Anda di halaman 1dari 31

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM KONTEKS

KEBIDANAN
“PERMASALAHAN SOSIAL YANG DIHADAPI
PEREMPUAN DI NEGARA MISKIN, BERKEMBANG
DAN MAJU”

BY : Kelompok 1
ANALISIS SWOT
01 Human Trafficking
05 Broken Home

02 Pemerkosaan
06 Perceraian

Kekerasan seksual
03
Kekerasan Dalam
Perempuan dan 07 Rumah Tangga
04 anak terpapar HIV
positif
01
Human
Trafficking
Definisi
Perdagangan orang adalah bentuk manusia modren dari “perbudakan
manusia”. Perdagangan orang juga merupakan salah satu bentuk perlakuan
terburuk dari pelanggaran harkat dan martabat manusia.

Faktor-Faktor
1. Kemiskinan
2. Rendahnya Tingkat Pendidikan
3. Dipaksa dengan Kekerasan
Analisis SWOT
a. Strenght (Kekuatan)
1. Maraknya kasus perdagangan manusia ini membuat Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bersama dengan Presiden
Republik Indonesia membuat Undang-Undang mengenai hal tersebut yaitu pada UU No. 21 Tahun 2007 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.
2. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna H. Laoly mendorong upaya kolektif dari berbagai pihak untuk
menanggulangi persoalan penyelundupan manusia dan perdagangan orang yaitu dengan memperkuat keterlibatan
berbagai teknologi dan platform digital dapat mengurangi risiko perdagangan manusia di ruang online.
3. Pemerintah Indonesia sendiri telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mengatasi masalah perdagangan
manusia. Diantaranya adalah dengan KUHP baru dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Cipta
Kerja (Perppu UU Cipta Kerja) yang diharapkan akan secara positif mendukung usaha dan perlindungan tenaga
kerja.
4. Pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) berkomitmen
untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investor asing yang dalam bentuk reformasi hukum untuk
meningkatkan kemudahan berusaha di Indonesia. Diantaranya reformasi di bidang keimigrasian dimana
kemudahan berbisnis di Indonesia didukung dengan penyederhanaan kebijakan keimigrasian dan layanan
keimigrasian secara online.
b. Weakness (Kelemahan)
1. Belum adanya pelatihan ataupun penyuluhan secara berkala kepada masyarakat dalam masalah perdagangan manusia.
2. Belum mantapnya pemahaman masyarakat akibat dampak dari human trafficking.
3. Tingginya angka kemiskinan di Indonesia yang membuat masyarakat terjebak dalam kasus perdagangan manusia.
c. Opportunity (Peluang)
4. Dengan legalitas yang ada, perencanaan dapat dikoordinasikan, kebijakan disusun, dan pelaksanaan kebijakan
disinkronkan bersama lembaga lain yang terkait.
5. Dengan program pelatihan advokasi diharapkan dapat merubah pola pikir masyarakat serta untuk membangkitkan
semangat untuk memberantas trafficking.
6. Adanya media sosial yang dapat menjadi sarana yang dapat mendukung untuk mengungkapkan pelaku ataupun korban
dari human trafficking.
d. Threats (Ancaman)
7. Korban perdagangan manusia terkadang berfikir untuk bunuh diri, kepercayaan dan harga diri yang kurang, selalu
merasa bersalah, merasa takut, merasa ketakutan sering mimpi buruk, kehilangan harga diri, kehilangan kontrol atas diri
sendiri.
02

Pemerkosaan
Definisi
Perbuatan pemerkosaan merupakan perbuatan kriminal yang berwatak seksual
yang terjadi ketika seseorang manusia memaksa manusia lain untuk
melakukan hubungan seksual dalam bentuk penetrasi vagina dengan penis,
secara paksa atau dengan cara kekerasan

