Anda di halaman 1dari 21

Komparasi Potensi Bencana

Longsor dengan Metode


Mikrotremor pada Daerah Lombok
Tengah dan Donggala

Oleh:

Friska Agustina (1606823916)

Yogi Andrian (1606826754)

M. Fariza Ibrahim (1606824300)

Andrawan Erlang P. (1606823752)

Suhermanto Ismoyo (1606824875)


Outline
 BAB I - PENDAHULUAN
 Pendahuluan
 BAB II – TINJAUAN LITERATUR
 Tinjauan Literatur
 BAB III – METODOLOGI
 Metodologi Penelitian
 Diagram Alir
 BAB IV – HASIL DAN PEMBAHASAN
 Hasil pada Daerah Enu, Donggala
 Hasil pada Daerah Lombok Tengah
 Komparasi
 BAB V - KESIMPULAN
 Kesimpulan
 Saran
BAB I - PENDAHULUAN
Latar belakang, tujuan, dan manfaat penelitian.
Latar Belakang

 Indonesia merupakan salah satu rawan bencana tanah longsor


 Masih banyaknya penduduk yang bermukim di sekitar pegunungan
membuat bencana tanah longsor lebih berbahaya
 Menggunakan Metode Geofisika Mikrotremor untuk mengidentifikasi
potensi bencana tanah longsor
 Mengetahui trend daerah rawan bencana tanah longsor
Tujuan dan Manfaat

Tujuan Manfaat
1) Dapat menjelaskan pengertian 1) Memahami potensi bencana
bencana tanah longsor beserta tanah longsor dan faktor
faktor penyebabnya penyebabnya
2) Dapat menjelaskan Metode 2) Memahami manfaat Metode
Mikrotremor dan manfaatnya Mikrotremor dalam identifikasi
untuk identifikasi bencana bencana tanah longsor
tanah longsor
3) Memahami karakteristik daerah
3) Mengkomparasikan trend yang berpotensi tanah longsor
potensi bencana tanah longsor dari komparasi trend hasil
dengan menggunakan Metode Mikrotremor di daerah Lombok
Mikrotremor di daerah Lombok Tengah dan Donggala
Tengah dan Donggala
BAB II – TINJAUAN LITERATUR
Tinjauan literatur mengenai tanah longsor, metode microtremor, serta
geologi regional daerah penelitian.
Tinjauan Literatur

LONGSOR
Faktor yang menyebabkan tanah longsor
Tanah longsor secara umum
merupakan suatu peristiwa geologi  Hujan
dimana terjadi pergerakan tanah
seperti jatuhnya bebatuan atau  Getaran
gumpalan besar tanah.
 Kondisi Tanah
 Kondisi Geologi
 Kemiringan Lereng
 Penggunaan Lahan
Tinjaun Literatur

METODE MIKROTREMOR
Metode Mikrotremor merupakan suatu
metode geofisika yang digunakan untuk
Metode yang biasa digunakan identifikasi bawah permukaan yang
dalam mengidentifikasi potensi
bencana tanah longsor adalah memanfaatkan getaran yang disebabkan
metode mikrotremor. oleh aktivitas manusia dan fenomena
alam (aliran air, angin, variasi tekanan
atmosfer, dan gelombang laut).
Tinjauan Literatur

Pengembur, Lombok
Tengah Enu, Donggala
 Salah satu daerah yang berada di  Desa Enu terletak di Kecamatan
Lombok Tengah yang memenuhi Sindue, Kabupaten Donggala,
ciriciri daerah berpotensi longsor Provinsi Sulawesi Tengah.
adalah Desa Pengembur.
 Lokasi ini berada pada satuan
 Desa Pengembur merupakan salah batuan molasa celebes sarasin
satu desa yang berada di dan sarasin dengan litologi yang
Kecamatan Pujut yang didominasi umumnya dijumpai di lokasi ialah
oleh perbukitan. batupasir, konglomerat,
 Berdasarkan kondisi geologi, batuan batulempung, dan batugamping,
penyusun litologi di daerah ini terdiri serta satuan aluvium yang
dari breksi, lava, dan tuff yang berupa endapan pantai se perti
merupakan batuan hasil gunung material kerikil, pasir kasar, dan
api tua. lempung.
 Adapun hasil pelapukan dari  Selain itu, batuan yang terdapat
batuan tersebut berupa tanah lanau di Desa Enu merupakan batuan
dan tanah lempung yang bersifat kerakal dan bongkah yang
urai dan lepas sehingga berpotensi berada di lereng tebing sehingga
terjadi longsor mudah bergerak atau
menggelinding.
BAB III - METODOLOGI
Metodologi dan diagram alir penelitian.
Metodologi

. Pengukuran Metode Mikrotremor di


Desa Enu terbagi dari 3 lintasan dengan
panjang bentangan 72 meter dan jarak
antar geophone 3 meter.
Metodologi

