Anda di halaman 1dari 34

KESULITAN BELAJAR

Noni Darmawati Sukmaretny Pratiwi, S.Psi.


BELAJAR…………?
BELAJAR...........

Menurut Suryabrata (Irham dan Wiyani, 2013:118), definisi belajar


mencakup beberapa point penting sebagai berikut :
1. Proses belajar selalu membawa perubahan perilaku, baik kognitif,
afektif, maupun psikomotorik.
2. Pada dasarnya yang dimaksud perubahan tersebut adalah proses
mendapatkan kecakapan atau keterampilan baru.
3. Adanya perubahan tersebut karena dilakukan secara sadar dan
penuh usaha.

Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan yang


terjadi pada individu yang mencakup perubahan perilaku dan
keterampilan.
KeSULITAN
BELAJAR…….?
Kesulitan Belajar……

Rumini dkk (Irham dan Wiyani, 2013:254) mengemukakan


bahwa kesulitan belajar merupakan kondisi saat siswa
mengalami hambatan-hambatan tertentu untuk mengikuti
proses pembelajaran dan mencapai hasil belajar secara
optimal.

Kesulitan belajar adalah hal-hal atau gangguan yang


mengakibatkan kegagalan atau setidaknya menjadi
gangguan yang dapat menghambat kemajuan belajar.
(Hamalik,, 1983:112).

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa


kesulitan belajar merupakan hambatan yang dialami oleh
siswa dalam proses belajar yang menyebabkan siswa
mendapatkan hasil yang kurang optimal dalam proses
belajarnya.
KESULITAN MEMBACA DAN PENANGGULANGANNYA

Kesulitan Membaca

Faktor-Faktor Penyebab Penanggulangan Kesulitan


Kesulitan Membaca Asessment Membaca

1. Strategi Peningkatan Pengenalan Kata dan Membaca Lancar


a. Phonic Method
b. Basal Readers
1. Faktor Fisik c. Motode Distar

2. Faktor Psikologis 2. Program Membaca Khusus Remidial


d. Fernald Techinique
e. Metode Gillingham-Stillman
3. Foktor Sosial- Ekonomi f. Metode Hegge krik-krik
g. Neurological Impress

4. Faktor Penyelenggaraan 3. Peningkatan Kemampuan Pemahaman Isi Bacaan


Pendidikan yang kurang a. Penggunaan Buku Dongeng/Crita
tepat. b. Strategi Pengalaman Bahasa
c. Strategi Kognitif
d. Strateri KWL

4. . Brain Gym
5. ABA
Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Membaca

1. Fakator Fisik

a. Kesulitan Visual,
Kesulitan persepsi visual sangat erat hubungannya dengan kesulitan
membaca. Persepsi visual meliputi berikut :
 Visua discrimination : kemampuan membedakan bentuk satu
benda dengan benda lain.
 Figure-ground : membedakan gambar objek dengan latar
 Visual closer : kemampuan menemukan bagian yang hilang
 Spatial relationship : kemampuan individu untuk menentukan
posisi objek dari lingkungannya, seperti atas-bawah, kiri-
kanan, muka-belakang, dalam-luar. Kesulitan ini
menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam menentukan
huruf b-d, p-q, m-n, u-n, w-m.
B. b. Kesulitan Auditori
 Auditory Diskrimination : kemampuan dalam membedakan bunyi-
bunyi yang didengar, termasuk bunyi-bunyi fonem (huruf). Kesulitan
ini menyebabkan anak tidak dapat membedakan bunyi –bunyi huruf
yang jelas seperti huruf m dapat dibaca n, huruf s dibaca z, huruf r
dibaca l, dll.
 Auditory Memory : kemampuan untuk menyimpan informasi yang
didengar dan mengingat kembali. Misalnya perintah, “tutup jendela,
buka pintu dan letakan buku diatas meja”. Apakah 3 perintas
tersebut dapat dilakukan dengan baik hal itu menandakan baiknya
auditory memory.