Jenis-jenis
1. Seductive Rape
2. Sadictive Rape
3. Anger Rape
4. Domination Rape
5. Exploitation Rape
Analisis SWOT
a. Strenght (Kekuatan)
- Negara telah berkomitmen terhadap perlindungan hak-hak manusia khususnya perlindungan terhadap diskriminasi
dan penghapusan diskriminasi 33
1. UUD 1945 pasal 28 G ayat (1) dan (2) tentang perlindungan HAM terhadap segala bentuk kekerasan dan
ketidakadilan.
2. UU RI Nomor 39 tahun 1999 pasal 45 tentang hak perempuan adalah HAM dan pasal 71 bahwa pemerintah wajib
bertanggung jawab melindungi dan menegakkan HAM
3. UU RI nomor 23 tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga (UU KDRT)
4. UU nomor 26 tahun 2000 tentang peradilan HAM

a) - Banyak terbentuk organisasi peduli terhadap korban kekerasan Perempuan


1. Hollaback Jakarta
Membantu mengakhiri pelecehan di ruang publik, menyediakan platform yang bernama HeartMob untuk mengakhiri
pelecehan secara online. Memberikan dukungan untuk saling menguatkan
2. Koalisi Perempuan Indonesia
Organisasi perempuan yang berjuang untuk mewujudkan keadilan dan demokrasi
3. Komnas Perempuan
Lembaga negara yang independen untuk menegakkan HAM
b. Weaknesses (kelemahan)
1. Kurangnya kesadaran semua pihak untuk budaya melapor ketika mengalami kekerasan dan perkosaan
pada perempuan
2. Tidak semua kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak diproses secara hukum
3. Minimnya pendidikan seksual dan kesehatan reproduksi yang diberikan di sekolah
Pemberitaan media massa yang masih tidak berpihak pada perempuan mempengaruhi pola pikir
masyarakat. Mayoritas perempuan korban pemerkosaan digambarkan dengan tidak seimbang oleh
wartawan melalui pemilihan kata-kata dan deskripsi atas dirinya, perempuan korban pemerkosaan
cenderung disalahkan atas kejadian yang menimpa mereka. Korban dianggap sebagai penyebab dan
ikut berperan atas kejadian pemerkosaan.
c. Opportunities (peluang)
4. Banyak organisasi peduli terhadap korban kekerasan perempuan berjuang bersama masyarakat untuk
melancarkan kampanye kesadaran kritis dan pendidikan umum masyarakat untuk menghentikan
berbagai bentuk ketidak adilan gender bahkan kekerasan dan perkosaan pada perempuan.
5. Terobosan Pendidikan kesehatan reproduksi melalui Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan
Reproduksi Remaja (PIK-Remaja) dan PIK-Mahasiswa oleh BKKBN. Diharapkan dari kegiatan-
kegiatan positif ini meningkatkan pemahaman remaja maupun mahasiswa mengenai kesehatan
reproduksi dan lebih memperhatikan pentingnya kespro serta diharapkan kasus kekerasan bahkan
perkosaan dalam ditekan
d. Threats (ancaman)
1. Telah pupusnya sifat kemanusiaan, banyak orang mematikan rasa penghargaan
terhadap sesama manusia
2. Masih minimnya internalisasi gender. Peran laki-laki dan perempuan masih belum
dipahami lebih jelas oleh masyarakat sehingga sering terjadi bias gender,
subordinat dan marginalisasi pada perempuan.
3. Masih banyak kasus dimana orang tua menikahkan anaknya yang baru berumur 10
tahun. Anak dipaksa untuk melakukan hubungan seksual, dipaksa menjadi dewasa
sebelum waktunya, kehilangan waktu bermain, dan kehilangan kesempatan belajar.
4. Makin mudahnya akses pornografi di dunia maya, dengan ribuan situs yang sengaja
ditawarkan dan disajikan kepada siapa saja dan di mana saja
03
Kekerasan Seksual
Definisi
Kekerasan seksual didefinisikan sebagai tindakan seksual, usaha untuk memperoleh
seks, komentar atau pendekatan seksual seperti apapun atau menjualbelikan seseorang
sebagai objek seksual secara paksa, hal-hal tersebut dapat dilakukan oleh siapapun
tidak mempedulikan hubungannya dengan korban, dan ia dapat terjadi di rumah

Jenis-Jenis
maupun tempat kerja (WHO, 2002).

Berbagai macam tindakan seksual dapat terjadi dalam


beragam sitasi dan kondisi. Kekerasan seksual dapat
berupa pemerkosaan dalam hubungan pernikahan
atau pacaran, pemerkosaan oleh orang asing dan
pemerkosaan sistematis saat konflik bersenjata.
Analisis SWOT
a. Strengths (Kekuatan)
Dinas Pengendalian Penduduk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yaitu dengan
memaksimalkan kekuatannya yaitu kewenangan untuk melakukan penanganan pada anak korban
kekerasan seksual, memaksimalkan anggaran yang dimiliki untuk memberikan layanan penanganan,
serta memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia, demi kelancaran penanganan pada anak yang
menjadi korban kekerasan seksual.
b. Weaknesses (Kelemahan)

Kelemahan yang ada pada Dinas Pengendalian Penduduk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
adalah jumlah sumber daya manusia yang terbatas. Selain itu kelemahan yang dimiliki yaitu kondisi
sarana dan prasarana yang kurang memadai, sehingga masih belum bisa menciptakan suasana aman,
nyaman, dan aman bagi anak korban kekerasan seksual pada saat pelaksanaan penanganan berlangsung.
Selain itu pula, keterbatasan jumlah sumber daya manusia membuat penanganan anak yang menjadi
korban kekerasan juga kurang maksimal karena seringkali rencana penanganan yang sudah direncanakan
dibatalkan secara tiba-tiba karena tugas dinas.
c. Opportunity (Peluang)
Peluang yang dimiliki oleh Dinas Pengendalian Penduduk Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak dalam penanganan anak korban kekerasan seksual adalah adanya
peraturan perundang-undangan yang dijadikan sebagai payung hukum pada proses
pelaksanaan penanganan, selain itu adanya dukungan pihak swasta juga menjadi peluang
karena dapat mengukur tingkat partisipasi dan kepedulian pihak swasta terhadap kasus
kekerasan seksual yang menimpa seorang anak.
d. Threats (Ancaman)
Ancaman yang yang ada dalam penanganan anak korban kekerasan seksual oleh Dinas
Pengendalian Penduduk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak adalah
mentalitas masyarakat yang masih kurang peduli terhadap dan masih awam terhadap
kasus kekerasan seksual, karena pemikiran masyarakat yang menganggap bahwa kasus
kekerasan seksual dapat diselesaikan oleh keluarga dan kerabat korban itu sendiri. Selain
itu, koordinasi antar lembaga yang kurang terjalin dengan baik, sehingga berdampak pada
penanganan anak korban kekerasan seksual yang kurang maksimal.
04

Perempuan dan
anak terpapar HIV
positif
Definisi
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem
kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin
banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga
rentan diserang berbagai penyakit.
Tanda dan
gejala
1. Kebanyakan penderita mengalami flu ringan pada
2–6 minggu setelah terinfeksi HIV. Flu bisa
disertai dengan gejala lain dan dapat bertahan
selama 1–2 minggu. Setelah flu membaik, gejala
lain mungkin tidak akan terlihat selama bertahun-
tahun meski virus HIV terus merusak kekebalan
tubuh penderitanya, sampai HIV berkembang ke
stadium lanjut menjadi AIDS.
Pengobatan
Penderita yang telah terdiagnosis HIV harus segera
mendapatkan pengobatan berupa terapi antiretroviral
(ARV). ARV bekerja mencegah virus HIV bertambah
banyak sehingga tidak menyerang sistem kekebalan tubuh.

Pencegahan
 Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah
 Tidak berganti-ganti pasangan seksual
 Menggunakan kondom saat berhubungan seksual
 Menghindari penggunaan narkoba, terutama jenis suntik
 Mendapatkan informasi yang benar terkait HIV, cara penularan, pencegahan, dan
pengobatannya, terutama bagi anak remaja
Analisis SWOT
a. Strengths (Kekuatan)
1. Dukungan pemerintah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS
2. Memiliki rumah sakit layanan HIV/AIDS

b. Weaknesses (Kelemahan)
3. Masih terbatasnya penyuluhan dan penjangkauan pada masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

c. Opportunities (peluang)
4. Semakin banyak penyuluhan dan media yang mengekspose HIV AIDS, baik media elektronik maupun media
cetak
5. Adanya Permenkes RI No. 21 tahun 2013 tentang penanggulangan HIV/AIDS
6. Semakin banyaknya kampanye bertema sosial dengan pendekatan yang tidak bersifat menekan, dengan adanya
fasilitas yang ada maka kampanye dapat dilakukan melalui berbagai bentuk media, yang menarik masyarakat
untuk peduli.
d. Threats (Ancaman)
7. Masih kurangnya informasi dan pengetahuan masyarakat tentang penularan HIV/AIDS
8. Masih rendahnya kesadaran dari kelompok beresiko untuk tes HIV/AIDS dan kepatuhan minum obat
9. Adanya pergeseran nilai-nilai dan budaya serta perilaku reproduksi atau pacaran remaja
10. Adanya stigma deskriminasi dari masyarakat
Broken Home
Broken Home adalah suatu kondisi keluarga yang mengalami permasalahan atau
konflik sehingga mengakibatkan keretakan dan ketidakharmonisan dalam hubungan
Keluarga.

Faktor penyebab :
1. Sikap egosentrisme
2. Kurang atau putus komunikasi diantara anggota keluarga terutama ayah dan ibu
3. Masalah pendidikan
4. Masalah kesibukan
5. Terjadinya konflik di lingkungan keluarga
6. Masalah ekonomi
7. Jauh dari agama
8. Kematian
Perceraian
Perceraian merupakan pemicu terjadinya
keluarga broken home

Menurut Save M. dagun perceraian juga bisa menjadi satu


satunya pilihan terbaik dan paling tepat bagi sebuah keluarga
yang senantiasa Mengalami konflik berkepanjangan.

Faktor yang mempengaruhi yaitu :


1. Faktor internal
 Beban psikologis ayah/ ibu yang berat seperti tekanan (stres)
 Sikap egositis dan kurang demokratis salah satu orang tua
 Kecurigaan suami/ istri bahwa pihak lain berselingkuh

2. Faktor Eksternal
 Campur tangan pihak ketiga dalam masalah keluarga terutama hubungan
suami-istri dalam bentuk issue-issue negatif
 Kebiasaan istri bergunjing di rumah orang lain yang brdampak pada
pertengkaran antara suami istri
 Karena adanya kebiasaan berjudi.
1. Strengths (Kekuatan)
• Seiring dengan perubahan sosial budaya, makna perkawinan pun telah mengalami perubahan, dan
perceraian dipandang sebagai suatu perbuatan yang wajar dan alamiah tanpa mempertimbangkan
akibat dan dampaknya.
• perceraian di Indonesia karena faktor ekonomi, kekerasan dalam rumah tangga, termasuk di
dalamnya perkawinan paksa dan perkawinan di bawah umur (Rais, 2014; Thalib & Lestari, 2017)

2. Weakneses (Kelemahan)
• menikah muda memiliki probabilitas bercerai yang lebih tinggi.
• pendapatan rendah bersama dengan tingkat pendidikan rendah
• Pada tingkat individu, istri dengan riwayat pernah berpartisipasi dalam angkatan kerja lebih mungkin
untuk mengajukan perceraian daripada istri yang tidak bekerja.

3) Opportunity (Peluang)
• komunikasi dengan baik dengan pasangan,menghargai pasangan dan memperlakukan pasangan
dengan baik,menghindari tindak kekerasan.
• Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan telah memberikan ketentuan
tentang perceraian, dan dalam setiap persidangan pengadilan berusaha untuk mendamaikan kedua
belah pihak.
4. Threats (Ancaman)
• Perceraian menjadi pilihan pasangan ketika pernikahan dinilai tidak berhasil
• Adanya perubahan dalam tingkat perceraian dikaitkan dengan perubahan peningkatan pendidikan,
perubahan partisipasi angkatan kerja perempuan, perubahan sifat dalam seleksi pasangan, perubahan
usia saat pernikahan, tingkat dukungan sosial bagi perempuan yang diceraikan, perubahan dalam
agama, dan hukum sipil yang mengatur perceraian serta perubahan harapan hidup.
Analisis SWOT :
1. Strengths (Kekuatan)
• Hak asuh anak menurut hukum di Indonesia menyebutkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
tentang Perlindungan Anak juga disebutkan hak dan kewajiban anak.
• Dampak positif anak yang mengalami broken home Yaitu, anak akan jauh lebih mandiri, lebih siap
untuk menghadapi rasa trauma dan stress, mampu bersikap dewasa atau lebih dewasa, serta mampu
menyesuaikan diri terhadap segala konflik yang terjadi.

2. Weaknesses (Kelemahan)
• Berkontribusi mendorong perilaku antisosial pada anak, menjadi anak nakal, agresif, suka berkata
dan berbuat kasar, berbohong, bahkan berkelahi dengan teman.
• Masalah lain yang timbul karena kasus Broken Home seperti masalah emosional (Rasa kehilangan,
sedih, bingung, takut, marah, semua bercampur aduk dirasakan oleh anak)

3. Opportunities (Peluang)
• Kurangnya keterbukaan dalam keluarga dalam menghadapi masalah
• Orangtua yang memiliki egoisme dan egosentrisme kerap bertikai satu sama lain.
• Ketidakmampuan untuk bisa berdamai pada diri sendiri
• Kurangnya waktu bersama dalam keluarga
4. Threats (Ancaman)
• Broken home sering kali mengalami masalah keuangan yang kurang stabil
• Kehilangan hak asuh pada anak
• Ancaman serius lain yang dialami anak broken home adalah separation anxiety syndrome (SAD)
atau gangguan kecemasan berpisah. SAD merupakan suatu kondisi di mana seorang anak menjadi
sangat takut dan cemas kehilangan figur penting dalam hidupnya, yang dalam hal ini adalah ayah
dan ibu mereka.
Kekerasan Dalam
Rumah Tangga
(KDRT)
Analisis SWOT dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Indonesia adalah
sebagai berikut:

1) Kekuatan (Strengths):
• Undang-undang dan regulasi yang melindungi korban KDRT, seperti Undang-Undang No. 23 Tahun
2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga.
• Kesadaran masyarakat yang semakin meningkat mengenai pentingnya mengatasi KDRT
• Adanya jaringan organisasi non-pemerintah yang aktif dalam memberikan konseling, pendampingan,
dan perlindungan bagi korban kekerasan dalam rumah tangga.

2) Kelemahan (Weaknesses):
• Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang tanda-tanda dan dampak KDRT
• Rendahnya kesadaran masyarakat untuk melaporkan kasus KDRT Keterbatasan sumber daya manusia
yang memiliki keterampilan dan pengetahuan dalam menangani kasus KDRT

3) Peluang (Opportunities):
• Peningkatan akses masyarakat melaporkan kasus kekerasan dalam rumah tangga secara anonim.
• Pelibatan masyarakat melalui pendidikan, sosialisasi, dan pembentukan kelompok dukungan
masyarakat.
• Kolaborasi dengan organisasi non-pemerintah dan lembaga swadaya untuk memberikan pendidikan
tentang tanda-tanda dan dampak KDRT melalui program advokasi dan pelatihan.

4. Ancaman (Threats):
• Adanya stigma dan ketakutan bagi korban untuk melaporkan kekerasan dalam rumah tangga, terutama
akibat tekanan sosial dan ancaman dari pelaku.
• Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya melibatkan diri dalam melawan kekerasan
dalam rumah tangga.
• Faktor budaya dan norma sosial yang masih memandang remeh kasus kekerasan dalam rumah tangga
dan percaya bahwa kekerasan adalah "urusan pribadi".
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai