Kesulitan Belajar
Kesulitan Belajar
Kesulitan Membaca
4. . Brain Gym
5. ABA
Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Membaca
1. Fakator Fisik
a. Kesulitan Visual,
Kesulitan persepsi visual sangat erat hubungannya dengan kesulitan
membaca. Persepsi visual meliputi berikut :
Visua discrimination : kemampuan membedakan bentuk satu
benda dengan benda lain.
Figure-ground : membedakan gambar objek dengan latar
Visual closer : kemampuan menemukan bagian yang hilang
Spatial relationship : kemampuan individu untuk menentukan
posisi objek dari lingkungannya, seperti atas-bawah, kiri-
kanan, muka-belakang, dalam-luar. Kesulitan ini
menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam menentukan
huruf b-d, p-q, m-n, u-n, w-m.
B. b. Kesulitan Auditori
Auditory Diskrimination : kemampuan dalam membedakan bunyi-
bunyi yang didengar, termasuk bunyi-bunyi fonem (huruf). Kesulitan
ini menyebabkan anak tidak dapat membedakan bunyi –bunyi huruf
yang jelas seperti huruf m dapat dibaca n, huruf s dibaca z, huruf r
dibaca l, dll.
Auditory Memory : kemampuan untuk menyimpan informasi yang
didengar dan mengingat kembali. Misalnya perintah, “tutup jendela,
buka pintu dan letakan buku diatas meja”. Apakah 3 perintas
tersebut dapat dilakukan dengan baik hal itu menandakan baiknya
auditory memory.
d. Dysleksia
Kondisi yang berkaitan dengan kemampuan membaca yang sangat
tidak memuaskan. Individu yang mengalami disleksia memiliki IQ
normal bahkan diatas normal, akan tetapi memiliki kemampuan
membaca 1 atau ½ tingkat dibawah Iqnya.
2. Faktor Psikologis
3. Faktor Sosio-Ekonomi
Ya Tdk
1
Memutar Huruf (b/d ; p/q)
2
Membalik Huruf (u/n ; m/w)
3
Menguap ketika membaca
4
Huruf menjadi kabur & mengeluh mata gatal, sakit & berair
5
Kehilangan posisi kata atau baris yang dibca, mengulang atau menghilangkan kata atau baris
6
Urutan huruf atau kata dibaca terbalik (kepala/kelapa ; papi/pipa)
7
Menghapus kata secara berlebihan
8
Memutar kertas atau kepala ketika menulis/membaca
9
Tidak dapat menyalin kata atau kalimat dengan benar dan tepat
10
Tidak dapat mengenali objek atau kata jika sebagainnya tidak diperlihatkan
11
Tidak punya pengamatan mendetail
12
Mudah membaca huruf yang lebih besar atau dengan penandaan
13
Tidak mampu melihat hal utama dalam gambar tapi dapat mengenali detil
14
Siswa menulis terbalik, bila dilihat melalui cermin maka tulisan akan terbaca
15
Menulis angka terbalik (biasanya angka 2, 3, 4, 7, 8, 9)
Jumlah
Kesulitan Motor-Visual
Ket
No Pernyataan
Ya Tdk
1
Menabrak benda & mengijak benda dari pada melewati
2
Tidak dapat mewarnai diantara dua garis
3
Tulisan tidak sebaris, diatasnya, dibawahnya, atau memotong
4
Tidak dapat menggunting secara lurus
5
Tidak dapat mewarnai, warna menggumpal & melewati batas gambar
6
Bentuk kalimatnya aneh dan tidak biasa
7
Tulisan buruk dan sulit dibaca
8
Memegang pensil terlalu keras atau kuat
9
Jarak antara huruf tidak rata, bertumpuk atau tidak ada jarak diantarnya akan mempunyai kesulitan pekerjaan dengan kolom lurus untuk
angka
10
Siswa menulis terbalik, bila dilihat melalui cermin maka tulisan akan terbbaaca
11
Menulis angka terbalik (biasanya angka 2, 3, 4, 7, 8, 9)
Jumlah
Kesulitan Koordinasi Spasial
Ket
No Pernyataan
Ya Tdk
1
Hilang arah walaupun dalam situasi yang telah dikenal (sekolah,rumah)
2
Kaku & canggung sehingga gerakannya cenderung menyebabkan kecelakaan
3
Tidak dapat bermain tali, melompat, memukul, atau menangkap bola
4
Sangat bimbang dengan arah (kiri/kanan ; atas/bawah ; sebelum/sesuah)
5
Tidak teratur, seperti kehilangan barang atau meja belajar yang berantakan
6
Menjatuhkan pensil berulang-ulang, jatuh dari kursi
Jumlah
Kesulitan Presepsi Auditory
Ket
No Pernyataan
Ya Tdk
1
Tidak dapat memperoses percakapan secara normal, tetapi bisa memahami bila informasi diulang secara perlahan
2
Tidak dapat membedakan bunyi (b/d ; f/v)
3
Tidak dapat memperkirakan darimana suara berasal
4
Tidak dapat mengenali suara yang umum serta sumber suara
5
Tidak dapat menyaring/memilih suara yang berbunyi secara bersamaan
6
Salah mengeja kata
Jumlah
Kesulitan Daya Ingat
Ket
No Pernyataan
Ya Tdk
1
Tidak dapat mengingat apa yang baru saja dilihat
2
Tidak dapat mengingat apa yang baru saja didengar
3
Bila menyalin, hanya bisa mengingat satu huruf & harus kembali melihat buku setiap selesai menulis satu huruf
4
Penglihatan atas kosakata buruk & sulit mengenal kata
5
Penangkapan & ekspresi atas kosakata sangat terbatas, tidak dapat mngingat nama benda-benda yang umum, biasanya kesalahan pada
semantic & sintak
6
Lambat mengingat puisi/taks walaupun kadang diulang berkali-kali
7
Terlihat seperti mengetahui suatu hal atau kejadian pada suatu waktu, tapi lupa pada saat berikutnya
8
Membuat kesalahan yang sama cexara berulang-ulang & tidak mengambil pelajaran dari pengalaman tersebut.
9
Lamban dalam membiasakan diri untuk memberi jarak pada kata, tanda baca dan sebagainya.
10
Sukar untuk menuangkan pikirannya secara tertulis
11
Nilai pengetahuan umumnya rendah, sukar mengambil informasi yang tidak bisa didengar
Jumlah
Kesulitan Pemahaman Konsep
Ket
No Pernyataan
Ya Tdk
1 Tidak dapat membaca dituasi sosial, tidak dapat memahami bahasa tubuh (orang sedang marah dianggap bercanda)
2
Tidak mampu belajar dari suatu situasi/keadaan su situasi laian tanpa seseorang yang membimbingmya (salah mengeja kata yang sbelumnya telah
diuji kepada anak dengan benar)
3 Tidak dapat menarik kesimpulan & sukar membuat prediksi
4 Tidak dapat melihat perbedaan yang sangat tipis pada dua hal
5 Tidak mengetahui hubungan tentang waktu & konsep waktu (lambat/cepat)
6 Tidak dapat memahami arti pada kata yang dibaca
7 Tidak dapat menghubungkan perbuatan dengan konsekuensi
8 Imajinasi rendah, tidak dapat membuat puisi atau cerita
9 Tidak mempunyai rasa humor, tidak paham lelucon atau sindiran
10 Cenderung tidak memiliki ekspresi (datar)
11 Lambat merspon
12 Jawaban yang diberikan aneh atau ganjil, atau jawaban benar namun disampaikan dengan cara yang aneh atau ganjil
13 Tidak dapat berfikir runtut, sekuensial & logis
14 Tidak memahami konsep seperti cantik atau berani
15
Sukar dalam menyusun kalimat (kata-kata campur aduk, semuanya tercakup tetapi urutannya salah)
16 Lambat dalam menyerap ide baru, seperti menempatkan nilai, lebih atau kurang, melingkari lingkaran.
17 Sangat mudah percaya ( mudah dibohongi)
Jumlah
PENANGGULANGA
N KESULITAN
MEMBACA
B.Lener (1988) dan Zipprich Mary Ann serta
Stephane (2009) mengelompokan strategi
penanggulangan kesulitan membaca kedalam
dua kelompok, yaitu :
Guru menuliskan kata-kata yang dipilih oleh anak tanpa menghiraukan sulit atau mudahnya
kata tersebut diatas selembar kertas besar bergaris dengan menggunakan krayon atau
sepidol. Setelah itu, anak diminta melakukan penelusuran bentuk tulisan dari kata-kata yang
telah ditulis guru dengan jarinya (tracing) sambil menyebutkan kata-kata tersebut. Perabaan
ini dilakukan berulang-ulang sampai siswa yang berkesulitan belajar membaca tulisan
tersebut dapat menuliskannya dikertas lain tanpa meliahat contoh yang telah dibuat guru.