 Auditory Blending : kemampuan untuk menggabungkan fonem-


fonem tunggal yang didengar menjadi suatu kata bermakna.
c. Masalah Neurologis
Masalah ini berkaitan dengan mekanisme susunan syaraf pusat.
Khusus nya yang berkaitan dengan kemampuan membaca.

d. Dysleksia
Kondisi yang berkaitan dengan kemampuan membaca yang sangat
tidak memuaskan. Individu yang mengalami disleksia memiliki IQ
normal bahkan diatas normal, akan tetapi memiliki kemampuan
membaca 1 atau ½ tingkat dibawah Iqnya.
2. Faktor Psikologis

a. Faktor Emosi, kesulitan dalam mengendalikan emosi


b. Faktor Inteligensi, anak dengan tunagrahita mengalami kesulitan
membaca yang signifikan.
c. Faktor konsep diri, seperti perasaan bodoh atau tidak mampu dan
sebagainya.

3. Faktor Sosio-Ekonomi

Faktor yang menyebabkan keadaan rumah tidak kondusif untuk


belajar. Keadaan ini menyebabkan anak-anak yang berasal dari keluaga
ini mengalai pencapaian hasil belajar di bawah potensi yang dimiliki.
B. 4. Faktor Penyelenggaraan Pendidikan yang Kurang tepat
Berkaitan dengan hal-hal :
a. Harapan guru yang terlalu tinggi tidak sesuai dengan kemampuan anak
b. Pengelolaan kelas yang kurang efektif
c. Guru yang terlalu banyak mengkritik anak
d. Kurikulum yang terlalu padat sehingga hanya dapat dicapai oleh anak yang
kemampuan belajar tinggi.

Kesulitan memembaca dapat pula disebabkan oleh kombinasi dari berbagai


faktor tersebut diatas.
B. ASESSMENT
Assessment merupakan kegiatan yang dilakukan secara sistematis dalam
rangka mengumpulkan data yang diperlukan dalam menganalisis dan
menanggulangi kesulitan membaca yang dialamai individu yang berkesulitan
membaca. Sebelum assesment perlu didentifikasikan karekteristik anak yang
diperkirakan mengalami kesulitan membaca, diantaranya sebagai berikut :
1. Menunjukan kemampuna membaca yang rendah, dalam arti dibawah
potensi inteligensi yang dimiliki.
2. Kemampuan membaca atau pencapaian hhasil belajar membaca tidak
seimbang dengan usaha yang dilakukan. Dengan kata lain, berusaha
keras, tetapi hasilnya tidak memuaskan.
3. Lamabat dalam melakukan tugas-tugas membaca dan selalu tertinggal
dari teman-temannya dalam menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan
membaca.
4. Menunjukan tingkah laku tidak wajar, seperti pura-pura tidak mendengar
perintah membaca dari guru atau menentang, tidak mau melakukan
tugas membaca dsb.
5. Menunjukan gejala emosi yang kurang wajar, seperti murung, mudah
tersinggung, sedih atau mudah menyesal dll.
B. Alur Pelaksanaan Assesment Kesulitan Membaca

Pencapaian hasil membaca Menentukan alat asessment

Asesment Presepsi Asessment Formal Asessment Non Formal

Tentukan pada tingkat mana Asessment akan


dimulai

Tes membaca Pemahaman Tes Membaca Lisan

Tentukan Kondisi Persepsi

Tentukan Tingkat Kemampuan Membaca

Tentukan Kondisi Persepsi Tentukan Langkah-Langkah


Dengan Kesulitan Membaca Penanggulangan
Identifikasi Kesulitan
Belajar pada anak
Kesulitan Persepsi Visual
Ket
No Pernyataan

