0,9% loading 500 cc
selanjutnya asnet
• Inj. Pantoprazole 2x40 mg
• Inj. Sulfas Atropin 2 amp
• Inj. Diviti 2,5 mg iv pelan
• Clopidogrel 300 mg
• Aspirin 160 mg
• Atorvastatin 1 x 40 mg
• SP dobutamin 5mcg/kgbb/menit
PUSTAKA
Infark Miokard Akut
Definisi
• Istilah Infark Miokard Akut (IMA)
harus digunakan ketika ada
bukti cedera miokard (Ibanez et
al, 2017).
• Daerah otot di sekitarnya yang
sama sekali tidak mendapat
aliran darah atau alirannya
sangat sedikit sehingga tidak
dapat mempertahankan fungsi
otot jantung, dikatakan
mengalami infark (Guyton,
2007).
Faktor resiko
• Faktor risiko biologis infark miokard yang tidak dapat
diubah yaitu usia, jenis kelamin, ras, dan riwayat keluarga
• Faktor risiko yang masih dapat diubah, sehingga berpotensi
dapat memperlambat proses aterogenik, antara lain kadar
serum lipid, hipertensi, merokok, gangguan toleransi
glukosa, dan diet yang tinggi lemak jenuh, kolesterol,
serta kalori (Libby et al, 2008)
Patofisiologi
• Kejadian infark miokard diawali
dengan terbentuknya
aterosklerosis  Ruptur dan
menyumbat pembuluh darah.
• Penyakit aterosklerosis ditandai
dengan formasi bertahap fatty
plaque di dalam dinding arteri.
• Lama-kelamaan plak ini terus
tumbuh ke dalam lumen, sehingga
diameter lumen menyempit.
• Penyempitan lumen mengganggu
aliran darah ke distal dari tempat
penyumbatan terjadi (Guyton,
2007 dan Sudoyo et al, 2010)
Diagnosis
• Diagnosis IMA dengan elevasi segmen ST ditegakkan
berdasarkan anamnesis nyeri dada yang khas
• Gambaran EKG adanya elevasi ST >2 mm, minimal pada 2
sandapan prekordial yang berdampingan atau >1 mm pada
2 sandapan ekstremitas.
• Pemeriksaan enzim jantung terutama troponin T yang
meningkat akan memperkuat diagnosis (Sudoyo et al, 2010)
Komplikasi
Prognosis
• Klasifikasi Killip berdasarkan pemeriksaan fisik
bedside sederhana, S3 gallop, kongesti paru dan
syok kardiogenik
• Klasifikasi Forrester berdasarkan monitoring
hemodinamik indeks jantung dan pulmonary
capillary wedge pressure (PCWP)
PERKI, 2016. Panduan Praktik Klinis & Clinical Pathway Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Penatalaksanaan
• IVFD NaCl 0,9% loading 500 cc lanjut asnet
• Aspirin 160 mg  Aspirin memiliki efek anti agregasi trombosit
• Clopidogrel 300 mg  mengurangi agregasi trombosit
• Atorvastatin 1 x 40 mg  memperlambat progresi aterosklerosis
koroner
• Inj Diviti 2,5 mg iv pelan  antikoagulan
• Inj Sulfat Atrofin 1 mg (2 ampul)  terapi bradikardi
• SP Dobutamin 5 mcg/kgBB/menit  terapi syok kardiogenik
• Inj Pantoprazole 1 x 40 mg  menurunkan sekresi asam lambung
• Simpulan
STEMI merupakan IMA dengan ST elevasi sebagai akibat adanya
oklusi pada arteri coronoria yang mengakibatkan infark pada miokard.
Penegenalan yang cepat tepat sangat diperlukan terutama tenaga
kesehatan yang berada di lini pertama. Manajemen yang cepat dan
tepat dapat mengurangi resiko komplikasi pada pasien.

• Saran
Pengenalan manifestasi klinis pada pasien dengan STEMI secara dan
cepat dan tepat diperlukan oleh tenaga kesehatan sehingga
manajemen yang diberikan lebih segera dan mengurangi komplikasi
yang lebih lanjut.
Referensi
• Ibanez, B et al. 2018. 2017 ESC Guidelines for of acute myocardial
infarction in patients presenting with ST-segment elevation.
European Heart Journal (2018) 39, 119–177
• PERKI. 2016. Panduan Praktik Klinis & Clinical Pathway Penyakit
Jantung dan Pembuluh Darah Ed. 1. Jakarta
• PERKI. 2018. Pedoman Tatalaksana Koroner Akut. Jakarta
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai