Anda di halaman 1dari 50

SIDANG SKRIPSI

02. GEOLOGI
Diendapkan oleh formasi airbenakat, muaraenim,
01. TEKTONIK
kasai, dan endapan alluvial yang didominasi sedimen
Kota Jambi tidak halus. Efek ukuran butir tersebut mempengaruhi
berpotensi sebagai penguatan gelombang seismik.
pusat gempabumi.

T G

M I

04. MITIGASI KOTA JAMBI


Perlu dilakukan mikrozonasi 03. INFRASTRUKTUR
menggunakan metode mikro- Pembangunan infrastruktur Kawasan
tremor. terus berkembang, seperti pusat Industri
perbelanjaan, hotel, bandara, (Interagted City)
objek wisata, dan lainnya.
MUARO
JAMBI
MIKROZONASI KOTA JAMBI
BERDASARKAN DATA MIKROTREMOR
Disusun Oleh :
ARIE SATRIA (F1D314017)

Dosen Pembimbing :
Drs. H. Nasri MZ., M.S.
Ichy Lucya Resta, S.Pd., M.Si.
IDENTIFIKASI MASALAH RUMUSAN MASALAH
• Didominasi oleh sedimen halus. • Bagaimana variasi sebaran parameter
2 mikrotremor Kota Jambi?
• Belum adanya peta mikrozonasi. 1
• Pembangunan Kota berupa mal, • Bagaimana seismisitas Kota Jambi
pusat industri, wisata, dan lain-lain. berdasarkan parameter mikrotremor?

4 MANFAAT
TUJUAN 3 • Sebagai masukan dalam membentuk
• Mengetahui variasi sebaran perencanaan tata ruang Kota Jambi.
parameter mikrotremor Kota • Studi lanjutan terutama dibidang
Jambi. geoteknik, lingkungan dan
• Mengetahui seismisitas Kota kebencanaan.
Jambi berdasarkan parameter
mikrotremor. 5 BATASAN MASALAH
• Penelitian dilakukan pada
beberapa kecamatan yaitu
Danau Teluk, Jambi Selatan,
Jambi Timur, Jelutung, Pal
Merah, Pasar Jambi dan
Pelayangan.
TINJAUAN
PUSTAKA
GEOLOGI DAERAH
PENELITIAN
METODE MIKROTREMOR

• Mikrotremor merupakan
getaran tanah selain
gempabumi, bisa berupa
akibat aktivitas manusia
ataupun alam.

Ilustrasi Rekaman Mikrotremor (SESAME, 2004)


MIKROZONASI
Mikrozonasi mikrotremor adalah suatu proses pembagian area berdasarkan
parameter tertentu memiliki karakteristik yang dipertimbangkan antara lain adalah
getaran tanah, faktor penguatan (amplifikasi) dan periode dominan.

TRANSFORMASI FOURIER
Transformasi Fourier digunakan untuk mentransformasikan suatu fungsi dari
kawasan waktu menjadi fungsi dalam kawasan frekuensi.

  j 2 ft
H ( f )  H (t )e
 dt
METODE
Ada dua metode yang digunakan dalam HVSR mikrozonasi yaitu Horizontal
Spectral Ratio (HVSR) dan Deterministic Seismic Hazard Analysis (DSHA).
to Vertical

• HVSR merupakan metode membandingkan spektrum komponen horizontal


terhadap komponen vertikal dari gelombang mikrotremor.

• DSHA merupakan salah satu metode evaluasi dari gerakan tanah atau
mengestimasi percepatan gempabumi pada suatu wilayah berdasarkan
gempabumi dengan magnetudo tertentu.

S HB S ( N  S )2  S (W  E )2
HVSR  TSITE  
SVB Svertikal
Frekuensi Alami (f0)
Vs
nilai frekuensi yang kerap
muncul menunjukkan jenis
f 
dan karakterisktik batuan 4h
tersebut.
Ketebalan Lapisan Sedimen (h)
Faktor Amplifikasi (A0)
Ketebalan lapisan lapuk pada
Perbesaran gelombang seismik lapisan tanah yang diendapkan
yang terjadi akibat adanya di atas batuan dasar.
perbedaan yang signifikan PARAMETER
antar lapisan. vs
 b .vb 
MIKROTREMOR h
A0    4 f0
 .
 s sv
Percepatan Tanah Maksimum
Indeks Kerentanan Seismik (Kg) Percepatan getaran tanah terbesar
Tingkat kerawanan suatu wilayah yang pernah terjadi di suatu
dari ancaman resiko gempabumi. tempat yang diakibatkan oleh
gelombang gempabumi.
A0 2
Kg  5 ((0,61M )  (1,66 
3,66
) log R  0,167 
1,83

f0 a
Tg
10 R R
FREKUENSI NATURAL (f0)
Klasifikasi tanah
Frekuensi
Klasifikasi Kanai Deskripsi
Tipe Jenis (Hz)
Ketebalan sedimen permukaannya
Batuan tersier atau lebih tua. Terdiri
Jenis I 6,667 – 20 sangat tipis, didominasi oleh
dari batuan Hard sandy, gravel, dll
batuan keras.<5m.
Tipe IV
Batuan alluvial, dengan ketebalan 5m. Ketebalan sedmien permukaannya
Jenis II 10 – 4 Terdiri dari dari sandy-gravel, sandy masuk dalam kategori menengah
hard clay, loam, dll. 5 – 10 meter
Batuan alluvial, dengan ketebalan >5m. Ketebalan sedimen permukaan
Tipe III Jenis III 2,5 – 4 Terdiri dari sandy-gravel,sandy hard masuk dalam kategori tebal,
clay, loam, dll sekitar 10 – 30 meter
Tipe II Batuan alluvial, yang terbentuk dari
Ketebalan Sedimen permukaannya
Jenis IV < 2,5 sedimentasi delta, top soil, lumpur, dll.
sangatlah tebal >30m.
Tipe I Dengan kedalaman 30m atau lebih
Klasifikasi Tanah Berdasarkan Nilai Frekuensi Alami Mikrotremor Oleh Kanai (Arifin, dkk., 2014)
FAKTOR AMPLIFIKASI (A0)
Zona Klasifikasi Nilai faktor amplifikasi

1 Rendah A<3

2 Sedang 3<A<6

3 Tinggi 6<A<9

4 Sangat Tinggi A<9


Klasifikasi Nilai Faktor Amplifikasi (Laberta, 2009)
INDEKS KERENTANAN
Zona SEISMIK (Kg)Nilai Kg

Rendah <3

Sedang 3 < Kg <6

Tinggi >6
Klasifikasi Nilai Indeks Kerentanan Seismik (Refrizon, 2013)
PERCEPATAN TANAH
Skala SIG Deskripsi MAKSIMUM (PGA)
Deskrispsi Rinci Skala MMI
PGA
BMKG Sederhana (gal)
Tidak Dirasakan Tidak dirasakan atau dirasakan hanya oleh beberapa
I I-II < 2.9
(Not Felt) orang tetapi terekam oleh alat.
Dirasakan oleh orang banyak tetapi tidak menimbulkan
II Dirasakan (Felt) kerusakan. Benda-benda ringan yang digantung III-V 2.9-88
bergoyang dan jendela kaca bergetar.
Bagian non struktur bangunan mengalami kerusakan
Kerusakan Ringan
III ringan, seperti retak rambut pada dinding, atap VI 89-167
(Slight Damage)
bergeser ke bawah dan sebagian berjatuhan.
Banyak Retakan terjadi pada dinding bangunan
sederhana, sebagian roboh, kaca pecah. Sebagian
Kerusakan Sedang
IV plester dinding lepas. Hampir sebagian besar atap VII-VIII 168-564
(Moderate Damage)
bergeser ke bawah atau jatuh. Struktur bangunan
mengalami kerusakan ringan sampai sedang.
Sebagian besar dinding bangunan permanen roboh.
Kerusakan Berat
V Struktur bangunan mengalami kerusakan berat. Rel IX-XII > 564
(Heavy Damage)
kereta api melengkung.
Klasifikasi Skala Intensitas Gempabumi (SIG) ( BMKG, 2018)
KETEBALAN LAPISAN SEDIMEN
Jenis Ketebalan (meter)
(h) Klasifikasi Kanai
Batuan tersier atau lebih tua. Terdiri dari batuan
Jenis I >5
Hard sandy, gravel, dll

Batuan alluvial, dengan ketebalan 5m. Terdiri dari


Jenis II 5– 10
dari sandy-gravel, sandy hard clay, loam, dll.