Ya Tdk
1  
Memutar Huruf (b/d ; p/q)  
2  
Membalik Huruf (u/n ; m/w)  
3  
Menguap ketika membaca  
4  
Huruf menjadi kabur & mengeluh mata gatal, sakit & berair  
5  
Kehilangan posisi kata atau baris yang dibca, mengulang atau menghilangkan kata atau baris  
6  
Urutan huruf atau kata dibaca terbalik (kepala/kelapa ; papi/pipa)  
7  
Menghapus kata secara berlebihan  
8  
Memutar kertas atau kepala ketika menulis/membaca  
9  
Tidak dapat menyalin kata atau kalimat dengan benar dan tepat  
10  
Tidak dapat mengenali objek atau kata jika sebagainnya tidak diperlihatkan  
11  
Tidak punya pengamatan mendetail  
12  
Mudah membaca huruf yang lebih besar atau dengan penandaan  
13  
Tidak mampu melihat hal utama dalam gambar tapi dapat mengenali detil  
14  
Siswa menulis terbalik, bila dilihat melalui cermin maka tulisan akan terbaca  
15  
Menulis angka terbalik (biasanya angka 2, 3, 4, 7, 8, 9)  
   
Jumlah  
Kesulitan Motor-Visual

Ket
No Pernyataan

Ya Tdk
1  
Menabrak benda & mengijak benda dari pada melewati  
2  
Tidak dapat mewarnai diantara dua garis  
3  
Tulisan tidak sebaris, diatasnya, dibawahnya, atau memotong  
4  
Tidak dapat menggunting secara lurus  
5  
Tidak dapat mewarnai, warna menggumpal & melewati batas gambar  
6  
Bentuk kalimatnya aneh dan tidak biasa  
7  
Tulisan buruk dan sulit dibaca  
8  
Memegang pensil terlalu keras atau kuat  
9  
Jarak antara huruf tidak rata, bertumpuk atau tidak ada jarak diantarnya akan mempunyai kesulitan pekerjaan dengan kolom lurus untuk
 
angka

10  
Siswa menulis terbalik, bila dilihat melalui cermin maka tulisan akan terbbaaca  
11  
Menulis angka terbalik (biasanya angka 2, 3, 4, 7, 8, 9)  
   
Jumlah  
Kesulitan Koordinasi Spasial

Ket

No Pernyataan

Ya Tdk

1  
Hilang arah walaupun dalam situasi yang telah dikenal (sekolah,rumah)  

2  
Kaku & canggung sehingga gerakannya cenderung menyebabkan kecelakaan  

3  
Tidak dapat bermain tali, melompat, memukul, atau menangkap bola  

4  
Sangat bimbang dengan arah (kiri/kanan ; atas/bawah ; sebelum/sesuah)  

5  
Tidak teratur, seperti kehilangan barang atau meja belajar yang berantakan  

6  
Menjatuhkan pensil berulang-ulang, jatuh dari kursi  

   
Jumlah  
Kesulitan Presepsi Auditory

Ket
No Pernyataan

Ya Tdk

1  

Tidak dapat memperoses percakapan secara normal, tetapi bisa memahami bila informasi diulang secara perlahan  

2  
Tidak dapat membedakan bunyi (b/d ; f/v)  

3  
Tidak dapat memperkirakan darimana suara berasal  

4  
Tidak dapat mengenali suara yang umum serta sumber suara  

5  
Tidak dapat menyaring/memilih suara yang berbunyi secara bersamaan  

6  
Salah mengeja kata  

   
Jumlah  
Kesulitan Daya Ingat

Ket
No Pernyataan

Ya Tdk
1  
Tidak dapat mengingat apa yang baru saja dilihat  
2  
Tidak dapat mengingat apa yang baru saja didengar  
3  
Bila menyalin, hanya bisa mengingat satu huruf & harus kembali melihat buku setiap selesai menulis satu huruf  

4  
Penglihatan atas kosakata buruk & sulit mengenal kata  
5  
Penangkapan & ekspresi atas kosakata sangat terbatas, tidak dapat mngingat nama benda-benda yang umum, biasanya kesalahan pada
 
semantic & sintak

6  
Lambat mengingat puisi/taks walaupun kadang diulang berkali-kali  
7  
Terlihat seperti mengetahui suatu hal atau kejadian pada suatu waktu, tapi lupa pada saat berikutnya  

8  
Membuat kesalahan yang sama cexara berulang-ulang & tidak mengambil pelajaran dari pengalaman tersebut.  

9  
Lamban dalam membiasakan diri untuk memberi jarak pada kata, tanda baca dan sebagainya.  
10  
Sukar untuk menuangkan pikirannya secara tertulis  
11  
Nilai pengetahuan umumnya rendah, sukar mengambil informasi yang tidak bisa didengar  
   
Jumlah  
Kesulitan Pemahaman Konsep

Ket
No Pernyataan

Ya Tdk
1 Tidak dapat membaca dituasi sosial, tidak dapat memahami bahasa tubuh (orang sedang marah dianggap bercanda)    
2  
Tidak mampu belajar dari suatu situasi/keadaan su situasi laian tanpa seseorang yang membimbingmya (salah mengeja kata yang sbelumnya telah
 
diuji kepada anak dengan benar)
3 Tidak dapat menarik kesimpulan & sukar membuat prediksi    
4 Tidak dapat melihat perbedaan yang sangat tipis pada dua hal    
5 Tidak mengetahui hubungan tentang waktu & konsep waktu (lambat/cepat)    
6 Tidak dapat memahami arti pada kata yang dibaca    
7 Tidak dapat menghubungkan perbuatan dengan konsekuensi    
8 Imajinasi rendah, tidak dapat membuat puisi atau cerita    
9 Tidak mempunyai rasa humor, tidak paham lelucon atau sindiran    
10 Cenderung tidak memiliki ekspresi (datar)    
11 Lambat merspon    
12 Jawaban yang diberikan aneh atau ganjil, atau jawaban benar namun disampaikan dengan cara yang aneh atau ganjil    
13 Tidak dapat berfikir runtut, sekuensial & logis    
14 Tidak memahami konsep seperti cantik atau berani    
15  
Sukar dalam menyusun kalimat (kata-kata campur aduk, semuanya tercakup tetapi urutannya salah)  

16 Lambat dalam menyerap ide baru, seperti menempatkan nilai, lebih atau kurang, melingkari lingkaran.    
17 Sangat mudah percaya ( mudah dibohongi)    
  Jumlah    
PENANGGULANGA
N KESULITAN
MEMBACA
B.Lener (1988) dan Zipprich Mary Ann serta
Stephane (2009) mengelompokan strategi
penanggulangan kesulitan membaca kedalam
dua kelompok, yaitu :

1. Strategi yang bertujuan untuk


meningkatkan kemampuan pengenalan dan
membaca lacar.
2. Strategi yang bertujuan meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman.
Strategi yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
pengenalan dan membaca lancar

1. Phonic Method (Metode Menyebutkan Suara Huruf)

 B,A,L,O,N : Anak diminta untuk menyebutkan suara dari huruf-huruf


tesebut.
 b,a,l,o,n : Anak diminta meyebutkan suara huruf-huruf krcil tesebut
 Anak diminta untuk membaca kartu gambar yang bertuliskan bola
 Anak diminta menyebutkan nama benda-benda yang dimulai dari huruf B
 Anak diminta menempelkan kata-kata yang sesuai dengan nama benda yang
ada dalam gambar.
2. Basal Reader (Membaca Awal)
Serangkaian aktifitas membaca yang dilakukan anak setelah ia mengenal dan
memahami berbagai bentuk huruf dan berbagai rangkaian variasi gabungan
huruf memnjadi berbagai kata. Kegiatan ini dilakukan menggunakan bantuan
buku. Dimana tingkatan kesukaran buku-buku disesuaikan dengan tingkatan
kelas.
Pengembangan kemampuan kosakata dapat dilakukan dengan langkah-
langkah :
1. Penyajian kata yang mengandung konsep konkrit, seperti buku, buah, adik
dll
2. Penyajian kata yang mengandung konsep abstrak, seperti angkasa, langit,
bumi dll
3. Penyajian kata yang mengandung konsep lebih dari satu. Seperti kata BISA
dapat diartikan sebagai kemampuan dan bisa dapat diartikan sebagai zat
yang berbahaya. Contoh dalam kalimat. “Ani bisa membaca” atau “bisa ular
mematikan”
3. Program Membaca dengan Metode Distar
Pergram membaca ini menggunakan 2 buku yaitu buku I dan buku II.
Dalam pelaksanaannya menitik beratkan pada latihan dan pengulangan.
Materi yang dimuat dalam buku tersebut meliputi bahasa, matematika
dan membaca.
Langkah-langkah sebagi berikut :
1. Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil
2. Kegiatan dilakukan selama 30 menit dan dilakukan 5 kali dalam
seminggu.
3. Tingkatan penguasaan kata siswa di evaluasi dengan menggunakan
penilaian acuan patokan. Apabila anak belum menunjukan
kemampuan seperti yang diharapkan, maka anak tersebut dimasukan
kedalam program khusus.
4. Program membaca distar mengguakan pendekatan menggabungkan
huruf yang dibunyikan satu per satu dan dirangkai menjadi kata. Oleh
karena itu kemampuan mendengar dan menggabungkan bunyi suara
huruf menjadi kata merupakan hal yang penting.
B. Strategi yang bertujuan meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman

1. Menggunakan Buku Dongeng/Cerita


Buku dongeng adalah buku yang berisikan berbagai cerita yang telah
diceritakan berulang kali, seperti cerita rakyat, cerita putri dan pangeran,
cerita tukang sihir,dll. Untuk dapat buku dongeng ini meningkatkan
kemampuan dalam memahami isi bacaan dapat diajukan berbagai
pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita yang dibaca.

2. Strategi Pengalaman Bahasa


Suatu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemapuan membaca
pemahaman. Aktifitas yang dilakukan seperti guru menanyakan pengalaman-
pengalaman nyata yang dialamai siswa scara langsung dan meminta anak
menceritakannya. Selanjutnya anak diminta untuk menuliskannya kedalam
tulisan dalam bentuk cerita. Semakin baik kemampuan anak dalam
menulsikan pengalaman-pengalamannya maka semakin baik pula kemapuan
anak memahami isi bacaan.
3. Strategi Kognitif
Untuk dapat menstimulus kegiatan kognitif anak guru
memberiakan beberapa pertanyaan seperti :
a. Apa pendapatmu tetang isi bacaan yang dibaca?
b. Mengapa Anda berpendapat demikian?
c. Apakah bukti-bukti yang dapat mendukung pendapat Anda
tersebut?
Peberapan strategi kognitif dalam membaca pemahaman
meningkatkan kemampuan berfikir kritis anak, khususnya dalam
memahami isi bacaan.
4. Staretgi KWL
Teknik peningkatan keampuan membaca pemahaman melalui
kegiatan membaca buku-buku pelajaran.
Langkah-langkah sebgai berikut :
a. K : What I Know, anak berfikir tentang pengetahuan yang telah
dimilikinya sehubungan dengan buku pelajaran yang teah
dibacanya.
b. W : What I Want to find out, anak berfikir dan mencatat tentang hal-
hal yang ingin diketahuinya dari buku pelajaran yang dibacanya.
c. L : What I Learn, anak membaca dalam hati buku pelajaran yang
dibacanya dan mencatat hal-hal yang dapat dipelajarinya melalui
buku pelajaran yang dibacanya.
Program Membaca Khusus kelas Remidial

1. Metode Fernald Tchnique


 Fase Pertama

 Guru menuliskan kata-kata yang dipilih oleh anak tanpa menghiraukan sulit atau mudahnya
kata tersebut diatas selembar kertas besar bergaris dengan menggunakan krayon atau
sepidol. Setelah itu, anak diminta melakukan penelusuran bentuk tulisan dari kata-kata yang
telah ditulis guru dengan jarinya (tracing) sambil menyebutkan kata-kata tersebut. Perabaan
ini dilakukan berulang-ulang sampai siswa yang berkesulitan belajar membaca tulisan
tersebut dapat menuliskannya dikertas lain tanpa meliahat contoh yang telah dibuat guru.
Apabila siswa telah memahami sejumlah kata, berarti ia telah mulai membaca dan menulis.

 Guru menuliskan kalimat-kalimat pendek yang dirangkai menjadi cerita pendek. Apabila
diperlukan, siswa boleh melakukan perabaan seperti yang dilakukan sebelumnya. Perabaan
ini dapat dilakukan berulang-ulang sampai ia dapat menuliskan cerita pendek yang ditulis
guu tersebut pada kertas lain.
 Fase Kedua
 Guru membuat kalimat-kalimat pendek berdsarkan variasi dari kata-kata yang telah
dipelajari oleh anak pada fase pertama. Oleh sebab itu, siswa tidak perlu lagi melakukan
perabaan, ia cukup melihat kalimat-kaliamat pendek tersebut dan menulisnya di kertas laian.
Proses ini dilakukan berulang-ulang. 

 Fase Ketiga
 Dalam Fase ini, siswa mempelajari kata-kata atau kalimat pendek dari tulisan yang tercetak
di atas kertas. Pada fase ini, siswa tidak lagi melakukan perabaan, ia cukup memperhatikan
tulisan tersebut dan menuliskannya berdasarkan ingatan.

 Fase Keempat
 Dalam fase ini, siswa telah mampu membaca paragraph-paragraf yang dirangkai
berdasarkan kalimat-kaliamat atau kata-kata yang telah di pelajarinya. Oleh sebab itu, ia
diharapkan sudah mampu mengidentifikasikan kata-kata baru dan mempelajari kata-kata
tersebut. Dalam fase ini, ia tidak perlu lagi mengucapkan kata-kata yang dibacanya, ia cukup
melakukan kegiatan membaca didalam hati.
2. Metode Gillingham-Stillman

 Menyajikan cerita yang di sajikan secara lisan


 Membaca gambar yang mengandung cerita yang telah disajikan secara lisan
 Setelah anak mampu membaca cerita dalam gambar maka mulai menuliskan huruf-huruf yang
terkandung pada cerita dalam gambar, dengan langkah-lankah :

a. Huruf-huruf disajikan sebagai keyword, seperti huruf b di sajikan dalam konteks buku.
b. Gunakan kartu huruf untuk melatih huruf. Dengan huruf kapital dan kecil diatas di tengah
gambar dan di bawah bei keterangan gambar dengan awalan huruf diatas
c. Siswa dilatih membedakan bunyi vocal dan konsonan. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan kartu huruf.
d. Proses ini dilakukan berulang
e. Memadukan bunyi huruf menjadi kata, Apabila siswa telah memplajari kurang lebih dari
sepuluh bunyi huruf maka langkah selanjutnya, ia diminta untuk memadukan berbagai bunyi
huruf trsebut menjadi kata yang mengandung arti. Proses ini dilakukan dengan bantuan kartu
huruf dan kartu kata. Kartu huruf dan kartu kata berwarna akan lebih menarik perhatian anak.
f. Setelah siswa dapat melakukan kegiatan tersebut, maka dengan menggunakan kartu kata, anak
diminta mengarang cerita pendek dan membacanya secara lisan yang dilanjutkan dengan
membaca didalam hati.
3. Metode Hagge Krik-Krik

Metode ini diutamakan untuk meneliti kemampuan auditori siswa dengan jalana
memadukan bunyi huruf, menuliskan perpaduan bunyi huruf menjadi kata lalu
menyebutkan kata tersebut. Langkah selanjutnya adalah menunjukan kata pada
anak dan menyuruh anak menyebutkan bunyi huruf yang ada dalam kata tersebut.
Selanjutnya anak diminta menuliskan kata tersebut diatas kertas.

4. Neurologikal Impress
metode yang dirancang untuk membantu anak yang mengalami kesulitan membaca
berat. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Guru dan siswa berkesulitan membaca duduk berhadapan sambil membaca.
b. Suaru guru dibisikan ketelinga siswa
c. Guru dan siswa menunjuk pada kalimat yang dibaca oleh guru.
d. Dalam kondisi tertentu, guru membaca lebih cepat atau sebaliknya lebih lambat.

Guru menyiapkan bahan bacaan secara khusus dan tidak menekankan pada latihan
fonem, pengenalan kata, dan isi bacaan. Tujuannya adalah untuk membiasakan
anak membaca secara otomatis. Metode ini akan lebih efektif jika dikombinasikan
dengan metoe membaca pengulangan (repeated reading).
Tekhnik brain gym
Tekhnik applied
behavior analisis (aba)

Anda mungkin juga menyukai