Pada Desa Pengembur, Kabupaten


Lombok Tengah ini, dilakukan
pengambilan data pada 10 titik.
Dengan pengambilan luas daerah
penelitian 30.350 m2.
Diagram Alir
 Data yang didapat atau terekam pada alat di setiap lintasannya
kemudian di proses ke dalam software SeisImager berupa data
rekaman hubungan antara waktu dan jarak.
 Data ditransformasikan menggunakan Fast Fourier Transform (FFT)
agar berubah menjadi data berupa hubungan kecepatan fase
dan frekuensi.
 Hasil transformasi berupa spektrum kurva spektrum dispersi yang
kemudian di picking yang akan menunjukan korelasi amplitudo
gelombang yang tinggi.
 Data hubungan antara kedalaman atau jarak dan kecepatan
gelombang S yang diperoleh kemudian ditransformasi kembali
menggunakan Inverse Fast Fourier Transform untuk mengubah
domain kecepatan fase fungsi frekuensi menjadi fungsi
kedalaman.
 Iterasi yang dilakukan yakni, metode least square hingga
mencapai nilai root mean square error. Dari proses iterasi ini
diperoleh profil kecepatan gelombang geser yang
menggambarkan kondisi bawah permukaan.
BAB IV – HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil identifikasi tanah longsor pada kedua daerah penelitian dan
komparasi antara keduanya.
Daerah Enu,
Donggala
Profil batuan bawah permukaan pasir
kasar berupa hasil pelapukan granit,
kemudian lapisan di bawahnya tetap
terdapat sisipan-sisipan konglomerat,
lempung, dan granit segar.

Pada dasarnya batuan lapuk struktur


bawah permukaan dapat diketahui
dari nilai kecepatan gelombang geser
yang tinggi yaitu memiliki kerapatan
ikatan butiran yang kuat.
Daerah Enu,
Donggala
Litologi batuan lapuk yaitu letak dari
bidang gelincir di lokasi penelitian ialah
granit kemudian sisipan lempung yang
menutupi batugamping.
Ketika air metoerik yang mengalami
infiltrasi terakumulasi di lapisan material
urai tersebut, kemudian membuat
kohesifitas tanah berkurang sehingga
air tersebut dapat menembus sampai
tanah kedap air.
Tanah kedap air berperan sebagai
bidang gelincir, maka tanah menjadi
licin dan tanah pelapukan di atasnya
akan bergerak mengikuti kemiringan
lereng yang cukup curam.
Tipe longsoran yang ada di lokasi
penelitian ialah longsoran aliran
(translasi).
Daerah Lombok
Tengah
Setiap lintasan pengukuran memiliki
potensi terjadinya tanah longsor karena
memiliki kemiringan lereng sekitar 11,2
derajat hingga 12,9 derajat dan
termasuk dalam zona rawan longsor
zona C.
Dari hasil interpretasi lapisan batuan
dan kemiringan lereng, longsoran yang
dapat terjadi dilokasi penelitian ini yaitu
translasi slide. Karena translation slide
(longsoran translasi) terjadi pada
bidang gelincir yang hampir lurus dan
sejajar dengan muka tanah yang
Komparasi
 Pada kedua daerah
pengamatan memiliki
kesamaan yaitu memiliki potensi
bencana tanah longor.
 Perbedaan dari potensi kedua
daerah tersebut terletak pada
strukur batuan bawah
permukaan yang menjadi
bidang gelincir dan
menyebabkan munculnya
potensi bencana tanah longsor
di kedua daerah tersebut.
Komparasi
 Pada daerah Donggala, litologi
lapisan batuan yang berpotensi
longsor diduga berupa granit,
kemudian sisipan lempung yang
menutupi batu gamping dengan
kecepatan gelombang geser
yang berkisar 80-105 m/s yang
terletak di lapisan ketiga.
 Sedangkan pada daerah Lombok
Tengah, bencana tanah longsor
dipicu oleh tanah lunak yang
terdiri dari endapan tanah kohesi
rendah, tanah lempung lapuk,
pasir tersaturasi air, dan pasir
tidak terkonsilidasi yang memiliki
ketebalan mencapai 3,7 meter.
BAB V - KESIMPULAN
Kesimpulan dan saran.
Kesimpulan

 Salah satu metode yang efektif digunakan dalam mengidentifikasi potensi


bencana tanah longsor adalah metode mikrotremor
 Pada daerah Donggala, interpretasi mikrotremor menunjukkan daerah
tersebut rawan bencana tanah longsor dengan bidang gelincir berupa
batu granit
 Pada daerah Lombok Tengah, interpretasi mikrotremor menunjukkan
daerah tersebut rawan bencana tanah longsor dengan bidang gelincir
berupa tanah lunak yang terdiri dari endapan tanah kohesi rendah, tanah
lempung lapuk, pasir tersaturasi air dan pasir tidak terkonsolidasi

Anda mungkin juga menyukai