Apabila siswa telah memahami sejumlah kata, berarti ia telah mulai membaca dan menulis.
Guru menuliskan kalimat-kalimat pendek yang dirangkai menjadi cerita pendek. Apabila
diperlukan, siswa boleh melakukan perabaan seperti yang dilakukan sebelumnya. Perabaan
ini dapat dilakukan berulang-ulang sampai ia dapat menuliskan cerita pendek yang ditulis
guu tersebut pada kertas lain.
Fase Kedua
Guru membuat kalimat-kalimat pendek berdsarkan variasi dari kata-kata yang telah
dipelajari oleh anak pada fase pertama. Oleh sebab itu, siswa tidak perlu lagi melakukan
perabaan, ia cukup melihat kalimat-kaliamat pendek tersebut dan menulisnya di kertas laian.
Proses ini dilakukan berulang-ulang.
Fase Ketiga
Dalam Fase ini, siswa mempelajari kata-kata atau kalimat pendek dari tulisan yang tercetak
di atas kertas. Pada fase ini, siswa tidak lagi melakukan perabaan, ia cukup memperhatikan
tulisan tersebut dan menuliskannya berdasarkan ingatan.
Fase Keempat
Dalam fase ini, siswa telah mampu membaca paragraph-paragraf yang dirangkai
berdasarkan kalimat-kaliamat atau kata-kata yang telah di pelajarinya. Oleh sebab itu, ia
diharapkan sudah mampu mengidentifikasikan kata-kata baru dan mempelajari kata-kata
tersebut. Dalam fase ini, ia tidak perlu lagi mengucapkan kata-kata yang dibacanya, ia cukup
melakukan kegiatan membaca didalam hati.
2. Metode Gillingham-Stillman
a. Huruf-huruf disajikan sebagai keyword, seperti huruf b di sajikan dalam konteks buku.
b. Gunakan kartu huruf untuk melatih huruf. Dengan huruf kapital dan kecil diatas di tengah
gambar dan di bawah bei keterangan gambar dengan awalan huruf diatas
c. Siswa dilatih membedakan bunyi vocal dan konsonan. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan kartu huruf.
d. Proses ini dilakukan berulang
e. Memadukan bunyi huruf menjadi kata, Apabila siswa telah memplajari kurang lebih dari
sepuluh bunyi huruf maka langkah selanjutnya, ia diminta untuk memadukan berbagai bunyi
huruf trsebut menjadi kata yang mengandung arti. Proses ini dilakukan dengan bantuan kartu
huruf dan kartu kata. Kartu huruf dan kartu kata berwarna akan lebih menarik perhatian anak.
f. Setelah siswa dapat melakukan kegiatan tersebut, maka dengan menggunakan kartu kata, anak
diminta mengarang cerita pendek dan membacanya secara lisan yang dilanjutkan dengan
membaca didalam hati.
3. Metode Hagge Krik-Krik
Metode ini diutamakan untuk meneliti kemampuan auditori siswa dengan jalana
memadukan bunyi huruf, menuliskan perpaduan bunyi huruf menjadi kata lalu
menyebutkan kata tersebut. Langkah selanjutnya adalah menunjukan kata pada
anak dan menyuruh anak menyebutkan bunyi huruf yang ada dalam kata tersebut.
Selanjutnya anak diminta menuliskan kata tersebut diatas kertas.
4. Neurologikal Impress
metode yang dirancang untuk membantu anak yang mengalami kesulitan membaca
berat. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Guru dan siswa berkesulitan membaca duduk berhadapan sambil membaca.
b. Suaru guru dibisikan ketelinga siswa
c. Guru dan siswa menunjuk pada kalimat yang dibaca oleh guru.
d. Dalam kondisi tertentu, guru membaca lebih cepat atau sebaliknya lebih lambat.
Guru menyiapkan bahan bacaan secara khusus dan tidak menekankan pada latihan
fonem, pengenalan kata, dan isi bacaan. Tujuannya adalah untuk membiasakan
anak membaca secara otomatis. Metode ini akan lebih efektif jika dikombinasikan
dengan metoe membaca pengulangan (repeated reading).
Tekhnik brain gym
Tekhnik applied
behavior analisis (aba)