Batuan alluvial, dengan ketebalan >5m. Terdiri dari


Jenis III 10 – 30
sandy-gravel,sandy hard clay, loam, dll

Batuan alluvial, yang terbentuk dari sedimentasi


Jenis IV < 30 delta, top soil, lumpur, dll. Dengan kedalaman 30m
atau lebih
Klasifikasi Ketebalan Lapisan Sedimen Oleh Kanai (Arifin, dkk., 2014)
01
METODOLOGI
PENELITIAN
WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Kota Jambi 21 April – 19 Agustus 2019

Persiapan Penelitian Akuisisi Data Pengolahan dan Penyusunan Penyusunan


02 April – 30 April 2019 01 Mei – 31 Mei 2019 Interpretasi Data Laporan Hasil Laporan Akhir
18 Mei – 31 Mei 2019 01 Juni – 20 Juli 2019 01 Agustus – 19
Agustus 2019
PERALATAN PENELITIAN

Seismograf Sensor Mikrotremor Kabel Penghubung Baterai 12 Volt

GPS Kompas Log Book Kamera Laptop


SOFTWARE PENELITIAN
PROSEDUR PENELITIAN

SURVEI AWAL PENGOLAHAN DATA

PERSIAPAN AKUISISI DATA INTERPRETASI DATA


Mulai

Informasi Geologi Regional


Peta Administrasi

Desain Akuisisi Parameter


Akuisisi

Akuisisi (Domain
Waktu)
Studi
Literatur
Menghitung nilai Data Rekaman
A0 dan F0 *.SG2

Nilai A0 dan F0

Menghitung Nilai H, Kg,


DIAGRAM ALIR
dan PGA
PENELITIAN
Nilai H, Kg, dan PGA

Distribusi Ketebalan Distribusi Indeks Distribusi Peak


Sedimen (H) Kerentanan Seismik Ground Acceleration
(Kg) (PGA)

Peta Mikrozonasi

Interpretasi

Selesai
Mulai

Informasi Geologi Regional


Peta Administrasi

Desain Akuisisi Parameter


Akuisisi

Akuisisi (Domain
Waktu)
Studi
Literatur
Menghitung nilai Data Rekaman
A0 dan F0 *.SG2

Nilai A0 dan F0

Menghitung Nilai H, Kg,


dan PGA

Nilai H, Kg, dan PGA

Distribusi Ketebalan Distribusi Indeks Distribusi Peak


Sedimen (H) Kerentanan Seismik Ground Acceleration
(Kg) (PGA)

Peta Mikrozonasi

Interpretasi

Selesai
Mulai

Informasi Geologi Regional


Peta Administrasi

Desain Akuisisi Parameter


Akuisisi

Akuisisi (Domain
Waktu)
Studi
Literatur
Menghitung nilai Data Rekaman
A0 dan F0 *.SG2

Nilai A0 dan F0

Menghitung Nilai H, Kg,


dan PGA

Nilai H, Kg, dan PGA

Distribusi Ketebalan Distribusi Indeks Distribusi Peak


Sedimen (H) Kerentanan Seismik Ground Acceleration
(Kg) (PGA)

Peta Mikrozonasi

Interpretasi

Selesai
Mulai

Informasi Geologi Regional


Peta Administrasi

Desain Akuisisi Parameter


Akuisisi

Akuisisi (Domain
Waktu)
Studi
Literatur
Menghitung nilai Data Rekaman
A0 dan F0 *.SG2 Posisi titik survei
Nilai A0 dan F0
Durasi pengukuran 60 Menit
Menghitung Nilai H, Kg,
dan PGA

Nilai H, Kg, dan PGA

Distribusi Ketebalan Distribusi Indeks Distribusi Peak


Sedimen (H) Kerentanan Seismik Ground Acceleration
(Kg) (PGA)

Peta Mikrozonasi

Interpretasi

Selesai
Mulai

Informasi Geologi Regional


Peta Administrasi

Desain Akuisisi Parameter


Akuisisi

Akuisisi (Domain
Waktu)
Studi
Literatur
Menghitung nilai Data Rekaman
A0 dan F0 *.SG2

Nilai A0 dan F0

Menghitung Nilai H, Kg,


dan PGA

Nilai H, Kg, dan PGA

Distribusi Ketebalan Distribusi Indeks Distribusi Peak


Sedimen (H) Kerentanan Seismik Ground Acceleration
(Kg) (PGA)

Peta Mikrozonasi

Interpretasi

Selesai
Mulai

Informasi Geologi Regional


Peta Administrasi

Desain Akuisisi Parameter


Akuisisi

Akuisisi (Domain
Waktu)
Studi
Literatur
Menghitung nilai Data Rekaman
A0 dan F0 *.SG2

Nilai A0 dan F0

Menghitung Nilai H, Kg,


dan PGA

Nilai H, Kg, dan PGA

Distribusi Ketebalan Distribusi Indeks Distribusi Peak


Sedimen (H) Kerentanan Seismik Ground Acceleration
(Kg) (PGA)

Peta Mikrozonasi

Interpretasi

Selesai
Mulai

Informasi Geologi Regional


Peta Administrasi

Desain Akuisisi Parameter


Akuisisi

Akuisisi (Domain
Waktu)
Studi
Literatur
Menghitung nilai Data Rekaman
A0 dan F0 *.SG2

Nilai A0 dan F0

Menghitung Nilai H, Kg,


dan PGA

Nilai H, Kg, dan PGA

Distribusi Ketebalan Distribusi Indeks Distribusi Peak


Sedimen (H) Kerentanan Seismik Ground Acceleration
(Kg) (PGA)

Peta Mikrozonasi

Interpretasi

Selesai
Mulai

Informasi Geologi Regional


Peta Administrasi

Desain Akuisisi Parameter


Akuisisi

Akuisisi (Domain
Waktu)
Studi
Literatur
Menghitung nilai Data Rekaman
A0 dan F0 *.SG2

Nilai A0 dan F0

Menghitung Nilai H, Kg,


dan PGA

Nilai H, Kg, dan PGA

Distribusi Ketebalan Distribusi Indeks Distribusi Peak


Sedimen (H) Kerentanan Seismik Ground Acceleration
(Kg) (PGA)

Peta Mikrozonasi

Interpretasi

Selesai
Mulai
Indeks Kerentanan Seimik (Kg)
Informasi Geologi Regional
Peta Administrasi
A0 2
Kg 
f0
Desain Akuisisi Parameter
Akuisisi

Akuisisi (Domain
Waktu) Peak Ground Acceleration
Studi
Literatur
Menghitung nilai Data Rekaman 3,66 1,83
A0 dan F0 *.SG2 5 ((0,61M )  (1,66  ) log R  0,167 
a 10 R R

Nilai A0 dan F0 Tg
Menghitung Nilai H, Kg,
dan PGA
MMI  3.66 log( PGA)  1.66
Nilai H, Kg, dan PGA

Ketebalan Lapisan Sedimen (H)


Distribusi Ketebalan Distribusi Indeks Distribusi Peak
vs
h
Sedimen (H) Kerentanan Seismik Ground Acceleration
(Kg) (PGA)

Peta Mikrozonasi
4 f0
Interpretasi

Selesai
Mulai

Informasi Geologi Regional


Peta Administrasi

Desain Akuisisi Parameter


Akuisisi

Akuisisi (Domain
Waktu)
Studi
Literatur
Menghitung nilai Data Rekaman
A0 dan F0 *.SG2

Nilai A0 dan F0

Menghitung Nilai H, Kg,


dan PGA

Nilai H, Kg, dan PGA

Distribusi Ketebalan Distribusi Indeks Distribusi Peak


Sedimen (H) Kerentanan Seismik Ground Acceleration
(Kg) (PGA)

Peta Mikrozonasi

Interpretasi

Selesai
Mulai

Informasi Geologi Regional


Peta Administrasi

Desain Akuisisi Parameter


Akuisisi

Akuisisi (Domain
Waktu)
Studi
Literatur
Menghitung nilai Data Rekaman
A0 dan F0 *.SG2

Nilai A0 dan F0

Menghitung Nilai H, Kg,


dan PGA

Nilai H, Kg, dan PGA

Distribusi Ketebalan Distribusi Indeks Distribusi Peak


Sedimen (H) Kerentanan Seismik Ground Acceleration
(Kg) (PGA)

Peta Mikrozonasi

Interpretasi

Selesai
Mulai

Informasi Geologi Regional


Peta Administrasi

Desain Akuisisi Parameter


Akuisisi

Akuisisi (Domain
Waktu)
Studi
Literatur
Menghitung nilai Data Rekaman
A0 dan F0 *.SG2

Nilai A0 dan F0

Menghitung Nilai H, Kg,


dan PGA

Nilai H, Kg, dan PGA

Distribusi Ketebalan Distribusi Indeks Distribusi Peak


Sedimen (H) Kerentanan Seismik Ground Acceleration
(Kg) (PGA)

Peta Mikrozonasi

Interpretasi

Selesai
Mulai

Informasi Geologi Regional


Peta Administrasi
INTERPRETASI DATA
Desain Akuisisi Parameter
Akuisisi

Akuisisi (Domain
Waktu)
Studi
Literatur
Interpretasi Kualitatif
Menghitung nilai
A0 dan F0
Data Rekaman
*.SG2
berdasarkan bentuk kurva H/V.
Interpretasi Kuantitatif
Nilai A0 dan F0 berdasarkan nilai parameter mikrotremor.
Menghitung Nilai H, Kg,
dan PGA

Nilai H, Kg, dan PGA

Distribusi Ketebalan Distribusi Indeks Distribusi Peak


Sedimen (H) Kerentanan Seismik Ground Acceleration
(Kg) (PGA)

Peta Mikrozonasi

Interpretasi

Selesai
Mulai

Informasi Geologi Regional


Peta Administrasi

Desain Akuisisi Parameter


Akuisisi

Akuisisi (Domain
Waktu)
Studi
Literatur
Menghitung nilai Data Rekaman
A0 dan F0 *.SG2

Nilai A0 dan F0

Menghitung Nilai H, Kg,


dan PGA

Nilai H, Kg, dan PGA

Distribusi Ketebalan Distribusi Indeks Distribusi Peak


Sedimen (H) Kerentanan Seismik Ground Acceleration
(Kg) (PGA)

Peta Mikrozonasi

Interpretasi

Selesai
01
HASIL & PEMBAHASAN
INTERPRETASI KUALITATIF

64% Clear Peak


Kurva dengan satu puncak yang jelas

INTERPRETA
SI
KUALITATIF
36 % Broad Peak
Kurva dengan puncak yang lebar
CLEAR PEAK

Keriteria Kurva Reliabel MT11


i. f0 > 10/lw 3.78 > 10/35
ii. nc(fo) > 200 4233.6(3.78) > 200
iii. σA(f)<2 for 0,5 f0<f<2 f0 if 0.42 < 2

f0>0,5 Hz
Hal ini dikarenakan adanya kontras impedansi
antara lapisan dipermukaan yang tidak kompak
dengan lapisan dibawahnya yang lebih padat
(bedrock). Biasa ditemukan pada Alluvial
memanjang.
BROAD PEAK

Keriteria Kurva Reliabel MT12


i. f0 > 10/lw 1.41 > 10/30
ii. nc(fo) > 200 1099.6(1.41) > 200
iii. σA(f)<2 for 0,5 f0<f<2 f0 if 0.13 < 2

f0>0,5 Hz
Beberapa hasil pengukuran jenis broad peak
terdapat pada MT05, MT07, MT08, MT12, MT019,
MT21, MT22, MT23, dan MT24.
Hal ini dikarenakan adanya slope antar lapisan
lunak dengan lapisan keras dibawah permukaan.
Biasa ditemukan pada area pengukuran yang relatif
lembah.
INTERPRETASI
KUANTITATIF
Frekuensi Alami
menunjukkan jenis dan
karakterisktik batuan tersebut.
Ketebalan Lapisan Sedimen
Faktor Amplifikasi ketebalan lapisan lapuk
perbesaran gelombang pada lapisan tanah yang
seismik yang terjadi diendapkan di atas batuan
akibat adanya perbedaan dasar.
yang signifikan antar
lapisan.

Percepatan Tanah Maksimum


Indeks Kerentanan Seismik percepatan getaran tanah terbesar
tingkat kerawanan suatu yang pernah terjadi di suatu tempat
wilayah dari ancaman resiko yang diakibatkan oleh gelombang
gempabumi. gempabumi.
FREKUENSI ALAMI
Mala, dkk (2015) mengatakan lapisan
sedimen yang tebal menyebabkan
banyaknya gelombang seismik yang
terejebak pada lapisan tersebut,
sehingga waktu yang dibutuhkan
untuk menjalar sampai ke
permukaan lebih lama yang
kemudian menghasilkan frekuensi
alami yang rendah.

KAJIAN GEOTEKNIK
pengembangan dan pembangunan
kota seperti pembangunan pusat
perbelanjaan, perkantoran atau
gedung bertingkat dilakukan pada
daerah frekuensi alami tinggi.
FAKTOR AMPLIFIKASI
Menurut Solikhin dan Suantika
(2008) lapisan tanah yang lunak
dapat menyebabkan getaran
gempa yang lebih besar
dibandingkan dengan lapisan
tanah yang lebih keras pada
waktu dilewati oleh gelombang
gempa.

Hal ini selaras dengan penelitian


Tohari dan Wardhana (2018)
menunjukkan amplifikasi zona
tinggi berada pada endapan
alluvial. .
INDEKS KERENTANAN
SEISMIK
Menurut Laberta (2013) nilai indeks
kerentanan seismik berbanding lurus
dengan kerusakan bangunan yang
ditimbulkan akibat bencana
gempabumi. Jika suatu daerah
memiliki indeks kerentanan seismik
yang besar maka tingkat kesetabilan
struktur tanah daerah tersebut
semakin rendah, sehingga saat terjadi
goncangan akibat gempabumi
kemungkinan kerusakan bangunan
yang terjadi akan semakin tinggi

Hal ini selaras dengan penelitian


Saaddudin, dkk. (2013) menunjukkan
zona lemah berakumulasi pada
kawasan yang ditutupi oleh endapan
alluvial.
PERCEPATAN TANAH
MAKSIMUM
KETEBALAN LAPISAN
SEDIMEN
Semakin tebal lapisan sedimen, maka
gelombang yang menjalar saat terjadi
gempabumi mengalami penguatan
gelombang yang besar. Sehingga rentan
terjadi pergerakan tanah.
ZONASI

sebagian kecil selatan


Tanjung Johor kecamatan
Pelayangan, Pasir Panjang,
Tanjung Raden, bagian
selatan Olak Kemang Kec.
Danau Teluk

Kasang Jaya
hingga Sijinjang
kecamatan Jambi
Timur.
01
KESIMPULAN DAN
SARAN
KESIMPULAN

• Terdapat 2 jenis frekuensi alami yaitu jenis IV dan jenis III.


• Terdapat 2 zona pada daerah tersebut yaitu zona rendah dengan faktor amplifikasi < 3 dan
zona sedang dengan faktor amplifikasi 3 < A0 < 6.
• Terdapat 3 zona pada daerah penelitian yaitu zona 1 dengan nilai Kg < 3, zona 2 dengan
nilai kg 3 – 6, dan zona 3 dengan nilai Kg > 6.
• Terdapat 2 zona percepatan tanah maksimum pada daerah penelitian yaitu zona I dan II.
• Terdapat 2 jenis pada daerah penelitian yaitu jenis IV dengan nilai ketebalan lebih dari 30
m dan Jenis III dengan ketebalan lapisan sedimen 10 – 30 m.

Terdapat dua zona seismisitas yaitu zona I dan zona II. Zona I merupakan zona aman, zona
ini tersebar hampir diseluruh daerah penelitian. Zona tersebut dominan berada pada formasi
kasai dan muaraenim. Zona II merupakan zona getaran gempabumi dirasakan oleh beberapa
orang, terkonsentrasi di beberapa kelurahan meliputi Tanjung Sari kecamatan Jambi Timur,
Pasir Panjang, Tanjung Raden hingga bagian selatan Olak Kemang kecamatan Danau Teluk.
Zona tersebut dominan berada pada endapan alluvial.
SARAN

Direkomendasikan untuk melakukan pembangunan dan pengembangan Kota Jambi pada


kecamatan Jelutung, Jambi Selatan, Pal Merah, dan Pelayangan. Hal ini dikarenakan
daerah tersebut didominasi zona I dengan frekuensi alami yang relatif tinggi. Sedangkan
pada zona II yang terletak pada kelurahan Pasir Panjang hingga Olak Kemang kecamatan
Danau Teluk, dan Tanjung Sari kecamatan Jambi Timur direkomendasikan untuk
dilakukan rekayasa sipil. Hal ini dapat dilakukan sebagai upaya meminimalisir dampak
gempabumi dengan kekuatan yang relatif tinggi. Adapun untuk penelitian selanjutnya
diperlukan data pendukung seperti data bor untuk mengetahui litologi daerah penelitian
secara tepat pada setiap lapisan sehingga hasil yang didapatkan diharapkan mampu
memberikan hasil yang lebih akurat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai